• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TPA Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi adalah TPA milik Kota Bekasi yang terletak di sebelah tenggara Kota Bekasi dan berdekatan dengan TPA Bantar Gebang di Bantar Gebang, Kota Bekasi yang khusus menampung sampah dari DKI Jakarta. TPA dengan luas lahan mencapai 12,4 hektar atau sekitar 12 persen dari luas wilayah Bantar Gebang ini khusus menampung sampah Kota Bekasi saja. TPA yang berlokasi di RW 03 Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang ini sudah beroperasi sejak 2003. Saat ini, TPA Sumur Batu mengolah sampahnya dengan beberapa cara salah satunya mengolah sampah menjadi energi listrik sebagai bagian dari pro yek Mekanisme Pembangunan Bersih yang bekerja sama dengan PT. Gikoko Kogyo Indonesia. Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih ini diresmikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup pada 1 Mei 2008 dan mulai beroperasi 27 Juli 2009, pro yek ini berbasis Kyoto Protocol (diratifikasi : UU No 17 tahun 2004). Dengan adanya proyek ini diharapkan :

a. Perbaikan pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir. b. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

c. Adanya transfer teknologi dibidang Land Flaring Gas dan proyek Mekanisme Pembangunan Bersih.

d. Peningkatan PAD dari Certified Emission Reductions untuk pengelolaan sampah kota.

e. Turut berpartisipasi dalam mengurangi efek gas rumah kaca. f. Memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi listrik. 1.2 Latar Belakang Penelitian

Masalah lingkungan hidup menjadi concern bagi masyarakat internasional dan menjadi agenda kritis para pemimpin dunia, baik itu negara maju atau berkembang, negara kaya atau miskin, semua memiliki kesamaan dalam meghadapi masalah lingkungan hidup, setidaknya dalam 3 dekade terakhir ini

(2)

(Nurul, 2005). Salah satu yang menjadi concern adalah permasalahan sampah yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup jika tidak ditangani secara tepat. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara di dunia mengakui bahwa sampah telah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang perlu untuk ditangani secara serius (Helmy, 2013). Asian Development Bank dalam kajian krisis sampah mengestimasi jumlah sampah yang dihasilkan oleh kota-kota besar di Asia rata-rata sebanyak 760 ribu ton per hari. Jika tidak bersungguh-sungguh mengatasinya, diperkirakan pada tahun 2025 akan menjadi lebih dari dua kalinya yakni, 1,8 juta ton per hari. Meningkatnya jumlah timbulan sampah secara signifikan telah menyebabkan peningkatan biaya pengelolaan sampah dan penggunaan sumber daya yang selanjutnya akan menjadi penyebab timbulnya persoalan baru yang kompleks di bidang perekonomian dan lingkungan hidup. Beberapa negara- negara di dunia sudah cukup baik dalam mengatasi permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna, contoh pengelolaan sampah yang dilakukan negara-negara di dunia dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Pengelolaan sampah negara- negara di dunia Sumber : Helmy, 2013

Permasalahan sampah di Indonesia sendiri diatasi dengan adanya UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah (Subekti, 2010). Payung hukum ini membuktikan Indonesia serius dalam mengatasi permasalahan sampah.

(3)

Untuk mengurangi dampak lingkungan hidup terhadap suatu aktivitas tertentu, Indonesia telah menerapkan banyak perangkat pengelolaan lingkungan. Ada dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL,RPL), ada konsep Produksi Bersih dan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang secara proaktif dapat memperkecil potensi pencemaran melalui minimisasi limbah yang akan terjadi akibat proses produksi dan ada juga waste to energy(Annisa, 2013).

Saat ini semakin banyak pihak yang sudah mengetahui dan tertarik dengan konsep waste to energy, karena mampu menjadi solusi penanganan sampah sekaligus mengurangi pemakaian energi tidak terbarukan yang berbasis fossil fuel. Apalagi baru-baru ini Pemerintah RI melalui kebijakan feed intarif Kementerian ESDM sudah menaikkan tarif listrik dari sumber energi terbarukan. Potensi listrik dari sampah salah satunya dapat melalui pembakaran sampah diatas 1000 derajat celcius (incineration) seperti dilakukan di Jepang, Singapura, dan Eropa. Salah satu konsep alternatif dari waste to energy adalah pemanfaatan gas metana dari TPA (landfill gas recovery). Gas metana dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar gas, atau dikonversi menjadi pembangkit listrik. Beberapa TPA di Indonesia sudah memulainya, seperti DKI Jakarta, Kota Bekasi, Bali, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Kendari. Namun baru DKI Jakarta dan Bali yang telah melakukan kontrak dengan PLN untuk penjualan listrik (Helmy, 2013).

Salah satu yang menarik adalah Kota Bekasi melalui TPA Sumur Batu yang memanfaatkan gas metana menjadi pembangkit listrik dibawah payung proyek Mekanisme Pembangunan Bersih. Mekanisme Pembangunan Bersih adalah salah satu proyek penurunan emisi gas rumah kaca (termasuk gas metana), proyek ini tercantum dalam Protokol Kyoto, yaitu perjanjian negara-negara di bawah naungan PBB tentang kewajiban penurunan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup. Indonesia sendiri meratifikasi perjanjian tersebut melalui UU Nomor 17 tahun 2004 (Project Ide Note TPA Sumur Batu, 2007). Saat ini TPA Sumur Batu menghasilkan energi listrik sebesar 120 K ilowatt dari pemanfaatan gas metana per harinya, namun belum didistribusikan kepada masyarakat karena masih terbilang sedikit, listrik masih sebatas digunakan untuk

(4)

internal pengelolaan TPA. Perlu adanya peningkatan produktivitas pengolahan sampah menjadi energi listrik ini karena proyek ini sangat potensial untuk mengatasi krisis energi dan krisis listrik di Indonesia. Listrik sebesar 120 Kilowatt jika didistribusikan ke rumah warga mampu menerangi sekitar 90 rumah, bisa dibayangkan jika tiap TPA di Indonesia menghasilkan energi listrik dari sampahnya, bukan tidak mungkin krisis listrik di Indonesia bisa teratasi dan menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini yang mendasari penelitian yang berjudul “Analisis Produktivitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Dalam Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih di TPA Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, terdapat beberapa rumusan masalah :

1. Bagaimana produktivitas pengolahan sampah menjadi energi listrik dan faktor apa yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas ?

2. Apa saja akar penyebab faktor tersebut ? 3. Manakah penyebab yang paling dominan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang dijabarkan dalam beberapa poin, yaitu :

1. Mengetahui dan menganalisis produktivitas pengolahan sampah menjadi energi listrik dan faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas.

2. Mengetahui dan menganalisis akar penyebab faktor rendahnya produktivitas.

(5)

1.5 Kegunaan Penelitian 1) Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atas berbagai ilmu sebagai sarana untuk memperluas masukan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca mengenai analisis pengolahan sampah di TPA Sumur Batu menggunakan pendekatan Total Quality Management. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian berikutnya yang lebih mendalam.

2) Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi produktivitas perusahaan dalam menghasilkan energi listrik dari pengolahan sampah di TPA Sumur Batu.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan isi penelitian yang meliputi objek studi, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II memaparkan dengan jelas, ringkas dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian penelitian terdahulu yang digunakan sebagai literatur, landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PEN ELITIAN

Bab III menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. Uraian meliputi jenis penelitian, operasionalisasi variabel, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik sampling, uji validitas dan reliabilitas, dan analisis data yang digunakan dalam penelitian.

(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan lingkup penelitian, serta konsisten dengan tujuan penelitian, yang meliputi hasil analisis dan pengolahan data beserta gambarannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian serta saran bagi perusahaan dan pihak lain yang membutuhkan.

Gambar

Gambar 1.1 Pengelolaan sampah negara- negara di dunia Sumber : Helmy, 2013

Referensi

Dokumen terkait

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Dengan adanya Pusat seni rupa sebagai sarana dan prasarana seni ini diharapkan dapat menjadi pemicu perkembangan dunia seni rupa di Indonesia terutama di kota

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Pada perancangan alat Portable Lampu Emergency ini Intensitas cahaya matahari yang terbias pada solar cell mempengaruhi daya yang tersimpan pada baterai, dengan