4.1. Pengumpulan Data
4.1.1. Data Proses Pembuatan Batu Bata Press
Adapun uraian proses dalam pembuatan produk batu bata press adalah: 1. Bahan baku berupa tanah liat yang telah digali, dalam tahap ini di kerjakan
satu orang pekerja.
2. Bahan baku berupa tanah liat yang sudah terkumpul diangkat kedalam
mesin untuk proses pencetakan, dalam hal ini dilakuan satu orang pekerja
yang sama dengan tahap satu.
3. Bahan baku berupa tanah liat yang sudah dimasukan kedalam mesin
selanjutnya dilakukan proses pencetakan, dalam proses ini dilakukan satu
orang pekerja.
4. Hasil proses pencetakan kemudian disusun kedalam kreta sorong (gerobak
dorong) dan diangkat menuju tempat penjemuran, dalam proses ini dilakukan oleh satu orang pekerja.
5. Setelah sampai tempat penjemuran, proses selanjutnya adalah menyusun
hasil batu bata press ke tempat penjemuran, dalam proses ini dilakukan satu orang pekerja yang sama pada tahap satu empat.
4.1.2. Data Alokasi Pekerja
Perusahaan pembuatan batu bata press memiliki 5 stasiun kerja pada bagian
produksi yaitu stasiun penggalian, menggangkat bahan baku kedalam mesin
pencetakan, pencetakan batu bata press, menyusun hasil cetakan kedalam kreta sorong untuk dibawa ketempat penjemuran dan menyusun batu bata press ketempat
penjemuran. Jumlah pekerja pada bagian produksi memiliki 3 orang pekerja. Alokasi
pekerja pada setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut.
Tabel 4.1. Jumlah Pekerja pada Setiap Stasiun Kerja Pembuatan Batu Bata Press di UD. Batu Bata Press Dua Setangke
No Stasiun Jumlah Pekerja (Orang)
1 Penggalian Tanah Liat
1 2 Menggangkat Bahan Baku Kedalam Mesin Pencetakan
3 Proses Pencetakan Batu Bata Press 1
4
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa Ketempat
Penjemuran 1
5 Menyusun Batu Bata Penjemuran Press Ketempat
Sumber: UD. Batu Bata Press Dua Setangke 2016
4.1.3 Data Subjective Workload Assesment Technique (SWAT)
4.1.3.1 Rekapitulasi Penyusunan Kartu SWAT
Pengumpulan data tahap penskalaan (scale development) diperoleh dari
rekapitulasi penyusunan kombinasi kartu SWAT yang berjumlah 27 buah.
Rekapitulasi hasil penyusunan kombinasi kartu SWAT menurut persepsi pekerja
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Urutan Kartu SWAT Berdasarkan Persepsi Masing-masing Pekerja Tingkat Huruf dan
4.1.3.2 Rekapitulasi Jumlah Angket Beban Kerja
Rekapitulasi penilaian beban kerja masing-masing pekerja pada angket
beban kerja dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Total Angket Beban Kerja
No Stasiun Pekerja ke- Time Effort Stress
1 Penggalian Tanah Liat 1 6 6 6
2 Menggangkat Bahan Baku
Kedalam Mesin Pencetakan 1 5 5 7
3 Proses Pencetakan Batu BataPress 2 4 4 4
4
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa Ketempat Penjemuran
3 5 5 7
5 Menyusun Batu Bata Ketempat PenjemuranPress 3 5 5 6
Sumber: Data Primer UD. Pembuatan Batu Bata Press Dua Setangke 2016
4.1.4. Data Work Load Analysis
Pengumpulan data Work Load Analysis terdapat Work, Idle, Rating
Factor, dan Allowance yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut.
Tabel 4.4. Work, Idle, Rating Factor, dan Allowance
Stasiun Pekerjake- Work Idle Total FactorRating Allowance(%)
Penggalian Tanah Liat 1 410 110 520 1.13 14
Menggangkat Bahan Baku
Kedalam Mesin Pencetakan 1 409 111 520 1.11 12
Proses Pencetakan Batu Bata Press 2 388 132 520 1.05 8
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa
Ketempat Penjemuran 3 417 103 520 1.09 10
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran 3 416 104 520 1.03 7
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Pengolahan Data Subjective Workload Assesment Technique (SWAT)
Metode SWAT dikembangkan oleh Amstrong Aeroscope Medical Research
Laboratory, Ohio, Amerika Serikat. Pengolahan data SWAT untuk tahap penskalaan
terdiri dari pengolahan data kelompok dan penentuan Prototipe. Sedangkan untuk
pengolahan data tahap penilaian adalah pembuatan skala akhir SWAT dan penentuan
kategori beban kerja masing-masing pekerja.
4.2.1.1. Tahap Penskalaan (Scale Development)
Langkah awal pada tahap penskalaan adalah pengolahan data kelompok
dengan melakukan perhitungan koefisien Kendall untuk mengetahui apakah skala
yang digunakan dapat mewakili data kelompok. Jika nilai koefisien Kendall lebih
besar dari 0.75 maka pengolahan data untuk penentuan prototype dapat dilanjutkan. 1. Perhitungan Koefisien Kendall
Perhitungan koefisien Kendall dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana: S = Jumlah deviasi kuadrat yang diperoleh antara hasil
pengamatan terhadap nilai rata-ratanya (Rj)
k = Jumlah set ranking (adalah penelitian ini sebanyak 3)
N = Jumlah kartu kombinasi yaitu sebanyak 27
W= S
1 12k
2(N2−N)
S
=
∑
(
R
) −
(
∑
Rj
Untuk mendapatkan hasil rekapitulasi Parameter Perhitungan
Koefisien Kendall sepeti yang terlihat pada tabel 4.5. diatas maka
perhitungannya menggunakan data 4.2. sebelumnya. Adapaun cara
perhitungannya adalah sebagai berikut.
Contoh Data Kartu N : (Rj) = 1+1+1 =3
(Rj) Rata-Rata=
(Rj Rata-Rata)2 = 12 = 1
Rekapitulasi Hasil Parameter dalam perhitungan koefisien
Kendall dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut.
Tabel 4.5. Parameter Perhitungan Koefisien Kendall
No Huruf Rj (Rj )Rata-Rata (Rj Rata-Rata)2
1 N 3 1,00 1,00
15 ZZ 62 20,67 427,11
Sumber: Pengolahan Data Primer UD. Pembuatan Batu Bata Press Dua Setangke 2016
Adapun untuk perhitungan nilai S adalah sebagai berikut:
S = (3 – 42)2+(10 – 42)2+…….+(81 – 42)2
S = 1521 + 1024+...+ 1521
S = 14302
Maka besarnya nilai W adalah:
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai koefisien
Kendall adalah 27,16 yang menunjukkan skala yang digunakan dalam
penelitian merupakan penskalaan data kelompok. Sehingga pengolahan
data Prototipe dapat dilanjutkan.
2. Penentuan Prototipe
Tujuan penentuan Prototipe adalah untuk mengetahui subjek-subjek yang
digolongkan menurut Prototipe masing-masing yaitu Time (T), Effort (E)
S
=
∑
(
R
) −
(
∑
Rj
N
)
2S
=
3
−
(
1134
27
)
2
S
= (
3
−
42
)
2W=14302
1 123
2
(272−27)
W
=
14302
0
,
75
x
702
W
=
14302
526
,
5
atau Stress (S). Pengujian Prototipe ini dilakukan dengan membuat
kombinasi ketiga faktor diatas yaitu TES, dan ES. Sebelum melakukan
perhitungan Prototipe masing-masing individu, dilakukan perhitungan
koefisien korelasi Spearman (Rs). Hasil perhitungan koefisien korelasi
Spearman dan Prototipe untuk masing-masing responden dapat dilihat
pada Tabel 4.6. berikut.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Prototipe untuk Masing-masing Responden
Stasiun PekerjaKe TES TSE ETS EST SET STE Prototipe Penggalian Tanah
Liat 1 0.9166 0.8284 0.7418 0.6673 0.5647 0.6050 T
Menggangkat Bahan Baku Kedalam Mesin Pencetakan
1 0.7473 0.6972 0.7509 0.7021 0.5519 0.5507 E
Proses Pencetakan
Batu Bata Press 2 0.7320 0.7589 0.7027 0.7198 0.8004 0.8101 S
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa Ketempat
Penjemuran
3 0.6746 0.6001 0.7186 0.6587 0.4353 0.4206 E
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran
3 0.7485 0.7656 0.7155 0.7216 0.7729 0.7839 S
4.2.1.2. Tahap Penilaian (Event Scoring)
Penyebaran angket beban kerja terhadap pekerja pada bagian pembuatan batu
bata press, maka dapat ditentukan nilai beban kerja masing-masing pekerja selama
kegiatan pengamatan dilakukan. Nilai yang diperoleh dikonversikan ke dalam tiga
kategori yaitu termasuk kategori rendah jika skala SWAT menunjukkan 0 - 40,
kategori sedang jika skala SWAT menunjukkan 41-60 dan kategori tinggi jika skala
SWAT menunjukkan 61 -100. Adapun cara perhitungan beban kerja berdasarkan
penilaian kuisioner angket adalah sebagai berikut.
Dengan cara yang sama maka rekapitulasi kategori Beban Kerja pekerja
berdasarkan penskalaan akhir SWAT dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Kategori Beban Kerja Masing-Masing Pekerja Stasiun Pekerja
ke- Nilai Beban Kerja Kategori
Penggalian Tanah Liat 1 66.67 Tinggi
Menggangkat Bahan Baku Kedalam Mesin
Pencetakan 1 62,96 Tinggi
Proses Pencetakan Batu
Bata Press 2 44.44 Sedang
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa Ketempat Penjemuran
3 62,96 Tinggi
Menyusun Batu Bata
Press Ketempat
Penjemuran 3 59,26 Sedang
Sumber: Data Primer Pembuatan Batu Bata Press UD. Seutangke 2016
Beban Kerja
=
Total Angket Beban Kerja x Jumlah Kartu Swat x
100
Beban Kerja
= (
18
4.2.2. Pengolahan Data Work Load Analysis
4.2.2.1. Perhitungan Proporsi Aktivitas
Perhitungan proporsi aktivitas dilakukan untuk mengetahui persentase waktu
produktif pekerja pada setiap stasiun kerja. Adapun cara perhitungan waktu produktif
adalah sebagai berikut.
Adapun data rekapitulasi waktu produktif masing-masing pekerja pada setiap
stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Jumlah Pengamatan Stasiun Pekerja
ke- Waktu Produktif (%) Idle (%)
Penggalian Tanah Liat 1 78.85 21.15
Menggangkat Bahan Baku Kedalam Mesin
Pencetakan 1 90.38 9.62
Proses Pencetakan Batu
Bata Press 2 89.42 10.58
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa Ketempat Penjemuran
3 87.69 12.31
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran 3 94.23 5.77
Sumber: Data Primer Pembuatan Batu Bata Press UD. Seutangke 2016
4.2.2.2 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
dikumpulkan sudah seragam maka bila dilakukan uji keseragaman data ditandai
dengan tidak adanya data yang out of control. Adapun cara perhitungan uji keseragaman data adalah sebagai berikut.
Waktu Produktif
=
100-21,85
=
78,85
BKA
=
X
+
2
σ
BKA = 0,7885+ 2 (0,06) = 0,9085
BKA = 0,7885- 2 (0,06) = 0,6685
Rekapitulasi uji keseragaman data proporsi aktivitas masing-masing pekerja
pada setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut.
Tabel 4.9. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Stasiun Pekerja
ke- Rata -Rata σ BKA BKB Keterangan
Penggalian
Tanah Liat 1 0,7885 0,06 0,9085 0,6685 Seragam
Menggangkat Bahan Baku Kedalam Mesin Pencetakan
1 0,9038 0,06 1,0238 0,7838 Seragam
Proses Pencetakan Batu Bata
Press
2 0,8942 0,06 1,0142 0,7742 Seragam
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa
Ketempat Penjemuran
3 0,8769 0,06 0,9969 0,7569 Seragam
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran
3 0,9423 0,06 1,0623 0,8223 Seragam
Sumber: Data Primer Pembuatan Batu Bata Press UD. Seutangke 2016
4.2.2.3. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan telah
mencukupi atau belum maka dilakukan uji kecukupan data. Jumlah pengamatan
Adapun hasil rekapitulasi pengujian kecukupan data dapat dilihat pada Tabel
4.10. berikut.
Tabel 4.10. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data
Stasiun Pekerja
Tanah Liat 1 78.85 520 46,29 Cukup
Menggangkat Bahan Baku Kedalam Mesin Pencetakan
1 90.38 520 40,87 Cukup
Proses
Pencetakan Batu
Bata Press 2 89.42 520 45,44 Cukup
Menyusun Hasil Cetakan
Kedalam Kreta Sorong Untuk dibawa
Ketempat Penjemuran
3 87.69 520 53,92 Cukup
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran
3 94.23 520 23,52 Cukup
Sumber: Data Primer Pembuatan Batu Bata Press UD. Seutangke 2016
4.2.3. Perhitungan Tingkat Akurasi
Pengukuran tingkat akurasi dilakukan untuk mengetahui seberapa teliti
pengamatan yang telah dilakukan. Rumus yang digunakan yaitu:
Dimana: L = tingkat akurasi
N = jumlah pengamatan
p = proporsi aktivitas (work atau idle) sebagai persentase N
Adapun perhitungan tingkat akurasi dapat dilihat sebagai berikut:
Nilai S = ±7,715218845% atau lebih kecil dari 10% yaitu tingkat ketelitian
yang dikehendaki, maka pengamatan yang telah dilakukan sebanyak 440,57 kali jauh
lebih teliti dari syarat ketelitian yang ditetapkan sebelumnya.
4.2.4. Perhitungan Beban Kerja dengan Work Load Analysis
Perhitungan beban kerja pekerja dipengaruhi oleh rating factor dan
allowance. Rekapitulasi hasil perhitungan beban kerja Work Load Analysis dapat dilihat pada Tabel 4.11. berikut.
L
=
1
,
96
p
√
p
(
1
−
p
)
N
L
=
1
,
96
0,5943
√
0,5943
(
1
−
0,5943
)
440,57
L
=
1
,
96
0,5943
√
0,5943
(
1
−
0,5943
)
Tabel 4.11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Beban Kerja Work Load Analysis Stasiun Pekerja ke- Waktu Produktif
(%)
Nilai Beban Kerja
Penggalian Tanah Liat 1 78.85 66.67
Menggangkat Bahan Baku
Kedalam Mesin Pencetakan 1 90.38 62,96
Proses Pencetakan Batu Bata
Press 2 89.42 44.44
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk
dibawa Ketempat Penjemuran 3 87.69 62,96
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran 3 94.23 59,26
Sumber: Data Primer Pembuatan Batu Bata Press UD. Seutangke 2016
4.2.5. Perhitungan Jumlah Pekerja dengan Work Load Analysis
Rekapitulasi hasil perhitungan pekerja berdasarkan beban kerja dapat dilihat
pada Tabel 4.12. berikut.
Tabel 4.12. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pekerja Berdasarkan WorkLoad Analysis
Stasiun Penggalian Tanah Liat 66.67
1 2 40,74
Menggangkat Bahan Baku
Kedalam Mesin Pencetakan 62,96 48,15
Proses Pencetakan Batu Bata
Press 44.44 1 1 55,56
Menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta Sorong Untuk
dibawa Ketempat Penjemuran 62,96 1 2 51,85
Menyusun Batu Bata Press
Ketempat Penjemuran 59,26 37,04
Sumber: Data Primer Pembuatan Batu Bata Press UD. Seutangke 2016
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah pekerja yang optimal
pada pembuatan batu bata press yaitu sebesar 5 orang. Jumlah pekerja pada setiap
kedalam mesin dari 1 orang bertambah menjadi 2 orang, pada stasiun Pencetakan
Batu Bata Press tetap 1 orang, stasiun menyusun Hasil Cetakan Kedalam Kreta
Sorong Untuk dibawa Ketempat Penjemuran dan stasiun menyusun Batu Bata Press