• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODUL MATERI ANALISIS ELEKTROKIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA KELAS XI SEMESTER 1 KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS SMKN 7 MALANG

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

Email: iqmanovianty@ymail.com, oktavia_dm@yahoo.com,

z_khia@yahoo.co.id

ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui: keterlaksanaan pembelajaran berbantuan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing; efektivitas penerapan modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa; dan persepsi siswa terhadap isi modul dan pembelajaran dengan menggunakan modul. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, tes, dan angket, selanjutnya data dianalisis secara statistik dan deskriptif. Hasil penelitian adalah keterlaksanaan penerapan modul berlangsung sangat baik; modul efektif meningkatkan hasil belajar siswa; dan persepsi siswa terhadap isi modul serta pembelajaran dengan bantuan modul sangat positif.

Kata kunci: modul berbasis inkuiri terbimbing, hasil belajar, persepsi siswa, analisis elektrokimia.

Materi analisis elektrokimia merupakan salah satu materi yang bersifat abstrak dan memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk dipahami siswa. Arsani (2008: 937-938), juga menyatakan bahwa materi elektrokimia dianggap sebagai salah satu materi yang sulit untuk dipelajari baik oleh pebelajar maupun pengajar. Karakteristik materi yang demikian, menuntut adanya fasilitas yang menunjang proses pembelajaran serta sesuai dengan kurikulum yang menekankan pada pembelajaran konstruktivistik. Keterlaksanaan suatu pembelajaran dapat didukung dengan adanya sarana pembelajaran yang relevan. Salah satu sarana pembelajaran yang dapat digunakan adalah bahan ajar berupa modul. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, Wibisono (2012: 3) mengemukakan bahwa sampai saat ini proses pembelajaran kimia pada materi produktif (kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai bidang kejuruannya) mengalami kendala dalam hal keterbatasan bahan ajar, khususnya bahan ajar cetak seperti buku atau modul. Atas dasar hal tersebut, pengembangan serta penerapan pembelajaran berbasis modul untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangat perlu dilakukan terutama untuk materi yang sulit dipahami siswa. Wibisono (2012) telah mengembangkan modul pembelajaran pada materi analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing. Pengembangan modul analisis elektrokimia tersebut dibatasi pada tahap pengembangan saja sehingga belum pernah diuji coba efektivitasnya dalam pembelajaran di kelas. Modul yang dikembangkan atas dasar model pembelajaran inkuiri terbimbing ini menyajikan materi pada tiap kegiatan belajar diawali dengan paparan SK, KD, dan indikator, kemudian mengikuti tahap-tahap model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu (1) tahap pengantar berisi uraian singkat terkait materi yang akan dipelajari untuk menarik perhatian siswa agar termotivasi mempelajari materi lebih lanjut; (2) tahap rumusan masalah, siswa diberikan suatu persoalan terkait materi yang akan dipelajari dan dirumuskan dalam bentuk

(2)

pertanyaan; (3) tahap hipotesis, berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa mengajukan hipotesis (jawaban sementara) berbasis rumusan masalah; (4) tahap observasi/ eksperimen, siswa melakukan kajian literatur untuk pembelajaran tanpa praktikum, sedangkan untuk pembelajaran dengan praktikum siswa melakukan percobaan; (5) tahap evaluasi hipotesis, hipotesis siswa dievaluasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan mengacu data hasil eksperimen atau kajian literatur yang telah dilakukan; (6) setelah menemukan pemecahan masalah yang benar sekaligus konsep-konsep materi yang dipelajari, siswa menuliskan poin-poinnya pada bagian kesimpulan; (7) pada akhir kegiatan belajar, siswa menyelesaikan soal uji pemahaman untuk menguji serta memantapkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan yang sudah dipelajari. Siswa dibimbing untuk belajar menemukan pengetahuannya sendiri dengan mengikuti tahap-tahap yang ada pada modul berbasis inkuiri terbimbing ini, sehingga diharapkan pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna dan melekat dalam diri siswa. Selain itu, isi modul yang dirancang full color dan dilengkapi dengan peta konsep serta gambar-gambar yang menarik diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa optimal. Penelitian berlokasi di SMKN 7 Malang karena sampel yang tersedia memadai untuk dilakukan penelitian dan bahan ajar yang biasa dipakai siswa hanya berupa buku yang berisi paparan materi.

METODE

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2012, dengan jumlah pertemuan sebanyak sebelas tatap muka dan satu pertemuan untuk ulangan harian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimental semu dan deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI kompetensi keahlian kimia analisis SMKN 7 Malang semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013. Berdasarkan data sekunder nilai ujian materi sebelumnya, populasi memiliki data yang homogen dan kemampuan awal yang sama. Sampel dipilih dengan menggunakan metode Cluster Sampling, untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan pengundian sehingga didapatkan kelas XI KA 1 sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan bantuan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing dan XI KA 2 sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan bantuan modul yang sama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan (silabus, RPP, dan bahan ajar) dan instrumen pengukuran (lembar observasi, tes, dan angket persepsi). Instrumen tes berupa 15 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian yang terdiri dari 7 item soal. Sebelum digunakan, soal tes dilakukan validitas isi dan validitas empirik yang secara lebih lanjut digunakan untuk menentukan validitas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas. Data primer dalam penelitian berupa data hasil observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran, nilai tes hasi belajar siswa, dan hasil angket persepsi siswa terhadap isi modul dan pembelajaran dengan bantuan modul. Data sekunder berupa nilai ujian materi sebelumnya, yaitu pada materi larutan penyangga yang diperoleh dari dokumentasi SMKN 7 Malang. Analisis data keterlaksanaan pembelajaran dan persepsi siswa dilakukan dengan analisis deskriptif, sedangkan analisis data hasil belajar dilakukan dengan analisis statistik kuantitatif yang terdiri atas analisis data awal (uji prasyarat analisis) berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji

(3)

kesamaan dua rata-rata, sedangkan analisis data akhir berupa pengujian hipotesis (uji-t dua pihak dan analisis lanjutan dengan uji-t satu pihak) dengan taraf

signifikansi α = 0,050.

HASIL

Keterlaksanaan Pembelajaran Berbantuan Modul Analisis Elektrokimia Berbasis Inkuiri Terbimbing

Keterlaksanaan pembelajaran berbantuan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing dari pertemuan pertama hingga kesebelas berlangsung dengan kriteria sangat baik yang ditunjukkan oleh persentase keterlaksanaan dari pertemuan pertama hingga kesebelas berturut-turut yaitu sebesar 76,2%; 74,2%; 84,2%; 85%; 88%; 77%; 77,2%; 90,2%; 86,3%; 83,7%; dan 88%, dengan rata-rata persentase secara keseluruhan sebesar 82,73%. Persentase keterlaksanaan tersebut menunjukkan adanya seberapa besar ketercapaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setiap pertemuan berdasarkan hasil pengamatan observer terhadap proses pembelajaran di kelas.

Hasi Belajar Siswa

Uji hipotesis hasil belajar siswa yang dilakukan dengan uji-t dua pihak diperoleh nilai thitung (4,423) > ttabel (1,993). Berdasarkan hal tersebut,

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau terdapat perbedaan hasil

belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, yang berarti ada pengaruh penggunaan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Nilai thitung positif, dengan perbedaan rata-rata (mean

diference) antara dua kelas sebesar 7,189. Analisis lebih lanjut digunakan uji-t satu pihak dengan hipotesis yang diuji yaitu rata-rata nilai tes hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai tes hasil belajar kelas kontrol (H1: 

>o). Hasil analisis uji-t satu pihak diperoleh nilai thitung (5,531) > ttabel (1,688),

sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh

keputusan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% rata-rata nilaites hasil belajar kelas yang pembelajarannya menggunakan bantuan modul materi analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi dari rata-rata nilai tes hasil belajar kelas yang pembelajarannya tanpa menggunakan bantuan modul yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Persepsi Siswa terhadap Isi Modul dan Pembelajaran Berbantuan Modul

Persepsi siswa dihimpun dalam dua aspek utama dalam angket yaitu: (1) penilaian terhadap isi modul pembelajaran yang terdiri dari tahap awal, tahap rumusan masalah, tahap hipotesis, tahap observasi/eksperimen, tahap evaluasi hipotesis, tahap kesimpulan dan bagian rangkuman; dan (2) penilaian terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul yang dihimpun dalam sebelas pernyataan dalam angket. Berdasarkan hasil analisis angket, secara keseluruhan penilaian siswa terhadap isi modul ini mendapat respon sebesar 78% dengan kriteria sangat positif. Sedangkan total rata-rata penilaian siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing sebesar 74%, yang berarti 74% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan

(4)

modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis elektrokimia selama pembelajaran.

PEMBAHASAN

Keterlaksanaan Model Pembelajaran TPS

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan bantuan modul berbasis inkuiri terbimbing di lapangan, masing-masing siswa kelas eksperimen mendapatkan modul dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara aktif dan mandiri dengan maksimal. Pada bagian isi modul terdapat enam kegiatan belajar yang terdiri dari tahap-tahap model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran kelas kontrol, dilakukan dengan menggunakan modul yang biasa siswa gunakan seperti pada pembelajaran sebelum-sebelumnya. Selama proses pembelajaran berlangsung, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol guru memantau kegiatan siswa dengan dibantu oleh 2 orang observer. Siswa yang dalam pembelajarannya diterapkan modul berbasis inkuiri terbimbing guru lebih menekankan pembelajaran secara mandiri dan berpusat pada siswa, guru cenderung bertindak sebagai observer dan sebatas membimbing jika siswa mengalami kesulitan. Berbeda dengan siswa yang dalam pembelajarannya tanpa diterapkan modul berbasis inkuiri terbimbing, guru cenderung lebih banyak berperan dalam pembelajaran. Aspek penilaian dalam pengukuran keterlaksanaan penggunaan modul berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran meliputi 6 aspek yang terdiri dari penilaian kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaan waktu, kemampuan guru mengakomodasi pembelajaran berpusat pada siswa, dan kemampuan guru mengakomodasi masalah di kelas.

Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa secara keseluruhan ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing berlangsung dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelas eksperimen berjalan dengan lancar dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam RPP di setiap. Hal tersebut dapat diartikan bahwa keterlaksanaan tiap kegiatan, pengelolaan waktu pembelajaran, dan kemampuan guru mengakomodasi masalah di kelas dapat tercapai dengan sangat baik. Pada kenyataan di lapangan, peneliti menemukan beberapa kesalahan pengetikan dari modul yang menyebabkan siswa bingung dan beberapa kalimat yang sulit dipahami siswa. Seperti yang ada pada modul halaman 71 (pertanyaan 4, item 2) dimana penulisan notasi sel: Cu(s) Cu2+(aq) Zn2+(aq)Zn(s), sedangkan penulisan notasi sel yang benar untuk sel volta tersebut yaitu: Zn(s) Zn2+(aq) Cu2+(aq)Cu(s). Dari beberapa kesalahan pengetikan yang ditemukan, guru memberikan ralat terhadap kesalahan pengetikan tersebut. Selain hal tersebut, peneliti juga menemukan redaksi kalimat yang menimbulkan banyak pertanyaan dari siswa, yaitu pada halaman 129 “ Arus listrik bergerak dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga arah aliran arus listrik dari anoda melewati larutan elektrolit (AgNO3) menuju ke katoda”. Pernyataan

tersebut menimbulkan kesalahan konsep, dimana dalam larutan elektrolit tidak dilewati oleh aliran arus listrik melainkan terjadinya serah terima elektron antara spesi yang mengalami oksidasi dan reduksi.

(5)

Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis statistik, pengujian hipotesis hasil belajar siswa dengan uji-t dua pihak menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas yang pembelajarannya menggunakan bantuan modul dengan kelas yang pembelajarannya tanpa menggunakan modul yang sama. Analisis lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan uji-t satu pihak untuk mengetahui apakah rata-rata nilai tes hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji-t satu pihak menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan penggunaan modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis elektrokimia efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh McDaniel & Green (2012), dimana penerapan modul berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman siswa yang ditandai dengan meningkatnya nilai postes. Selain dengan menggunakan uji statistik, keefektifan penggunaan modul dalam meningkatkan hasil belajar juga dapat dilihat dari rata-rata nilai kelas eksperimen (78,57) dan kelas kontrol (71,38). Nilai rata-rata hasil belajar tersebut menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Menurut Nurkancana (1986:24), hasil belajar merupakan tingkat penguasaan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Nilai rata-rata hasil belajar untuk kelas eksperimen sudah di atas nilai Standar Ketuntasan Minimum (SKM), sedangkan untuk nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol masih di bawah nilai SKM di SMKN 7 Malang, yaitu 75,0. Hal ini menunjukkan, bahwa modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing ini sesuai digunakan untuk pembelajaran pada materi analisis elektrokimia, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keefektifan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya motivasi, kesanggupan untuk memahami pengajaran, buku pelajaran dan buku kerja (Nasution, 2000: 42). Motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan dengan adanya penggunaan modul yang berbeda (berbasis inkuiri terbimbing) dalam pembelajaran. Oleh karena itu, nilai hasil belajar kognitif siswa yang diajarkan dengan menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan modul. Selain dapat meningkatkan motivasi siswa, penggunaan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing ini dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dan membangun pengetahuannya sendiri melalui hasil observasi atau pengamatan. Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan yang didapat, siswa dibimbing untuk membuat hubungan antara hasil pengamatan dengan pengetahuan yang telah ada. Siswa banyak dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk berfikir aktif dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang dimunculkan. Siswa diberi suatu permasalahan yang harus mereka cari jawabannya, mengajak siswa mengamati, membandingkan, menganalisis, sampai pada menyimpulkan, akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan berperan dalam membangun pengetahuan kognitif siswa.

(6)

Persepsi Siswa terhadap Isi Modul dan Pembelajaran Berbantuan Modul

Berdasarkan hasil analisis angket, secara keseluruhan siswa memberikan penilaian/respon terhadap isi modul dan pembelajaran berbantuan modul dengan kriteria sangat positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini dinilai siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan memudahkan siswa dalam memahami konsep analisis elektrokimia. Menurut Sukadi (2002:35) “persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”. Hal yang sama bisa mendapatkan persepsi yang berbeda dari beberapa orang, karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Modul dalam proses pembelajaran merupakan suatu media untuk memperoleh pengetahuannya, dengan media yang berbeda dari biasanya (buku paket) maka akan didapatkan suatu persepsi yang berbeda dari siswa. Modul pembelajaran merupakan suatu rangsangan bagi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar. Timbulnya motivasi sebagai respon dari stimuli berawal dari adanya persepsi siswa tentang belajar. Seringkali siswa memiliki persepsi bahwa belajar itu membosankan, maka dengan digunakannya pendekatan konstruktivistik dan modul pembelajaran diharapkan siswa mendapat rangsangan yang kemudian akan mengubah persepsi belajar yang membosankan menjadi menyenangkan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) kualitas keterlaksanaan pembelajaran berbantuan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing berlangsung dengan kriteria sangat baik serta sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam RPP pada setiap pertemuan; (2) hasil belajar siswa yang diterapkan pembelajaran berbantuan modul materi analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing berbeda secara signifikan dengan siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing dan penggunaan modul analisis elektrokimia berbasis inkuiri terbimbing efektif meningkatkan hasil belajar siswa; (3) persepsi siswa terhadap isi modul dan pembelajaran dengan bantuan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis elektrokimia mendapat respon sangat positif.

Saran

Mengacu dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut; (1) penggunaan modul berbasis inkuiri terbimbing sangat dianjurkan untuk materi analisis elektrokimia pada

pembelajaran berikutnya di sekolah karena penggunaan modul tersebut efektif meningkatkan hasil belajar siswa, (2) penelitian ini mengkaji efektivitas

penerapan modul berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan persepsi siswa, diharapkan peneliti lain dapat menguji pengaruh penerapan modul berbasis inkuiri terbimbing dengan variabel yang lainnya, misalnya pada pemahaman konsep, motivasi siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi, (3) berdasarkan saran siswa dan temuan yang diperoleh selama penelitian sebaiknya dilakukan

(7)

beberapa ralat terhadap isi modul yang masih terdapat salah pengetikan dan penggunaan redaksi kalimat yang kurang tepat.

DAFTAR RUJUKAN

Arsani, I.A.A. 2008. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Multimedia untuk Materi Elektrokimia pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA. 41 (4): 935-952.

McDaniel, S. & Green, L. 2012. Independent Interactive Inquiry-Based Learning Modules Using Audio-Visual Instruction In Statistics. Journal of

Education, (Online), 6(1): 2-18,

(http://www.escholarship.org/uc/item/322385kq), diakses 1 Mei 2013. Moehnilabib, M. 1997. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas

Negeri Malang & Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Sukadi. 2002. Hubungan antara Persepsi dan Sikap Siswa terhadap Lingkungan Fisik sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Negeri di Kota Makassar. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: PPS Universitas Negeri Makassar.

Wibisono, R.Y. 2012. Pengembangan Modul Materi Analisis Elektrokimia Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Kimia Analisis SMK Negeri 2 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia FMIPA UM.Universitas Negeri Malang. 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian hubungan kadar profil darah dengan status gizi petugas operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Semarang Timur,

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

#erdasarkan hasil pengukuran awal yang telah kami lakukan dil!kasi pekerjaan maka dengan ini kami mengusulkan agar dilakukan addendum 102.1 9 pekerjaan tambah kurang ;

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Berdasarkan pengamalan industri takaful, syarikat merupakan wakil (al-Wakil) kepada peserta dan peserta sebagai pewakil (al-muwakkil), skim takaful atau dana yang diuruskan