• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2016, hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2016, hlm"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

79 ISSN: 1829-5150

DAFTAR ISI

Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2016

UKURAN PERUSAHAN, JENIS OPINI AUDIT, UKURAN KAP,

UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN UKURAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

Sri Ambarwati, Kartika Nirwana Putri 79-85

KONSEP SOUL SHARE PADA PEMASARAN SYARI’AH

BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DI BANTEN Mulyadi 87-94

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA NAZHIR TUNAI YANG TERDAFTAR DI BADAN WAKAF INDONESIA: STUDI KASUS DI TABUNG WAKAF INDONESIA DAN YPI WAKAF AL AZHAR

Dede Dahlan, Mustafa Edwin Nasution 95-105

DETERMINAN NILAI PERUSAHAAN DENGAN TRANSPARANSI INFORMASI SEBAGAI PEMODERASI

Nilda Tartilla, Darmansyah, Choirul Anwar 107-117

PENERAPAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN) DAN PENDAPATAN MURABAHAH SERTA KINERJA KEUANGAN

PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN 2014 Muji Suhartini, Saiful Anwar 119-126

DANA PIHAK KETIGA, RASIO KECUKUPAN MODAL, PEMBIAYAAN BERMASALAH, DAN TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PEMBIAYAAN UMKM

Oki Irawan, Jafril Khalil, A Riawan Amin 127-133 STRATEGI PROMOSI DAN ALASAN MAHASISWA MEMILIH PROGRAM PERKUALIAHAN KARYAWAN PADA KONSULTAN PERGURUAN TINGGI (KPT) DI JAKARTA

Asriyal, Tito Siswanto, Yanti Budiasih 135-144

HARGA, BRAND IMAGE, DAN ATRIBUT PRODUK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BERBASIS ANDROID

(STUDI KASUS: MAHASISWA STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA) Siti Maryama, Yayat Sujatna 145-154

UKURAN PERUSAHAAN, JENIS OPINI AUDIT, UKURAN KAP,

UKURAN DEWAN KOMISARIS, DAN UKURAN KOMITE AUDIT

SERTA AUDIT DELAY PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG

LISTING

DI BURSA EFEK INDONESIA

Sri Ambarwati

Kartika Nirwana Putri

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pancasila E-mail: ambarwatisri69@gmail.com,

nirwanaputrikartika@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is to analyze impact of firm size, type of audit opinion, reputation of audit firm, board of commissioner’s size, and committee audit size either partially or simultaneously significant influence toward audit delay in Banking Industry that listed on Indonesian Stock Exchange. The research from 2011 until 2014. Sampling method that used is purposive judgement sampling method. Of the 41 companies that are trading at the Indonesian Stock Exchange from 2011 until 2014, there were 28 companies that meet the characteristics of the sample that have determined. Data used in this research is financial report from each firm that published in the website www.idx.co.id. Process of data analysis performed with the assumption classic, multiple regression analysis and hypothesis testing. The result in research show partially, firm size, reputation of audit firm, and board of commissioner’s size have significant toward audit delay. Where as type of audit opinion and committee audit size are not influence toward audit delay.

Kata Kunci: audit delay, firmsize, jenis opini audit, ukuran dewan komisaris

PENDAHULUAN

Selain faktor-faktor keandalan, relevan, mudah dipahami dan diperbandingkan, para investor juga membutuhkan faktor lain seperti faktor kecepatan dan ketepatan pada laporan keuangan (timeliness), informasi kinerja keuangan seperti pergerakan keuntungan/-kerugian (profit/loss) dari operasional peru-sahaan. Pelaksanaan proses audit yang sesuai dengan standar pekerjaan yang berlaku mem-butuhkan waktu yang relatif lama dalam proses penyelesaiannya hingga ditandatanganinya laporan audit.. Perbedaan waktu antara tanggal opini audit dengan laporan keuangan

mengin-dikasikan lamanya pelaksanaan proses audit yang dilakukan oleh auditor.

Kulzig (2004), Blancet (2002), dan Prickett (2002) dalam Rahardianto (2012) menyatakan untuk mengurangi report lag merupakan upaya membangun corporate governance yang baik. Konsep corporate governance timbul karena adanya keterbatasan dari teori keagenan dalam mengatasi masalah keagenan dan dapat di-pandang sebagai kelanjutan dari teori keagenan (Ariyoto et al., 2000). Corporate governance merupakan konsep untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dalam menjamin Jurnal Liquidity

(2)

mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal. Effendi (2005) menyim-pulkan adanya peranan komite audit dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini menginvestigasi dan mem-buktikan Total aset, jenis opini auditor, ukuran KAP, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit secara simultan mempengaruhi audit delay.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dari penelitain ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011- 2014. Jumlah sampel adalah 28 perusahaan selama 4 tahun. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria pe-milihan sampel yang akan diteliti adalah:

1. Perusahaan perbankan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2014 2. Perusahaan perbankan yang

mempublikasi-kan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2011-2014 secara berturut-turut 3. Perusahaan perbankan yang memiliki

laporan auditor independen

4. Perusahaan tidak memiliki seluruh data yang dibutuhkan untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit delay. Diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen

atas laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Variabel indenpenden terdiri dari:

1. Ukuran perusahaan (X1)

Ukuran Perusahaan diukur berdasarkan total assets/total aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan sampel dan digunakan sebagai tolok ukur skala perusahaan. Variabel ini diproksi dengan menggunakan logaritma.

2. Jenis Opini Auditor (X2)

Jenis pendapat auditor dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion di-beri kode 0 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 1.

3. Ukuran Kantor Akuntan Publik (X3)

Ukuran Kantor Akuntan Publik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Big Four diberi kode 0 dan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Non Big Four diberi kode 1.

4. Ukuran Dewan Komisaris (X4)

Dewan Komisaris sebagai salah satu mekanisme corporate governance pada penelitian kali ini menggunakan dummy variable diberi nilai 1 jika nilai skala total skor lebih dari sama dengan median, diberi nilai 0 jika lainnya. Skor yang digunakan dalam pengukuran dewan komisaris dihitung berdasarkan jumlah anggota (size) dewan komisaris diperusahaan tersebut. Menurut pasal 4 ayat 1 peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, jumlah anggota dewan komisaris minimal ber-jumlah 3 orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Kriteria penilaian: good apabila dewan komisaris akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder

dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diimplementasikan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan (Sam’ani, 2008).

Corporate governanace menjadi salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu peru-sahaan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Darmawati, et al., 2004).

Menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Trianto (2006)”Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbit-kannya laporan keuangan yang telah audit”.

Audit delay adalah rentang waktu penye-lesaian audit laporan keuangan tahunan, ukur berdasarkan lamanya hari yang di-butuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Dari sejumlah faktor-faktor yang mem-pengaruhi audit delay antara lain: pertama, ukuran perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang me-miliki aset yang lebih kecil. Mereka mempunyai argumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat.

Kedua, jenis opini auditor. Jenis Pendapat

Auditor menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Maret (2011) ada lima macam, yaitu: Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), Bahasa penjelasan Ditambahkan Dalam Laporan Auditor Bentuk Baku (Modified Unqualified Opinion), Pendapat wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion).

Ketiga, ukuran KAP. Definisi Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah “badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP The Big Four dan KAP Non-the Big Four.

Selain itu, audit delay erat kaitannya dengan corporate governance. Menurut Kulzig (2004), Blancet (2002), dan Prickett (2002), dalam Rahardianto (2012) berkurangnya report lag merupakan komponen dari corporategovernance yang baik. Abdelsalam dan Street (2007) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap corporate internet reporting timeliness. Dari pengujian yang dilakukan, terbukti bahwa board independence berpengaruh negatif secara signifikan terhadap CIR timeliness, sedangkan board experience berpengaruh positif secara signifikan CIR timeliness.

Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih di-tekankan pada fungsi monitoring dari imple-mentasi kebijakan direksi. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pe-megang saham. (Sam’ani, 2008).

(3)

81 mengawasi laporan keuangan, mengawasi

audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal. Effendi (2005) menyim-pulkan adanya peranan komite audit dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini menginvestigasi dan mem-buktikan Total aset, jenis opini auditor, ukuran KAP, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit secara simultan mempengaruhi audit delay.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dari penelitain ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011- 2014. Jumlah sampel adalah 28 perusahaan selama 4 tahun. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria pe-milihan sampel yang akan diteliti adalah:

1. Perusahaan perbankan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2014 2. Perusahaan perbankan yang

mempublikasi-kan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2011-2014 secara berturut-turut 3. Perusahaan perbankan yang memiliki

laporan auditor independen

4. Perusahaan tidak memiliki seluruh data yang dibutuhkan untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit delay. Diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen

atas laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Variabel indenpenden terdiri dari:

1. Ukuran perusahaan (X1)

Ukuran Perusahaan diukur berdasarkan total assets/total aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan sampel dan digunakan sebagai tolok ukur skala perusahaan. Variabel ini diproksi dengan menggunakan logaritma.

2. Jenis Opini Auditor (X2)

Jenis pendapat auditor dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion di-beri kode 0 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 1.

3. Ukuran Kantor Akuntan Publik (X3)

Ukuran Kantor Akuntan Publik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Big Four diberi kode 0 dan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Non Big Four diberi kode 1.

4. Ukuran Dewan Komisaris (X4)

Dewan Komisaris sebagai salah satu mekanisme corporate governance pada penelitian kali ini menggunakan dummy variable diberi nilai 1 jika nilai skala total skor lebih dari sama dengan median, diberi nilai 0 jika lainnya. Skor yang digunakan dalam pengukuran dewan komisaris dihitung berdasarkan jumlah anggota (size) dewan komisaris diperusahaan tersebut. Menurut pasal 4 ayat 1 peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, jumlah anggota dewan komisaris minimal ber-jumlah 3 orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Kriteria penilaian: good apabila dewan komisaris

(4)

sedangkan apabila nilai signifikansi F > 5%, maka variabel independen secara bersama – sama tidak mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan Tabel nilai signifikansi 0.000 < α

(0.05). maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ukuran perusahaan, jenis opini auditor, ukuran kantor akuntan publik, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit secara simultan berpengaruh terhadap audit delay. Informasi hasil uji sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Regresi

Variabel Koefisien Std. Eror Uji t Signifikansi Konstanta 197,139 28,916 6,818 0,000 Total Aset -3,915 0,997 -3,927 0,000 Ukuran KAP -9,827 3,688 -2,664 0,009 Jenis Opini 0,564 3,018 0,187 0,852 Dewan Komisaris -13,373 3,310 -4,039 0,000 Komite Audit 4,863 3,435 1,416 0,160 Uji F : 0,000 R : 0,683 R2 : 0,466 DW : 1,488 Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 2 di atas maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut:

Audit

Delay = 197.139 – 3.915(X1) – 9.827 (X2) + 0.564 (X3) – 13.373 (X4) + 4.863 (X5)

Hasil pengujian koefisien regresi menunjuk-kan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0.441 atau 44,1%. Jadi dapat dikatakan bahwa 44,1% audit delay dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, jenis opini auditor, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit. Sedangkan sisanya 45,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari analisis dan pengujian audit delay menunjukkan bahwa audit delay yang terjadi di Indonesia pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 – 2014 rata-rata adalah 63 hari dengan nilai

minimum 16 hari dan nilai maksimum 105 hari. Lamanya waktu yang diperlukan dalam penyampaian laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit rata-rata 27 hari lebih cepat dari peraturan OJK yaitu 90 hari dari tanggal tutup buku perusahaan.

Sedangkan dari hasil analisis dan pengujian faktor-faktor yang memengaruhi audit delay, maka pembahasan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran perusahaan diperoleh kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitia Indriyani (2012) dan Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Adinugraha (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunya pengaruh signifikan terhadap audit delay.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel jenis opini auditor diperoleh kesimpulan bahwa H0 diterima dan H2 ditolak, yang berarti Jenis Opini Auditor tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Januarty (2006) yang menyatakan bahwa jenis pendapat auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran kantor akuntan publik diperoleh kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima, yang berarti Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dinilai berdasarkan Big Four dan Non Big Four memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Che-Ahmad dan Kamarudin (2008), Rachmawati (2009), Utami (2006) dan Puspitasari (2012).

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran dewan komisari diperoleh perusahaan terdiri dari 5-10 orang anggota;

fair apabila dewan komisaris perusahaan terdiri dari 11-15 orang anggota; poor apabila dewan komisaris perusahaan terdiri dari >15 atau <5 orang anggota. Untuk setiap nilai good diberi nilai 3, fair diberi nilai 2, dan poor diberi nilai 1.

5. Ukuran Komite Audit (X5)

Komite audit sebagai salah satu mekanisme corporate governance skor yang digunakan dalam pengukuran komite audit dihitung berdasarkan jumlah anggota (size) dari komite audit yang ada diperusahaan itu sendiri. Berdasarkan ketentuan BEI dan Bapepam LK, jumlah anggota komite audit suatu perusahaan minimum adalah 3 orang. Kriteria penilaian good apabila jumlah anggota komite audit lebih dari 3 orang; fair apabila jumlah komite audit adalah 3 orang; poor apabila jumlah anggota komite audit kurang dari 3 orang. Untuk setiap nilai good diberi nilai 3, fair diberi nilai 2, dan poor diberi nilai 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan meng-gunakan sampel data keuangan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari www.idx.co.id selama tahun 2011-2014. Variabel penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, jenis opini audior, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit sebagai variabel bebas (independent variabel) dan audit delay sebagai variabel terikat (dependent variabel).

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Min Max Nilai Rata-Rata Std. Dev ADLAY 110 16 105 63,44 20,059 Total Aset 110 23,57 34,38 31,2475 1,81 Ukuran KAP 110 0 1 0,73 0,447 Jenis Opini 110 0 1 0,65 0,481 Dewan Komisaris 110 0 1 0,62 0,488 Komite Audit 110 0 1 0,75 0,432 Sumber: data diolah, 2016

Pada hasil uji asumsi klasik, diperoleh informasi bahwa data telah normal. hasil dari uji normalitas yang menunjukkan nilai 0.933 > 0.05. Jadi H0 diterima, yang artinya data residual berdistribusi normal. Demikian pula uji multikolinearitas yang menunjukkan bahwa data telah terbebas dari masalah tersebut.

Pada hasil uji autokorelasi, biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2011-2014, sehingga perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai asymptotic significant > α (0.05). (Ghozali, 2006). Berdasarkan nilai Asymp. Sig 0.180 yang artinya lebih besar dari nilai α (0.05). Dengan demikian, data yang digunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji regresi parsial diperoleh informasi bahwa Total Asset, Ukuran KAP dan Dewan Komisaris memiliki nilai signifikasi < α (0.05) yang artinya Total Asset, Ukuran KAP dan Dewan Komisaris memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay. Sedangkan untuk variabel Jenis Opini dan Komite Audit memiliki nilai signifikasi > α (0.05) yang artinya jenis opini dan komite audit tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit delay (Tabel 2).

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi secara simultan semua variabel independen terhadap variabel dependen dalam model regresi. Penelitian ini menggunakan level of significance atau α sebesar 5%. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah jika nilai signifikansi F < 5%, maka variabel independen secara bersama – sama dapat mempengaruhi variabel dependen,

(5)

83 sedangkan apabila nilai signifikansi F > 5%,

maka variabel independen secara bersama – sama tidak mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan Tabel nilai signifikansi 0.000 < α

(0.05). maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ukuran perusahaan, jenis opini auditor, ukuran kantor akuntan publik, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit secara simultan berpengaruh terhadap audit delay. Informasi hasil uji sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Regresi

Variabel Koefisien Std. Eror Uji t Signifikansi Konstanta 197,139 28,916 6,818 0,000 Total Aset -3,915 0,997 -3,927 0,000 Ukuran KAP -9,827 3,688 -2,664 0,009 Jenis Opini 0,564 3,018 0,187 0,852 Dewan Komisaris -13,373 3,310 -4,039 0,000 Komite Audit 4,863 3,435 1,416 0,160 Uji F : 0,000 R : 0,683 R2 : 0,466 DW : 1,488 Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 2 di atas maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut:

Audit

Delay = 197.139 – 3.915(X1) – 9.827 (X2) + 0.564 (X3) – 13.373 (X4) + 4.863 (X5)

Hasil pengujian koefisien regresi menunjuk-kan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0.441 atau 44,1%. Jadi dapat dikatakan bahwa 44,1% audit delay dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, jenis opini auditor, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit. Sedangkan sisanya 45,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari analisis dan pengujian audit delay menunjukkan bahwa audit delay yang terjadi di Indonesia pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 – 2014 rata-rata adalah 63 hari dengan nilai

minimum 16 hari dan nilai maksimum 105 hari. Lamanya waktu yang diperlukan dalam penyampaian laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit rata-rata 27 hari lebih cepat dari peraturan OJK yaitu 90 hari dari tanggal tutup buku perusahaan.

Sedangkan dari hasil analisis dan pengujian faktor-faktor yang memengaruhi audit delay, maka pembahasan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran perusahaan diperoleh kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitia Indriyani (2012) dan Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Adinugraha (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunya pengaruh signifikan terhadap audit delay.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel jenis opini auditor diperoleh kesimpulan bahwa H0 diterima dan H2 ditolak, yang berarti Jenis Opini Auditor tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Januarty (2006) yang menyatakan bahwa jenis pendapat auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran kantor akuntan publik diperoleh kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima, yang berarti Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dinilai berdasarkan Big Four dan Non Big Four memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Che-Ahmad dan Kamarudin (2008), Rachmawati (2009), Utami (2006) dan Puspitasari (2012).

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran dewan komisari diperoleh

(6)

dan Rasio Profitabilitas terhadap Audit delay pada Bank-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor X.K, 2011, Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Secara Berkala

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor X.K.6, 2006, Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik

Puspitasari, E., & Sari, A. N., 2012, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit delay) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 9(1), 31-42.

Rachmawati, S., 2009, Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan keuangan,10(1), PP-1.

kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H4 diterima, yang berarti ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardianto (2012) yang menyatakan bahwa efektivitas dewan komisaris yang dilihat dari size, independensi, aktivitas ataupun kompetensi memiliki pengaruh terhadap audit delay.

Hasil analisis data yang dilakukan pada variabel ukuran komite audit diperoleh kesimpulan bahwa H0 diterima dan H5 ditolak, yang berarti Ukuran Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Naimi, M., Nor, M., Rohami, S & Wan-Hussin, W.N. (2010).

Hasil analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H6 diterima, yang artinya Ukuran Perusahaan, Jenis Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Koiter Audit secara simultan berpengaruh terhadap audit delay.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ukuran perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap audit delay sedangkan Jenis Opini Auditor dan Ukuran Komite Audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk penelitian berikutnya dapat digunakan data yang lebih lama rentang waktunya untuk memberikan hasil yang lebih baik.

Untuk perusahaan yang mengalami audit delay lebih dari 90 hari, sebaiknya lebih memperhatikan pemilihan Kantor Akuntan Publik yang akan digunakan jasanya. Dan lebih mengutamakan untuk menggunakan Kantor Akuntan Publik The Big Four

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2006. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oelh Kantor Akuntan Publik edisi 3”. FEUI, Jakarta

Agoes, Sukrisno dan Jan Hoesada, 2009. “Bunga Rampai Auditing Jilid 1”. Salemba Empat, Jakarta

Arrens, Alvin A., et al., 2010. “Auditing & Assurance Service on Integrated Approach 13th edition”. Pearson Education, New Jersey

Boyton, William C., et al., 2006. “Modern Auditing 8th edition”. John Willey and Sons, Inc., New York

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang, Badan Penerbit UNDIP

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Penerbit Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Selemba Empat.

Iskandar, M. J., & Trisnawati, E. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(3), 175-186.

Kartika, A. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Dinamika Keuangan Dan Perbankan, 3(2).

Konrath, Larry, F, 2002. “Auditing: A Risk Analysis Approach 5th edition”. South Western

Naimi, M., Nor, M., Rohami, S., & Wan-Hussin, W. N. 2010. Corporate governance and audit report lag in Malaysia. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance, 6(2).

Panjaitan, Bestian 2010, Analisis Pengaruh Total Aktiva, Jenis Opini Auditor, Ukuran KAP

(7)

85 dan Rasio Profitabilitas terhadap Audit

delay pada Bank-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor X.K, 2011, Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Secara Berkala

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor X.K.6, 2006, Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik

Puspitasari, E., & Sari, A. N., 2012, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit delay) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 9(1), 31-42.

Rachmawati, S., 2009, Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan keuangan,10(1), PP-1.

(8)

KONSEP

SOUL SHARE

PADA PEMASARAN SYARIAH

BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DI BANTEN

Mulyadi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang

E-mail: moeljadi72@gmail.com

Abstract

The purpose of this study was to determine and analyze in depth the concept of soul share the marketing of Shariah BMT in Banten. The method used is descriptive qualitative with phenomenological approach. Phenomenological study tries to explain or reveal the meaning of a concept or phenomenon based on the experience of consciousness that occurs in some individuals. The samples were consist of 6 BMT in the province of Banten, namely: BMT Great Mosque of Serang, Pandeglang BMT BMT Darul Falah EL-STIEM Kota Tangerang. BMT Al-Qoryah Anyer Serang regency, BMT Bina Tijaroh Cilegon and BMT La-Syakka Lebak. The analysis technique used is to use interactive model. In the analysis model, there are three (3) components of the analysis, namely: data reduction, data display and conclusion. The results of this study revealed that the concept of soul share in marketing of Shariah BMT in Banten is: Honesty as a capital BMT in getting the trust of the public, and transparency. With customers increasingly believe in the sincerity of BMT, BMT at the boarding school does not have a human resources professional, because its organizer doubles as a cleric and lectures, while at BMT has been a professional market. BMT friendship is a strategy to mantain customers satisfaction and keep in touch with customers.

Kata Kunci: jujur, iklas, profesional, silaturahim.

PENDAHULUAN

Fenomena kelahiran Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Indonesia sudah digagas oleh Ikatan cendekiawan Muslim se-Indonesia sejak tahun 1995, dengan dibentuknya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). BMT dalam pemikiran Aziz (2008) merupakan lembaga usaha ekonomi kerakyatan yang dapat dan mampu melayani nasabah usaha kecil-mikro berdasarkan sistim bagi hasil dan jual beli dengan memanfaatkan potensi jaminan dalam lingkungan sendiri.

Dalam sejumlah penelitian tentang BMT seperti dikemukakan Aziz (2008), keberhasilan

pemasaran syariah di BMT, proses per-kembangannya ada beberapa BMT terbaik di Jawa Tengah seperti BMT Ben Taqwa Grobogan Purwodadi, BMT Bintaro Madani Demak, BMT Tumang Cipego Boyolali dan BMT Pekajangan Klaten. Terbukti bahwa BMT dapat menancap-kan eksistensinya karena mampu menjaga kepercayaan masyarakat.

Penelitian Adiwarman (2000) menemukan bahwa masalah ke-BMT-an tidak semata-mata masalah syariah yang tidak dimengerti oleh pengurus dan pengelola BMT, tetapi pengurus dan pengelola BMT juga tidak mengerti tentang konsep syari’ah dan mengelola bisnisnya juga tidak dimengerti, pemahaman tentang produk,

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

dari akad tabarru‟ kepada akad tIjarah .109 Namun, tidak dapat dipungkiri dalam kenyataan akad tabarru‟ sering digunakan untuk menjembatani atau memperlancar akad

pentingnya status hamil untuk menjadi ibu bagi masyarakat dan bagi diri sendiri. Walaupun kehamilan berikutnya dapat berhasil, bayi tersebut tidak seperti bayi yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Tahun 2020

Pemberian IAA menunjukkan pengaruh nyata terhadap saat muncul daun pertama pisang Raja bulu, Kultur jaringan, kemunculan daun terjadi setelah terbentuknya tunas pada

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu jenis pendekatan penelitian dalam ilmu sosial yang menggunakan paradigma alamiah, berdasarkan

14.Bentuk sapaan bahasa Banjar dalam menyebut anak dari Buyut terhadap Ego bila sudah menjadi orang tua menggunakan sapaan Intah sedangkan bentuk sistem sapaan bahasa

Melihat pentingnya simpang ini sebagai akses arus lalu lintas dan dengan mempertimbangkan hasil penelitian sebelumnya terkait adanya usulan perbaikan pada Simpang

Maka untuk meningkatkan keamanan penyimpanan data, otomatisasi penghitungan nilai test, serta kemudahan pemberian informasi penerimaan siswa baru diperlukan sebuah aplikasi