• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK HAK KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH HUKUM PADANG ARTIKEL/JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK HAK KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH HUKUM PADANG ARTIKEL/JURNAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK–HAK KORBAN

KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH HUKUM PADANG

ARTIKEL/JURNAL

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

JULFAITHLISBON ZALUCHU

0910012111025

Bagian Hukum Pidana

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2013

(2)
(3)

1   

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH HUKUM PADANG

Julfaithlisbon Zaluchu1, Uning Pratimaratri1, Deaf Wahyuni Ramadhani1

1

Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta

Email : jul.666.mancer@gmail.com

Abstract

Number of traffic accidents in Padang tends to increase, an average of 5 cases every day. Traffic accident victims are people who suffer from physical and material losses resulting from traffic accidents. Traffic accident victims receive legal protection in the form of a traffic accident insurance and compensation based on legislation. Issues raised in this paper: 1) What form of legal protection of the rights of victims of traffic accidents in the jurisdiction in Padang; 2) What obstacles encountered by victims of traffic accidents in obtaining their rights; 3) What efforts were made victims traffic accidents in obtaining their rights. This study uses a socio legal approach. The data used are primary data and secondary data. Data were collected through interviews and document study. Data were analyzed qualitatively. Forms of legal protection of the rights of victims of traffic accidents in the jurisdiction in Padang have been implemented but the implementation is still not effective. Obstacles encountered traffic accident victims to get their rights: the absence of the agreement of both parties in awarding compensation, the execution will be difficult. Efforts must be made victims of traffic accidents to get their right to report the case of a traffic accident to the Police Traffic Unit and incorporate tort.

Key Words: protection, rights, victims, accident.

 

Pendahuluan

Pembangunan nasional sebagai tindakan untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana yang ada di dalam Undang-Undang Dasar, pemerintah Indonesia sedang

giat–giatnya melaksanakan pembangunan di dalam berbagai

bidang. Mengenai pencapaian tingkat pembangunan nasional yang relatif ideal, di sinilah pentingnya peranan

hukum sebagai sarana perubahan sosial yang diciptakan guna menggerakkan masyarakat agar bertinggkah laku sesuai dengan irama dan tuntutan pembangunan dalam aspek kehidupannya (Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2007). Dalam melaksanakan ketertiban lalu lintas harus berpedoman pada Undang– Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan

(4)

(selanjutnya disebut UULLAJ). Agar pelaksanaan Undang–undang tersebut tepat, maka sangat perlu mengetahui tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sehingga dalam pelaksanaan ketertiban lalu lintas dapat beerjalan dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya dari tahun 1987-2011 setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah kendaraan dimana pada tahun 2011 jumlah kendaraan mencapai angka 85.601.351 (Badan Pusat Statistik, 2013). Dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang sangat cepat menyebabkan semakin banyaknya para pengguna jalan raya. Di mana kendaraan sudah menjadi suatu kebutuhan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.Perkembangan masyarakat dalam pengetahuan dan teknologi di bidang transportasi dan lalu lintas tersebut tidak hanya menimbulkan dampak yang positif seperti semakin mudah dan cepatnya masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari hari dengan adanya transportasi dan masyarakat juga dapat berinteraksi dengan tempat yang satu dengan tempat yang lain dengan menggunakan transportasi, tapi dapat menimbulkan dampak yang negatif juga seperti terjadinya

kerusakan lingkungan karena semakin banyaknya transportasi modern maka masyarakat tidak dapat lagi menghirup udara segar akibat polusi udara.

Terjadinya kecelakaan lalu lintas pada umumnya berawal dari pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna kendaraan misalnya dengan melakukan pelanggaran terhadap lampu lalu lintas/traffic light, pelanggaran terhadap marka jalan, pelanggaran terhadap batas kecepatan berkendara, pelanggaran yang dilakukan terhadap kelengkapan berkendara seperti pemakaian helm, kaca spion kendaraan, sarung tangan dan lain sebagainya. Pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan akan diproses oleh kepolisian sesuai dengan undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan karena telah merugikan dan membahayakan pengguna jalan.

(5)

M kecel diman jalan manu mung kerus kecel melib kenda (Soerj K jalan suatu seseo Menu undan Jalan suatu didug kenda jalan manu benda A lintas pelak kecel menim pidan atau Prodj adala (Dikd Menurut S akaan lalu l na terlibat k umum. D usia, benda gkin berakib sakan dan ke akaan lalu batkan kend araan tida jono Soekanto Kecelakaan y raya lebih se penderitaa orang atau p urut Pasal 1 ng Lalu L kecelakaan peristiwa ga dan tidak araan dengan lain yang m usia dan/ a. Akibat hukum s dapat beru ku yang me akaan la mbulkan ko na dapat ber pidana den odikoro tuj h untuk me dik M.Arief Soerjono lintas mung kendaraan be Di dalamny a dan bah bat kematia erugian, disa u lintas daraan berm ak bermo o, 1990) yang sering ering diartik an yang pengguna j 1 angka 24 Lintas dan n lalu lint di jalan y k disengaja m n atau tanpa mengakibatk atau kerug m dari kecel upa sanksi p enyebabkan alu linta orban, dima rupa pidana da. Menuru ujuan dari emenuhi ras Mansur dan Soekanto, kin terjadi ermotor di ya terlibat haya yang an, cedera, amping itu mungkin motor atau otor saja terjadi di kan sebagai menimpah alan raya. Undang-Angkutan tas adalah yang tidak melibatkan a pengguna kan korban gian harta lakaan lalu idana bagi terjadinya s yang ana sanksi a kurungan ut Wirjono Pemidaan a keadilan n Elisatris, 3 20 wa ha me me pe me me me (S da tah ba ko rin J D ba tah dib se tah 0 100 200 300 400 500 007). Menuru arga masya ak–hak dan ereka, mak engetahui enggunaan u elindungi, engembangk ereka deng Soerjono Soe Berdasark ari Satlanta hun 2010 sa ahwa jumlah orban luka ngan dapat d umlah korba berat dan lu sampai 2 Dalam grafik ahwa korba hun 201 bandingkan dangkan k hun 2012 m 2010 2 ut Soerjono arakat sudah n kewajib ka mereka aktiv upaya–upaya memen kan kebutuh gan aturan ekanto, 1983 an data yan as Polresta ampai dengan h korban men berat dan dilihat sepert Grafik 2 an meningga uka ringan T 2012 di Kota k diatas an meningga 0 tergolo tahun 201 orban luka mengalami pe 2011 2012 Soekanto jik h mengetah an–kewajiba juga aka vitas–aktivit a hukum untu nuhi, da han kebutuha n yang ad ). ng didapatka Padang pad n tahun 201 ninggal duni korban luk ti berikut: al dunia, luka Tahun 2010 a Padang dapat dilih al dunia pad ong ting 1 dan 201 a berat pad enurunan da 2 M D LB LR ka hui an an as uk an an da an da 12 ia, ka a hat da ggi 2, da ari

(6)

tahun sebelumnya dan korban luka ringan pada tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan grafik diatas dapat dilihat bahwa tiap tahunnya korban kecelakaan mengalami penurunan dan kenaikan.

Berdasarkan grafik di atas bahwa korban kecelakaan lalu lintas cenderung tinggi, yang terdiri dari korban luka ringan, korban luka berat hingga mengakibatkan korban meninggal dunia serta kerugian yang ditimbulkan kecelakaan tersebut yang berupa kerusakan kendaraan. Kecelakaan yang semakin tinggi diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi ketertiban berlalu lintas dan tidak berhati-hati dalam mengendarai kendaraan, sehingga kecelakaan lalu lintas akan terus meningkat dan korban kecelakaan lalu lintas akan meningkat juga.

Perlindungan hukum sebagaimana yang tertulis di dalam kamu besar bahasa Indonesia adalah suatu perbuatan (hal atau peraturan yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi subjek hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Korban dari kecelakaan lalu lintas juga mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan hukum atas penderitaan yang dialaminya akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut.

Korban atau masyarakat awam masih banyak yang belum mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap hak–haknya apabila menjadi korban dari kecelakaan lalu lintas sehingga hak-hak korban tersebut tidak didapatkan.

Mengenai penegakan hukum terhadap kecelakaan lalu lintas, masyarakat juga harus memiliki pengetahuan mengenai hak–hak mereka sebagaimana telah diatur menurut Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan Pasal 240 dimana korban kecelakaan lalu lintas berhak mendapatkan pertolongan dan perawatan saat terjadinya kecelakaan serta ganti kerugian dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan lalu lintas, korban juga mendapatkan santunan kecelakaan lalu lintas dari perusahaan asuransi. Untuk mendapatkan hak-haknya sebagai korban kecelakaan lalu lintas masyarakat juga harus melakukan kewajiban dengan mematuhi peraturan-peraturan yang diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sehingga antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban dapat terwujud.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang ditinjau dari berbagai aspek penulis tertarik mengkaji

(7)

5   

mengenai perlindungan hukum terhadap hak korban kecelakaan lalu lintas dan apa saja yang menjadi hambatan dan kendala yang ditemui untuk mendapatkan hak-hak sebagi korban kecelakaan lalu lintas serta upaya yang harus dilakukan korban kecelakaan lalu lintas untuk mendapatkan haknya.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara dengan Eliswantri Kanit Laka Satlantas Polresta Padang, Mulytana Safitri Jaksa Penuntut Umum (JPU), HakimYus Enidar dan Rio Ulin Mardin Petugas Jasa Raharja dan data sekunder berupa Data tersebut berupa statistik kriminal kecelakaan lalu lintas di Satlantas Polresta Padang, klaim asuransi di Jasa Raharja dan gugatan ganti rugi di Kejaksaan Negeri Padang pada tahun 2010 sampai 2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara dan studi dokumen. Data yang telah terkumpul dianalisis secara

kualitatif, yaitu dengan mengelompokkan data menurut aspek–

aspek yang diteliti tanpa menggunakan angka–angka, tetapi dengan menafsirkan data yang ada sehingga diperoleh suatu kesimpulan sesuai

dengan permasalahan dan tujuan penelitian. (Bambang Sunggono, 1996)

Hasil dan Pembahasan

1. Bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak korban kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Padang.

Setiap korban kecelakaan lalu lintas memiliki hak-hak yang harus diterimanya akibat dari kecelakaan lalu lintas yang telah merugikannya. Di dalam UULLAJ telah mengatur mengenai penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan dan hak-hak korban kecelakaan lalu lintas. Dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas maka korban akan mendapatkan perlindungan hukum sesuai dengan Pasal 240 UULLAJ.

Menurut Eliswantri selaku Kanit Laka Satlantas Polresta Padang bahwa bentuk perlindungan hukum terhadap korban kecelakaan lalu lintas sesuai dengan UULLAJ disana pihak perusahaan atau orang yang terlibat kecelakaan lalu lintas dengan orang lain wajib memberi bantuan tetapi berapa jumlahnya tidak ada ditentukan, kemudian perlindungan lainnya korban ditanggung jasa raharja untuk biaya rumah sakit dan meninggal dunia

(8)

sesuai dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-Undang No.34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Wawancara dengan bapak Eliswantri Kanit Laka Satlantas Polresta Padang, 23 Juli 2013)

Selanjutnya dalam hal penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas dengan cara damai dapat dilakukan jika kecelakaan tersebut kecelakaan ringan dan untuk kecelakaan yang mengakibatkan luka berat dan meninggal dunia dapat dilakukan damai tetapi tetap akan dimasukkan ke dalam berkas yang nantinya dilanjutkan ke kejaksaan. Proses perdamaian tidak hanya dapat dilakukan di kantor kepolisian tetapi korban dan pelaku dapat berdamai di luar atau di rumah korban, jika kesepakatan perdamaian antara kedua pihak telah tercapai di luar kantor kepolisian maka hasil kesepakatan akan dibawa ke kantor polisi dengan membuat surat perdaiman dan menunjukkan kwitansi pembayaran ganti kerugian terhadap korban dan surat pernyataan perdamaian tersebut mangikat kedua pihak. Kwitansi tersebut bertujuan untuk menunjukan bahwa korban kecelakaan lalu lintas

tersebut telah menerima haknya berupa uang ganti kerugian secara tunai. Salah satu isi surat perdaiman tersebut adalah setelah perdamaian kedua belah pihak tidak lagi melakukan tuntut menuntut, pernyataan ini bertujuan agar setelah damai tidak ada yang memperpanjang perkara tersebut dan pernyataan ini hanya berlaku bagi kecelakaan ringan saja (Wawancara dengan bapak Eliswantri Kanit Laka Satlantas Polresta Padang, 23 Juli 2013)

Di dalam UULLAJ diatur mengenai pemberian ganti kerugian kepada korban kecelakaan lalu lintas. Setiap korban kecelakaan lalu lintas berhak mendapatkan ganti kerugiaan sesuai dengan Pasal 240 UULLAJ, dimana ganti kerugian yang didapatkan korban sesuai dengan kerugian materil yang ditanggungnya. Ganti kerugian terhadap korban kecelakaan lalu lintas dapat dicantumkan dalam tuntutan lalu lintas misalnya korban meminta ganti kerugian yang nanti akan diputus oleh hakim, tetapi putusan hakim terhadap ganti kerugian tidak memiliki kekuatan hukum untuk mengikat apabila terdakwa tidak sanggup untuk membayar ganti kerugian atau terdakwa tidak mau membayar ganti kerugian dan di dalam perkara lalu lintas tidak memiliki subsider sehingga tidak ada upaya memaksa untuk

(9)

7   

pemberian ganti kerugian. Upaya untuk memaksa terdakwa untuk membayar ganti kerugian juga tidak ada diatur dalam UULLAJ (Wawancara dengan Ibu Mulyana Safitri Jaksa Penuntut Umum, 8 Juli 2013)

Sedangkan menurut Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang menjelaskan bahwa perlindungan hukum terhadap korban kecelakaan lalu lintas itu, apabila terdakwa pada waktu terjadi kecelakaan melakukan pertolongan langsung kepada korban, mengantar kerumah sakit, kemudian membiayai dan memberikan ganti kerugian, rasa tanggung jawab terdakwa inilah yang menjadi tolak ukur untuk meringankan hukuman terhadap terdakwa apabila perbuatan terdakwa ini terbukti karena kealpaannya mengakibatkan orang meninggal, orang sakit, orang luka atau barang rusak (Wawancara dengan Ibu Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang, 19 Juni 2013)

Korban kecelakaan lalu lintas juga berhak untuk mendapatkan santunan kecelakaan lalu lintas dari perusahaan asuransi Jasa Raharja. Santunan kecelakaan lalu lintas diperoleh sesuai dengan prosedur berikut:

a) Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat

b) Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan:

1) Laporan Polisi tentang kecelakaan lalu lintas dari Unit Laka Satlantas Polresta setempat dan dari instansi berwenang lainnya

2) Keterangan kesehatan dari dokter atau rumah sakit yang merawat

3) KTP/identitas korban/ ahli waris korban

Bukti lain yang akan diperlukan dalam pengajuan santunan kecelakaan lalu lintas yaitu:

a) Dalam hal korban luka-luka berupa kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah.

b) Dalam hal korban meninggal dunia berupa surat kartu keluarag atau surat nikah (bagi yang sudah menikah). (Wawancara dengan Bapak Rio Ulin Mardim Petugas Jasa Raharja Padang, 12 Juli 2013)

Bentuk kecelakaan lalu lintas yang tidak mendapatkan santunan dari Jasa Raharja adalah kecelakaan tunggal. Setiap korban yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan santunan kecelakaan lalu lintas ke Jasa Raharja tidak seluruhnya disetujui,

(10)

tidak disetujuinya dengan alasan kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan tunggal, tidak memiliki laporan dari kepolisian dan kwitansi palsu sehingga korban tidak mendapatkan santunan dari Jasa Raharja. Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan bahwa pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya kecelakaan, maka baik pengemudi mapupun penumpang kendaraan tersebut tidak terjamin dalam Undang-Undang No 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo PP no 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Keelakaan Lalu Lintas Jalan. Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian belum diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No 34Tahun 1964 tentang Pertanggungan Wajib kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo PP No 18 Tahun 1965

tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Keelakaan Lalu

Lintas Jalan santunan belum daat diserahkan atau ditangguhkan sambil

menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan (Wawancara dengan Bapak Rio Ulin Mardim Petugas Jasa Raharja Padang, 12 Juli 2013)

Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang menjelaskan bahwa didalam UULLAJ tidak ada sanksi atau ancaman hukuman bagi tersangka atau terdakwa yang tidak bertanggung jawab terhadap korban kecelakaan lalu lintas seperti korban tidak diselamatkan atau tidak diberi pertolongan dan korban tidak diberikan ganti kerugian, seharusnya ada sanksinya sehingga bagi hakim nanti jika ditemui tersangka atau terdakwa meninggalkan korban bisa menjadi hukuman tambahan bagi terdakwa. Di dalam UULLAJ ada mengatur hak-hak korban kecelakaan lalu lintas tetapi sanksi atau ancamannya apabila si terdakwa tidak memberi pertolongan dan ganti kerugian tidak ada ancamannya atau tidak diatur sehingga hak korban sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 240 huruf a dan b UULLAJ hanya sekedar formalitas atau pelengkap saja karena penerapannya tidak mudah, seharusnya di dalam Undang-undang tersebut harus ada sanksinya sehingga menjadi hukum tambahan dan bisa menjadi efek jerah agar orang lebih berhati-hati dalam berlalu lintas (Wawancara

(11)

9   

dengan Ibu Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang, 19 Juni 2013)

2. Kendala yang ditemui oleh korban kecelakaan lalu lintas dalam mendapatkan hak-haknya

Dalam mendapatkan hak-hak sebagai korban kecelakaan lalu lintas ditemui beberapa kendala yang selama ini ditemui oleh korban. Adapun kendala-kendala yang ditemui korban untuk mendapatkan yaitu:

a) Pihak dari korban kecelakaan lalu lintas meminta bantuan sebesar yang dia inginkan, sementara pihak lawannya tidak sanggup memberikan bantuan sebesar apa yang korban harapkan sehingga lambat terjadinya kesepakatan antara kedua pihak. Terkadang pihak korban yang meminta bantuan terlalu tinggi atau terlalu besar sementara kemampuan dari orang yang akan membantu tidak sampai segitu mungkin faktor ekonomi atau faktor lainnya sehingga yang meminta bantu dengan yang memberi bantu sulit untuk diwujudkan. (Wawancara dengan bapak

Eliswantri Kanit Laka Satlantas Polresta Padang, 23 Juli 2013)

b) Selama melakukan persidangan perkara lalu lintas Mulyana Safitri Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Padang menjelaskan kendala yang dialami korban adalah belum adanya salah satu terdakwa yang mau membayar ganti kerugian terhadap korban, karena terdakwa beranggapan bahwa mereka telah dipidana atas perbuatannya walaupun ganti kerugian tersebut telah diputus oleh hakim dan belum adanya diatur ketentuan pidana secara tertulis yang mengikat agar orang mau membayar ganti rugi (Wawancara dengan Ibu Mulyana Safitri Jaksa Penuntut Umum, 8 Juli 2013)

c) Berdasarkan wawancara penulis dengan Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang menjelaskan bahwa kendala yang ditemui korban adalah saat eksekusinya, apabila terdakwa tidak mau melaksanakan pemenuhan hak korban, karena di dalam Undang Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan Jalan tidak ada diatur misalnya dengan

(12)

digabungkannya gugatan ganti kerugian dengan perkara pidana ternyata terdakwa tidak melaksanakannya, ketika digabungkan, makan hakim menghukum terdakwa untuk membayar sebesar Rp 10.000.000,- setelah putus terdakwa tidak bayar dan bagaimana eksekusinya menjadi legal problem.

Bagaimana eksekusinya dan siapa eksekutornya dalam perkara itu tidak ada diatur dalam UULLAJ dan seharusnya mengenai eksekusi ini diatur dalam UULLA agar si terdakwa melaksanakannya (Wawancara dengan ibu Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang, 19 Juni 2013)

3. Upaya yang dilakukan korban kecelakaan lalu lintas dalam mendapatkan hak-haknya

Dari beberapa kendala yang ditemui oleh korban kecelakaan lalu lintas untuk mendapatkan hak-haknya adalah sulitnya tercapai kesepakatan antara korban dan tersangka dalam pemberian bantuan dan tidak adanya pengaturan mengenai eksekusi apabila terdakwa tidak melaksanakan pemenuhan hak-hak korban.

Menurut Eliswantri Kanit Laka Satlantas Polresta Padang upaya yang dilakukan korban untuk mendapatkan haknya saat terjadinya kecelakaan yaitu sesegera mungkin korban melaporkan kepada unit lakalantas Polresta Padang agar polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) agar letak titik tabraknya tidak hilang dan tidak bergeser dan polisi juga bisa mendapatkan saksi yang ada disekitar tempat kejadian perkara (TKP) dan apabila kecelakaannya sudah lama dan baru dilaporkan kedua pihak harus hadir dan melakukan cek langsung kelapangan untuk mengetahui letak titik kecelakaannya dan darimana kendaraanya datang agar dalam pengukuran tempat kejadian perkara (TKP) tidak memihak pada salah satu pihak (Wawancara dengan bapak Eliswantri Kanit Laka Satlantas Polresta Padang, 23 Juli 2013)

Mulyana Safitri Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padang menjelaskan bahwa agar korban mendapatkan haknya salah satu caranya dapat melalui jalur pidana yang disertakan dalam tuntutan dengan melampirkan bukti-bukti biaya yang dikeluarkan tetapi tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat jika terdakwa tidak sanggup membayar atau tidak mau membayar (Wawancara

(13)

11   

dengan Ibu Mulyana Safitri Jaksa Penuntut Umum, 8 Juli 2013)

Hal lain yang harus dilakukan untuk mendapatkan haknya sebagai korban kecelakaan lalu lintas yaitu dengan mengajukan gugatan ganti kerugian yang dapat digabungkan dengan perkara pidana tetapi kerugian materilnya harus jelas dengan disertai kwitansi dan sebatas kwitansi itulah hakim akan mengabulkan jumlah ganti kerugiannya. Korban juga dapat mengajukan gugatan yang berdiri sendiri melalui perdata sehingga tuntutan inmaterilnya bisa dikabulkan misalnya korban menjadi pincang dan patah, kalau gugatan digabungkan dengan perkara pidana tuntutan inmaterilnya tidak dapat dikabulkan dan tidak menggunakan biaya sedangkan gugatan yang berdiri sendiri menggunakan biaya.( Wawancara dengan Ibu Yus Enidar Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang, 19 Juni 2013)

Mengenai upaya untuk mendapatkan haknya berupa santunan kecelakaan lalu lintas korban dapat mengajukan klaim asuransi ke Jasa Raharja dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan tersebut berupa pengisian formulir pengajuan santunan kecelakaan lalu lintas yang telah disediakan oleh Jasa

Raharja disertai lampiran yang telah ditetapkan dan bukti bukti lainnya seperti kuitansi biaya berobat dan rawat di rumah sakit yang sah dan surat kartu keluarga (Wawancara dengan Bapak Rio Ulin Mardim Petugas Jasa Raharja Padang, 12 Juli 2013)

Simpulan

Bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak korban kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Padang yaitu dengan mendapatkan santunan kecelakaan lalu lintas dari jasa raharja. Pemberian santunan kecelakaan lalu lintas telah efektif atau berjalan dengan baik. Proses penyelesaian perkara di kantor polisi atau damai yang dilakukan oleh korban dan pelaku tidak selalu tercapai karena adanya kendala-kendala yang ditemui. Perlindungan hukum terhadap hak korban selanjutnya berupa gugatan ganti kerugian yang dapat digabungkan dengan perkara pidana. Kendala yang ditemui oleh korban kecelakaan lalu lintas dalam mendapatkan hak-haknya adalah tidak terjadinya kesepakatan antara korban dan pelaku dalam pemberian ganti kerugian. Kemudian terdakwa tidak mau memberikan hak-hak korban tersebut karena tidak adanya sanksi pidana atau upaya untuk memaksa terdakwa untuk memberikan

(14)

hak korban tersebut. Upaya korban kecelakaan lalu lintas dalam mendapatkan hak-haknya adalah dengan melaporkan ke unit satlantas atau kepolisian jika terjadinya kecelakaan lalu lintas agar polisi dengan segera menanganinya. Korban juga dapat mengajukan gugatan ganti kerugian yang digabungkan dengan perkara pidana yang dengan melampirkan kwitansi kerugian yang dialami

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan antara Norma dan Realita, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Soerjono Soekanto, 1983, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Depdikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Balai Pustaka Utama, Jakarta

Soerjono Soekanto,1990, Polisi dan Lalu

Lintas (Analisis Menurut Sosiologi Hukum), Mandar Maju, Bandung

Perundang-Undangan

Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Peraturan Pemerintang Nomor 17 Tahun

1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Sumber Lain

Badan Pusat Statistik, Perkembangan Jumlah Kendaraan bermotor Menurut Jenisnya Tahun 1987-2011, http://www.bps.go.id/tab_sub/view. php?tabel=1& daftar=1&id_subyek=17&notab=12 , diakses 22 Mei 2013 pkl 20.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Contoh : guru melibatkan siswa saat mengevaluasi permasalahan atau soal serta pada saat menyimpulkan hasil pembelajaran, hal ini dapat dikembangkan pada kegiatan penutup

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar

Peningkatan yang terjadi terlihat dari yang awal mulanya mayoritas anak belum mampu untuk membaca gambar, menyebutkan simbol huruf dan menunjuk simbol huruf a-z, belum mampu

Bagi perusahaan pajak merupakan beban yang wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada negara yang berdampak pada penurunan laba bersih yang dihasilkan selama satu

Gambar 1e merupakan gambaran mikroskopik lambung mencit pada kelompok P2 yang diberikan campuran jus buah tomat merah 0,2 ml/20grBB dan jus tomat ungu 0,2 ml/20grBB.. Dari gambar

aktiviti masa lapang yang membina (positif) sama ada bentuk riadah bersifat aktif atau santai.

Kekurangan protokol routing SGP salah satunya adalah terjadinya bottleneck yang mengakibatkan penuhnya antrian jaringan, sehingga menurunkan packet delivery ratio. Salah

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dalam jangka pendek dan jangka panjang antara variabel makroekonomi yaitu : GDP, Inflasi, nilai tukar rupiah (Kurs), suku