EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGGAJIAN PEGAWAI
Studi Kasus di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Yusdi Pratama 072114095
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGGAJIAN PEGAWAI
Studi Kasus di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Yusdi Pratama 072114095
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya Ini Kepada
Tuhan Yesus Kristus
Ayah, Ibu dan Saudaraku Serta
Semua Orang yang Memiliki Andil dan Jasa
Atas Terbentuknya Karya Ini
“Ia Membuat Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya, Bahkan Ia Memberi Kekekalan Dalam Hati Mereka”
(Pengkhotbah 3:11) “Tidak Ada Harga Atas Waktu
Tetapi Waktu Sangat Berharga
Memiliki Waktu Tidak Menjadikan Kita Kaya
Tetapi Menggunakannya Dengan Baik Adalah Sumber Dari Semua Kekayaan”
ix
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
C. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern ... 13
BAB III. METODE PENELITIAN... 17
A. Jenis Penelitian ... 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 18
x
BAB IV. GAMBARAN UMUM... 28
A. Gambaran Umum Kecamatan Linggang Bigung ... 28
B. Visi dan Misi Kecamatan Linggang Bigung ... 30
C. Sumber Daya Manusia Kecamatan Linggang Bigung ... 30
D. Struktur Organisasi Kecamatan Linggang Bigung ... 31
E. Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Linggang Bigung ... 34
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Deskripsi Sitem Pengendalian Intern Pada Penggajian Pegawai Di Kecamatan Linggang Bigung ... 38
B. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pada Penggajian Pegawai Di Kecamatan Linggang Bigung ... 50
BAB VI. PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Keterbatasan Penelitian ... 60
C. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
xi
Tabel 3.1. Perbandingan Antara Teori dan Praktik Sistem
Pengendalian Intern pada Penggajian Pegawai yang
Ada di Kecamatan Linggang Bigung ... 21
Tabel 3.2. Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan ... 24
Tabel 3.3. Tabel Stop-Or-Go Decisions ... 25
Tabel 4.1. Data Kampung Kecamatan Linggang Bigung ... 29
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama ... 29
Tabel 4.3 Data Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian ... 31
Tabel 4.4. Data Pegawai Berdasarkan Golongan (PNS) ... 31
Tabel 4.5. Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 31
Tabel 5.1. Perbandingan Antara Teori dan Praktik Struktur Organisasi ... 39
Tabel 5.2. Perbandingan Antara Teori dan Praktik Sistem Wewenang dan Prosedur ... 41
Tabel 5.3. Perbandingan Antara Teori dan Praktik Praktik yang Sehat ... 45
Tabel 5.4. Perbandingan Antara Teori dan Praktik Pegawai yang Kompeten... 47
Tabel 5.5 Perbandingan Sistem Pengendalian Intern yang Ada Di Kecamatan Linggang Bigung Secara Umum dan Khusus ... 49
Tabel 5.6. Hasil Pemeriksaan Terhadap Attribute ... 55
xii
Gambar 3.1 Cara Pencarian Besarnya Sampel Minimum
Untuk Pengujian Kepatuhan ... 25
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Linggang Bigung ... 33
Gambar 5.1 Besarnya Sampel Yang Akan Diambil ... 52
xiii
Lampiran 1. Kuisioner ... 63
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan ... 64
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian ... 67
Lampiran 4. Surat Keputusan Pengangkatan Tenaga Kerja Kontrak ... 68
Lampiran 5. Surat Keputusan Pengangkatan Colon Pegawai Negeri Sipil ... 69
Lampiran 6. Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ... 70
Lampiran 7. Daftar Gaji Induk Pembayaran PNS/CPNS Kecamatan Linggang Bigung ... 71
Lampiran 8. Daftar Gaji dsb. Untuk Para Pegawai Golongan I,II,III dan IV ... 75
Lampiran 9. Rekapitulasi Daftar Gaji PNS Daerah ... 76
Lampiran 10. Surat Keputusan (SK) Pengguna Anggaran ... 77
Lampiran 11. Surat Pernyataan Pengajuan SPP-LS ... 82
Lampiran 12. Surat Pernyataan Pengajuan SPM-LS ... 83
Lampiran 13. Surat Perintah Membayar Langsung (LS) ... 84
xiv
PENGGAJIAN PEGAWAI
Studi Kasus di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat
Yusdi Pratama NIM : 072114095 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sudah dilaksanakan sesuai dengan kajian teori yang ada dan apakah sistem pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sudah efektif.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuisioner dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang dilakukan adalah deskriftif analisis dengan membandingkan antara praktik yang ada di Kecamatan Linggang Bigung dengan kajian teori. Untuk menganalisis efektivitas sistem pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sesuai dengan pengujian kepatuhan menggunakan metode stop-or-go sampling.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sistem pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sudah sesuai dengan kajian teori. Sistem pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sudah efektif.
xv
INTERNAL CONTROL SYSTEM
A Case Study at Linggang Bigung District of West Kutai Regency
Yusdi Pratama NIM: 072114095 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The purpose of this research is to find out whether the internal control system of employee payroll at Linggang Bigung District has been conducted in accordance with the existing theories and whether the internal control system of employee payroll at Linggang Bigung District is effective.
The type of this research was a case study. The data collection techniques were interviews, questionnaires and documentation.
The data analysis technique of this research was descriptive analysis by comparing the existing internal control system of employee payroll at Linggang Bigung District with that of theory. To analyze the effectiveness of employee payroll internal control system used at Linggang Bigung District in accordance with the compliance test that using the stop-or-go sampling method.
The result showed that the internal control system of employee payroll at Linggang Bigung District was in line with existing theories. The internal control system on employee payroll at Linggang Bigung District was already effective.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Unsur manusia sangat menentukan kesuksesan suatu organisasi
karena berjalan tidaknya suatu organisasi kearah pencapaian tujuan yang
ditentukan tergantung kepada kemampuan manusia untuk menggerakkan
organisasi tersebut kearah yang telah ditetapkan. Manusia yang terlibat
dalam organisasi ini disebut juga pegawai, Pegawai adalah orang-orang
yang diperkerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga
pemerintah maupun dalam badan-badan usaha. (Widjaya, 2006:113)
Pegawai merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam pencapaian tujuan dari sebuah organisasi, oleh karena itu
pegawai perlu mendapatkan konsekuensi sebagai balas jasa dalam bentuk
uang yaitu gaji. Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi
berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan
pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat. (Hariandja, 2005:24)
Karena peranan penting itu diperlukan suatu sistem penggajian pegawai
yang baik, dikelola secara profesional, sesuai peraturan, transparan dan
dapat dipercaya.
Pada umumnya setiap organisasi telah memiliki suatu sistem yang
pelaksanaannya sering tidak berjalan secara efektif, hal ini biasanya
dikarenakan kurang pedulinya atasan atau ketidakmampuan staf dalam
menangani sistem tersebut. Karena itu diperlukan pengendalian intern atas
sistem yang dimilikinya untuk mengetahui apakah sistem tersebut berjalan
efektif sesuai dengan tujuan organisasi.
Pengendalian intern dibuat untuk mencegah terjadinya inefesiensi
yang tujuannya adalah untuk menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa
keakuratan data akuntansi. (Bastian, 2007:450) Pengendalian intern
memang bukan dimaksudkan untuk menghilangkan semua kemungkinan
terjadi kesalahan atau penyelewengan, tetapi pengendalian intern yang
efektif akan dapat menekan terjadinya kesalahan atau penyelewengan
pengelolaan penggajian pegawai dalam batas-batas yang layak, kalaupun
kesalahan dan penyelewengan itu terjadi dapat diketahui dan dapat diatasi
secara cepat.
Mengingat tujuan dari pengendalin intern sangatlah efektif jika
diterapkan pada sistem pengelolaan penggajian pegawai di suatu
organisasi, agar dapat memberi suatu keyakinan akan tercapainya suatu
tujuan organisasi. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai efektivitas sistem pengendalian intern pada penggjian pegawai
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pelaksanaan sistem pengendalian intern pada penggajian
pegawai di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat sesuai
dengan kajian teori?
2. Apakah penerapan sistem pengendalian intern pada penggajian
pegawai di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat sudah
efektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan sistem
pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang
Bigung Kabupaten Kutai Barat sesuai dengan kajian teori.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan sistem
pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang
Bigung Kabupaten Kutai Barat sudah efektif.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
referensi perpustakaan dan memberi manfaat bagi mahasiswa lain
dalam penelitian lebih lanjut. Khususnya yang berhubungan dengan
sistem pengendalian intern penggajian yang studi kasusnya terkait
2. Bagi Kecamatan Linggang Bigung
Diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan
pemikiran dalam menerapkan sistem pengendalian intern penggajian
yang lebih baik.
3. Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat melatih diri dalam
mengadakan suatu penelitian, untuk menyusun karya tulis, serta dapat
menambah wawasan baik secara teoritis maupun praktek dilapangan
sehingga dapat menambah pengalaman dan keterampilan mengenai
masalah yang sedang dipelajari.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang
mendukung penelitian yaitu menerangkan tentang :
pengertian sistem pengendalian intern, tujuan,
unsur-unsur, dan prinsip-prinsip sistem
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang cara-cara yang akan
dilakukan dalam melakukan penelitian, meliputi
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, teknik
pengumpulan data serta taknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini menguraikan tentang gambaran
umum instansi dan struktur organisasi yang menjadi
objek penelitian
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan tentang hasil dari
penelitian dan pembahasan mengenai sistem
pengendalian intern pada penggajian pegawai.
BAB VI : PENUTUP
Dalam bab ini memuat tentang kesimpulan dan
saran maupun rekomendasi atas penelitian yang
telah dilakukan yang mungkin bermanfaat bagi
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendalan data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan pimpinan. (Bastian,
2007:450)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 60
tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 4
tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang
dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan
keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua, yaitu (Bastian, 2007:450):
a. Pengendalian intern akuntansi
Merupakan bagian dari sistem pengendalian intern,
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi serta
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Pengendalian intern administratif
Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan, terutama efesisensi dan kepatuhan atas
kebijakan pimpinan.
Sedangkan tujuan sistem pengendalian intern menurut (PP No. 60
tahun 2008):
1) Bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara,
2) Keandalan pelaporan keuangan,
3) Pengamanan aset negara, dan
3. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern, (Bastian,
2007:450-455) yaitu :
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian
tanggungjawab fungsional yang dilakukan secara tegas pada unit
unit organisasi. Pembagian tanggung jawab dalam organisasi harus
didasarkan pada prinsip berikut :
1) Fungsi-fungsi operasi harus dipisahkan dari fungsi akuntansi.
2) Dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat pengecekan intern
diantara unit organisasi.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi terjadi atas dasar
otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Dalam organisasi harus dibuat sistem
yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi.
Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam
penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi atas
dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan
akuntansi. Maka penggunaan formulir harus diawasi sedemikian
rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi, serta diperlukan
prosedur pencatatan yang baik agar menjamin data yang direkam
dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat
ketelitian dan keandalan yang tinggi.
c. Praktik yang sehat dalam melakukan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Cara yang umum ditempuh oleh perusahaan dalam
menciptakan praktik yang sehat adalah :
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.
2) Pemeriksaan mendadak (surprise audit)
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur
tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4) Perputaran jabatan (job rotation).
5) Pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
d. Pegawai yang kompetensinya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Mutu karyawan merupakan unsur pengendalian intern yang
paling penting. Karena jika perusahaan memiliki karyawan
kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi
sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu
menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat
diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang
menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif, meskipun hanya sedikit
unsur sistem pengendalian yang mendukungnya. Untuk
mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya,
berbagai cara berikut dapat ditempuh :
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan sesuai dengan pekerjaannya.
3) Keluarga bukanlah sumber yang baik untuk memperoleh
B. Penggajian Pegawai
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 1999 Tentang Tata Cara Penyediaan dan Penyaluran Dana Gaji
Bagi Pegawai Daerah.
1. Pengertian Gaji dan Sumber Gaji
a. Gaji adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang
sah yang berhak diterima oleh Pegawai daerah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Dana untuk keperluan pembayaran gaji disediakan oleh Pemerintah
atas beban Angaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai bagian
dari Dana Rutin daerah
c. Penyaluran dana sebagaimana dimaksud dilaksanakan kepada
Pemerintah Daerah yang bersangkutan oleh Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) setempat melalui Kas
Daerah.
2. Dokumen Penggajian
Dokumen yang digunakan di dalam penggajian berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut :
a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara
b. Surat Perintah Membayar (SPM)
Dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas
pengeluaran Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) SKPD.
c. Surat perintah pencairan dana (SP2D)
Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana
yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD)
berdasarkan SPM.
d. Surat perintah membayar langsung (SPM-LS)
Dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran
doumen pelaksana anggaran (DPA) SKPD.
e. Daftar pembayaran Gaji Induk PNS/CPNS
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dari semua gaji
pegawai yang ada di kecamatan Linggang Bigung yang terdiri dari
penghasilan yang berupa gaji pokok, tunjangan, potongan dari
C. Efektifitas Sistem Pengendalian Intern
Pengujian pengendalian adalah pengujian terhadap efektifitas
sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan tertentu yang telah
diterapkan. Tujuan dari pengujian pengendalian yaitu untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa prosedur pengendalian telah diterapkan
sebagaimana mestinya. Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian
intern, dapat dilakukan dengan dua macam pengujian (Mulyadi,
2002:198):
1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern.
Pengujian terhadap ada tidaknya kepatuhan pelaksanaan pengendalian
intern, dapat dilakukan dengan dua macam pengujian:
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi
tertentu. Auditor dapat memilih transaksi tertentu dan kemudian
melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian intern
dalam pelaksanaan transaksi tersebut, sejak transaksi tersebut
dimulai sampai dengan selesai.
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah
dicatat. Dalam hal tertentu, auditor melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan suatu transaksi sejak awal sampai selesai,
melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut
2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern. (Mulyadi,
2002:251-275)
Pengujian tingkat kepatuhan dilakukan dengan cara
memeriksa keseluruhan atau sebagian bukti atas terjadinya suatu
transaksi. Auditor tidak mengumpulkan semua bukti untuk
merumuskan pendapatnya, melainkan dapat melakukan pengujian
(test) terhadap karakteristik seluruh bukti. Dalam melakukan pengujian terhadap karakteristik seluruh bukti tersebut, auditor dapat menempuh
empat cara, yaitu mengambil sampel 100%, melaksanakan judgment sampling, melakukan representative sampling, melakukan statistical sampling.
Statistical sampling terbagi menjadi dua yaitu attribute sampling dan variable sampling. Atribute sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern, sedangkan
variable sampling digunakan untuk menguji nilai rupaih yang tercantum dalam akun.
Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain, dalam
hubungannya dengan pengujian kepatuhan attribute merupakan penyimpangan dari atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu sistem
pengendalian intern yang seharusnya ada.
kepatuhan, maka terdapat tiga model attribut sampling yang dapat digunakan, yaitu :
a. Fixed sample size attribute sampling
Model pengambilan sampel ini digunakan jika diperkirakan
akan dijumpai beberapa kesalahan dan auditor berkeinginan
memperkirakan suatu tingkat penyimpangan populasi yang tidak
diketahui oleh auditor tersebut. Model ini banyak digunakan dalam
pemeriksaan auditor dan bertujuan untuk memperkirakan
presentase terjadinya mutu tertentu dalam populasi. Prosedur
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern.
2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.
3) Penentuan besarnya sampel.
4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi
5) Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukan efektifitas elemen sistem pengendalian intern
6) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel. b. Stop-or-go sampling
Model ini digunakan jika yakin bahwa kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangatlah kecil. Metode ini mencegah
terjadinya pengambilan sampel yang terlalu banyak. Auditor
meminimkan waktu dan meningkatkan efisiensi auditnya. Adapun
prosedur yang digunakan dalam model ini adalah sebagai berikut:
1) Mentukan desired upper precision limit (DUPL) dan tingkat kendalan (R%)
2) Menentukan besarnya sampel pertama yang harus diambil
dengan menggunakan tebel besarnya sampel minimum.
3) Membuat table stop-or-go-sampling
4) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
c. Discovery Sampling
Discovery sampling digunakan jika auditor memperkirakan bahwa tingkat penyimpangan populasi mendekati nol dan auditor
mencari karakteristik yang sangat kritis, yang jika hal ini
ditemukan, merupakan petunjuk adanya ketidakberesan yang lebih
luas atau kesalahan yang serius dalam laporan keuangan. Prosedur
pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :
1) Tentukan attribute yang akan diperiksa
2) Tentukan populasi dan besarnya populasi yang akan diambil
sampelnya
3) Tentukan tingkat keandalan (R%)
4) Tentukan desired upper precision limit (DUPL) 5) Tentukan besarnya sampel
6) Periksa attribute sampel
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Studi Kasus
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus,
yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti suatu objek secara
langsung mengenai sistem pengendalian intern pada penggajian
pegawai. Pada penelitian ini hasil penelitian hanya berlaku pada kasus
di Kecamatan Linggang Bigung saja dan tidak dapat digeneralisasikan
dengan penelitian lainnya untuk menunjukkan adanya sesuatu yang
khas yang dapat dipelajari dari suatu kasus, yang berbeda dari
penjelasan yang diperoleh dari obyek-obyek lainnya.
2. Deskriptif Analisis
Disebut penelitian deskriptif analisis karena dalam
penelitian ini pertama-tama akan disajikan konsep teoritis, lalu
digambarkan atau dipaparkan objek yang diteliti yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan. Hasil ini akan dianalisa secara kritis
terhadap objek yang bersangkutan untuk kemudian diambil suatu
kesimpulan dengan cara membandingkan hasil temuan di lapangan
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten
Kutai Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai bulan Desember
Tahun 2013
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Camat Kecamatan Linggang Bigung
b. Subag. Perencanaan dan Program Keuangan
c. Staf Pegawai Subag. Perencanaan dan Program Keuangan
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sistem
pengendalian intern penggajian dan dokumen-dokumen yang terkait
dengan penggajian.
D. Data Yang Dibutuhkan
1. Gambaran umum instansi.
2. Struktur organisasi.
3. Dokumen-dokumen yang terkait tentang penggajian pegawai seperti
daftar gaji pegawai dan dokumen lain yang terkait dengan penggajian
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung
mengenai gambaran umum instansi dan pengajian pegawai kepada
Camat Kecamatan Linggang Bigung dan Subag Perencanaan dan
Program Keuangan yang terdiri dari bendahara pengeluaran, pembantu
bendahara pengeluaran dan Staf pegawai yang ada di Subag
Perencanaan dan Program Keuangan yang ada di Kecamatan Linggang
Bigung. (Daftar Pertanyaan Terlampir)
2. Kuesioner
Kuesioner ini berisi serangkaian pertanyaan secara tertulis
mengenai masalah yang ingin diteliti, dalam hal ini sistem
pengendalian intern pada penggajian pegawai yang ditujukan kepada
Subag Perencanaan dan Program Keuangan yang terdiri dari bendahara
pengeluaran, pembantu bendahara pengeluaran dan Staf pegawai yang
ada di bagian Subag Perencanaan dan Program Keuangan yang ada di
Kecamatan Linggang Bigung. (Kuisioner Terlampir)
3. Dokumentasi
Proses pengumpulan data dengan mempelajari dan menganalisa
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengendalian intern
penggajian terhadap gaji pegawai, seperti daftar gaji pegawai dan
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab setiap permasalahan yang ada maka digunakan langkah
langkah sebagai berikut:
1. Deskriptif Analisis
Digunakan untuk manjawab permasalahan pertama yaitu
dengan cara membandingkan antara hasil temuan di lapangan dengan
teori. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
a. Mendeskripsikan unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern
penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung dengan cara
membandingkan antara hasil temuan di lapangan dengan teori
melalui hasil wawancara serta jawaban dari kuisioner.
b. Membuat kesimpulan dari hasil membandingkan antara hasil
temuan di lapangan dengan teori sesuai dengan tabel 3.1 sebagai
Tabel 3.1
Perbandingan antara Teori dan Praktik Sistem Pengendalian Intern Penggajian Pegawai yang Ada di Kecamatan Linggang Bigung
Sumber: Bastian, 2007:450-455
No Teori Praktik Keterangan
Ya Tidak
Struktur Organisasi Yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas
1 Fungsi operasi harus terpisah dari fungsi akuntansi
2 Dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat pengecekan internal diantara unit organisasi
Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan
1
Setiap transaksi hanya terjadi berdasarkan otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
2 Formulir sebagai media untuk merekam penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi atas transaksi
Praktik yang Sehat Dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi
1 Dalam suatu transaksi digunakan formulir dengan nomor urut tercetak
2 Ada pemeriksaan mendadak (Surprise Audit)
3 Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu init yang sama 4 Ada perputaran jabatan (Job Rotation)
5 Ada pengambilan cuti bagi pegawai yang berhak
6 Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya
Pegawai yang Kompetensinya Setara Dengan Tanggungjawabnya
1 Seleksi pegawai berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya
2 Adanya pengembangan pendidikan pegawai harus
disesuaikan dengan tuntutan pekerjaannya
3 Dalam seleksi pegawai dihindarkan dari faktor
2. Pengujian Kepatuhan
Teknik ini digunakan intuk menjawab permasalahan yang
kedua yaitu untuk mengetahui apakah sistem pengendalain intern
pengajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sudah efektif.
Dengan menggunakan salah satu dari metode attribute sampling yaitu stop-or-go sampling. Metode ini dipilih karena penulis meyakini kesalahan dalam sampel data sangatlah kecil sehingga penelitian ini
tidak menggunakan sampel yang terlalu banyak. Prosedurnya adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern. Attribute yang diperiksa yaitu:
1) Adanya dokumen pendukung yang menyangkut pembuatan
daftar gaji pegawai yaitu surat keputusan pengangkatan
pegawai berupa surat keputusan menjadi tenaga kerja kontrak
(TKK), calon pegawai negeri sipil (CPNS), serta pegawai
negeri sipil (PNS).
2) Adanya kesesuaian informasi antara dokumen yang satu dengan
dokumen yang lain dalam proses penggajian yaitu kesesuaian
jumlah nominal gaji pokok dan tunjangan antara daftar
pembayaran gaji dan SPP/SPM serta SP2D.
3) Adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang atau pejabat
b. Menentukan Populasi Yang Akan Diambil Sampelnya.
Populasi merupakan sekumpulan data yang akan digunakan
sebagai objek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah Daftar
Pembayaran Gaji Induk PNS/CPNS Kecamatan Linggang Biigung
selama bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2013.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil
sebagai contoh dalam penelitian. Sampel yang akan diambil terdiri
dari 305 Nomer Induk Pegawai (NIP) yang ada pada Daftar
Pembayaran Gaji Induk PNS/CPNS selama bulan Januari sampai
bulan Desember tahun 2013. Setelah besarnya sampel ditentukan
maka selanjutnya dipilih sampel mana yang akan diperiksa dari
keseluruhan populasi yang ada agar setiap anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel, pemilihan sampel akan dilakukan secara acak dengan
metode simple random sampling (SRS) menggunakan program SPSS.
c. Menentukan Desired Under Precision Limit (DUPL) dan Tingkat Keandalan (R%).
Tingkat keandalan (R%) adalah probabilitas benar dalam
mempercayai efektivitas struktur pengendalian intern. Sedangkan
desired under precision limit (DUPL) adalah tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima. Dalam penelitian ini penulis
intern cukup baik sehingga tingkat keandalan yang dipilih adalah
95% dan DUPL 5% dalam pengujian pengendalian.
d. Menentukan Sampel Pertama Yang Harus Diambil
Dengan menggunakan tabel 3.2 besarnya sampel minimum
untuk pengujian kepatuhan maka akan ditemukan besarnya sampel
pertama yang akan diambil. Penulis telah menetapkan DUPL = 5%
dan R% = 95% maka berdasarkan gambar 3.1 sampel yang harus
diambil adalah sebesar 60.
Tabel 3.2
Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan (Zero Expected Occurrences)
Acceditable Upper Precision Limit
Sample Size Based on Confidance Levels
Gambar 3.1
Cara Pencarian Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Kepatuhan
Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan
Desired Upper Precision
Limit
Besarnya Sampel Atas Dasar Pengujian Pengendalian
90% 95% 97,5%
e. Membuat Tabel Pengambilan Keputusan (Stop-Or-Go Decision). Dalam membuat tabel stop-or-go decisions yang disajikan pada tabel 3.3akan diambil sampel sampai 4 kali.
Tabel 3.3
Tabel Stop-or-Go-Decisions
Sumber: Mulyadi 2002: 266
Langkah-langkah penyusunan tabel stop-or-go-decisions
adalah sebagai berikut :
1) Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tidak
ditemukan kesalahan atau tingkat kesalahan sama dengan 0,
maka pemeriksaan diberhentikan karena AUPL=DUPL dan
mengambil kesimpulan bahwa komponen pengendalian intern
yang diperiksa adalah efektif. AUPL dihitung dengan rumus :
2) Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel ditemukan
kesalahan sama dengan 1, maka perlu penambahan sampel
sebanyak 36 anggota sampel karena AUPL > DUPL.
3) Jika dari pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel ditemukan
2 kesalahan, maka perlu penambahan sampel sebanyak 30
anggota sampel sehingga jumlah aggota sampel adalah 126.
4) Jika dari pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel, terdapat
3 kesalahan, maka perlu ditambah 30 anggota sehingga
menjadi 156 anggota sempel. Kemudian jika tidak dijumpai
kesalahan maka pengambilan sampel akan dihentikan dan
diambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern sudah
f. Evaluai hasi pemeriksaan terhadap sampel.
Dalam mengevaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
dilakukan dengan cara membandingkan tingkat kesalahan
maksimum yang dapat diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan
yang dicapai (AUPL). Apabila AUPL < DUPL, dapat disimpulkan
bahwa sistem pengendalian intern adalah efektif. Tetapi jika
sebaliknya AUPL > DUPL maka sistem pengendalian intern adalah
28
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kecamatan Linggang Bigung
Kecamatan Linggang Bigung adalah sebuah Kecamatan hasil
pemekaran dari Kecamatan Barong Tongkok sesuai dengan peraturan daerah
(Perda) Tingkat II Kutai, dengan nomor: 20 tanggal 16 juli 1999. Pemekaran
terjadi sebelum Kabupaten Kutai Barat berdiri sendiri sebagai bagian dari
pemekaran Kabupaten Kutai.
Kecamatan Linggang Bigung terletak di kampung Linggang Bigung
Kabupaten Kutai Barat, dengan luas wilayah 699,30 KM2 dan jarak tempuh
dari ibukota Kabupaten Sendawar sejauh 15 KM. Sedangkan menuju kota
propinsi mencapai jarak +350 KM. Secara administratif wilayah kecamatan
Linggang Bigung berbatasan dengan:
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tering.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Nyuatan.
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Barong Tongkok.
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Long Hubung.Secara geografis Kecamatan Linggang Bigung terletak pada daerah
dataran tinggi dengan ketinggian 200 DPL serta terletak pada titik koordinat
Kecamatan Linggang Bigung secara administratif membawahi 11
kampung, Berikut ini merupakan daftar kampung dan data
kependudukkan.
Tabel 4.1 Data Kampung Kecamatan Linggang Bigung
No Kampung Sumber: Kecamatan Linggang Bigung
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama
Pria Wanita KK RT Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah
7.635 7.010 3.979 63 5.790 4.492 4.337 13 13 14.645
B. Visi dan Misi Kecamatan Linggang Bigung
1. Visi
Visi Kecamatan Linggang Bigung adalah: “ Profesional dalam memberikan pelayanan dengan dukungan aparat kecamatan yang
berkualitas dalam membangun partisipasi masyarakat yang aktif dan
mandiri”.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Kecamatan Linggang Bigung
menetapkan misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan peran serta dalam mengelola program pembangunan,
baik perorangan yang datangnya dari pelaksana masyarakat.
b. Mengoptimalkan sistem dan tata laksana pelayanan yang cepat, ramah,
dan mudah.
c. Meningkatkan pelayanan dengan sistem prosedural yang jelas agar
masyarakat dapat melaksanakan kegiatan pembangunan yang ada di
wilayah kecamatan.
C. Sumber Daya Manusia Kecamatan Linggang Bigung
Sumber daya manusia (SDM) di Kecamatan Linggang bigung terbagi
atas beberapa golongan pegawai negeri sipil (PNS) dan tenaga kerja kontrak
(TKK) yang masing-masing memiliki tugas dan pekerjaan sesuai dengan
uraian tugas yang tercantum dalam surat keputusan (SK) pengangkatan
masing-masing. Berikut adalah data pegawai Kecamatan Linggang Bigung
Tabel 4.3 Data Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah (Org)
1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 34 2 Tenaga Kerja Kontrak (TKK) 23
Jumlah 57
Sumber: Kecamatan Linggang Bigung
Tabel 4.4 Data Pegawai Berdasarkan Golongan (PNS)
No Status Kepegawaian Jumlah (Org)
1 Golongan I 1
2 Golongan II 20
3 Golongan III 9
4 Golongan IV 4
Jumlah 34
Sumber: Kecamatan Linggang Bigung
Tabel 4.5 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan (PNS)
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Org)
1 SD -
Sumber: Kecamatan Linggang Bigung
D. Struktur Organisasi Kecamatan Linggang Bigung
Kecamatan Linggang Bigung dipimpin oleh seorang camat sebagai
kepala wilayah yang membawahi sekretaris kecamatan, beberapa kelompok
jabatan fungsional serta seksi dan bagian. Berikut adalah susunan organisasi
Kecamatan Linggang Bigung:
1. Susuna organisasi kecamatan terdiri dari :
a. Camat
b. Sekretaris, membawahkan :
2) Sub Bagian perencanaan dan program keuangan
c. Seksi pemerintahan
d. Seksi ketentraman dan ketertiban umum
e. Seksi pemberdayaan masyarakat dan kampung
f. Seksi pelayanan umum
g. Seksi pendidikan dan kesehatan
h. Kelompok jabatan fungsional
1) Bendahara Gaji Guru
2) Pengawas TK/SD
3) Penyuluh KB
2. Sekretriat dan seksi sebagaimana dimaksud masing-masing dipimmpin
oleh sekretaris dan kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada camat.
3. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada camat sesuai dengan peraturan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Linggang Bigung
Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 06 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.
1. Rufinus Saniq Bendahara Gaji Guru NIP. 19651225 198804 1 006
2. Sincong, Ba Pengawas TK/SD NIP. 19580504 198201 1 013
3. Edi Juanto,S.Pd Pengawas TK/SD NIP. 19611016 198210 1 001
5. Jum’an Herminto Koordinator Penyuluh KB NIP. 19791224 200701 1 009
6. Kristina Herry Penyuluh KB
Plt. Kasubbag. Umum Soflinus Asih Pengatur Tk.I / II.d NIP. 19621207 198309 1 001
Plt. Kasubbag. Perenc. Prog. dan Keuangan/Bendahara 4. Angela Andriani
NIP. 19821027 200902 2 006 5. Timotius Dioni
Bendahara Barang NIP. 197808022001121003 6. Heldawati
NIP.19740413 200902 2 002
1. Nurhani, SE
2. Victor Simron.S, S.Sos
3. Natalia
NIP 19730125 200701 1 009 2. Yosep Sumadi
NIP.19580505200701 1 010 3. Donald Richardo.S.,S.Sos 4. Adikanto
5. Maria Fransiska Aminah 6. Senati
1. Jum’an Herminto NIP.19791224 2007011009 2. Ramlansius
NIP.19680104 2007011025 3. Firmanita Yosepha 4. Elisabet Suryani 5. Valentina 6. F.Pinsensius.HD
1. Jeane Damier
NIP. 19810720 200112 2 002 2. Kristina Herry
NIP.197810222007012012 3. Lily Suryani 3. Agus Aspriansyah NIP.197308052007011018 4. Wisnu Cahyadi 5. Yohanes
1. Nikolson
NIP 19710917 200112 1 004
2. Bonifasius, SH
E. Tugas Pokok Dan Fungsi Kecamatan Linggang Bigung
Berdasarkan peraturan Bupati Kutai Barat No 64 tahun 2008 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan di lingkungan
pemerintahan daerah Kabupaten Kutai Barat.
1. Camat
a. Camat mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kewenangan
pemerintah yang dilimpahkan oleh bupati untuk menangani sebagian
urusan atonomi daerah.
b. Camat mempunyai fungsi yaitu menyelenggarakan perencanaan
strategis dibidang perencanaan kegiatan kecamatan dan pelaksanaan
pelimpahan sebagai kewenangan bupati.
2. Sekretaris
a. Sekretaris mempunyai tugas pokok yaitu membantu camat dalam
melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintah dalam bidang
kesekretariatan
b. Sekretaris mempunyai fungsi yaitu melaksanakan koordinasi
perencanaan, evaluasi dan pelaporan program kecamatan, pengelolaan
urusan kepegawaian, urusan umum yang meliputi kegiatan surat
menyurat, pengadaan perlengkapan rumah tangga, hubungan
3. Seksi Pemerintahan
a. Seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok yaitu membantu camat
dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan.
b. Seksi pemerintahan mempunyai fungsi yaitu menyelenggarakan
penyusunan program dan melakukan pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan umum dan pemerintahan kampung/kelurahan.
4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
a. Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai tugas pokok yaitu
membantu camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan ketentraman
dan ketertiban umum.
b. Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai fungsi
menyelenggarakan penyusunan program ketentraman dan ketertiban
umum serta melaksankan pembinaan wawasan kebangsaan dan
perlindungan masyarakat.
5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung
a. Seksi pemberdayaan masyarakat dan kampung mempunyai tugas
pokok yaitu membantu camat dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan
b. Seksi pemberdayaan masyarakat dan kampung mempunyai fungsi
yaitu menyelenggarakan penyusunan program dan pembinaan dalam
upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan.
6. Seksi Pelayanan Umum
a. Seksi pelayanan umum mempunyai tugas pokok yaitu membantu
camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan pelayanan umum.
b. Seksi pelayanan umum mempunyai fungsi yaitu menyelenggarakan
pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya.
7. Seksi Pendidikan dan Kesehatan
a. Seksi pendidikan dan kesehatan mempunyai tugas pokok yaitu
membantu camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan pendidikan
dan kesehatan.
b. Seksi pendidikan dan kesehatan mempunyai fingsi yaitu
menyelenggarakan pendidikan dan kesehatan sesuai dengan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
b. Kelompok jabatan fungsioanal mempunyai fungsi yaitu menjalankan
tugasnya dalam jenjang jabatan fungsional, dengan bidang
38
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Pengendalian Intern pada Penggajian Pegawai di
Kecamatan Linggang Bigung
1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan sistem pengendalian intern
penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung sudah sesuai
dengan kajian teori maka dilakukan perbandingan antara unsur-unsur
sistem pengendalian intern penggajian pegawai yang berlaku di
Kecamatan Linggang Bigung dengan teori unsur-unsur sistem
pengendalian intern, yang telah dideskripsikan melalui jawaban dari
kuisioner sebagai berikut :
a. Struktur organisasi
1) Fungsi operasi terpisah dari fungsi akuntansi.
Di Kecamatan Linggang Bigung fungsi operasi selalu
terpisah dengan fungsi akuntansi, di bagian penggajian fungsi
operasi dilaksanakan oleh bendahara pengeluaran bersama
pembantu bendahara pengeluaran dengan melakukan kegiatan
penggajian pegawai dengan menyiapkan dan membuat surat
permintaan pembayaran gaji (SPP-Gaji), surat perintah
membayar langsung (SPM), daftar gaji, serta pengurusan gaji
pada Kecamatan Linggang Bigung, sedangkan untuk
penatausahaan keuangan (PPK) yaitu melakukan kegiatan
akuntansi dengan cara menyiapkan laporan keuangan satuan
kerja perangkat daerah (SKPD) Kecamatan Linggang Bigung,
hal ini telah diatur berdasarkan pada surat keputusan pengguna
anggaran dalam hal ini adalah Camat Linggang Bigung.
2) Dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat pengecekan intern
diantara unit organisasi pelaksana.
Di Kecamatan Linggang Bigung untuk mengecek
pelaksanaan kegiatan disetiap unit ada rapat evaluasi dan
koordinasi selama tiga bulan sekali dipimpin oleh camat yang
tujuannya untuk melihat setiap kegiatan yang dilakukan oleh
semua unit/bagian termasuk bagian penggajian apakah berjalan
sebagaimana mestinya terutama mengenai penggunaan
anggaran yang ada. Berdasarkan keterangan di atas maka
diperoleh tabel sebagai berikut :
Tabel 5.1
Perbandingan Antara Teori dan Praktik Struktur organisasi
Sumber : Data diolah
Teori Praktik Keterangan
Ya Tidak
Fungsi operasi terpisah dari
fungsi akuntansi V Sesuai Teori
Dalam pelaksaaan suatu transaksi terdapat
pengecekan intern diantara unit organisasi
b. Sistem wewenang dan prosedur
1) Setiap transaksi terjadi berdasarkan otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut.
Di kecamatan Linggang Bigung setiap
transaksi/kegiatan selalu sepengetahuan/persetujuan dari
pejabat yang bersangkutan, di bagian penggajian jika
bendahara pengeluaran Kecamatan Linggang Bigung ingin
mengurus surat perintah pencairan dana (SP2D) pembayaran
gaji yang ditujukan kepada bendahara umum daerah (BUD)
pada bagian keuangan Sekretariat Kabupaten (Setkab) maka
SPP-Gaji dan SPM yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
harus diketahui dan ditandatangani oleh pengguna anggaran
dalam hal ini adalah Camat Linggang Bigung.
2) Formulir sebagai media untuk merekam penggunaan
wewenang dalam memberikan otorisasi atas transaksi
Formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai
dasar untuk mencatat transaksi akuntansi. Di bagian penggajian
pada Kecamatan Linggang Bigung setiap dokumen seperti
daftar pembayaran gaji induk PNS/CPNS, surat permintaan
pembayaran (SPP), surat perintah membayar (SPM), dan lain
sebagainya merupakan dokumen yang setiap pengajuannya
pengawasan terhadap pelaksanaan otorisasi sehingga dari setiap
dokumen tersebut menghasilkan informasi akuntansi yang
dapat dipercaya.
Berdasarkan keterangan di atas maka diperoleh tabel
sebagai berikut :
Tabel 5.2
Perbandingan Antara Teori dan Praktik Sistem Wewenang dan Prosedur
Sumber : Data diolah
c. Praktik yang sehat
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.
Di Kecamatan Linggang Bigung setiap melaksanakan
kegiatan penggunaan anggaran termasuk juga kegiatan
penggajian pasti menggunakan formulir dengan nomor urut
tercetak seperti daftar pembayaran gaji induk, buku kas umum,
buku simpanan bank, buku pajak, buku panjar, buku
rekapitulasi pengeluaran dan register SPP karena merupakan
dokumen yang dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh
Teori Praktik Keterangan
Ya Tidak
Formulir sebagai media untuk merekam penggunaan
wewenang dalam memberikan otorisasi atas transaksi
bendahara pengeluaran dalam menatausahakan pengeluaran
permintaan pembayaran.
2) Adanya pemeriksaan mendadak (surprise audit)
Pada umumnya pemeriksaan mendadak dilakukan oleh
Ispektorat Daerah pada setiap satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) yang terdiri dari setiap Instansi/Dinas serta Kecamatan
yang ada di lingkungan Kabupaten Kutai Barat. Di Kecamatan
Linggang Bigung secara spesifik auditor dan petugas
pengawasan penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan
daerah (P2UPD) dari Inspektorat Daerah melakukan penilaian
laporan keuangan dan aset serta evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan desa.
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi.
Transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi agar terdapat
pengecekan intern terhadap pelaksanaan tugas dari setiap unit
organisasi yang terkait. Dalam penggajiaan pegawai,
pelaksanakan suatu transaksi di Kecamatan Linggang Bigung
berbeda antara satu orang dan lainnya karena secara teknis
setiap pegawai yang ada di Kecamatan Linggang Bigung telah
diatur kewenangannya sesuai dengan tugas dan fungsinya
dokumen daftar pembayaran gaji induk PNS/CPNS, surat
permintaan pembayaran gaji (SPP-Gaji) dan surat perintah
membayar (SPM) dibuat oleh pembantu bendahara pengeluaran
sedangkan verifikasi setiap dokumen dilakukan oleh pejabat
penatausahaan keuangan (PPK) yang selanjutnya akan
menyiapkan surat perintah membayar (SPM) untuk diajukan
kepada pengguna anggaran oleh bendahara pengeluaran.
4) Perputaran jabatan (job rotation)
Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan
menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
Perputaran jabatan atau yang biasanya disebut Rolling di Kabupaten Kutai Barat, ada tim badan pertimbangan jabatan
dan pangkat (Baperjakat) diketuai oleh Sekretaris Daerah
(Sekda) yang mengurus perputaran jabatan. Pada umumnya
perputaran jabatan terjadi diakibatkan pergantian pegawai yang
sudah habis masa kerjanya atau pensiun serta adanya
pemindahtugasan jabatan dalam rangka meningkatkan kinerja
suatu instansi, di Kecamatan Linggang Bigung khususnya di
bagian penggajian rotasi jabatan seringkali terjadi pada posisi
pembantu bendahara pengeluaran karena ditetapkan
berdasarkan SK kegiatan oleh pengguna anggaran yaitu Camat
5) Pengambilan cuti bagi pegawai yang berhak
Setiap PNS memiliki hak cuti sesuai dengan jenis cuti
dan keperluannya, contohnya cuti sakit dan cuti bersalin pada
pegawai wanita serta jenis cuti lannya, dengan cara
mengajukan permintaan tertulis sesuai dengan syarat yang
berlaku kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti, agar
selama masa cuti pekerjaan pegawai yang bersangkutan dapat
digantikan sementara waktu oleh pegawai lain. Untuk
Kecamatan Linggang Bigung sendiri para pegawainya
mengambil cuti jika ada keperluan yang sangat mendesak,
diluar itu mereka hanya cukup meminta izin kepada atasan.
Pemberian cuti kepada pegawai yang berhak wajib diberikan
karena telah diatur sesuai dengan peraturan pemerintah serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6) Secara periodik dilakuakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
Di Kecamatan Linggang Bigung pencocokan fisik
kekayaan dilakukan oleh bagian inventaris barang yang ada di
bagian umum, dan dilaporkan per tiga bulan ke bagian
perlengkapan di sekretariat daerah. Dalam hal ini pencocokkan
fisik berupa, menghitung dan mencatat seluruh barang
inventaris seperti komputer, meja, kursi dan lain-lain yang ada
dasar penganggaran pengadaan barang jika perlu penambahan
barang inventaris untuk Kecamatan Linggang Bigung.
Berdasarkan keterangan di atas maka diperoleh tabel
sebagai berikut :
Tabel 5.3
Perbandingan Antara Teori dan Praktik Praktik yang Sehat
Sumber : Data diolah
d. Pegawai yang kompeten
1) Seleksi pegawai berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya.
Dalam penerimaan pegawai secara internal di
Kecamatan Linggang Bigung proses seleksi tentu didasarkan
pada persyaratan yang belaku seperti surat keputusan dari
Bupati dan proses seleksi hanya berlaku untuk tenaga kerja
kontrak (TKK) dan calon pegawai negeri sipil (CPNS),
sedangkan jika statusnya PNS biasanya langsung ditempatkan
Teori Praktik Keterangan
Ya Tidak
Penggunaan formulir
bernomor urut tercetak. V Sesuai Teori
Adanya pemeriksaan
mendadak (surprised audit) V Sesuai Teori Setiap transaksi tidak boleh
dilaksanakan oleh satu orang atau satu unit yang sama.
V Sesuai Teori
Perputaran jabatan (job
rotation) V Sesuai Teori
Pengambilan cuti bagi
pegawai yang berhak V Sesuai Teori
Secara periodic dilakuakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
oleh badan kepegawaian daerah (BKD). Penerimaan pegawai
dibuka berdasarkan kebutuhan, contohnya jika di Kecamatan
Linggang Bigung membutuhkan tambahan pegawai di bagian
penggajian, maka BKD akan menempatkan pegawai dengan
latar belakang sarjana ekonomi pada bagian penggajian di
Kecamatan Linggang Bigung.
2) Pengembangan pendidikan pegawai harus disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan pekerjaannya
Dalam pengembangan pendidikan bagi pegawai di
lingkungan Kabupaten Kutai Barat sekretaris daerah (Sekda)
memberikan arahan agar setiap pimpinan SKPD mengizinkan
pegawainya yang berstatus PNS untuk menjalani tugas belajar
yang jenjang pendidikannya masih D3 atau di bawahnya agar
melanjutkan ke S1, dan secara umum setiap pegawai
diwajibkan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan
(Diklat) seperti diklat prajabatan, diklat kepemimpinan, diklat
fungsional, serta bimbingan teknologi (Bimtek).
3) Seleksi pegawai tidak didasarkan pada hubungan tertentu
misalnya keluarga.
Sudah jelas bahwa dalam penerimaan pegawai biasanya
dilakukan sesuai dengan ketentuan dan undang-undang yang
berlaku di semua daerah, dalam prosesnya ada pengawasan
menghindari adanya praktek KKN, bahkan jika sudah diterima
menjadi CPNS harus juga melaksanakan percobaan atau
magang selama 6 bulan. Jika kinerjanya baik barulah bisa
diusulkan menjadi PNS melalui Badan Kepegawaian Daerah
(BKD).
Berdasarkan keterangan di atas maka diperoleh tabel
sebagai berikut :
Tabel 5.4
Perbandingan Antara Teori dan Praktik Pegawai Yang Kompeten
Sumber : Data diolah
2. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil tabel rangkuman penelitian
perbandingan antara teori dengan hasil temuan di lapangan maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum unsur-unsur sistem pengendalian
intern yang ada di Kecamatan Linggang Bigung telah sesuai dengan
kajian teori. Tetapi secara khusus ada beberapa kriteria yang ada pada
unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern tidak secara langsung
Teori Praktik Keterangan
Ya Tidak Seleksi pegawai berdasarkan
terkait dengan kegiatan penggajian pegawai, perbandingannya dapat di
lihat pada tabel 5.5.
Pada penelitian ini penulis mengkategorikan dua jenis sistem
pengendalian intern yang ada di Kecamatan Linggang Bigung yaitu
sistem pengendalian intern secara umum dan sistem pengendalian
intern secara khusus.
Sistem pengendalian intern secara umum merupakan sistem
pengendalian intern yang ada di seluruh unit/bagian Kecamatan
Linggang Bigung telah memenuhi unsur-unsur pokok sistem
pengendalian intern sesuai dengan kajian teori yang berlaku pada
setiap unit/bagian kecuali pada bagian penggajian. Sedangkan sistem
pengendalian intern secara khusus merupakan sistem pengendalian
intern yang ada di Kecamatan Linggang Bigung telah memenuhi
unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern sesuai dengan kajian
teori yang berlaku pada setiap unit/bagian termasuk juga pada bagian
penggajian.
Berdasarkan dua kategori diatas penulis meyakini bahwa
pelaksanaan sistem pengendalian intern penggajian pegawai yang ada
di Kecamatan Linggang Bigung telah sesuai dengan kajian teori.
meskipun ada beberapa kriteria yang tidak tergolong mendeskripsikan
mengenai penggajian pegawai, tetapi itu tidak mengubah kesimpulan
bahwa sistem pengendalian intern penggajian pegawai yang ada di
beberapa kriteria unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern yang
terkait dengan penggajian pegawai yang ada di Kecamatan Linggang
Bigung adalah kriteria ideal yang mencakup pelaksanaan kegiatan
yang ada pada penggajian pegawai.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kriteria yang ada
pada unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern yang terkait
dengan kegiatan penggajian pegawai yang ada di Kecamatan Linggang
Bigung telah terlaksana sesuai dengan kajian teori.
Tabel 5.5
Tabel Perbandingan Sisem Pengendalian Intern yang Ada di Kecamatan Linggang Bigung Secara Umum dan Khusus
Teori SPI
Umum
SPI Khusus
Struktur Organisasi
Fungsi operasi terpisah dari fungsi akuntansi. V Dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat pengecekan
internal diantara unit organisasi pelaksana V Sistem Wewenang dan Prosedur
Setiap transaksi terjadi berdasarkan otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut.
V
Formulir sebagai media untuk merekam penggunaan
wewenang dalam memberikan otorisasi atas transaksi V
Praktik yang Sehat
Penggunaan formulir bernomor urut tercetak. V Adanya pemeriksaan mendadak (surprise audit) V
setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi v V Perputaran jabatan (job rotation) v
Pengambilan cuti bagi pegawai yang berhak v
Secara periodik dilakuakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya. v
Pegawai yang Kompeten
Seleksi pegawai berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya v
pengembangan pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan pekerjaan v
Seleksi pegawai tidak didasarkan pada hubungan tertentu
misalnya keluarga v
B. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern pada Penggajian Pegawai di
Kecamatan Linggang Bigung.
Untuk mengetahui apakah penerapan sistem pengendalian intern
pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten
Kutai Barat sudah efektif maka dilakukan pengujian kepatuhan. Untuk
pengujian kepatuhan digunakan attribute sampling yang mengunakan metode stop or go sampling. Penulis menggunakan stop-or-go-sampling karena di Kecamatan Linggang Bigung memiliki pegawai yang tidak
terlalu banyak dan pada umumnya instansi pemerintah sudah memiliki
standar dan tata cara yang baik dalam mengatur prosedur penggajian.
a. Menentukan Attribute
Attribute yang digunakan dalam pengujian kepatuhan sistem pengendalian intern penggajian pegawai di Kecamatan Linggang
Bigung yaitu :
1) Adanya dokumen pendukung yang menyangkut pembuatan daftar
gaji pegawai yaitu surat keputusan pengangkatan pegawai berupa
surat keputusan menjadi tenaga kerja kontrak (TKK), calon
pegawai negeri sipil (CPNS) serta pegawai negeri sipil (PNS).
2) Adanya kesesuaian informasi antara dokumen yang satu dengan
dokumen yang lain dalam proses penggajian yaitu kesesuaian
jumlah nominal gaji pokok dan tunjangan antara daftar
3) Adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang atau pejabat
pengguna anggaran pada setiap dokumen penggajian.
b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya
Populasi merupakan sekumpulan data yang akan digunakan
sebagai objek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah Daftar
Pembayaran Gaji Induk PNS/CPNS Kecamatan Linggang Bigung
selama bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2013.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai
contoh dalam penelitian. Sampel yang akan diambil terdiri dari 305
Nomer Induk Pegawai (NIP) yang ada pada Daftar Pembayaran Gaji
Induk PNS/CPNS selama bulan Januari sampai bulan Desember tahun
2013. Setelah besarnya sampel ditentukan maka selanjutnya dipilih
sampel mana yang akan diperiksa dari keseluruhan populasi yang ada
agar setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel akan dilakukan
secara acak dengan metode simple Random Sampling (SRS) menggunakan program SPSS dengan cara open data source pilih data yang akan digunakan seperti pada gambar 5.1, pilih menu data, pilih
Gambar 5.1
Besarnya Sampel Yang Akan Diambil
Gambar 5.2
Besarnya Sampel Yang Akan Dipilih
c. Menentukan Tingkat Keandalan (R%) dan DUPL
Dengan meyakini bahwa tingkat kepercayaan sistem
pengendalian intern pada penggajian pegawai di Kecamatan Linggang
Bigung cukup baik maka Tingkat keandalan (R%) yang dipilih adalah
95% dan DUPL adalah 5%
d. Menentukan Sampel Pertama yang Harus Diambil
Berdasarkan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian
kepatuhan dengan (R%) = 95% dan DUPL = 5% maka jumlah sampel
pertama yang harus diambil adalah 60.
Selanjutnya akan disajikan tabel 5.6 yaitu hasil pemeriksaan
Tabel 5.6
Hasil pemeriksaan terhadap attribute
No Nama Pegawai No Induk Pegawai Atribute
Lanjutan Tabel 5.6
Hasil pemeriksaan terhadap attribute (Lanjutan)
No Nama Pegawai No Induk Pegawai Atribute
1 2 3 45 Nurmala Suciyanti, SKM 198005232008012021 v v V 46 Yuli Shau Olga 198407162012122003 v v V