MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
---
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 72/PUU-XIV/2016
PERIHAL
PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA
TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
ACARA
PERBAIKAN PERMOHONAN
(II)
J A K A R T A
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
--- RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 72/PUU-XIV/2016 PERIHAL
Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 385 dan Pasal 423] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PEMOHON
1. Nuih Herpiandi
ACARA
Perbaikan Permohonan (II)
Rabu, 28 September 2016 Pukul 14.50 – 15.05 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat
SUSUNAN PERSIDANGAN
1) Suhartoyo (Ketua)
2) Patrialis Akbar (Anggota)
3) Wahiduddin Adams (Anggota)
Pihak yang Hadir:
A. Pemohon:
1. Nuih Herpiandi
1. KETUA: SUHATOYO
Kita mulai ya, Pak, ya. Persidangan Perkara Nomor 72/PUU-XIV/2016 dibuka dan persidangan dinyatakan terbuka untuk umum.
Diperkenalkan, siapa yang hadir?
2. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Yang Mulia. Saya Nuih Herpiandi dan Istri saya Herli Yuliane Herawan.
3. KETUA: SUHARTOYO
Oh, ini Bapak sudah anu, ya, membuat surat pendampingan Ibu, ya?
4. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Sudah, Pak.
5. KETUA: SUHARTOYO
Katanya mau didampingi putranya?
6. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Ini asisten, Pak.
7. KETUA: SUHARTOYO
Kemarin dibilang sudah enggak anu dengan Ibu lagi, terus tetap Ibu, ya. Bapak kok sensitif sekali. Gimana, Bapak tetap ini dengan permohonanya?
8. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Betul, Pak.
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.50 WIB
9. KETUA: SUHARTOYO
Sudah ada perbaikan?
10. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Sudah, Yang Mulia.
11. KETUA: SUHARTOYO
Bisa dibacakan atau di anu yang … aduh, Bapak kok repot-repot memberi ini segala untuk … ini kan biayanya mahal.
12. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Sebagai bukti yang P-5, Pak.
13. KETUA: SUHARTOYO
Oh, sebenarnya Bapak cukup … sebenarnya Bapak cukup fotokopi saja pasal yang Bapak maksud. Ini terlalu sempurna Bapak memberikan kami buku yang … kemarin juga buku kan? Yang … padahal di MK itu sebenarnya sudah semangatnya adalah orang … masyarakat berperkara itu tidak dikenakan biaya. Artinya, supaya bisa menjangkau semua lapisan. Tapi ya sudah. Terima kasih lah kalau begitu. Kami juga ini dari dulu, Pak, peganganya ini terus. Yang … ini yang Susilo, Bapak, versi Susilo. Kalau Mulyatno beda lagi, ya. Coba Bapak yang diperbaiki apa saja? Singkat saja disampaikan.
14. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Intinya ada tiga, Yang Mulia. Yang pertama, saya datang kemari itu sebetulnya itu mewakili yang ter-bully. Jadi bukan saya sendiri saja. Selama harus ke sini, saya harus melampaui tiga demam. Satu, demam panggung. Kedua, demam gedung. Saya sangat trauma waktu pertama sidang. Aduh, ampun, Pak. Yang ketiga, demam orang yang agung. Pertanyaan Yang Mulia, sampai di tenggorokan enggak bisa keluar lagi. Karena begitu, ya … groginya itulah. Itu tiga. Itu memberanikan diri supaya mewakili yang ter-bully ini.
15. KETUA: SUHARTOYO
16. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Terima kasih.
17. KETUA: SUHARTOYO
Ya, jadi perbaikannya yang mana, Bapak? Supaya mempersingkat.
18. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Yang ini, yang 3851E, ya, Pak Yang Mulia.
19. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
20. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Itu saya … jadi yang dipermasalahkan itu pekerjaan. Pekerjaan itu kalau secara sempit, secara konvensional adalah profesi. Tapi jangan ke sana. Tapi kita harus secara luas, secara ilmiah. Jadi kalau pekerjaan itu jasa kerja. Kalau di istilah di ekonominya itu proyek. Jadi contohnya pekerjaan Pertamina, ya, itu proyek pertamina. Jadi bisa dilelangkan, dijualbelikan. Jadi mempunyai nilai ekonomis. Jadi tidak hanya yang berwujud saja.
21. KETUA: SUHARTOYO
Ini yang mana, yang 423 ini?
22. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Bukan, 385.
23. KETUA: SUHARTOYO
385.
24. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
385. Jadi bukan hanya yang kepegang saja tetapi yang tidak kepegang (…)
25. KETUA: SUHARTOYO
Ya, artinya tidak hanya … tidak yang berwujud saja.
26. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Ya. Jadi yang tidak berwujud itu banyak. Bukan … bisa perparkiran, bisa ini … bisa calon penumpang. Ojek itu, penumpang itu. Bisa juga kuli, tenaga kerja. Ya di stasiun-stasiun. Kalau yang tidak bukan anggotanya bisa berhantam. Jadi satu lahan di atasnya itu mempunyai nilai yang sangat ekonomis dan harus diperhitungkan. Tidak semata-mata hanya rumah, bibit, yang bisa kepegang.
27. KETUA: SUHARTOYO
Ya, sudah jelas kalau yang itu. Terus yang satunya gimana, Pak?
28. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Satu lagi 423. 423 pada waktu dulu zaman saya, gitu lho, masih muda. Itu enggak pernah tahu ada komputer, enggak tahu ada motor. Punya satu sepeda Lary saja begitu gagahnya, gitu lho. Tetapi sekarang apa anehnya, gitu lho. Jadi sudah zamanya, gitu, maju. Dulu hanya tahu antena, dia enggak punya swasta. Sekarang swasta punya perusahaan jauh lebih besar daripada pemerintah. Misalnya, sekolahan, rumah sakit, perkebunan (…)
29. KETUA: SUHARTOYO
Ya, kaitanya dengan yang Bapak mohonkan apa ini?
30. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Nah, ini, Pak, jadi kalau perusahaan-perusahaan yang sudah go public.
31. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
32. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Itu dengan kata lain itu perusahaan publik, Pak. Karena besarnya itu karena sahamnya sudah dijual pada publik. Jadi orang-orang pejabat yang di sana banyak yang jahat.
33. KETUA: SUHARTOYO
Harus disamakan dengan pejabat publik juga?
34. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Ya.
35. KETUA: SUHARTOYO
Maksud Bapak kan, gitu kan?
36. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Karena dia … contohnya, Pak, dia kalau memeras satu orang Rp1.000.000 saja, waktu mau masuk bayar uang … uang pelicin Rp1.000.000, seribu orang itu Rp1 miliar, Pak.
37. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
38. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Itu bisa sampai ratusan miliar, Pak. Dia kerja sudah berapa tahun, dia pergi, Pak, dan ada payung karena swasta jadi tidak terjangkau dengan hukum-hukum ini. Padahal ke dalamnya itu memerasnya itu luar biasa, Pak.
39. KETUA: SUHARTOYO
Tapi sebenarnya ini bisa, Pak, kalau diancam pasal lain?
40. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Enggak ada, Pak. Enggak ada pasal yang ini.
41. KETUA: SUHARTOYO
Lho, katanya, “Meras?”
42. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
43. KETUA: SUHARTOYO
Pemerasan bisa 365 bisa.
44. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
365.
45. KETUA: SUHARTOYO
Kalau pemerasan atau 368.
46. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Tapi ini kan ada ancamannya, Pak.
47. KETUA: SUHARTOYO
Ada 372.
48. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Bisa dipecat, bisa di apa … kalau untuk orang untuk orang luar namanya pemerasan (...)
49. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
50. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Tapi kalau di dalam menurut saya lebih tepat pem-bully-an, Pak, pengayaniaan tidak berwujud.
51. KETUA: SUHARTOYO
Ya, ya.
52. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Itu, itu jadi (...)
53. KETUA: SUHARTOYO
54. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Jadi karena sudah go public, jadi harus ikut public.
55. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
56. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Yang ke ... yang ketiga, Yang Mulia.
57. KETUA: SUHARTOYO
Cuma dua bapak minta.
58. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Bukan ada satu lagi permohonan, sekalian saya … supaya tidak lupa. Saya tanggal 4 ada sidang lagi, satu lagi … apa namanya (...)
59. KETUA: SUHARTOYO
Di sini juga?
60. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Perkara. He eh.
61. KETUA: SUHARTOYO
Wah.
62. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Jadi, soal KDRT. Mohon kepada Yang Mulia kalau bisa disandingkan, gitu.
63. KETUA: SUHARTOYO
Oh, ya.
65. KETUA: SUHARTOYO
Oh, ya.
66. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Kalau bolak-balik … saya 75, ampun kadang-kadang (...)
67. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
68. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Satu minggu dua kali, gitu.
69. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
70. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Yang nantinya akan datangnya tanggal 4.
71. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
72. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Jadi, sekarang Rabu, nanti Selasa lagi (...)
73. KETUA: SUHARTOYO
Ya.
74. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Sudah harus hadir lagi. Yang Nomornya 82.
75. KETUA: SUHARTOYO
76. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Kasusnya adalah KDRT.
77. KETUA: SUHARTOYO
Ya. Cukup ini, Bapak?
78. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Ya.
79. KETUA: SUHARTOYO
Ya, baik. Jadi, saya jawab atau saya tanggapin, begini, ini yang pertama permohonan Bapak, ini kan Bapak tetap firm ini tetap dimajukan kan … diajukan. Kemudian sudah diperbaiki (...)
80. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Ya.
81. KETUA: SUHARTOYO
Nah, mekanisme yang ada, atau tata cara yang berlaku di sini, atau hukum acaranya permohonan Bapak setelah perbaikan ini kan kami laporkan dulu ke Rapat Permusyawaratan Hakim yang jumlahnya sembilan orang itu. Di Pleno kan namanya atau Rapat Paripurna Sembilan Hakim itu. Nah, di dalam pelaporan kami Panel ini ke beliau-beliau itu, yang sembilan itu, nanti akan ditindaklanjuti dengan di bahas. Permohonan Bapak ini kami bahas di dalam rapat itu dan nanti sampai ada kesimpulan, apakah permohonan Bapak berasalan untuk ditindaklanjuti untuk … dengan sidang lanjutan ataukah tidak, itu sangat tergantung dari hasil Rapat Permusyawaratan Hakim itu. Jadi, kalau Bapak kemudian minta itu disandingkan dengan perkara yang Nomor 82, tanggal 4, itu juga belum tentu sampai ke sana kami, artinya sangat tergantung dari hasil bagaimana sikap Para Hakim yang sembilan itu nanti. Satu.
Kemudian yang kedua, seandainya pun perkara Bapak ini harus ditindalanjuti dengan sidang lanjutan, misalnya ada keputusan Rapat Permusyawatan Hakim nanti kesimpulannya bahwa perkara Bapak ini perlu di dalami dengan mendengarkan pembuktian dengan saksi, dengan bukti, dengan ahli yang Bapak ajukan, kita juga akan mendengarkan keterangan presiden, keterangan DPR, ya kan? Itu akan ada jadwal
lanjutan nanti disandingkan dengan tanggal 4 yang Bapak punya Nomor 82 itu. Tapi, sekali lagi bahwa ini belum bisa ada gambaran sebelum ada keputusan rapat Para Hakim untuk menyikapi kasusnya Bapak ini.
Jadi, kami pun tiga orang ini tidak ada kuasa apa-apa, kecuali kita hanya menyampaikan, menyambung lidah dari Bapak itu. Nah, kami nanti memberikan masukan-masukan juga bagaimana kajian dari Para Panel ini. Tapi kami ini hanya tiga orang, yang enam orang lagi kan pendapatnya mungkin bisa berbeda-beda yang akhirnya juga akan diambil berdasarkan kesepakatan ataukah harus suara terbanyak di dalam mengambil keputusan untuk menentukan sikap di dalam menyikapi kasusnya Bapak ini. Paham ya, Pak, ya? Itu.
Jadi kalaupun nanti Bapak tidak mendapatkan kesempatan untuk sidang lanjutan karena diputus bahwa ini ternyata permohonan ini cukup sampai ke Rapat Permusyawaratan Hakim sudah bisa diputus tanpa sidang lanjutan, ya, Bapak jangan berkecil hati bahwa memang kasusnya Bapak menurut Mahkamah penilaiannya seperti itu. Tapi kalau nanti ada sidang lanjutan untuk diperdalam, juga itu sifatnya hanya pendalaman, belum sampai pada putusan. Putusan nanti di akhir kayak sidang di peradilan umum itu. Paham ya, Pak, ya?
Ada tambahan, Pak? Bapak ada mau ada yang ditanggapi?
82. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Yang Mulia, saya mau tahu kalau Rapat Plenonya dari Para Hakim kapan?
83. KETUA: SUHARTOYO
Itu tertutup. Kami ini … kami ini hanya menunggu jadwal yang diatur oleh Kepaniteraan, Bapak. Bisa besok kami laporkan, bisa lusa, bisa juga minggu depan. Jadi Kepaniteraan yang punya jadwal. Tapi yang jelas ini sifatnya tertutup, tidak bisa diakses oleh siapapun rapat itu.
84. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Apakah bisa juga lewat dari tanggal 4 Oktober?
85. KETUA: SUHARTOYO
Untuk apa, Pak?
86. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
87. KETUA: SUHARTOYO
Rapat Pleno. Itulah saya enggak bisa menjawab karena tanggal 4 kan masih lama.
88. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Ya, ya. Mudah-mudahan sebelum tanggal 4 (…)
89. KETUA: SUHARTOYO
Ya, tapi juga tidak ada pengaruhnya ke Bapak. Kalau sebelum pun, kalau sebelumnya tanggal 4 kemudian ada keputusan bahwa ini harus diperdalam di dalam sidang lanjutan, itu juga enggak bisa terlalu cepat, Pak. Enggak mungkin terkejar waktu tanggal 4 itu karena kita harus memanggil presiden, DPR. Tenggak waktunya bisa 14 hari, Pak, dua minggu bisa. Bapak juga akan perlu dipanggil, kan? Bapak di Bandung pula. Itu kalau memang nanti keputusannya sampai kepada sidang lanjutan untuk pendalaman itu.
Jadi Bapak duduk manis saja, konsentrasi ke yang 82. Jadi ini sudah Bapak anggap perjalanannya sudah bisa istirahat dulu untuk menunggu perkembangan. Paham ya, Bapak, Ibu, ya?
Baik, jadi buktinya mana, Mbak? Bapak sudah ajukan bukti dengan nomor P-1 sampai dengan P-5, ya? Enggak ada tambahan?
90. PEMOHON: NUIH HERPIANDI
Sementara belum.
91. KETUA: SUHARTOYO
Belum, ya. Jadi ini saya sahkan oleh persidangan ini, ya.
Baik, kalau demikian sudah cukup. Jadi penjelasan kami, ya, seperti itu tadi, Bapak tunggu kabar selanjutnya, kami akan laporkan ini kepada Rapat Permusyawaratan Hakim, ya.
Baik, dengan demikian sidang selesai dan ditutup.
Jakarta, 28 September 2016 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d.
Rudy Heryanto
NIP. 19730601 200604 1 004
SIDANG DITUTUP PUKUL 15.05 WIB KETUK PALU 3X