• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM ca62ca2f9d BAB VBab. V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM ca62ca2f9d BAB VBab. V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

V. 1

BAB. V

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

Pemerintah sebagai entitas pengemban amanat rakyat, dalam melaksanakan kewajiban dalam memenuhi kebutuhan rakyat menjalankan peran sebagai regulator. Pelaksanaan kewajiban tersebut diwujudkan dalam berbagai program dan kegiatan. Dalam melaksanakan program dan kegiatan tersebut, Pemerintah berhak mendapatkan sumber dana dari masyarakat yang dapat berupa penarikan pajak, retribusi dan lain-lain tanpa bertujuan mengambil keuntungan.

Dalam melaksanaan berbagai program dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemerintah membentuk segenap perangkatnya yang terdiri atas Kementerian/Lembaga yang melingkupi seluruh aspek kebutuhan yang ada di dalam masyarakat sehingga tidak ada lagi kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi oleh pemerintah.

Program dan kegiatan pemerintah dihimpun dalam sebuah rencana kerja yang matang dengan durasi panjang (25 tahun), menengah (5 tahun) dan tahunan, dengan persetujuan DPR sebagai perwakilan rakyat yang berperan sebagai lembaga koordinasi sekaligus pengawas pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pemerintah agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Adanya pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dengan disusunya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam proses penyusunan APBD ini disamping harus berpedoman dengan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD), APBD juga harus sinkron dengan Rencana Pembangunan Nasional.

Pembangunan daerah diupayakan konsisten dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, rencana pembangunan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, capaian kinerja tahun sebelumnya serta masalah mendesak yang dihadapi. Konsistensi ini akan terwujud jika pemerintah daerah mengikuti peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD yang biasanya terbit setiap tahun.

Pendanaan Corporate Social Responsibility ( CSR ) yang cenderung meningkat menjadi “salah satu” dari alternatif pendanaan kegiatan CSO di masa datang, CSR membutuhkan kompetensi “CSO” untuk penguatan kapasitas teknis dan manajemen, ide ide kreatif yang memberi value added bagi keberhasilan CSR, kedalaman dalam penguasaan isu sosial, ekonomi dan lingkungan.

(2)

V. 2

Prioritas pembangunan di atas akan diimplementasikan dengan berbagai program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah.

(3)

V. 3 5.1 POTENSI PENDANAAN APBD

Bagian ini berisikan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Matriks Potensi Pendanaan APBD Kabupaten/Kota/Provinsi

SEKTOR REALISASI ( Rp. 000 ) PROYEKSI ( Rp. 000 )

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Pengembangan Kawasan Permukiman

48.093.354 25.128.915 700.000 3.750.000 800.000 2.850.000 900.000

Penataan Bangunan dan Lingkungan

66.960 96.410 67.236 31.367.346 30.286.663 2.000.000 2.885.000 2.500.000 2.250.000 -

Pengembangan SPAM

13.149.143 14.752.471 19.985.000 23.000.000 24.750.000 23.750.000 -

Pengembangan PLP

1.663.692 2.560.685 3.660.462 8.447.785 8.097.367 40.206.000 38.011.000 38.626.000 37.960.000 13.745.000

Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya

1.730.652 2.657.095 3.727.698 101.057.628 78.265.416 62.891.000 67.646.000 66.676.000 66.810.000 14.645.000

Total Belanja APBD

1.004.805.419 1.083.343.566 1.536.375.563 1.752.595.906 1.962.907.414 2.198.456.304 2.462.271.061 2.757.743.588 3.088.672.819

Keterangan Pengisian : (1) Sektor Cipta Karya

(4)

V. 4 5.2 POTENSI PENDANAAN APBN

Bagian ini berisikan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui APBN Direktorat Jenderal Cipta Karya di kabupaten/kota.

Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN

SEKTOR REALISASI ( Rp. 000 )

2016 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengembangan Kawasan Permukiman - 120.630.000 87.630.000 87.630.000 -

Penataan Bangunan dan Lingkungan - 4.250.000 8.850.000 35.000.000 34.500.000

Pengembangan SPAM - 18.650.000 1.000.000 - -

Pengembangan PLP 1.165.000 17.400.000 15.500.000 4.700.000 9.100.000

Dak Air Minum 11.391.220 12.530.000 13.783.000 15.161.000 16.677.000

Dak Sanitasi 3.496.840 6.100.000 500.000 500.000 8.000.000

TOTAL ALOKASI APBN 16.053.060 179.560.000 127.263.000 142.991.000 68.277.000

Keterangan Pengisian : (1) Sektor Cipta Karya

(5)

V. 5 5.3 ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

Bagian ini berisikan potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, di luar APBN dan APBD, antara lain melalui KPS, CSR, dan sebagainya. Untuk kegiatan yang layak secara finansial dapat dibangun dengan skema KPS, sedangkan kegiatan yang tidak layak secara finansial dapat diusulkan kepada swasta sebagai CSR.

Matrik Potensi Alternatif Pembiayaan pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Melalui KPS

NAMA KEGIATAN DESKRIFSI

KEGIATAN

BIAYA KEGIATAN (Rp) KELAYAKAN FINANSIAL

KETERANGAN

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengadaan Bentor Kendaraan Oprasional Penunjang Kebersihan

100.000.000 IRR = ………….. 4 ( empat ) Unit

Pengadaan Arm Roll Kendaraan Oprasional Penunjang Kebersihan

500.000.000 1 ( satu ) Unit

Pengadaan Gerobak Sampah Kendaraan Oprasional Penunjang Kebersihan

50.000.000 10 ( sepuluh ) Buah

Keterangan pengisian :

(1) Nama kegiatan yang berpotensi untuk KPS/CSR (2) Deskripsi teknis dan komponen kegiatan KPS/CSR (3) Nilai Kegiatan

(6)

V. 6 5.4 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

Dalam penerapan strategi pembangunan bidang cipta karya, tentunya peran pemerintah cukup penting dan menonjol, paling tidak ada beberapa peran yang dapat dijalankan oleh pemerintah dalam pembangunan bidang cipta karya.

Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan bidang cipta karya karena mempunyai keterkaitan dengan keberlangsungan kegiatan bidang keciptakaryaan dimasa yang akan datang. Strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya yang meliputi :

5.4.1 Peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;

Urusan Bersama Pusat dan Daerah adalah urusan pemerintahan di luar urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan sepenuhnya Pemerintah, yang diselenggarakan bersama oleh Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Pendanaan Urusan Bersama adalah pendanaan yang bersumber dari APBN dan APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan bersama Pusat dan daerah untuk penanggulangan kemiskinan.

Dana Urusan Bersama yang selanjutnya disebut DUB, adalah dana yang bersumber dari APBN. Sedangkan Dana Daerah untuk Urusan Bersama yang selanjutnya disebut DDUB, adalah dana yang bersumber dari APBD.

DDUB yang harus disediakan oleh daerah disesuaikan dengan indeks fiskal dan kemiskinan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.07/2009, dengan rincian tingkatan sebagai berikut:

1. Daerah yang termasuk dalam Kelompok 1 menyediakan DDUB sangat tinggi;

2. Daerah yang termasuk dalam Kelompok 2 menyediakan DDUB rendah; 3. Daerah yang termasuk dalam Kelompok 3 menyediakan DDUB sedang;

dan

4. Daerah yang termasuk dalam Kelompok 4 menyediakan DDUB tinggi.

Mekanisme penganggaran DDUB mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan daerah.

5.4.2 Peningkatan Penerimaan Daerah dan Efisiensi Pengunaan Anggaran;

(7)

V. 7

Penerimaan pajak merupakan bagian terpenting dari penerimaan pemerintah di samping penerimaan dari minyak bumi dan gas alam serta penerimaan negara bukan pajak. Apabila Indonesia ingin mandiri, maka penerimaan dari pajak haruslah ditingkatkan agar supaya dapat dijadikan substitusi pinjaman dari luar negeri.

Dalam upaya untuk meningkatkan penerimaan PAD agar penerimaannya mendekati atau bahkan sama dengan potensinya, secara umum ada dua cara, yaitu dengan cara instensifikasi dan ekstensifikasi.

a. Cara instensifikasi adalah mengefektifkan pemungutan pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek dan subyek yang sudah ada misalnya melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan dan pelayanan.

b. Cara ekstensifikasi adalah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan PAD dengan cara menjaring wajib pajak baru melalui pendataan dan pendaftaran atau menggali pajak baru.

5.4.3 Peningkatan Kinerja keuangan perusahaan daerah;

Dalam upaya untuk menggali potensi daerah pemerintah daerah kabupaten Lampung Utara mendirikan beberapa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat namun disisi lain Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dua peranan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini sering menimbulkan permasa lahan dalam pengelolaannya, hal ini karena jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hanya mengejar fungsi sosial maka fungsi sebagai penyokong sumber dana pembangunan daerah akan menurun, namun disisi lain jika fungsi sebagai penyokong sumber pendapatan daerah ditingkatkan dikhawatirkan fungsi sosial Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak akan optimal.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas BUMD, diupayakan untuk lebih meningkatkan kemampuan penyelenggaraan dan pengelolaannya agar lebih tangguh,kreatif, dan dinamis yang merupakan faktor penting dalam pengembangan usaha, termasuk peningkatan daya saing. Upaya peningkatan kemampuan tersebut dilaksanakan dengan menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan, serta meningkatkan wawasan, keterampilan dan keahlian, antara lain melalui berbagai forum komunikasi usaha, pendidikan, dan pelatihan yang berkesinambungan. Untuk itu, ditingkatkan kerja sama antara BUMD dan berbagai lembaga pendidikan.

(8)

V. 8

kepentingan masyarakat, menjadi penggerak dan pendorong kemajuan dunia usaha; serta memantapkan peran BUMD sebagai aset daerah untuk mendorong pengembangan pertumbuhan dan pemerataan yang seimbang dalam kehidupan dunia usaha.

Dalam upaya menyempurnakan struktur kelembagaan BUMD diperhatikan sejauh mana perimbangan fungsi BUMD, sebagai lembaga yang melaksanakan usaha perintisan, usaha yang penting bagi negara, dan usaha yang rnenguasai hajat hidup orang banyak di satu pihak, dan sebagai lembaga ekonomi yang merupakan salah satu sumber pembiayaan negara di pihak lain. Apabila diperlukan, penjualan saham BUMD dimungkinkan melalui pasar modal di dalam negeri dan di luar negeri secara sangat selektif dan berhati-hati dengan senantiasa mengutamakan kepentingan dan kedaulatan ekonomi daerah. Dalam pada itu, BUMD didorong untuk merintis terwujudnya kepemilikan saham oleh masyarakat luas secara merata untuk menghindari terjadinya pemusatan pemilikan saham.

Selain itu, ditempuh berbagai upaya agar BUMD berperan meningkatkan kepeduliannya terhadap kebutuhan usaha menengah,kecil, informal, dan tradisional; serta untuk juga berperan dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi, antara lain mencegah terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat; serta menjadi pelopor dalam menegakkan etika usaha yang dapat memperluas kesetiakawanan sosial ekonomi di kalangan dunia usaha dan masyarakat.

5.4.4 Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;

Pembangunan yang makin meningkat memerlukan dana yang makin besar pula, baik yang berasal dari sumber dana dalam negeri maupun sumber dana luar negeri, sebagai pelengkap. Dalam hubungan itu, PMDN dan PMA sebagai sumber investasi yang penting diharapkan berperan dalam memacu pertumbuhan dan pemerataan, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan ekonomi serta memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja.

Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan cukup tinggi akan membuka berbagai peluang usaha, termasuk usaha menengah, kecil, informal, dan tradisional. Adanya kemauan politik ya n g k uat da ri P e merintah dan b e rk e mb an gn ya tun tut an masyarakat untuk menciptakan pembangunan yang makin berkeadilan dan membangun sistem ekonomi yang lebih demokratis akan menciptakan lebih banyak peluang bagi pengembangan usaha menengah dan kecil termasuk usaha informal dan tradisional.

(9)

V. 9

pengembangan iklim yang mendukung, termasuk penyederhanaan perizinan, menyediakan kemudahan dalam melakukan investasi, memperoleh permodalan dan kesempatan usaha, juga kemudahan dalam memperoleh pendidikan, pelatihan dan bimbingan manajemen, serta alih teknologi. Teknologi yang telah dikuasai secara turun-temurun dan padat karya atau mempunyai ciri seni budaya daerah yang khas yang dimiliki oleh usaha kecil perlu memperoleh pengembangan dan perlindungan.

5.4.5 Pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;

Upaya untuk mempertahankan dan me ningkatkan tingkat penyediaan jasa pelayanan sarana dan prasarana menghadapi tiga dimensi permasalahan. Pertama, pembangunan sarana dan prasarana tidak mudah karena mencakup penggunaan kapital yang sangat besar, waktu pengemba lian modal yang panjang, penggunaan lahan yang cukup luas, pemanfaatan teknolog i tinggi, perencanaan dan implementasi perlu waktu panjang untuk mencapai skala ekonomi yang tertentu. Di lain pihak kemampuan ekonomi nasional pada saat ini sangat terbatas, baik dana yang berasal dari pemerintah maupun swasta. Kedua, pembangunan sarana dan prasarana merupakan prakondisi bagi berkembangnya.

Kesempatan dan peluang baru di berbagai bidang. Peningkatan jumlah penduduk mendorong perlunya tambahan pelayanan sarana dan prasarana. Ketiga, menghadapi persaingan global dan sekaligus memenuhi permintaan masyarakat akan jasa pelayanan sarana dan prasarana memerlukan restrukturisasi dalam penyelenggaraan usaha pelayanan jasa sarana dan prasarana.

Tujuan kebijakan mempertahankan tingkat jasa pelayanan infrastruktur adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi sarana dan prasarana yang telah ataupun sedang dibangun agar tingkat pelayanannya dapat dipertahankan dan ditingkat sesuai dengan kualitas yang memadai, serta tetap dapat dioperasikan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam rangka menunjang sektor-sektor produktif. Untuk itu diprioritaskan infrastruktur yang sudah dibangun ataupun sedang dalam proses pembangunan, diupayakan pemeliharaannya agar nilai ekonomisnya tidak menurun. Sedangkan untuk peningkatan dan pembangunan infrastruktur diarahkan hanya untuk menunjang pertumbuhan permintaan jasa pelayanan yang telah melebihi kapasitasnya (bottleneck) dan untuk menunjang ekspor

(10)

V. 10

Berbagai alternatif pembiayaan dapat diperoleh dengan melakukan langkah-langkah antara lain privatisasi, kemitraan pemerintah dan swasta, investasi swasta dalam negeri, foreign direct investment, penerbitan obligasi (seperti municipal bond), restrukturisasi pembiayaan proyek, rekayasa finansial, penggalangan dana melalui tabungan dalam negeri dan pensiunan dan sebagainya

5.4.6 Pengembangan infrastruktur skala regional.

Pembangunan infrastruktur transportasi mempunyai peran penting dalam pengembangan suatu wilayah serta mendukung pertumbuhan sektor-sektor lain. Ketersediaan aksesibilitas ataupun keterjangkauan pelayanan infrastruktur transportasi dapat lebih mempererat dukungan antar wilayah maupun pemerataan pembangunan antar wilayah.

Transportasi sering dianggap sebagai prasyarat pembangunan ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi memerlukan transportasi dan pembangunan infrastruktur.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi juga akan meningkatkan jumlah ton-km transportasi barang. Transportasi barang yang menggunakan jalan masih dominan baik di negara maju maupun di negara berkembang.

Terdapat hubungan yang sangat erat antara transportasi dan pembangunan ekonomi regional. Hubungan antara transportasi dan pembangunan ekonomi regional dapat dilihat dari tiga implikasi penting dari transportasi barang dan perdagangan.

1. Hubungan antara infrastruktur transportasi dan produktivitas daerah. Perbaikan infrastruktur transportasi merupakan aspek yang sangat penting bagi strategi pembangunan ekonomi regional untuk meningkatkan produktivitas daerah.

2. Infrastruktur transportasi yang memadai akan memfasilitasi pergerakan barang industri di wilayah tersebut secara efisien sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

3. Infrastruktur transportasi akan mem-pengaruhi lokasi industri.

Referensi

Dokumen terkait

ini untuk memecahkan masalah tersebut adalah model Problem Based Learning (PBL) melibatkankeaktifan siswa dalam bentuk kerja dalam tim karena memberikan kesempatan siswa

Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal pinjaman (modal

Anggota Mulai Untuk Melakukan Angsuran.. Calon anggota datang ke KSPPS Baitut Tamwil Muhammadiyah BiMU yang terletak di setiap pasar kota Bandar Lampung atau bisa

Pace & Faules (1998:157-160) mengembangkan Inventaris Iklim Komunikasi (IIK) yang dirancang untuk mengukur enam “pengaruh komunikasi”, yang ditentukan dalam

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Diketahui dan Disahkan Sebagai Laporan Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.. Pembimbing I

diperlukan maka dari itu komunikasi menjadi hal yang penting, semakin bagus dan erat interaksi kita dengan orang lain maka pola bubllllgan kita akan semakin.. erat

selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing, memberikan koreksi, saran, memberikan motivasi dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis sehingga perjalanan