• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 POTENSI PENDANAAN APBD KABUPATEN PASAMAN BARAT

A. PROFIL APBD KABUPATEN PASAMAN BARAT

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun

terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun

terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun

2006 adalah sebagai berikut:

 Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung

 Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

dan Pendapatan Lain yang Sah.

Berikut dapat dilihat tabel seperti yang dijelaskan berikut.

BAB 5

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA

(2)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-2

Tabel 5.1

Perkembangan Pendapatan Daerah Dalam 5 Tahun

NO URAIAN

TAHUN RATA - RATA

PERTUMBUHAN (%)

2011 2012 2013 2014 2015

A Pendapatan Daerah 594.591,62 629.688,31 746.725,26 881.050,92 964.938,96 13,00

1 Pendapatan Asli Daerah 28.646,69 32.529,32 36.940,05 70.114,49 69.072,93 28,86

1.1 Hasil Pajak Daerah 6.684,68 7.704,53 8.973,93 19.889,83 13.362,58 30,14 1.2 Retribusi Daerah 7.072,14 8.888,04 12.496,77 19.838,67 17.936,12 28,86 1.3 Hasil Pengelolaan

2 Pendapatan Transfer 528.738,92 596.758,99 705.429,75 809.520,33 895.660,34 14,12

2.1 Transfer Pusat - Dana

Perimbangan

507.860,84 540.915,57 619.342,05 683.020,95 735.442,91 9,74

2.1.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi

Hasil Bukan Pajak

25.947,33 30.291,35 28.895,57 23.668,99 20.125,22 (5,23)

2.1.2 Dana Alokasi Umum 437.992,68 457.694,68 523.534,85 580.406,95 611.155,64 8,76 2.1.3 Dana Alokasi Khusus 43.920,83 52.908,30 66.901,85 78.952,23 104.171,72 24,22

(3)

Tabel 5.2

Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir (dalam juta rupiah)

No Realisasi Anggaran Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 B Belanja (b1 + b.2) 569.394,101 666.607,686 713.163,31 835.376,47 909.853,75 b.1 Belanja Tidak Langsung 319.872,991 352.218,508 404.770,24 447.515,18 522.930,47

b.1.1 Belanja pegawai 374.466,09 414.668,56 446.188.,19

b.1.2 Bunga - - 0 0 0

b.1.3 Subsidi - - 0 0 0

b.1.4 Hibah 7.369,698 6.424,828 7.153,50 20.409,50 44.240,99

b.1.5 Bantuan sosial 7.531.353,922 3.409,574 2.455,00 2.970,25 0

b.1.6 Belanja bagi hasil 485,83 27.411,54 32.501,29

b.1.7 Bantuan keuangan 18.108,714 20.291,788 20.210,81 27.664,03 0

b.1.8 Belanja tidak terduga 3.155,542 1.881,340 0 0 0

b.2 Belanja Langsung 249.521,110 314.389,178 308.393,07 387.861,29 386.923,29

b.2.1 Belanja pegawai 15.614,033 9.750,358 20.810,76 16.637,65 2.358,84

b.2.2 Belanja barang dan jasa 145.046,741 153.750,573 134.239,54 159.448,26 191.229,79

b.2.3 Belanja modal 88.860,334 150.888,247 153.342,78 193.092,37 193.334,66

(4)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-4

B. PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBD DALAM 5 TAHUN TERAKHIR

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat memiliki tugas untuk membangun

prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja

pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir.

Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan

pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Tabel 5.3

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD Kab. Pasaman Barat dalam 5 Tahun Terakhir (x Rp .1000)

No Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi %

1 Pengembangan

Air Minum 900.000 1.420.050 0.1962.406.889 0.308 3.700.7990.388 7.960.295 0.725

2 Pengembangan

PLP 2.671.896 3.260.421 0.450 4.495.058 0.575 7.189.9400.755 8.641.505 0.787

3 Pengembangan

Permukiman 599.008 0.083 1.769.289 0.226 3.656.9600.384 6.050.360 0.551

4 Penataan

Bangunan Dan

Lingkungan

117.680 0.016 258.922 0.033 38.194 0.004

Total 3,571,896 5,397,159 0.746 8,930,158 1.142 14,585,8931.531 22,652,160 2.063

Sumber : DPA SKPD Kab. Pasaman Barat

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana

Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di

kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam

(5)

Tabel 5.4

Perkembangan DDUB di Kabupaten Pasaman Barat dalam 5 Tahun Terakhir (x Rp 1000)

Sektor

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB

Pengembangan Air Minum

2.310.000 468.000 1.925.000 392.137 2.821.423 2.778.000 3.743.458 - 16.685.000 1.250.000

Pengembangan PLP - - - 800.000 - 60.000

Pengembangan Permukiman

900.000. 954.230 2.250.000 125.000 2.600.000 389.150 750.000 - 1.936.000 392.170

Penataan Bangunan dan Lingkungan

- - - - - 11.846.298 -

Total

2.310.000 1.422.230 4.175.000 517.137 5.421.423 3.167.150 5.293.458 30.527.298

(6)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-6

C. PROYEKSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PENGELUARAN WAJIB DAN MENGIKAT

SERTA PRORITAS UTAMA TAHUN 2016-2021

Proyeksi Terhadap Pendapatan Daerah

Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka untuk lima tahun ke depan diperlukan peningkatan pendapat daerah yang lebih besar. Peningkatan ini sangat dimungkin karena kinerja keuangan daerah selama periode 2010-2015 memperlihatkan kecenderungan yang semakin baik. Oleh sebab itu berdasarkan potensi yang dimiliki dan untuk memastikan kemampuan keuangan daerah, perlu dibuat proyeksi pendapatan daerah dan proyeksi belanja wajib mengikat serta belanja prioritas.

Terkait dengan peroyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) periode 2016-2021 dirumuskan beberapa kebijakan dan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melalui kegiatan ekstensifikasi yaitu dengan meningkatkan penggalian pajak daerah dan retribusi daerah seperti mendata objek pajak yang baru baik PBB maupun pada pajak yang lain, mencari kiat penambahan retribusi daerah pada SKPD-SKPD pengelola PAD, serta melakukan pendataan ulang pada wajib pajak bumi dan bangunan dengan melakukan penyesuaian data dilokasi.

2. Melalui kegiatan intensifikasi yaitu mengoptimalkan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah yang sudah ada seperti melakukan kegiatan pengawasan terhadap objek yang ada serta melaksanakan kunjungan terhadap objek pajak secara rutin dan berkala..

3. Penambahan potensi pendapatan daerah melalui retribusi seperti retribusi objek wisata yang masih perlu digali secara mendalam.

4. Dengan melakukan penyeseuai NJOP secara bertahap yang dimulai pada pusat kota kabupaten.

Berdasarkan arah kebijakan PAD yang telah dikemukakan di atas, maka proyeksi pendapatan daerah Provinsi Sumatera Barat 2016-2021 menggunakan asumsi sebagai berikut:

1. Proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) berdasarkan pada pendekatan perkiraan target capaian PAD terhadap pendapatan daerah yang ditetapkan meningkat dari kondisi saat ini sebesar 7,72 persen menjadi 8 persen terhadap pendapatan daerah pada tahun 2021. 2. Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Bagi Hasil Pajak dihitung berdasarkan

kenaikan rata-rata periode 2013 - 2015.

3. Proyek Alokasi Umum dan Dana Penyesuaian berdasarkan pengalaman periode 2013-2015

(7)

Selanjutnya berdasarkan asumsi tersebut yang ditetapkan diperoleh proyeksi terhadap pendapatan daerah dan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.5

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016 – 2021 (dalam juta rupiah)

1.1 HASIL PAJAK DAERAH 20.000,00 22.600,00 26.309,21 30.555,23 35.460,58 41.124,94 1.2 RETRIBUSI DAERAH 7.617,34 8.607,59 10.020,31 11.637,48 13.505,77 15.663,13 1.3 HASIL PENGELOLAAN

2 DANA PERIMBANGAN 837.607,34 946.496,29 1.069.540,81 1.208.581,12 1.365.696,66 1.543.237,23 2.1 BAGI HASIL

Sumber : BPKAD KabupatenPasaman Barat Tahun 2016, data diolah

Proyeksi Terhadap Belanja Daerah

Proyeksi terhadap belanja daerah dilakukan untuk menghasilkan gambaran tentang

(8)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-8

pembangunan daerah. Belanja daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 13,06 persen pertahun, dimana belanja tidak langsung mengalami kenaikan sebesar 11,6 persen pertahun dan belanja langsung mengalami kenaikan sebesar 15,5 persen pertahun. Selanjutnya proyeksi terhadap belanja daerah dilakukan dengan pendekatan rata-rata kenaikan pertahun terhadap belanja tidak langsung dan belanja langsung seperti tergambar pada tabel berikut :

Tabel 5.6

Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016 – 2021 (dalam juta rupiah)

633.433,65 715.596,35 809.928,47 916.721,88 1.037.622,69 1.174.494,49

1 Belanja Pegawai 558.887,03 631.542,34 714.969,09 809.416,50 916.340,42 1.037.388,99 2 Belanja Hibah 1.543,00 1.743,59 1.973,92 2.234,67 2.529,87 2.864,07 3 Belanja Bagi Hasil 2.761,74 3.120,77 3.533,02 3.999,73 4.528,10 5.126,26 4 Belanja Bantuan

Keuangan

68.751,90 77.689,65 87.952,45 99.570,97 112.724,29 127.615,17

5 Belanja Tidak Terduga

1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00

B Belanja Langsung 564.639,90 629.573,49 701.974,44 782.701,50 872.712,17 973.074,07 1 Belanja Pegawai 22.966,79 25.607,97 28.552,89 31.836,47 35.497,66 39.579,89 2 Belanja Barang dan

Jasa

229.643,44 256.052,44 285.498,47 318.330,79 354.938,83 395.756,80

3 Belanja Modal 312.029,67 347.913,08 387.923,09 432.534,24 482.275,68 537.737,38

Total Belanja 1.198.083,55 1.345.169,84 1.511.902,91 1.699.423,38 1.910.334,86 2.147.568,57

Sumber : BPKAD KabupatenPasaman Barat Tahun 2016, data diolah

Proyeksi Terhadap Penerimaan Pembayaran dan Pengeluaran Pembayaran

(9)

Tabel 5.7

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016 – 2021 (dalam juta rupiah)

No Uraian

Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Pendapatan 1.116.048,55 1.261.134,86 1.425.082,39 1.610.343,10 1.819.687,71 2.056.247,11

1 Pendapatan Daerah 78.000,00 88.139,25 102.605,06 119.164,38 138.295,10 160.385,92

2 Dana Perimbangan 837.607,34 946.496,29 1.069.540,81 1.208.581,12 1.365.696,66 1.543.237,23

3 Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

200.441,21 226.498,57 255.943,38 289.216,02 326.814,10 369.299,94

Belanja 1.198.083,55 1.345.169,84 1.511.902,91 1.699.423,38 1.910.334,86 2.147.568,57

1 Belanja Tidak Langsung 633.433,65 715.596,35 809.928,47 916.721,88 1.037.622,69 1.174.494,49

2 Belanja Langsung 564.639,90 629.573,49 701.974,44 782.701,50 872.712,17 973.074,07

Sumber : BPKAD KabupatenPasaman Barat Tahun 2016, data diolah

Pendapatan daerah kabupaten Pasaman Barat diproyeksikan meningkat dari tahun ke tahun dengan pendekatan kenaikan rata-rata tahun sebelumya. Demikian juga dengan proyeksi belanja daerah yang mengalami peningkatan dengan pendekatan yang hampir sama dengan proyeksi pendapatan daerah. Berdasarkan hasil proyeksi pendapatan dan belanja daerah serta kebijakan penyertaan modal sebesar 35 milyar rupiah selama 5 tahun kedepan maka diperoleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016-2021 terkontrol pada 82,04 milyar rupiah sampai dengan 91,32 milyar rupiah. Hal ini akan terwujud dengan melakukan pendekatan pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang intensif serta kebijakan pengelolaan penganggaran yang lebih tertata.

Proyeksi Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama

(10)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-10

Tabel 5.8.

Proyeksi Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Tahun 2016 – 2021 (dalam juta rupiah)

1 Belanja Pegawai 558.887,03 631.542,34 714.969,09 809.416,50 916.340,42 1.037.388,99

2 Belanja Hibah 1.543,00 1.743,59 1.973,92 2.234,67 2.529,87 2.864,07

3 Belanja Bagi Hasil 2.761,74 3.120,77 3.533,02 3.999,73 4.528,10 5.126,26

4 Belanja Bantuan

Keuangan

68.751,90 77.689,65 87.952,45 99.570,97 112.724,29 127.615,17

5 Belanja Tak Terduga 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00

B Pembiayaan

643.434 720.596 814.928 921.722 1.042.623 1.179.494

Sumber : BPKAD KabupatenPasaman Barat Tahun 2016, data diolah

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Tahun 2016-2021

Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Pasaman Barat selama 5 (lima) tahun mendatang diproyeksikan akan mengalami trend peningkatan setelah mempertimbangkan proyeksi pendapatan, penerimaan serta belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

(11)

Tabel 5.9

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Untuk Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016 – 2021

(dalam juta rupiah)

No Uraian

Proyeksi

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Pendapatan daerah 1.116.048,55 1.261.134,86 1.425.082,39 1.610.343,10 1.819.687,71 2.056.247,11

2 Sisa lebih riil perhitungan

anggaran

92.035,00 89.034,98 91.820,52 94.080,28 95.647,15 96.321,46

Total Penerimaan 1.208.083,55 1.350.169,84 1.516.902,91 1.704.423,38 1.915.334,86 2.152.568,57

Dikurangi :

1 Belanja dan pengeluaran

pembiayaan yang wajib dan mengikat riil serta prioritas utama

643.434 720.596 814.928 921.722 1.042.623 1.179.494

2 Kapasitas riil kemampuan

keuangan 564.650 629.574 701.975 782.701 872.712 973.075

Sumber : BPKAD KabupatenPasaman Barat Tahun 2016, data diolah

5.2 POTENSIPENDANAANAPBN

Pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemerintah

Kabupaten Pasaman Barat, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan

infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang

ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non

Vertikal (SNVT). Sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011).

Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend

alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 5.10

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Kab. Pasaman Barat Bersumber Dari APBN Reguler dalam 5 Tahun Terakhir

No. Sektor Alokasi Tahun

Total 20,220,272,000 9,367,334,000 26,064,792,000 17,168,641,000 10,700,464,000

(12)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-12

Data untuk sektor Bangkim merupakan total penjumlahan dari kegiatan fisik dan

pemberdayaan yang ada di masing-masing sektor.

Selain dana tersebut pada tabel diatas untuk mendukung pendanaan pembangunan

infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK

merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum

dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem

penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh

perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,

persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan

rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar

DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan

Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa

dianalisis perkembangannya.

Tabel 5.11

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Kabupaten Pasaman Barat Bersumber Dari APBN (DAK dan PHLN) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

1 DAK Air Minum 893,750,000 1,473,550,000 3,100,740,369 4,713,115,000

2 DAK Sanitasi 1,335,800,000 837,540,000 1,083,650,000 3,624,173,000 4,679,008,000

3 Hibah Air Minum/ PHLN 1,722,411,000 1,400,000,000 1,540,000,000

4 Hibah Sanitasi

Sumber : Satker Sektor dan Data Emon Online 2010-2015

5.3 ALTERNATIFSUMBERPENDANAAN

1. CSR

(13)

Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi costrecovery atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/ Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan TJSL/ CSR adalah UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan PP nomor 47 tahun 2012 tantang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Namun di Kabupaten Pasaman Barat belum ada pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah yang didanai dalam program TJSL/ CSR karena belum ada payung hukum (perda) yang mengatur hal ini dan pelaksanaan CSR selama ini diserahkan murni kepada pihak swasta. Kedepannya diharapkan peluang ini bisa diambil oleh Pemerintah Daerah dengan membuat regulasi terkait penggunaan CSR oleh pihak swasta.

2. PDAM

Kabupaten Pasaman Barat sudah memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya khususnya air minum yakni PDAM. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Kabupaten Pasaman Barat telah memiliki Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2013 tentang Investasi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Pasaman Barat melalui perda tersebut sudah berkomitmen untuk memberikan penyertaan modal kepada BUMD salah satunya adalah PDAM Kabupaten Pasaman Barat dan sampai 31 Agustus 2015 Modal yang sudah disetor pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pasaman Barat sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah). Untuk tahun-tahun berikutnya penyertaan modal ini tetap akan diberikan termasuk untuk mendukung kegiatan hibah air minum untuk MBR yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah

3. Masyarakat

Dalam pelaksanaan kegiatan cipta karya seperti bidang air minum, sanitasi dan

(14)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-14

dalam pelaksanaanya termasuk dalam pendanaan, pembangunan sarana dan

pengelolaan sarana tersebut. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya :

1. Sektor Air minum

Dalam pelaksanaan program Pamsimas yang sudah dimulai sejak tahun 2008, masyarakat dilibatkan secara aktif sejak mulai perencanaan sampai pengelolaan sarana terbangun. Dalam juknis yang diberikan juga dibutuhkan kontribusi masyarakat dalam pendanaan program senilai total 20% dari perencanaan anggaran yang terdiri dari dana tunai (incash) senilai 4% dan sumber natura berupa bahan lokal/alam, peralatan dan tenaga kerja (inkind) minimal 16%.

2. Sektor Sanitasi

Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang di lingkungannya belum memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Tidak adanya fasilitas sanitasi ini menyebabkan masyarakat melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hampir sama dengan program pamsimas dalam program SLBM/ Sanimas, peranan dan kontribusi masyarakat merupakan pendukung dalam pelaksanaan program, masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi incash dan inkind dalam pembangunan sarana sanitasi dan pengelolaannya.

3. Sektor Pengembangan Permukiman

Pada sektor pengembangan permukiman, Pemerintah Pusat melaksanakan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dengan Penyediaan sarana prasarana dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat di perdesaan dan melibatkan masyararakat dalam pelaksanaan program.

4. Dana Desa

(15)

sektor ciptakarya karena sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Desa diantaranya adalah untuk :

a. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;

b. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan c. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa.

5.4 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

Upaya yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka percapatan

pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan

dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu

menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur

permukiman.

1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:

 Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sehingga terdapat SilPA

 Meningkatkan PAD terutama pajak daerah potensial dan retribusi daerah

Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sehingga terdapat SilPA

 Mengusulkan DDUB kepada Pemerintah Provinsi.

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:

 Meningkatkan penerimaan Pajak daerah potensial dan retribusi derah potensial

 Meningkatkan efisiensi penggunaan dana anggaran berbasis kinerja

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:

 Meningkatkan kinerja pengelolaan perusahaan daerah untuk meningkatkan pelayanan

 Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat yang masih rendah

 Meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan daerah secara efektif dan efisien

sehingga memperoleh kauntungan

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya

 Melakukankerjasama dengan masyarakat di dalam pemeliharaan prasarana dan

(16)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2017-2021

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

5-16

 Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan prasarana dan sarana

infrastruktur bidang Cipka Karya.

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada

 Biaya operasi dan pemeliharaan infrastruktur permukiman yang terbangun didanai dari

masyarakat pengguna/sewa yang dipungut kepada penghuni

 Untuk biaya perbaikan / renovasi didanai dari APBD.

6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

 Pengembangan infratsruiktur skala regioanal didanai oleh : Pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, atau

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.5
Tabel 5.8.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sering juga pemilik situs menetapkan harga yang tinggi untuk pemasangan iklan di situsnya, dan menunjukkan serangkaian angka hit rate atau page view yang besar untuk

Hak atas Merek, yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu

Aliran fisik yang terjadi di jaringan rantai pasok penghasil produk Susu Bendera adalah aliran bahan baku dari supplier ke PT FI dan PT FVI dan aliran produk jadi dari PT Tesori

Namun masih terdapat 1 (satu) program yaitu Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan 1 (satu) kegiatan yaitu Pengendalian Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah

Pada penelitian ini, rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai nyala api difusi tipe swirl disertai penambahan co-flow berupa gas inert (nitrogen), dan

Tahapan penelitian akan dimulai dari tahapan pengumpulan data, mendefinisikan strukur data pada basis data alumni, implementasi SQL menggunakan driver MySQL.Tujuan

bahwa dengan terbitnya peraturan dari kementrian terkait mengenai nomenklatur perangkat daerah sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

Pada penelitian ini digunakan para-Toluen Sulfonat Acid (PTSA) sebagai katalis, hal ini merujuk kepada sifat-sifat dari PTSA yang juga merupakan asam kuat, selain itu