• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

52

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi

Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid

Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

Hj. ROSMAIDA, S.Pd

Guru SD Negeri 153 Pekanbaru

rosmaida_sukses@gmail.com

Abstrak

„Kemampuan berargumentasi merupakan kemampuan yang penting dikuasi oleh Murid sejak dini. Argumentasi digunakan dalam setiap kegiatan ilmiah baik tulis maupun lisan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah seperti: makalah, esai, dan laporan bercorak argumentasi. Dalam komunikasi lisan, tuturan bercorak argumentasi dipergunakan dalam diskusi, seminar, dan bertukar pendapat.

Dalam kehidupan sehari-hari, argumentasi diperlukan ketika memberikan tanggapan atas suatu hal, mengajukan atau menolak sebuah pendapat dengan sejumlah alasan yang mendasarinya‟.

Kata Kunci: Kemampuan, Argumentasi, Metode, Diskusi.

LATAR BELALANG

Argumentasi harus kontekstual artinya berhubungan dengan konteks yang didiskusikan atau tidak keluar dari kajian yang didiskusikan. Tidak mencampur-adukkan hal yang satu dengan hal yang lain yang tidak semestinya masuk dalam perdebatan. Seringkali ada orang yang “nyerocos” tanpa berpikir sebelum bicara. Berargumentasi dalam berdiskusi tidak lepas dari tiga hal, yaitu penyampaian gagasan/pendapat oleh penyaji, penyampaian sanggahan oleh peserta dan penyampaian dukungan juga oleh peserta. Pertama,

Penyampaian gagasan dalam berdiskusi dikatakan relevan jika tidak lepas dari upaya-upaya pemecahan masalah yang didiskusikan. Namun demikian, masalah sering perlu diletakkan salam suatu kerangka berpikir atau latar belakang sehingga masalah tersebut menjadi benar-benar bernilai untuk dipecahkan. Pemecahan masalah akan mendasar kalau di landasi pengetahuan yang mendalam tentang hakikat masalah termasuk sub-sub masalahnya secara detail, termasuk kajian yang mendalam tentang sebab/akibat dari masalah itu. Pemecahan masalah biasanya akan membawa

konsekuensi-konsekuensi dan bisa jadi menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu pemecahan masalah acap kali perlu dijelaskan konsekuensin-konsekuensinya, juga tentang langkah-langkah implementasinya agar tidak menimbulkan masalah baru. Dengan demikian, jika dalam suatu diskusi pembicaraan masih berkisar pada :latar belakang masalah, hakikat masalah, sebab akibat dari masalah, pemecahan masalah termasuk konsekuensi dan langkah implementasinya maka pembicaraan itu bisa dikatakan relevan. Kedua, Memberi tanggapan terhadap suatu gagasan bisa bersifat positif (mendukung, menyutujui, membenarkan), bisa juga bersifat negatif (menolak, menyanggah, mengkritik) dan ketiga, penyampaian dukungan. Kemampuan berargumentasi merupakan kemampuan yang penting dikuasi oleh Murid sejak dini. Argumentasi digunakan dalam setiap kegiatan ilmiah baik tulis maupun lisan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah seperti: makalah, esai, dan laporan bercorak argumentasi. Dalam komunikasi lisan, tuturan bercorak argumentasi dipergunakan dalam diskusi, seminar, dan bertukar pendapat. Dalam kehidupan sehari-hari, argumentasi diperlukan ketika memberikan

(2)

53 tanggapan atas suatu hal, mengajukan atau menolak sebuah pendapat dengan sejumlah alasan yang mendasarinya.

Dalam proses pembelajaran guru diharuskan dan memang harus menggunakan metodologi/metode pembelajaran. Ada banyak metode. Dalam perkembangan pendidikan, metode–metode pembelajaran sangatlah banyak dan beragam, apabila kita lihat dari perkembangan metode dalam pembelajaran sangat banyak sekali, seperti: Metode tanya jawab, ceramah, diskusi, demonstrasi/ eksperimen, pemberian tugas, kerja kelompok, sosio drama, bermain peran, karya wisata/dril latihan, sistem regu, problem solving, proyek dan lain–lain. Kesemua itu dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.129

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Bahkan di dalam Al–Quran semangat pembelajaran dengan metode diskusi bisa kita lihat dari surat An– Nahl:125, Yaitu: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:125).130

Metode diskusi merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang mana guru memberikan kesempatan kepada siswa

129 Zuharaini dkk. Metode Khusus Pendidikan

Agama. (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 83 – 112.

130 Departemen Agama RI, Al–Quran dan

Terjemahnya. (Bandung: Dipenogoro, 2007). Hal. 281

untuk mengadakan perbincangan ilmiah, mengemukakan pendapat dan menyusun kesimpulan atau menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah. Dari metode ini sangat mendukung terhadap peningkatan kemampuan berargumentasi murid.

Adapun judul penelitian ini yaitu „Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru‟.

KAJIAN TEORI

Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha”, berarti melalui, dan “Hadas” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya “jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.”131

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwa-darminta, bahwa metode adalah “cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.”132 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontem-porer pengertian metode adalah “cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya.133 Dalam metodologi pengajaran agama Islam pengertian metode adalah “suatu cara, seni dalam mengajar.”134

Sedangkan secara terminologi atau istilah, menurut Mulyanto Sumardi, bahwa metode adalah “rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas approach.”135

Selanjutnya H. Muzayyin Arifin mengatakan bahwa metode adalah

131

H. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara), 1987, h.97.

132 W. J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 1986, h. 649.

133 Peter Salim, et-al, Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer, (Jakarta: Modern English), 1991, h. 1126.

134 Ramayulis, Metodologi Pengaaran Agama

Islam, (Jakarta: Kalam Mulya), 2001, cet. ke-3, h. 107

135 Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing,

(3)

54 “salah satu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”136

Dari beberapa pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah “Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi.”137

Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S, diskusi pada dasarnya adalah “Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.138

Sedangkan menurut Zuhairini dkk., yang diaksud metode diskusi ialah “suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.”139 Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya

136 H. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Umum dan

Agama, (Semarang: PT. CV. Toha Putera), 1987, h. 90.

137 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., h.

740

138 Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S., Pembinaan

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,(Jakarta: Erlangga, 1991), Cet. Ke-2, h. 37

139 H. Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan

Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet. Ke-8, h. 89

sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik (alternatif terbaik). Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan cara untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, disebutkan bahwa diantara keunggulan metode diskusi adalah antara lain:

a. Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. b. Dapat menaikan prestasi kepribadian

individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.

c. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.

d. Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.

e. Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.

f. Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.140

Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar disebutkan bahwa kekurangan penggunaan metode diskusi antara lain:

a. Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

140 Armai Arief, pengatar ilmu dan metodologi

pendidikan islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 148-149.

(4)

55 b. Dalam diskusi menghendaki pembuktian

logis, yang tidak terlepas dari fakta-fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.

c. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.141

Berkenaan dengan argumentasi menurup terminologi; argumentasi adalah salah satu jenis engembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk [butuh rujukan] pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.

Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:

a. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.

b. Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.

c. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.142

PEMBAHASAN

1. Gambaran Peningkatan Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi berkenaan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan

141 Roetiyah N.K., strategi belajar mengajar,

(jakarta: bina aksara, 1988), cet. Ke-2, hal. 6

142

https://id.wikipedia.org/wiki/Argumentasi

Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru dapat digambarkan bahwa pada Siklus I aktivitas proses pembelajaran guru masih belum terlaksana secara profesional akan tetapi pada siklus II telah terlaksana dengan sangat baik. Begitu pula aktivitas proses pembelajaran siswa pada siklus I pertama belum terlaksana dengan baik akan tetapi pada siklus II dapat terlaksana dengan baik. Siklus I dilakukan untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan aktivitas baik guru maupun siswa. Sementara siklus II adalah perbaikan dari kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga secara rasional tentu akan didapati perbaikan dan peningkatan pada proses sebelumnya. Hal ini tergambar dari proses Silklus I – II dari aktivitas guru dan siswa di atas. Peningkatan yang didapati cukup signifikan.

2. Gambaran Peningkatan Aktivitas Murid Berdasarkan hasil observasi berkenaan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru dapat digambarkan peningkatan aktivitas siswa dari Siklus I – II yaitu:

NO AKTIVITAS MURID FREKUENSI SIKLUS I FREKUENSI SIKLUS II 1 Murid menjawab salam 37 37 2 Murid mendengarkan Orientasi dan Motivasi Guru 29 37 3 Murid Mendengarkan Materi yang Akan didiskusikan 21 37 4 Murid Membagi Kelompok Diskusi 18 37 5 Murid Mendengarkan Penyajian Materi Diskusi 5 30 6 Murid Mendiskusikan Materi Setiap Kelompoknya 2 30

(5)

56 7 Murid Memberikan Pendapat atau Sanggahan 2 30 8 Murid Mendengarkan Hasil Kesimpulan Materi 30 37 9 Siswa Menutup Pelajaran dengan Do‟a 37 37 JUMLAH MURID 181 312

Dari gambaran tabel di atas dapat terlihat bahwa pada point Murid Mendengarkan Penyajian Materi Diskusi dari 5 menjadi 30. Point Murid Mendiskusikan Materi Setiap Kelompoknya 2 menjadi 30 dan point Murid Memberikan Pendapat atau Sanggahan dari 2 menjadi 30 orang murid.

Hal ini terlihat ada peningkatan secara kuantitatif berkenaan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru dari Siklus I kepada Siklus II dengan perbandingan angka kuantitatif 181 menjadi 312

.

3. Gambaran Peningkatan Hasil Belajar Murid dalam Pembelajaran

Berdasarkan hasil evaluasi hasil belajar murid berkenaan dengan Upaya

Meningkatkan Kemampuan

Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru dapat digambarkan peningkatan Hasil Belajar Murid dalam Pembelajaran dari Siklus I – II yaitu:

KLASIFIKASI SKOR SIKLUS

I SIKLUS II Sangat Tinggi 85-100 9 33 Tinggi 71-84 9 2 Sedang 56-70 9 2 Rendah 0-55 10 - JUMLAH - 37 37

Dari gambaran tabel di atas dapat terlihat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke Siklu II. Klasifikasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 9 murid dan pada siklus II mendapatkan peningkatan menjadi 33 Murid. Klasifikasi tinggi pada siklus I sebanyak 9 murid dan pada siklus II mendapatkan peningkatan menjadi 2 Murid. Klasifikasi sedang pada siklus I sebanyak 9 murid dan pada siklus II hanya menjadi 2 Murid dengan nilai sedang sementara Klasifikasi rendah pada siklus I sebanyak 10 murid dan pada siklus II tidak terdapat murid yang mendapat nilai rendah.

4. Faktor Lain

Adapun faktor lain yang mempengaruhi Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru yaitu sarana prasarana, lingkungan dan sosial antar peserta didik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses Pembelajaran guru dan siswa pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus II. 2. Ada peningkatan secara kuantitatif

berkenaan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru dari Siklus I kepada Siklus II dengan perbandingan angka kuantitatif 181 menjadi 312.

3. Evaluasi hasil belajar murid berkenaan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru terjadi peningkatan dari siklus I ke Siklu II.

(6)

57 REFERENSI

Arifin, H. Muzayyin, 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Buna Aksara.

___________________, ____. Kapita Selekta Umum dan Agama. Semarang: PT. CV. Toha Putera.

Arief, Armai, 2002. Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S., 1991.

Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Daradjat, Zakiyah, 1995. Metodi Khusus

Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djumhur dan Moh. Surya, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.

Zuhairini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwadarminta, W.J.S, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ramayulis, 2001. Metodologi Pengaaran

Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulya. Salim, Peter, et-al, 1991. Kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English.

Sumardi, Mulyanto, 1997. Pengajaran Bahasa Asing. Jakarta: Bulan Bintang.

Sholahuddin, Mahfuz, dkk., 1986. Metodologi Pendidikan Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Sudijono, Anas, 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Usman, M. Basyiruddin, 2002. Metodologi Pembelajaran Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Dengan ini saya mengatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi dan Pendapatan Perkapita Terhadap Jumlah Tabungan Nasabah Pada PT Bank

dihasilkan tali tersebut, siapa yang dapat menggambar bentuk gelombang yang dihasilkan dengan melihat kamera tersebut ?’ (skor 10). - “Dari gambar yang

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Dengan demikian buku ini mengarahkan yang harus dilakukan peserta didik bersama guru dan teman- teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu; buku yang pemanfaatannya

Selain dapat menimbulkan kebakaran hutan yang akhirnya dapat menimbulkan kabut asap, pembakaran lahan gambut menyebabkan reaksi gambut yang kaya akan kapur

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ” Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

[r]