• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INNOVATIVE BEHAVIOR KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Karyawan Bank Syariah Bukopin KC Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH INNOVATIVE BEHAVIOR KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Karyawan Bank Syariah Bukopin KC Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat G"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INNOVATIVE BEHAVIOR KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi pada Karyawan Bank Syariah Bukopin KC Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

KHOLISNA FITRIANA NIM: 213-14-284

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

i

PENGARUH

INNOVATIVE BEHAVIOR

KOMPENSASI DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA

SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

(Studi pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

KHOLISNA FITRIANA NIM: 213-14-284

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)

iv

(7)

v

MOTTO

“Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga

Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

(QS. At-Taubah ayat 105).

Kalau kita percaya bahwa sesuatu yang instan itu tidak baik, sudah seharusnya kita menghargai akan sebuah proses. Seperti halnya hidup nikmati prosesnya

(8)

vi

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta (Ibu Iskinayah dan Bapak Junaedi) yang senantiasa

membimbing, mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, dan

rasa sabar serta memberikan dukungan moral, materil, spiritual, motivasi dan

do’a yang tiada henti untuk putra putrinya dalam setiap langkah demi

menggapai cita-cita dan harapan yang indah untuk anak-anaknya.

2. Kakakku Muhammad Ari Hidayat yang selalu mensupport adiknya dalam

segala hal serta membantu memberikan dukungan materil dan motivasi untuk

adiknya, dan yang selalu mengisi keceriaan selama di rumah.

3. Teman-teman Seperjuangan (Reni, Metik, Vika, Desi, Nami, Bagus, Arif,

Abdus, dan Jamal) terima kasih untuk kalian semua suasana akan terasa

hambar jika tanpa kalian, pasti tidak akan ada yang dikenang, tidak akan ada

yang diceritakan dimasa depan, terimakasih untuk semua canda tawanya,

terimakasih kalian selalu ada untuku dalam keadaan susah maupun senang, dan

terimakasih atas supportnya sukses buat kita semua.

4. Sahabatku Ayu Agustina, yang selalu menyupport, membantu dan

menemaniku dalam keadaan susah maupun senang.

5. Teman-teman mahasiswa pejuang skripsi serta keluarga besar PS-S1 terutama

angkatan 2014 yang tak henti-hentinya saling support.

6. Saudara KKN Posko 59 Dusun Gumukrejo, Klewor, Kemusu, Boyolali yang

(9)

vii

luar biasa ini, terimakasih atas semua keseruan dan kegokilannya sukses buat

kita semua (Devan, Farid, Riyanto, Fatia, Mumun, Halim, Winda, Wiwin).

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi ini yang tidak bisa

disebut satu persatu.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehiggga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumil qiyamah..

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan Perbankan Syariah (PS), maka penulis membuat karya ilmiah dengan bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Innovative Behavior

Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta)”

Selesainya skripsi ini tidak semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik material maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

4. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis dalam menempuh pendidikan ini dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(11)

ix

telah berkenan memberikan dan menyampaikan ilmu dan wacana baru selama penulis berada di bangku perkuliahan.

6. Bapak/Ibu seluruh karyawan Bank Syariah Bukopin KC Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada penulis untuk menjalankan kegiatan penelitian guna mendapatkan data sebagai bahan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah (S1).

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do’a kepada Allah SWT,

semoga amal sholih Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang mulia disisi-Nya Amin.

Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal Alamin.

Salatiga, 17 September 2018

Penulis,

(12)

x

ABSTRAK

Fitriana, Kholisna. 2018. Pengaruh Innovative Behavior Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada Bank Syariah Bukopin KC Surakara. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H. Qi Mangku Bahjatullah, Lc., M.Si.

Kata Kunci: Innovative Behavior, Kompensasi, Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah innovative behavior

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta, (2) apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta, (3) apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta, (4) apakah kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh innovative bahavior terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta, (5) apakah kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta, (6) apakah kepuasan kerja dapan memediasi pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cara mengolah data primer melalui kuesioner (angket) penelitian yang diberikan kepada karyawan Bank Syariah Bukopin KC Surakarta. Sempel dari penelitian ini sebanyak 40 orang, penelitian ini tidak digunakan sempling melainkan menggunakan teknik sensus atau sempel jenuh. Data yang diperolah dari kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan alat analisis SPSS versi 22. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji instrumen (uji validitas dan uji reabilitas), uji asumsi klasik (uji multikolonieritas, uji heteroskendastisitas dan uji normalitas), uji statistik (uji Ttest, uji Ftest dan uji R2), dan uji Analisis Jalur (Path analysis).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji Ttest innovative behavior berpangaruh negatif dan tidak sigifikan terhadap kinerja karyawan dan kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kemudian pada uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ... 12

B. Kerangka Teori... 18

1. Kinerja Karyawan ... 18

2. Kepuasan Kerja ... 24

3. Innovative Behavior ... 29

4. Kompensasi ... 34

5. Lingkungan Kerja ... 39

(14)

xii

D. Hipotesis Kompensasi ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 52

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 52

C. Populasi dan sempel ... 52

D. Teknik Pengumpulan Data ... 53

E. Skala Pengukuran ... 54

F. Definisi Konsep dan Operasional Variabel ... 54

G. Instrumen Penelitian... 57

H. Uji Instrumen Penelitian ... 63

I. Alat Analisis ... 69

BAB IV HASIL ANALISIS DATA A. Deskrpsi Obyek Penelitian ... 70

1. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Bukopin ... 70

2. Visi dan Misi Bank Syariah Bukopin ... 71

B. Identitas Responden Bank Syariah Bukopin KC Surakarta ... 71

C. Analisis Data ... 75

1. Hasil Uji Instrumen ... 75

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 77

3. Hasil Uji Statistik ... 81

4. Hasil Uji Analisis Jalur (Parh analysis) ... 83

D. Pembahasan Pengujian Hipotesis ... 87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah ... 2

Tabel 1.2 Research Gap ... 6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian ... 51

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 56

Tabel 3.2 Indikator Variabel Penelitian ... 63

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 72

Tabel 4.2 Usia Responden... 72

Tabel 4.3 Masa Kerja Responden ... 73

Tabel 4.4 Pendidikan Responden ... 74

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ... 76

Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonearitas ... 78

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 80

Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest ... 81

Tabel 4.10 Hasil Uji Ftest ... 82

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 83

Tabel 4.12 Hasil Uji Coefficienta1 ... 84

Tabel 4.13 Hasil Uji Coefficienta2 ... 85

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 43

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur (Path Analysis) ... 68

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79

Gambar 4.2 Hasil Model Analisis Jalur (Path Analysis) ... 87

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuesioner

Lampiran 2. Hasil Data Kuesioner

Lampiran 3. Hasil Olah Data Kuesioner dengan Uji SPSS

Lampiran 4. Lembar Surat Persetujuan Penelitian dari Bank Syariah Bukopin KC Surakarta

Lampiran 5. Lembar Pernyataan Bebas Plagiat

Lampiran 6. Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 7. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 8. Daftar Nilai SKK

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Syariah

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, (Dahlan, 2012: 101). Sekarang ini

Bank Syariah berkembang lebih pesat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah

Bank Umum Syariah yang semakin banyak dan masyarakat Indonesia

mayoritas beragama muslim sehingga secara tidak langsung akan

mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah.

Undang-undang perbankan syariah secara jelas menyebutkan

eksistensi tiga jenis bank syariah yang beroperasi di Indonesia, yaitu Bank

Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syraiah (BPRS). Namun begitu Undang-undang perbankan syariah

sudah mengarah sebuah kebijakan kelembagaan perbankan syariah, di

mana UUS pada masa mendatang harus berubah (berkembang) menjadi

BUS. Ketentuan ini tentu saja berpengaruh positif pada industri karena

akan mendorong pemiliknya untuk serius mengembangkan perbankan

syariah khusus yang masih berbentuk UUS (Darsono, 2017: 84).

Dibawah ini terdapat tabel yang menunjukkan perkembangan Bank

(19)

2

Tabel 1.1

Perkembangan Bank Syariah

Perkembangan Bank Syariah Tahun 2014 - 2017

No Tahun 2014 2015 2016 2017

1 Bank Umum Syariah

a. Total aset 204.961 213.423 254.184 263.73 8

b. Jumlah bank 12 12 13 13

c. Jumlah kantor 2.163 1.999 1.869 1.837 2 Unit Usaha Syariah

a. Total aset 67.383 82.839 102.320 111.72 3 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

a. Jumlah bank 163 163 166 167 b. Jumlah kantor 439 446 451 440

Sumber: Perbankan syariah OJK, Per Agustus 2017

Dari data diatas menunjukkkan bahwa ada perkembangan dan

pertumbuhan sektor Perbankan Syariah di Indonesia, hal ini menunjukkan

bahwa adanya keberhasilan bermuamalah dalam menerapkan

prinsip-prinsip Islam.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting

dalam setiap kegiatan suatu perusahaan. Dalam menghadapi arus

globalisasi berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai

tujuan, sangat tergantung pada kemampuan SDM dalam menjalankan

tugas-tugas yang telah diberikan oleh perusahaan. SDM adalah sumber

daya yang sangat dibutuhkan, sebab mereka adalah orang-orang yang

memberikan tenaga, bakat dan kreatifitas mereka pada suatu perusahaan.

Karena itu kinerja organisasi tidak terlepas dari kinerja individu. Untuk

meningkatkan produktifitas SDM menjadi lebih baik, maka dalam

(20)

3

mendayagunakannya secara optimal agar tujuan yang diharapkan oleh

perusahaan dapat tercapai.

Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

perusahaan untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat

dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Keberhasilan kinerja

karyawan sebagai ujung tombak dari keberhasilan perusahaan itu sendiri.

Keberhasilan kinerja karyawan dapat dilihat melalui kuantitas hasil

pekerjaaan yang dicapai, kuantitas akan hasil pekerjaan, kehadiran dalam

bentuk hasil dari aktivitas karyawan yang didukung dengan tingkat

kehadiran dan ketepatan waktu yang tinggi, serta karyawan memiliki

kemampuan bekerjasama dengan karyawan lain dalam menyelesaikan

pekerjaan (Mathlis dan Jackson, 2006). Dengan kinerja baik maka setiap

pegawai dapat menyelesaikan segala beban organisasi dengan efektif dan

efisien sehingga masalah yang terjadi pada organisasi dapat teratasi

dengan baik.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dapat dicapai

melalui upaya pengembangan SDM yang terarah dan terencana.

Pengambangan tersebut meliputi pengambangan kinerja. Kinerja

karyawan dapat ditingkatkan salah satunya dengan menerapkan perilaku

inovatif. Dimana karyawan dituntut untuk lebih kreatif dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya secara cepat, sehingga jika

perilaku inovatifnya meningkat maka secara otomatis akan mempengaruhi

(21)

4

adalah orang yang sikap kesehariannya adalah selalu berfikir kritis,

berusaha agar selalu terjadi perubahan di lingkungannya yang sifatnya

menuju pembaharuan dari tradisional ke modern, atau dari sikap yang

belum maju ke sikap yang sudah maju dan diupayakan agar perubahan itu

memiliki kegunaan atau nilai tambah tertentu (Robbins, 2006).

Faktor yang menjadi pendorong tingkat keberhasilan organisasi

selain kinerja dan perilaku inovatif adalah kepuasan kerja, kepuasan kerja

dapat mempengaruhi kinerja karena kepuasan kerja memainkan peranan

yang penting dalam pengembangan perusahaan untuk meningkatkan

efisiensi dan kinerja karyawan (Ahmed dan Uddin, 2012: 101). Kepuasan

kerja karyawan dapat dilihat dari attitude dalam bekerja, sedangkan

menurut (Anas, 2013) bahwa pihak perusahaan harus dapat memahami

perilaku karyawannya agar kebutuhan-kebutuhan karyawannya dapat

terpenuhi, sehingga kepuasan kerja karyawan dapat terjaga. Kepuasan

kerja sangat berpengaruh bagi kelangsungan kegiatan perusahaan.

Jika dalam suatu perusahaan perusahaan ingin karyawannya

merasakan kepuasan dalam bekerja apabila kompensasi yang diberikan

perusahaan sesuai dengan harapan dan fasilitas kerja semuanya lengkap

terpenuhi dan sebaliknya jika kompensasi tidak mendukung tentu akan

mengurangi kepuasan kerja karyawan. Menurut (Malthis dan Jackson,

2002: 118) usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja

karyawan adalah dengan adanya kompensasi, kompensasi merupakan

(22)

5

bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada peursahaan yang lainnya.

Pengusaha harus cukup kompetitif dengan jenis kompensasi untuk

mempekerjakannya, memepertahankan, dan memberi imbalan terhadap

kinerja setiap individu didalam organisasi. Oleh sebab itu, jika sistem

kompensasi finansial baik dan meningkat, maka akan menimbulkan

perasaan senang atau puas terhadap pekerjaan. Kondisi atau perasaan

senang tersebut dapat menjadi faktor yang mendorong seseorang karyawan

untuk menunjukkkan kinerja individual yang tinggi sesuai harapan

perusahaan.

Apabila dalam suatu perusahaan ingin mendapatkan kinerja yang

maksimal, maka perusahaan harus bisa menciptakan suasana kerja yang

kondusif. Sangat sulit menghasilkan karya terbaik dilingkungan kerja yang

tidak mendukung aktivitas kita. Menciptakan suasana yang kondusif

sangat penting dilakukan dilingkungan kerja agar bisa menghasilkan

kinerja yang produktif dan inovatif. Aturan tetap harus dibuat tetapi

dengan tujuan untuk menghasilkan kinerja yang berkualitas, bukan dengan

tujuan mengekang karyawan (Santoso, 2015). Apabila persepsi yang

ditunjukkan karyawan itu baik maka akan mempengaruhi kinerja karyawan

itu baik pula karena dapat membuat para karyawan merasa lebih nyaman dan

menyenangkan dengan keadaan lingkungan kerja yang baik sedangkan

apabila persepsi yang ditunjukkan karyawan buruk maka kinerja dari

karyawan tersebut juga akan berkurang. Lingkungan kerja merupakan salah

satu komponen terpenting dalam karyawan menyelesaikan pekerjaannya.

(23)

6

ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Rahmawati, dkk: 2014).

Tabel 1.2

Pengaruh Innovatif Behavior Terhadap Kinerja Karyawan 1 Sujarwo

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan 1 Kosari

2017

Kompensasi Kinerja Karyawan

Kompensasi Kinerja Karyawan

Kompensasi Kinerja Karyawan

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

(24)

7

2015 Kerja Karyawan berpengaruh positif dan signifikan

Berdasarkan uraian dan penelitian sebelumnya, menunjukkan

bahwa pengaruh innovative behavior, kompensasi dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan masih dapat inkonsistansi hasil penelitian dari

penelitian sebelumnya. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Innovative Behavior, Kompensasi dan

Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja

sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan Bank Syariah

Bukopin KC Surakarta)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh innovative behavior terhadap kinerja karyawan

pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta?

2. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada

(25)

8

3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada

Bank Syariah Bukopin KC Surakarta?

4. Bagaimana kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh innovative

bahavior terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC

Surakarta?

5. Bagaimana kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh kompensasi

terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta?

6. Bagaimana kepuasan kerja dapan memediasi pengaruh lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC

Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh innovative behavior terhadap kinerja

karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan

pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan pada Bank Syariah Bukopin KC Surakarta.

4. Untuk mengetahui kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh

innovative behavior terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah

(26)

9

5. Untuk mengetahui kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh

kompensasi terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin

KC Surakarta.

6. Untuk mengetahui kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah

Bukopin KC Surakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Untuk peneliti

Bagi peneliti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan dan menambah pengalaman, wawasan serta belajar

sebagai praktisi dalam menganalisis suatu masalah kemudian

mengambil keputusan dan kesimpulan dan sebagai syarat kelulusan.

2. Untuk akademik IAIN Salatiga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran

serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan

dengan manajemen sumber daya manusia dan perilau organisasi yang

berkaitan dengan pengaruh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kinerja karyawan dan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa

khususnya FEBI IAIN Salatiga.

3. Untuk para pengelola

Sebagai bahan pertimbagan dalam penentuan kebijakan dan sebagai

(27)

10

E. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang isi dari materi

yang dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan sistematika

penulisan yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN (Institut Agama Islam Nageri) Salatiga.

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang masalah yang

berisi alasan penelitian ini perlu diteliti, rumusan masalah

terdiri dari pertanyaan masalah penelitian dan rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan membahas tentang pertama telaah

pustaka berisi ringkasan penelitian terdahulu, memberikan

gambaran bagaimana posisi penelitian terhadap penelitian

yang lain. Kedua kerangka teori, bagunan teori dan konsep

yang akan digunakan untuk menganalisis. Konsep-konsep

yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan

dalam menulis bab analisis dan untuk mengambil

kesimpulan. Ketiga kerangka penelitian, berisi telaah kritis

untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang

(28)

11

persamaan. Dan yang terahir hipotesis, sub bab ini berisi

hipotesis yang diajukan.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan memberikan informasi jenis penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, populasi sempel, teknik

pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan

operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian,

dan alat analisis yang akan digunakan dalam penelitia ini.

BAB IV: ANALISIS DATA

Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi obyek

penelitian dan analisis data yang berkaitan dengan

penelitian ini.

BAB V: PENUTUP

Merupakan bab yang memuat kesimpulan dan saran

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan untuk

(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Pada bab ini terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan innovative behavior, kompensasi, dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel

mediasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo (2017) dengan judul

“pengaruh motivasi kerja dan perilaku inovatif terhadap kinerja karyawan

dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi studi kasus pada LPK

Alfabank Semarang”, menyimpulkan bahwa motifasi kerja berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan dan perilaku

inovatif juga berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan kinerja

karyawan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel motivasi kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai

variabel mediasi dan ada juga pengaruh mediasi kepuasan kerja antara

pengaruh perilaku inovatif terhadap kinerja karyawan.

Pramono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh

perilaku inovatif dan penghargaan intrinsik terhadap kinerja karyawan

pada Bank Jatim Cabang Kediri”, menyimpulkan bahwa perilaku inovatif

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan yang

(30)

13

Diantaranya adalah penelitian oleh Dhermawan, dkk (2012) dalam

penelitiannya yang berjudul “pengaruh motivasi, lingkungan kerja dan

kinerja, kompetensi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja

pegawai di lingkungan kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali”,

menyimpulkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh tidak

signifikan terhadap kepuasan kerja sementara kompetensi dan kompensasi

berpengaruh signifikan. Motivasi dan kompensasi berpengaruh tidak

signifikan terhadap kinerja pegawai sementara lingkungan kerja,

kompensasi dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kosari (2017) yang berjudul

“pengaruh kepuasan kerja kompensasi terhadap kinerja karyawan studi

kasus di PT. Dharma Busana Elok Singgasana”, menyimpulkan bahwa

kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang dimediasi

oleh kepuasan kerja.

Menurut penelitian Nurcahyati, dkk (2016) yang berjudul

“pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

pada karyawan kontrak bagian anodizing PT H.P. Metals Indonesia,

Ngoro-Mojokerto, Jawa Timur”, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara kompensasi dan lingkungan kerja secara simultan

terhadap kinerja karyawan. Terdapat pengaruh yang signifikan antara

kompensasi dan lingkungan kerja secara persial terhadap kinerja

karyawan. Dan kompensasi berpengaruh lebih dominan daripada

(31)

14

perusahaan lebih memperhatikan masalah kompensasi untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

Hidayah (2016) dalam penelitiannya dengan judul ”pengaruh

kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai

variabel intervening studi kasus pada karyawan bagian Keuangan dan

Akuntansi UNY”, menunjukkan bahwa pengaruh kompensasi terhadap

kinerja karyawan dan kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan

melalui kepuasan kerja, dan kompensasi juga mempunyai pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.

Pioh (2016) dengan judul “pengaruh kompensasi dan lingkungan

kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai studi pada Pns di

kantor Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa”, menunjukkan bahwa

pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja berkontribusi secara simultan

signifikan terhadap kepuasan kerja. Kompensasi memiliki pengaruh tidak

signifikan terhadap kepuasan kerja. Lingkungan kerja memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.

Selanjutnya Riansari, dkk (2012) dengan judul “pengaruh

kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja

studi kasus pada PT Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk Cabang

Magelang”, menunjukkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan

(32)

15

terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja juga berpengaruh terhadap

kinerja karyawan.

Sahlan, dkk (2015) dengan judul “pengaruh lingkungan kerja

kepuasan kerja dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT bank

Sulut Cabang airmadidi”, menunjukkan bahwa lingkungan kerja, kepuasan

kerja dan kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan. Secara persial hanya lingkungan kerja yang tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja dan kompensasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Purba, (2009) dengan judul “pengaruh

budaya organisasi, modal intelektual, dan perilaku inovatifnterhadap

kinerja pemimpin jurusan di Universitas Negri Medan”, yang

menunjukkan bahwa perilaku inovatif berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang

digunakan

Hasil

(33)

16 kasus PT Trias Sena Bhakti

1 Sujati Kosari Pengaruh kepuasan kerja dan kompensasi terhadap kinerja karyawan studi kasus di PT Dharma Busana Elok Singgasana

(34)
(35)

18

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2004: 67) kinerja adalah hasil

karya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Simanjutak (2001)

dalam Rosita, dkk (2016) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil

atas pelaksanaan tugas dalam rangka mewujudkan tujuan

perusahaan.

Menurut Rachmawati (2009) dalam Hidayah (2016) kinerja

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka

mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak

(36)

19

kerja sesuai dengan tujuan perusahaan akan sangat tergantung pada

hasil kerja karyawan. Hasil kerja karyawan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat

seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik,

keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengalaman kerja, latar belakang budaya, dan variabel-variabel

personal lainnya.

b. Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson, (2006)

penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik

karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan

seperangkat standar, dan kemudian mengomunikasikan informasi

tersebut kepada karyawan. Unsur-unsur yang digunakan dalam

penilaian kinerja karyawan menurut (Hasibuan, 2001: 59) adalah

sebagai berikut:

1) Prestasi, penilaian hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas

yang dapat dihasilkan karyawan.

2) Kedisiplinan, penilaian disiplin dalam mematuhi

peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai intruksi

(37)

20

3) Kreatifitas, penilaian kemampuan karyawan dalam

mengembangkan kreatifitas untuk menyelesaikan pekerjaannya

sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

4) Bekerja sama, penilaian kesediaan karyawan berpartisipasi dan

bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau

horizontal didalam maupun diluar sehingga hasil pekerjaannya

lebih baik.

5) Kecakapan, penilaian dalam menyatukan bermacam elemen

yang terlibat dalam menyusun kebijaksanaan dalam situasi

manajemen.

6) Tanggung jawab, penilaian kesediaan karyawan dalam

mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, hasil kerjanya,

sarana dan prasarana yang digunakan serta perilaku

pekerjaanya.

c. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Dharma (2004: 349) dalam Firda (2015) Penilaian

Kinerja bertujuan agar karyawan dapat meningkatkan hasil

kerjanya secara kualitas dan kuantitas dan ketetapan waktu. Tujuan

Penilaian Kinerja Menurut Bangun, (2012:233) dalam Firda,

(2015) adalah sebagai berikut:

1) Evaluasi antar individu dalam organisasi, untuk menilai kinerja

(38)

21

2) Pengembangan diri setiap individu dalam organisasi, untuk

pengembangan karyawan.

3) Pemeliharaan sistem, pemeliharaan sistem pengembangan

perusahaan evaluasi pencapaian tujuan oleh individu.

4) Dokumentasi, memberi manfaat sebagai dasar tindak lanjut

dalam posisi pekerjaan karyawan dimasa yang akan datang.

Sedangkan manfaat penilaian kinerja karyawan ditinjau dari

beragam perspektif pengembagan perusahaan, yaitu sebagai

berikut:

1. Perbaikan kinerja

2. Penyesuaian kompensasi

3. Keputusan penempatan

4. Kebutuhan pelatihan dan pengembagan

5. Perencanaan dan pengembagan karir

6. Definisi proses penempatan staf

7. Ketidakakuratan informasi

8. Kesalahan rancangan pekerjaan

9. Kesempatan kerja yang sama

10. Tantangan-tantangan eksternal

11. Umpan baik pada SDM

d. Pentingnya Penilaian Kerja

Menurut Notoatmodjo (2003: 141) penilaian kinerja dalam

(39)

22

ini mengingat bahwa dalam kehidupan organisasi setiap orang

ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari

pemimpin organisasi yang bersangkutan. Dalam kehidupan suatu

organisasi ada beberapa asumsi tentang perilaku manusia sebagai

sumber daya manusia, yang mendasari pentingnya penilaian

kinerja. Asumsi-asumsi tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Setiap orang ingin memiliki peluang untuk mengembangkan

kerjanya sampai tingkat yang maksimal.

2) Setiap orang ingin mendapatkan penghargaan apabila ia dinilai

melaksanakan tuganya dengan baik.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Gibson dalam Sofyandi (2007) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1) Faktor Individu

Faktor individu meliputi: kemampuan, keterampilan, latar

belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan

demografi seseorang.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis terdiri dari: persepsi, peran, sikap,

kepribadian, motivasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja.

3) Faktor Organisasi

Struktur organisasi, desain pekerjaan kepemimpinan dan

(40)

23

f. Indikator Kinerja Karyawan

Robbins (2006: 260) dalam indikator untuk mengukur

kinerja karyawan secara individu ada enam yaitu:

1) Kualitas

Menunjukkan sejauh mana mutu seseorang karyawan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi ketepatan,

kelengkapan dan kerapian.

2) Kuantitas

Kuantitas merupakan jumlah kerja yang dilaksanakan oleh

seorang pegawai dalam suatu periode pekerjaan tertentu, hal ini

dapat dilihat dari banyaknya jumlah pekerjaan yang dapat

dikerjakan atau lebih terarah pada jumlah pekerjaan yang dapat

di selesaikan.

3) Ketepatan waktu

Ketepatan waktu merupakan dimana pekerjaan dapat di

selesaikan pada waktu yang sudah di sepakati.

4) Efektifitas

Efektifitas merupakan memanfaatkan teknologi dan bahan

baku yang dapat dimaksimalkan dalam arti untuk memperoleh

(41)

24

5) Kemandirian

Karyawan yang mampu mengorganisir sendiri

pekerjaannya dengan baik sesuai target yang diharapkan tanpa

harus diberikan secara mendetail oleh atasan.

6) Komitmen kerja

Komitmen kerja merupakan bagaimana karyawan

mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya

dan tidak akan melakukan pekerjaan lainnya sebelum pekerjaan

yang satunya terselesaikan.

2. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Sunyoto (2013: 210) kepuasan kerja (job

satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang

pekerjaaannya. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak pada positif karyawan

terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi

dilingkungan kerjanya. Sedangkan Menurut Malthis (2008) dalam

Rosita (2016) kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif

dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan

kerja muncul saat harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Kepuasan

kerja mempunyai banyak dimensi, secara umum adalah kepuasan

(42)

25

supervisor dengan tenaga kerja dan kesempatan untuk maju. Setiap

dimensi menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan

pekerjaan itu sendiri. Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak

tidak ada karena setiap pegawai berbeda standar kepuasannya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Sunyoto (2013: 212) ada beberapa faktor atau

pendapat yang dikemukakan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja Menurut Ghiselli dan Brown

Tentang faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yakni:

1) Kedudukan

Orang beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada

pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dari pada

yang berkedudukan lebih rendah.

2) Pangkat

Pada pekerjaan yang mendasar pada perbedaan tingakat

golongan, sehingga pekerjaan tersebut akan memberikan

kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Jika ada

kenaikan upah, maka ada yang beranggapan sebagai kenaikan

pangkat.

3) Umur

Dinyatakan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan

(43)

26

sampai 45 tahun adalah umur yang bisa menimbulkan perasaan

kurang puas terhadap pekerjaannya.

4) Mutu pengawasan

Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian

dan hubungan yang baik dari pimpinan dan hubungan yang

lebih baik dari pimpinan dan bawahan sehingga karyawan akan

merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang terpenting dari

organisasi.

c. Teori Kepuasan kerja

Teori kepuasa kerja ada tiga macam yang lazim dikenal

menurut Wexley dan Yuki oleh Moh. As’ad (1987) dalam Sunyoto

(2013: 211) yaitu:

1) Teori Ketidakpuasan (Discrepancy theory). Teori ini mengukur

kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa

yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.

2) Teori keadilan (Equity theory). Teori ini mengemukakan bahwa

orang akan merasa puas dan tidak puas, tergantung apakah ia

merasakan adanya keadilan (equity). Perasaan equity dan

inequity atas situasi, diperolah orang dengan cara

membadingkan dirinya dengan orang lain sekelas, sekantor dan

pemerintah dipengaruhi oleh motivasi.

3) Teori dua faktor (Two factor theory). Prinsip teori ini bahwa

(44)

27

yang berbeda, artinya kepuasan dan tidakpuasan terhadap

pekerjaan tidak merupakan variabel yang kontinue. Teori ini

mengemukakan situasi yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap pekerjaannya dibagi menjadi dua kelompok, yakni

yang pertama Satisfiers atau motivator adalah situasi yang

membuktikan sebagai sumber kepuasan kerja, yang kedua

Dissatisfiers (hygiene factors) adalah faktor-faktor yag terbukti

menjadi sumber ketidakpuasan kerja.

d. Penyebab Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Wibowo

(2010: 225) terdapat lima faktor yang mempengaruhi timbulnya

kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut:

1) Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)

Kepuasan kerja ditentukan oleh tingkatan karakteristik

pekerjaan yang memberikan kesempatan pada individu untuk

memenuhi kebutuhannya.

2) Perbedaan (Discrepancies)

Kepuasan kerja merupakan suatu hasil memenuhi harapan.

Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang

diharapkan dan yang diperolah individu dari pekerjaan.

Apabila harapan lebih besar dari pada apa yang diterima, orang

tidak akan puas. Sebaliknya diperkirakan individu akan puas

(45)

28

3) Pencapaian nilai (Value attainment)

Kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi pekerjaan

yang memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang

penting.

4) Keadilan (Equity)

Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu

diperlakukan ditempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari

persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan

inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan

perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lain.

5) Komponen genetik (Genetic components/ dispositional)

Beberapa rekan kerja tampak puas teradap variasi

lingkunga kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas.

Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja

sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik.

Model menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti

penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya

karakteristik lingkungan pekerjaan.

e. Indikator Kepuasan kerja

Luthans (2006) mengemukakan beberapa indikator

(46)

29

1) Kesempatan promosi

Kesempatan promosi dimana karyawan diberikan

kesempatan untuk memperbaiki posisi jabatan yang lain, yang

mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.

2) Pengawasan

Pengawasan merupakan proses dalam menetakan ukuran

kerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung

pencapaian hasil kerja yang telah diharapkan sesuai dengan

kinerja yang telah disepakati.

3) Rekan kerja

Dimana pola interaksi yang terjalin baik antar rekan kerja

satu dengan lainnya didalam pekerjaan maupun organisasi.

4) Pekerjaan itu sendiri

Didalam pekerjaan itu sendiri karyawan diberikan tugas

khusus untuk mendapatkan pengetahuan baru dan tantangan

baru yang berbeda dari pekerjaan yang sebelumnya.

3. Innovative Behavior

a. Pengertian Innovative Behavior (Perilaku Inovatif)

Menurut Price (1997) dalam Prayudhayanti (2014)

innovative behavior (perilaku inovatif) merupakan kemampuan

individu melakukan perubahan cara kerja dalam bentuk

mengadopsi prosedur, praktek, dan teknik kerja yang baru dalam,

(47)

30

Kleysen, dkk (2012) dalam Logahan, dkk (2014) perilaku inovatif

adalah keseluruhan tindakan individu yang mengarah pada

pemunculan, pengenalan, dan penerapan dari sesuatu yang baru

dan menguntungkan pada seluruh tingkat organisasi. Sesuatu yang

baru dan menguntungkan meliputi pengembangan ide atau

teknologi pada produk baru dan perubahan prosedur administrasi

yang bertujuan untuk meningkatkan relasi kerja. Merurut De Jong

dan Kemp (2003) dalam Prayudhayanti (2014) perilaku inovasi

dapat diartikan sebagai semua tindakan individu yang diarahkan

pada kepentingan organisasi dimana didalamnya dilakukan

introduksi dan aplikasi ide-ide baru yang menguntungkan. Perilaku

inovatif bukanlah semata-mata dipengaruhi faktor bawaan atau

internal. Perilaku inovatif dalam bekerja sering muncul manakala

seorang karyawan menghadapi tantangan dalam pekerjaannya,

mendapat kewenangan yang luas dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Innovative Bahavior (Perilaku Inovatif)

Menurut Etikariena dan muluk (2014:302) dalam Bobo

(2017) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat

(48)

31

1) Faktor internal

a) Tipe kepribadian

Orang yang memiliki tipe kepribadian adalah orang

yang mampu dan berani mengambil resiko terhadap

perilaku inovatif yang dibuat.

b) Gaya individu dalam memecahkan masalah

Karyawan yang memiliki gaya pemecahan masalah

yang intuitif dapat menghasilkan ide-ide sehingga

menghasilkan solusi yang baru.

2) Faktor eksternal

a) Kepemimpinan

Banyak bawahan yang kurang dapat menjaga

hubungnnya dengan pemimpinnya, hal tersebut dapat

membuat perilaku inovatif seseorang tidak terlihat, namun

karyawan yang memiliki hubungan positif dengan

pemimpinnya, cenderung memunculkan perilaku inovatif

pada karyawan. Harapan yang tinggi dari pemimpin agar

karyawanya menjadi inovatif juga dapat mempengaruhi

munculnya perilau inovatif pada karyawan.

b) Dukungan untuk berinovasi

Dukungan dari orang-orang disekitar individu

sangat membantu bagi karyawan terebut dalam

(49)

32

dukungan dari orang dalam organisasi tersebut juga bisa

memunculkan perilaku inovatif bagi karyawan tersebut.

c) Tuntutan dalam pekerjaan

Tuntutan dari perusahaan cenderung meningkatkan

semangat para karyawannya untuk berperilaku inovatif.

Tuntutan tersebut menjadi dorongan bagi karyawan. Salah

satu hal yang muncul akibat adanya tingkat tuntutan

pekerjaan yang tinggi tersebut adalah perilaku inovatif.

d) Iklim psikologis

Iklim psikologis menunjukkan bagaimana

lingkungan organisasi dipersiapkan dan diinterprestasikan

oleh karyawan.

c. Tahapan-tahapan Meningkatkan Innovative Behavior (Perilaku Inovatif)

Menuut De Jong & Hertog (2010) dalam Soebardi (2012)

perilaku kerja inovatif merupakan rangkaian kegiatan kerja yang

secara bertahap dilakukan oleh pekerja dalam mengembangkan dan

meningkatkan perilaku kerja yang efektif. Tahapan tersebut

meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut:

1) Tahu dan memahami lingkup pekerjaan dan potensi

permasalahan yang dihadapi dan yang mungkin akan terjadi.

2) Memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kualitas kerja dan

(50)

33

3) Membangun kerjasama dan komitmen bersama untuk

merealisasikan usulan perbaikan inovatif dalam proses kerja

kelompok.

4) Mengaplikasikan usulan perbaikan dalam pekerjaan.

d. Karakter Innovative Bahavior (Perilaku Inovatif)

Menurut George dan Zhou (2001) dalam Bobo (2017)

menyatakan tentang karakter dari individu yang memiliki perilaku

inovatif adalah:

1) Mencari tahu teknologi baru, proses, teknik dan ide-ide baru.

2) Menghasilkan ide-ide kreatif.

3) Memajukan dan memperjuangkan ide-ide ke orang lain.

4) Meneliti dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk

mewujudkan ide-ide baru.

5) Mengembangkan rencana dan jadwal yang matang untuk

mewujudkan ide baru tersebut.

e. Indikator Innovative Bahavior (Perilaku Inovatif)

Indikator menurut De Jong & Den Hartog (2003) dalam

Logahan, dkk (2014) merinci lebih mendalam perilaku inovatif ada

tiga tahap yaitu:

1) Melihat Peluang

Melihat peluang bagi karyawan untuk mengidentifikasi

berbagai peluang atau kesempatan yang ada, misalnya

(51)

34

adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau

adanya indikasi trends yang sedang berubah.

2) Mengeluarkan Ide

Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru

dengan tujuan perbaikan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide

sesuatu yang baru atau memperbaharui pelayanan, pertemuan

dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam

mengeluarkan ide adalah mengombinasikan dan

mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada

sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau

meningkatkan kinerja.

3) Memperjuangkan

Maksudnya disini untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku

yang mengacu pada hasil. Perilaku Inovasi Konvergen meliputi

usaha menjadi juara dan bekerja keras. Seorang yang

berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide

kreatif. Usaha menjadi juara meliputi membujuk dan

mempengaruhi karyawan dan juga menekan dan bernegosiasi.

Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan

koalisi, mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada

(52)

35

4. Kompensasi

a. Pengertian Kompensasi

Menurut Zainal, dkk (2009) kompensasi merupakan sesuatu

yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka

pada perusahaan. Sedangkan menurut Cardoso (1999) dalam

Zainal, dkk (2009) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima

oleh pekerja sebagai balas jasa atas kerja mereka. Masalah

kompensasi berkaitan dengan konsisten internal dan konsisten

eksternal. Konsisten internal berkaitan dengan konsep penggajian

relatif dalam organisasi. Sedangkan konsisten eksternal berkaitan

dengan tingkat struktur penggajian dalam organisasi dibandingkan

dengan struktur penggajian yang berlaku di luar organisasi.

Keseimbangan antara konsistensi internal dan konsistensi eksternal

dianggap penting untuk diperhatikan guna menjadi perasaan puas

dan para pekerja tetap termotivasi serta efektivitas bagi organisasi

secara keseluruhan.

b. Tujuan Manajemen Kompensasi

Menurut Zainal, dkk (2009) Tujuan manajemen

kompensasi efektif, meliputi:

1) Memperoleh SDM yang berkualitas

Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk

memberi daya tarik kepada para pelamar.

(53)

36

Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi jika

kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran

karyawan yang semakin tinggi.

3) Menjamin keadilan

Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan

internal dan eksternal dapat terwujud.

4) Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan

Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang

diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan

perilaku dimasa depan perilaku di masa depan, rencana

kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman,

tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.

5) Mengendalikan biaya

Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan

memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya

yang beralasan.

6) Mengikuti aturan hukum

Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan

faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin

(54)

37

7) Memfasilitasi pengertian

Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah

dipahami oleh spesialis SDM manajer operasi, dan para

karyawan.

8) Meningkatklan efisiensi administrasi

Program pengupahan dan penggajian hendaknya direncana

untuk dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi

SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai

pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Komensasi Menurut Moekijat (1999) dalam Zainal,dkk (2009) ada

beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan

kompensasi (upah) seorang pegawai, yaitu:

1) Pendidikan, Pengalaman, dan Tanggungan

Ketiga faktor tersebut harus mendapat perhatian.

Bagaimana juga tingkat upah seorang sarjana dan yang belum

sarjana juga harus dibedakan, demikian pun antara yang

berpengalaman dengan yang belum berpengalaman. Khalayak

umum sudah menganggap suatu keadilan bahwa pegawai yang

mempunyai tanggungan keluarga besar mempunyai upah yang

lebih besar dari kawan sekerjanya yang mempunyai

(55)

38

2) Kemampuan Perusahaan

Faktor ini meralisasikan keadilan dalanm pembayaran upah

belum berada dalam proporsi yang setepat-tepatnya. Jika

perusahaan mengalami keuntungan, para pegawai perusahaan

harus turut menikmatinya melalui kenaikan tingkat upah atau

pembagian keuntungan dan sebaliknya.

3) Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi atau ongkos hidup adalah salah satu

faktor penting dalam realisasi keadilan dalam pemberian upah.

4) Kondisi-kondisi Pekerjaan

Orang yang bekerja di daerah terpencil atau di lingkungan

pekerjaan yang berbahaya harus memperoleh upah yang lebih

besar daripada mereka yang bekerja di daerah yang ada

tempat-tempat hiburan atau di lingkungan pekerjaan yang tidak

berbahaya.

d. Indikator Kompensasi

Menurut Panggabean (2004) mengemukakan beberapa

indikator pengukuran kompensasi sebagai berikut:

1) Gaji

Balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya

yang sudah bekerja di perusahaan dalam periode tertentu yang

menghasilkan kualitas output yang berkualitas maupun tidak

(56)

39

2) Insentif

Insentif merupakan penghasilan tambahan yang akan

diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan

prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

3) Tunjangan

Tunjangan adalah setiap tambahan benefit yang diberikan

kepada karyawan, misalnya pemberian tunjangan hari raya, jasa

kesehatan dan pemakaian kendaraan perusahaan.

5. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan kerja

Menurut Nitisemito (2001) mendefinisikan lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang

dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalanan tugas-tugas yang

dibebankan. Misalnya kebersihan, musik, dan lain-lain. Definisi

lain disampaikan oleh George R. Terry (2006) dalam Budianto

(2015), lingkungan kerja dapat diartikan sebagai

kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja organisasi atau perusahaan.

b. Jenis-Jenis Lingkunga Kerja

Menurut Sedarmayanti (2007: 21) dalam Budianto (2015)

menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja

(57)

40

1) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk

fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi pegawai baik langsung maupun secara tidak

langsung. Lingkungan kerja fisik dibagi menjadi dua kategori

yaitu:

a) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan

karyawan seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.

b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga

disebut lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi

kondisi manusia, seperti: temperature, kelembapan,

sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran

mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain – lain.

2) Lingkungan kerja non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan

dengan atasan maupun hubungan dengan rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan.

Lingkungan kerja non fisik juga mencerminkan kondisi

yang mendukung kerjasama antara tingkat atasan dengan

bawahan maupun sesama rekan kerja yang memiliki status

jabatan sama di perusahaan, Nitisemito (2000) dalam

(58)

41

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja

menurut Sedarmayanti (2009:46) adalah sebagai berikut:

1) Penerangan

Penerangan adalah cukup sinar yang masuk ke dalam ruang

kerja masing–masing pegawai. Dengan tingkat penerangan

yang cukup akan membuat kondisi kerja yang menyenangkan.

2) Suhu udara

Suhu udara adalah seberapa besar temperature di dalam

suatu ruang kerja pegawai. Suhu udara ruangan yang terlalu

panas atau terlalu dingin akan menjadi tempat yang

menyenangkan untuk bekerja.

3) Suara bising

Suara bising adalah tingkat kepekaan pegawai yang

mempengaruhi aktifitasnya pekerja.

4) Penggunaan warna

Penggunaan warna adalah pemilihan warna ruangan yang

dipakai untuk bekerja.

5) Ruang gerak yang di perlukan

Ruang gerak adalah posisi kerja antara satu pegawai dengan

pegawai lainya, juga termasuk alat bantu kerja seperti: meja,

(59)

42

6) Kemampuan bekerja

Kemampuan bekerja adalah suatu kondisi yang dapat

membuat rasa aman dan tenang dalam melakukan pekerjaan.

7) Hubungan pegawai dengan pegawai lainya harus harmonis

karena untuk mencapai tujuan instansi akan cepat jika adanya

kebersamaan dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankannya.

d. Indikator Lingkungan Kerja

Nitisemito (2001) Lingkungan kerja diukur melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Suasana kerja

Dimana karyawan merasakan suasana kerja yang nyaman

meliputi penerangan, suara yang tidak berisik dan tenang dan

keamanan dalam melakukan pekerjaan sehingga karyawan bisa

lebih produktif dalam bekerja.

2) Hubungan dengan rekan kerja

Bagaimana karyawan merasakan hubungan yang harmonis

antara rekan kerja dalam bekerja. Karyawan akan loyal kepada

perusahaan apabila merasa lebih nyaman dengan rekan

kerjanya.

3) Tersedianya fasilitas kerja

Karyawan menggunakan fasilitas kerja yang disediakan

(60)

43

C. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian berdasarkan pemaparan mengenai telaah

pustaka diatas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2

H4 H1

H5

H6 H3

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Sumber : Data primer diolah, 2018

Bersasarkan Gambar 2.1, struktur model dalam penelitian ini dapat

terbagi menjadi 2 model persamaan yaitu :

a. Model 1

Kepuasan Kerja = + p4X1 + p5X2 + p6X3 + e1

b. Model 2

Kinerja Karyawan = + p1X1 + p2X2 + p3X3 + p7Z + e2

Kinerja Karyawan (Y) Kepuasan

Kerja (Z) Innovative

Behavior (X1)

Lingkungan Kerja (X3) Kompensasi

(61)

44

Keterangan:

: Konstanta

p1-p7 : Koefisien Regresi

X1 : Innovative Behavior

X2 : Kompensasi

X3 : Lingkungan Kerja

Z : Kepuasan Kerja

e : Kesalahan (error)

D. Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2009) adalah jawaban

sementara terhadap rumusan maslah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh Innovative Behavior (Perilaku Inovatif) terhadap Kinerja Karyawan

Fajrianthi (2012:106) dalam Purba (2009) perilaku inovatif

didefinisikan sebagai tindakan individu yang mengarah pada

pemunculan, pengenalan dan penerapan dari sesuatu yang baru dan

(62)

45

Seorang pemimpin dalam institusi pekerjaan diharapkan

memiliki perilaku inovatif yang menunjukkan sikap kreatif dalam arti

mempunyai kemampuan menciptakan dan mengembangkan ide-ide

inovatif dari dirinya sendiri agar mempunyai kepribadian yang

matang, berani mengambil resiko dari segala tindakannya serta

mempunyai kemampuan mengkoordinasikan ide-ide inovatif. Dengan

demikian, pemimpin yang inovatif akan berupaya menciptakan sistem

dan prosedur kerja yang efisien guna meningkatkan kinerjanya (Purba:

2009).

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh innovatif behavior

terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu yaitu Pramono (2010) yang berjudul “pengaruh perilaku

inovatif dan penghargaan intrinsik terhadap kinerja karyawan bank

jatim cabang kediri” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perilaku inovatif berpengaruh signifkan terhadap kinerja karyawan.

H1: Innovative behavior (perilaku inovatif) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan

2. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan

Rachmawati (2008) menyatakan bahwa salah satu cara

manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja adalah dengan stimulus

melalui kompensasi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima

karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Pemberian

(63)

46

kerja yang tinggi. Bagi sebagian karyawan mendapatkan uang adalah

penolong dari segalanya serta alasan seseorang untuk tetap bekerja,

tetapi adapula yang berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu

kebutuhan yang dapat terpenuhi melalui kerja.

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh kompensasi

terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh penelitian

terdahulu yaitu menurut Nurcahyati, dkk (2016) yang berjudul

“pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan studi pada PT H.P. Metals Indonesia”. Hasil peneitiannya menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

H2: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan

3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Saydam (2000:226) dalam Budianto (2015)

mendefinisikan lingkungan kerja sebagai keseluruhan sarana

prasarana kerja yang ada disekitar karyawan yang sedang

melaksanakan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pekerjaan itu

sendiri. Lingkungan kerja merupakan suatu alat ukur yang akan

berpengaruh terhadap kinerja pegawai jika lingkungan kerja yang ada

pada suatu instansi baik. Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi

pegawai melalui peningkatan hubungan yang harmonis dengan atasan,

(64)

47

Tekanan di dalam lingkungan kerja juga dapat mengganggu

psikolologis karyawan, dengan adanya suasana yang cukup memadai

untuk karyawan, maka semakin banyak produktifitas yang dihasilkan,

dan peningkatan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan akan

semakin meningkat. Lingkungan kerja yang baik, tata ruang serta

suasana yang memadai akan mendukung pelaksanaan kerja karyawan,

maka karyawan akan mudah termotivasi, serta dukungan oleh sarana

dan prasarana yang memadai yang ada di tempat kerja akan membawa

dampak yang positif bagi pegawai sehingga kinerja pegawai dapat

meningkat (Budianto: 2015)

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukakn oleh peneliti

terdahulu yaitu Budianto (2015) dengan judul “pengaruh lingkungan

kerja terhadap kinerja pegawai pada PT perusahaan gas negara

(persero) Tbk wilayah Jakarta”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap

kinerj karyawan.

H3: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan

4. Pengaruh Innovative Behavior (Perilaku Inovatif) terhadap Kinerja Karyawan yang Dimediasi Kepuasan Kerja

Robbins (2006) menyatakan Inovasi merupakan pembaharuan,

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Research Gap
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

ular tangga akuntansi terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran hitung.. Pengukuran dilakukan dengan melihat motivasi siswa kelas X Akuntansi. dalam mata pelajaran

Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara

Perusahaan dan anak perusahaan telah menghitung dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam perhitungan aset pajak tangguhan bersih per 31 Desember 2008 yakni masing- masing

Berbeda dengan katalog konvensional yang masih menggunakan metode penyampaian informasi secara langsung, sehingga dapat memakan waktu yang relatif lama dalam

Identifikasi dari sektor yang memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi terhadap sektor pertanian tersebut mengindikasikan bahwa output dari sektor industri

Pertama , tiga elemen nol dalam baris atau kolom berbeda, cara perhitungan determinan sama dengan cara satu elemen nol. Kedua, dua elemen nol dalam baris yang sama, gunakan cara

Kehidupan akan terasa lebih indah kalau dilandasi kejujuran an hasilnya akan terasa lebih nikmat.Masyarakat Jawa menggunakan falsafah ini untuk menjadi

Pengaruh komitmen organisasi, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening (Studi kasus pada PT. Bank Mandiri Kantor