• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

DIN AS KE HUTAN AN KAB UPATE N M US I R AWAS

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

(2)

Kata Pengantar

erdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, semua instansi pemerintah setingkat eselon II ke atas dituntut untuk mempersiapkan Perencanaan Strategis (Renstra) dan membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) setiap tahunnya berdasarkan sasaran/kegiatan yang tercantum dalam Renstra.

LKjIP merupakan bentuk laporan akuntabilitas yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak di lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas, yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan masukan yang sangat mendukung tersusunnya laporan ini.

Akhirnya kami harapkan kritik dan saran membangun dari pembaca untuk penyempurnaan LKjIP ini, serta harapan ini dapat menjadi feed back bagi peningkatan kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas tahun berikutnya, sekaligus mendorong percepatan terwujudnya Good Governance.

Muara Beliti, Januari 2017

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas,

Drs. EC. PRISKODESI Pembina Utama Muda NIP 19651002 199303 1 003

B

(3)

Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ... 1

1.2 Permasalahan Utama (Strategic Issued) ... 3

BAB II. PERENCANAAN KINERJA ... 7

2.1 Perencanaan Strategis ... 7

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 9

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 9

3.2 Realisasi Anggaran ... 21

BAB IV. PENUTUP ... 25

4.1 Kesimpulan ... 25

(4)

Daftar Tabel

No. Teks Halaman

1.1. Rincian Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Musi Rawas ... 4 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tahun 2016 ... 8 3.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 ... 10 3.2 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 dan 2016

pada Indikator Kinerja 1 ... 10 3.3 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dan 2015

pada Indikator Kinerja 2 dan 3 ... 12 3.4 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dan 2015

pada Indikator Kinerja 4 ... 16 3.5 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dan 2015

pada Indikator Kinerja 5 dan 6 ... 18 3.6 Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 ... 37

(5)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Musi Rawas melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 02 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Rawas serta Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 58 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas, tugas pokok Dinas Kehutanan adalah membantu Bupati dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah di bidang Kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kehutanan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan perencanaan bidang kehutanan; 2. Perumusan kebijakan teknis bidang kehutanan;

3. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

4. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang rehabilitasi dan pengelolaan hutan, sarana dan prasarana kehutanan, perlindungan dan pengamanan hutan, serta produksi dan bina usaha kehutanan;

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kehutanan; 6. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan; 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai bidang

(6)

Susunan Organisasi Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas terdiri dari :

1. Kepala Dinas.

2. Sekretariat, membawahkan :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan; c) Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian.

3. Bidang Inventarisasi dan Tata Guna Hutan, membawahkan : a) Seksi Inventarisasi, Pengukuran dan Perpetaan;

b) Seksi Data Base dan Informasi Kehutanan; c) Seksi Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan. 4. Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan, membawahkan :

a) Seksi Rehabilitasi Hutan;

b) Seksi Reklamasi dan Penghijauan; c) Seksi Monitoring dan Evaluasi DAS.

5. Bidang Bina Produksi Hasil Hutan, membawahkan : a) Seksi Iuran dan Pengujian Hasil Hutan;

b) Seksi Pemanfaatan Hutan; c) Seksi Peredaran Hasil Hutan.

6. Bidang Perlindungan Hutan, membawahkan : a) Seksi Pengamanan Hutan;

b) Seksi Pembinaan Flora/Fauna dan Pengendalian Hama/ Penyakit;

c) Seksi Hukum dan Perundang-undangan. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas, antara lain :

a) UPT Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Wilayah I; b) UPT Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Wilayah II; 8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas seperti terdapat pada Gambar 1.1. berikut ini.

(7)

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan

1.2 Permasalahan Utama (Strategic Issued) Yang Sedang Dihadapi

Organisasi

1. Kondisi Sumber Daya Manusia

ketersediaan tenaga Polisi Kehutanan yang berjumlah 2 orang, jika dibandingkan dengan luas kawasan hutan yang ada, maka rasio pengawasan terhadap pengamanan kawasan hutan memiliki nilai yang sangat kecil. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia secara bertahap dan berkelanjutan akan diupayakan karena dapat mempengaruhi pencapaian kinerja organisasi.

2. Kondisi Hutan dan Kehutanan Saat Ini 1. Kondisi Hutan

(8)

Setelah terbentuknya Daerah Otonomi baru yaitu Kabupaten Musi Rawas Utara maka Kabupaten Musi Rawas mempunyai luas wilayah sebesar + 635.727,66 ha mempunyai kawasan hutan seluas + 277.274,98 ha (43,61%) dari luas wilayah kabupaten sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 866/Menhut-II/2014 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Sumatera Selatan dengan perincian fungsi kawasan hutan di wilayah Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut :

a. Kawasan Budidaya

- Hutan Produksi (HP) : 175.702,64 Ha

- Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 4.487,46 Ha

- Hutan Produksi Konversi (HPK) : 25.487,94 Ha

Jumlah a……… 205.678,04 Ha

b. Kawasan Non Budidaya

- Hutan Konservasi (TNKS) / HSA : 70.726,71 Ha

- Hutan Lindung : 870,23 Ha

Jumlah b……… 71.596,94 Ha

Tabel 1.1 Rincian Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Musi Rawas

No Jenis Luas (Ha) Lokasi 1 2 3 4 1. Hutan Konservasi/ TNKS 70.726,71 Kec. STL Ulu Terawas

Kec. Selangit

2. Hutan Lindung : 870,23 Kec. STL Ulu Terawas - HL Bukit Cogong I 285,56

- HL Bukit Cogong II 21,09 - HL Bukit Botak 563,58 3. Hutan Produksi : 175.702,64

- HP. Lakitan Utara I 7.750,20 Kec. Megang Sakti - HP. Lakitan Utara II 1.356,92 Kec. Megang Sakti - HP. Lakitan Selatan 21.256,75 Kec. Megang Sakti

- HP. Benakat Semangus 138.838,21 Kec. BTS Ulu, Muara Lakitan - HP. Kungku 6.500,56 Kec. Jayaloka, Sukakarya 4. Hutan Produksi Terbatas : 4.487,46

- HPT. Bukit Hulu Tumpah 4.029,59 Kec. Selangit - HPT. Lakitan Utara 457,87 Kec. Megang Sakti 5. Hutan Produksi Konversi : 25.487,93

- HPK. Kelingi 9.785,03 Kec. Ma. Kelingi, Ma. Lakitan - HPK. Semangus 13.789,14 Kec. Ma. Kelingi, Ma. Lakitan - HPK. Air Balui 1.913,76 Kec. Ma. Lakitan

(9)

Gambar 1.2. Peta Kawasan Hutan Kabupaten Musi Rawas

2. Kondisi Kehutanan

Perusahaan Industri pengolahan kayu yang banyak memanfaatkan kayu dari kebun-kebun rakyat sebagai bahan baku industry berlokasi di Kabupaten Musi Rawas Utara. Selain itu perusahaan industry perkayuan yang ada di Kabupaten Musi Rawas pada Tahun 2016 menurunkan target produksi ± 50% dikarenakan permintaan pasar yang sangat kecil/turun.

Tingginya angka konflik tenurial yang terjadi yaitu penguasaan kawasan hutan atau perambahan kawasan hutan yang dilakukan oleh para pihak yang berkepentingan.

(10)

3. Kondisi Iklim

Jumlah hari hujan dan hari tidak hujan tidak menentu sehingga terjadi Anomali iklim pada tahun 2016. Terjadinya dampak Anomali iklim, timbulnya pembukaan lahan perkebunan oleh masyarakat dan perusahaan perkebunan secara besar-besaran sehingga timbulnya beberapa hotspot (titik api). Selain itu juga dengan jumlah hari hujan dan hari tidak hujan tidak menentu menyebabakan Perusahaan pemegang ijin Hutan Tanaman Industri (HTI) menurunkan target penanaman dan pemanenan.

(11)

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

Perjanjian Kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara Bupati Musi Rawas dengan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas untuk mewujudkan target kinerja sebagaimana diamanatkan dalam Perubahan RPJMD Tahun 2010-2015. Penyusunan PERJANJIAN KINERJA Tahun 2016 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dalam PERJANJIAN KINERJA Tahun 2016, Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas telah merumuskan dan menetapkan 4 sasaran strategis dengan 6 indikator kinerja. sebagamana disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

(12)

Tabel 2.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Target Kebijakan

1 2 3 4 1. Meningkatnya optimalisasi kawasan hutan 1. Peningkatan PAD sektor kehutanan 428.652.000,- Rp Meningkatkan upaya Penerimaan PAD Sektor Kehutanan

2. Meningkatnya upaya

rehabilitasi hutan dan lahan

1. Areal lahan kritis yang ditanami

9.419 Ha Meningkatkan upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta pembinaan dan pengawasan

kegiatan RHL oleh mitra 2. Produksi bibit tanaman kehutanan 50.000 batang 3. Meningkatnya upaya Perlindungan Hutan 1. Penurunan jumlah hotspot 20 % Upaya-upaya perlindungan hutan 4. Meningkatnya upaya pengelolaan dan pembangunan kehutanan 1. Lestarinya kawasan lindung

1 unit Upaya dalam pemeliharaan dan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan terbuka hijau

2. Luas kawasan terbuka hijau

(13)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran.

LKjIP Tahun 2016 Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas menginformasikan kepada pemberi amanat bahwa semua kegiatan yang dilakukan sudah berfungsi atau telah memenuhi sasaran fungsionalnya dan tidak hanya sebatas keluaran barang dan jasanya saja. Disamping itu juga diinformasikan kinerja yang belum mencapai target dan usaha-usaha yang akan dilakukan.

Secara umum, Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas telah dapat melaksanakan tugas yang diamanatkan. Dari 4 sasaran yang telah ditetapkan dalam Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 - 2015, pengukuran, evaluasi dan analisis capaian sasaran strategis dalam tahun 2016 dilakukan terhadap 4 sasaran.

Penjelasan mengenai hasil pengukuran kinerja, evaluasi keberhasilan dan kegagalan, dan analisis faktor keberhasilan dan kegagalan serta strategi menanggulangi permasalahan pada masa akan datang akan dianalisis dari setiap sasarannya. dan diuraikan sebagai berikut :

(14)

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 2016

1 2 3 4 5

1. Peningkatan PAD

Sektor kehutanan Rp 428.652.000,- 422.819.300,- 98,64 % 2. Areal lahan kritis

yang ditanami Ha 9.419 10.074 106,95 % 3. Produksi bibit

tanaman kehutanan Batang 50.000 64.200 128,40 % 4. Penurunan jumlah hotspot % 20 72,58 291,71% 5. Lestarinya kawasan lindung Unit 1 1 100 % 6. Luas kawasan terbuka hijau Ha 5 5 100%

Indikator kinerja yang ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan sasaran 1. terdiri dari 1 indikator yang ditetapkan dan dilaksanakan pada tahun 2016. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator peningkatan PAD sektor kehutanan hampir memenuhi target (98,64%).

Penjelasan secara rinci mengenai realisasi ketercapaian indikator kinerja pada Sasaran 1. adalah sebagaimana uraian dibawah ini.

Tabel 3.2 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 dan 2016 pada Indikator Kinerja 1.

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 2015 Capaian 2014 1 2 3 4 5 6 1. Peningkatan PAD Sektor kehutanan Rp 428.652. 000,- 422.819. 300,- 98,64 % -35,03

1. Indikator peningkatan PAD sektor kehutanan

PAD sektor kehutanan diperoleh melalui sumbangan hasil penjualan oleh pihak ketiga serta dari penerimaan lain-lain. Perolehan terbesar didapatkan dari aktifnya usaha-usaha di sektor perkayuan yang bahan bakunya bersumber dari lahan milik, antara

(15)

lain jenis pulai pada PT. Xylo Indah Pratama yang memproduksi pensil slat dan PT. Mura Lestari Makmur yang menghasilkan veneer

dari kayu karet. a. Capaian Kinerja

Sebagaimana terinci dalam dokumen IKU, indikator “peningkatan PAD sektor kehutanan” pada tahun 2016 ditargetkan menyamai dari target PAD tahun 2015, yaitu sebesar Rp. 428.652.000,-. Realisasi perolehan PAD sektor kehutanan sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp. 422.819.300,- atau 98,64% dari target. Dengan demikian, PAD belum mencapai target.

Perolehan PAD sektor kehutanan dilaporkan setiap bulan oleh Bendahara Penerimaan pada Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas.

b. Perbandingan dengan target Renstra

Target perolehan PAD sektor kehutanan pada tahun 2016 merupakan jumlah kekurangan terhadap pencapaian target tahun 2015 dan ditingkatkan sebesar 10% yang ditetapkan berdasarkan Perubahan terhadap Renstra tahun 2011-2015 adalah sebesar Rp. 396.508.860,- dan diharapkan dapat mencapai hasil akhir Perubahan terhadap Renstra tahun 2011-2015 sebesar Rp. 880.456.500,-. Dengan realisasi perolehan PAD tahun 2016 sebesar 422.819.300,- maka capaian kinerja pada tahun 2016 adalah 106,64% dari target tahun terakhir Perubahan Renstra.

Kondisi ketercapaian indikator kinerja ini disebabkan oleh perhitungan yang sangat realistis terhadap PAD sektor kehutanan dengan memperhitungkan keadaan sosial ekonomi masyarakat, permintaan pasar dan kondisi iklim pada tahun 2016.

(16)

c. Keberhasilan dan Hambatan

Keberhasilan dalam pencapaian target perolehan PAD sektor kehutanan tahun 2016 adalah analisis permintaan pasar terhadap penggunaan bahan baku kayu dari perusahaan, sehingga dilakukan perhitungan target PAD 2016 yang realistis terhadap Perubahan Renstra 2011-2015.

Tabel 3.3 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dan 2015 pada Indikator Kinerja 2 dan 3

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 2015

Capaian 2014

1 2 3 4 5 6

2. Areal lahan kritis yang ditanami

Ha 9.419 10.074 106,95 % 51,01 3. Produksi bibit

tanaman kehutanan

Batang 50.000 64.200 128,40 % 104,08

Indikator kinerja yang ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam Renstra terdiri dari 2 indikator yang diupayakan pencapaiannya pada tahun 2016. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, indikator “areal lahan kritis yang ditanami” capaian kinerja, yaitu sebesar 106,95%. Sedangkan indikator “produksi bibit tanaman kehutanan” mencapai 128,40%.

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut didukung dengan pelaksanaan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada tahun 2016 yang terdiri dari 4 kegiatan, yaitu :

a. Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan;

b. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

c. Penanaman Turus Jalan; dan d. Reboisasi dan Penghijauan.

Penjelasan secara rinci mengenai realisasi ketercapaian indikator kinerja adalah sebagaimana uraian dibawah ini.

(17)

2 Indikator areal lahan kritis yang ditanami a. Capaian Kinerja

Indikator kinerja “areal lahan kritis yang ditanami” ditargetkan seluas 9.419 Ha dan terealisasi seluas 10.074 Ha, sehingga capaian kinerja sebesar 106,95%. Pencapaian indikator tersebut diperoleh melalui pelaksanaan; penanaman dan pemeliharaan turus jalan, pembuatan hutan rakyat, pemeliharaan hutan kota, penanaman yang dilakukan oleh 2 pemegang HTI yaitu PT. Musi Hutan Persada dan PT. Paramitra Mulia Langgeng, penanaman oleh masyarakat dengan menggunakan bibit tanaman kehutanan dari Kebun Pembibitan Dinas Kehutanan Kab. Musi Rawas. penanaman oleh mitra dan BUMN/BUMD/BUMS yang dicanangkan dalam acara gerakan aksi penanaman 1 millyar pohon atau OBIT. Total jumlah bibit tanaman kehutanan dan MPTS yang ditanam pada tahun 2016 adalah sejumlah 12.991.342 batang.

b. Perbandingan dengan target Renstra

Target luasan lahan kritis yang ditanami pada tahun terakhir Renstra adalah 82.695 Ha. Realisasi luasan lahan kritis yang ditanami sepanjang tahun 2011-2015 adalah sebesar 77.173 Ha sehingga tersisa pada tahun 2016 seluas 5.522. Dengan demikian, target akhir renstra telah tercapai 105,50% atau seluas 87.217 Ha.

c. Keberhasilan dan Hambatan

Pencapaian indikator kinerja sebesar 105,50% disebabkan oleh pelaksanaan; penanaman dan pemeliharaan turus jalan, pembuatan hutan rakyat, pemeliharaan hutan kota, penanaman yang dilakukan oleh 2 pemegang HTI yaitu PT. Musi Hutan Persada dan PT. Paramitra Mulia Langgeng, penanaman oleh masyarakat dengan menggunakan bibit

(18)

Kab. Musi Rawas. penanaman oleh mitra dan BUMN/BUMD/BUMS yang dicanangkan dalam acara gerakan aksi penanaman 1 millyar pohon atau OBIT

3. Indikator produksi bibit tanaman kehutanan

Indikator produksi bibit tanaman kehutanan ditarget tahun 2016 sejumlah 50.000 batang hal ini berdasarkan kesiapan sumber daya yang ada dan daya dukung/kapasitas bibit di Kebun Pembibitan Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas.

a. Capaian Kinerja

Indikator produksi bibit tanaman kehutanan dengan target 50.000 batang telah terealisasi sejumlah 64.200 batang (128,40%). Pencapaian indikator tersebut diperoleh melalui produksi bibit yang dilakukan pada persemaian permanen yang dikelola oleh Dinas Kehutanan yang berlokasi di Desa Sumber Karya Kecamatan STL Ulu Terawas.

Apabila dibandingkan dengan target dan capaian kinerja tahun 2015 sejumlah 50.000 batang, maka pada tahun 2016 jumlah bibit tanaman kehutanan yang diproduksi sama besar hal ini disebabkan oleh daya dukung/kapasitas bibit di kebun pembibitan milik Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas disesuaikan dengan perhitungan permintaan bibit/distribusi bibit kemasyarakat.

b. Perbandingan dengan target Renstra

Apabila dibandingkan dengan target capaian kinerja pada tahun terakhir Renstra (tahun 2016) yaitu produksi bibit tanaman kehutanan sejumlah 100.000 batang, maka capaian kinerja sasaran telah tercapai di tahun 2015 dan di tahun 2016 menambahkan stock persediaan bibit untuk masyarakat agar tidak terjadi kekosongan bibit pada Kebun Bibit Milik Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas apabila ada permintaan

(19)

masyarakat pada setiap bulannya dan juga dibantu oleh persemaian permanen/kebun bibit milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Backup apabila ada permintaan oleh masyarakat mengenai jenis dan jumlah yang tidak ada di Kebun Bibit Milik Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas. c. Keberhasilan dan Hambatan

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja sebesar 128,40% disebabkan oleh dukungan sumber daya yang ada sehingga proses pembuatan dan pemeliharaan bibit dapat dilakukan secara intensif. Dengan perlakuan demikian, maka kuantitas dan kualitas bibit yang dihasilkan dapat menjadi maksimal. Namun demikian, perlunya perhatian khusus untuk jenis-jenis tanaman yang ditemukan adanya serangan hama dan penyakit yang menyebabkan bibit tersebut layu kemudian mati. Untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan pemeliharaan dan perhatian khusus terhadap bibit/benih tanaman kehutanan.

Bibit tanaman kehutanan yang telah diproduksi sebagian besar sudah didistribusikan kepada instansi lain baik pemerintah, swasta, sekolah dan masyarakat luas, baik di Kabupaten Musi Rawas maupun di daerah sekitarnya. Instansi lain dan masyarakat yang membutuhkan bibit tanaman kehutanan untuk ditanam, dapat diberikan bantuan bibit secara cuma-cuma dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dinas Kehutanan Kab. Musi Rawas. Selain itu, sebagian bibit yang diproduksi juga digunakan dalam rangka kegiatan pada Dinas Kehutanan melalui program OBIT, dan sebagainya.

(20)

Tabel 3.4 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 dan 2016 pada indikator kinerja 4

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 2016 Capaian 2015 1 2 3 4 5 6 4. Penurunan jumlah hotspot % 20 72,58 291,71% -1,50

Indikator kinerja yang ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam Renstra yang ditetapkan dan 1 indikator dilaksanakan pada tahun 2016. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator tersebut mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar -291,71%.

Indikator kinerja sasaran tersebut didukung melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan dan pada tahun 2016 dilaksanakan dengan 3 kegiatan yaitu :

1. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan; 2. Pengamanan Hutan; dan

3. Penyelenggaraan UPT.

Ketiga kegiatan tersebut saling mendukung dalam upaya menekan jumlah titik api (hotspot) di Kabupaten Musi Rawas.

a. Capaian Kinerja

Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016, indikator kinerja “penurunan jumlah hotspot” ditargetkan berkurang sebesar 20% dibandingkan angka hotspot yang terjadi di tahun sebelumnya. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan secara rutin terhadap Satelit Aqua/Terra Modis Fire Information of Resource Management System (FIRMS) dan NASA, pada tahun 2016 terpantau hotspot sebanyak 181 titik api, sedangkan pada tahun 2015 terpantau hotspot sebanyak 661 titik api. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan jumlah hotspot sebesar 72,58% atau sebanyak 181 titik api.

(21)

b. Perbandingan dengan target Renstra

Dalam Renstra 2010-2015, jumlah hotspot ditargetkan berkurang 20% setiap tahun. Dengan demikian, target jumlah hotspot pada tahun terakhir Renstra diharapkan terjadi tidak ada Hotspot (Free Hot Spot) dari jumlah hotspot pada tahun awal Renstra. Jumlah hotspot pada. tahun awal renstra (tahun 2011) adalah sebanyak 729 titik api, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 181 titik api. Dengan kata lain, jumlah hotspot tahun 2016 telah terjadi peningkatan sebesar 24,83% atau sebanyak 181 titik api.

c. Keberhasilan dan Hambatan

Pencapaian target indikator kinerja ini sangat tergantung kepada faktor alam (iklim), dimana pada tahun 2016 jumlah hari tidak hujan (kemarau) sangat kecil.

Selain itu, sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan telah ditingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya melalui kegiatan-kegiatan pengadaan 1unit mobil damkarhutlah jenis fire jeep, adanya posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang operasionalnya 24 jam, adanya regu pemadam kebakaran baik tingkat kabupaten ataupun tingkat Desa yang dinilai sangat rawan kebakaran hutan dan lahan. Begitu juga dengan dilaksankannya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, penguatan koordinasi dengan instansi lainnya, baik secara vertikal dan horizontal, penguatan SDM pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pemutakhiran pemantauan hotspot, dan sebagainya.

(22)

Tabel 3.5 Rencana/Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 dan 2016 pada indikator kinerja 5 dan 6

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 2016 Capaian 2015 1 2 3 4 5 6 5. Lestarinya kawasan lindung Unit 1 1 100 % 100 6. Luas kawasan terbuka hijau Ha 5 5 100% 100

Indikator kinerja yang ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam Renstra terdiri dari 2 indikator dimana ada 2 indikator yang ditetapkan dan dilaksanakan pada tahun 2016. Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2016 realisasi pencapaian dua indikator telah memenuhi tingkat capaian yang diharapkan, yakni 100%. Indikator kinerja sasaran tersebut didukung dengan pelaksanaan Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan dan pada tahun 2016 diselenggarakan dengan 2 kegiatan, yaitu :

1. Pengembangan Hutan Masyarakat Adat; 2. Pengembangan Hutan Kota,

Penjelasan secara rinci mengenai realisasi ketercapaian kedua indikator kinerja adalah sebagaimana uraian dibawah ini.

5. Indikator lestarinya kawasan lindung a. Capaian Kinerja

Indikator “lestarinya kawasan lindung” dengan target 1 unit dan realisasinya 1 unit. Hal ini diindikasikan oleh 1 unit kawasan lindung yang tetap lestari yaitu Hutan Adat Bulian seluas + 44 Ha.

Hutan Adat Bulian merupakan ekosistem essensial yang telah puluhan tahun secara turun temurun dikelola dan dilindungi oleh masyarakat sekitarnya.

(23)

Pada Hutan Adat Bulian dilaksanakan Kegiatan Pengembangan Hutan Masyarakat Adat berupa pengawasan melalui kegiatan pemasangan 3 (tiga) buah papan Informasi/Himbauan agar masyarakat dapat ikut menjaga dan melestarikan hutan adat bulian dan diharapkan dapat mengurangi perambahan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

b. Perbandingan dengan target Renstra

Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran tahun 2016 dengan target terakhir Renstra (tahun 2016), terdapat 2 Unit kawasan lindung yang senantiasa terjaga kelestariannya, realisasi indikator kinerja telah mencapai 100% pada tahun 2015.

c. Keberhasilan dan Hambatan

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja “lestarinya kawasan lindung” pada tahun 2016 sangat dipengaruhi oleh dukungan sepenuhnya oleh masyarakat sekitar kawasan Hutan Lindung dan Hutan Adat. Pada tahun 2016 ini Hutan Adat Bulian semakin ditingkatkan jumlah populasi tanaman Unglen/Bulian melalui revegetasi tanaman langkah tersebut serta telah dilakukan indentifikasi dan trayek tata batas luas kawasan Hutan Adat Bulian.

6. Indikator luas kawasan terbuka hijau a. Capaian Kinerja

Indikator “luas kawasan terbuka hijau” dengan target 5 Ha dan realisasinya telah mencapai seluas 5 Ha. Hal ini diindikasikan dengan terbangunnya dan terpeliharanya Hutan Kota serta Tanaman Turus Jalan. Untuk mendukung keberhasilan pencapaian target indikator kinerja tersebut, maka

(24)

diselenggarakan Kegiatan Pengembangan Hutan Kota dan Penanaman Turus Jalan.

b. Perbandingan dengan target Renstra

Apabila capaian kinerja sasaran tahun 2016 dibandingkan dengan target terakhir Renstra (tahun 2016), realisasi indikator kinerja telah mencapai >100% yaitu >15 Ha dari rencana pembangunan kawasan terbuka hijau seluas 15 Ha. Pada tahun 2015, pembangunan hutan kota telah tercapai 7,3 Ha dan penanaman Turus Jalan telah mencapai 51 Km atau sebanding dengan 24 Ha.

c. Keberhasilan dan Hambatan

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ini erat kaitannya dengan paduserasi antar instansi dan koordinasi pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas dalam rangka penyiapan lahan yang akan di tetapkan menjadi Hutan kota dan Turus Jalan serta dukungan SDM serta sarana dan prasarana yang memadai, sehingga hutan kota dapat dibangun dan Turus Jalan dapat dikelola secara optimal. Hutan kota di Kabupaten Musi Rawas ini telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas pun telah mengukuhkan areal hutan kota dalam master plan perencanaan pembangunan Agropolitan Center.

Pada dasarnya potensi permasalahan yang ada dalam pencapaian indikator kinerja ini adalah paduserasi antar instansi dan koordinasi pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas dalam rangka penyiapan lahan yang akan di tetapkan menjadi Hutan kota dan adanya tekanan pembangunan perumahan di sekitar lokasi hutan kota dan arboretum kehutanan. Langkah antisipatif yang telah diambil adalah berkoordinasi pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya

(25)

dan Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas dalam rangka penyiapan lahan untuk pembangunan Hutan Kotan dan melaksanakan penataan batas areal hutan kota dan membuat pagar pembatas.

3.2 Realisasi Anggaran

Berdasarkan alokasi anggaran tahun 2016, pagu dan realisasi anggaran per program dan per kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.6.

(26)

Tabel 3.6. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 (pada APBD Perubahan)

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Capaian

Kinerja Program / Kegiatan

Anggaran (Rp.)

Alokasi Realisasi Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 1.1.1 Meningkatnya optimalisasi kawasan hutan 1. Peningkatan PAD Sektor kehutanan 98,64 % 2.1.1 Meningkatnya upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Areal lahan kritis yang ditanami

106,95 % 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1.069.220.000 1.046.048.500 97,83 2. Produksi bibit

tanaman kehutanan

128,40 % 02 Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan

150.180.000 147.915.000 98,49 06 Peningkatan Peran Serta

Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan

130.120.000 127.198.000 97,75 09 Penanaman Turus Jalan 120.000.000 117.075.500 97,56 10 Reboisasi dan Penghijauan 668.920.000 653.860.000 97,75 3.1.1 Meningkatnya upaya Perlindungan Hutan 1. Penurunan jumlah hotspot

291,71 % 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

498.777.500 489.893.500 98,22 04 Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran Hutan dan Lahan

328.277.500 320.601.500 97,66 06 Pengamanan Hutan 137.500.000 136.529.000 99,28 08 Penyelenggaraan UPT 62.500.000 62.418.000 99,87

(27)

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Capaian

Kinerja Program / Kegiatan

Anggaran (Rp.)

Alokasi Realisasi Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 4.1.1 Meningkatnya upaya pengeloaan dan pembangunan kehutanan 1. Lestarinya kawasan lindung

100 % 20 Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

532.060.000 524.644.800 98,61 01 Pengembangan Hutan Masyarakat

Adat

62.500.000 62.418.000 99,87 2. Luas kawasan

terbuka hijau

100 % 09 Pengembangan Hutan Kota 364.560.000 363.790.000 99,79 04 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 105.000.000 98.436.800 93,75

(28)

Berdasarkan informasi pada Tabel 3.6 tidak terdapat kendala yang berarti terkait dengan penyerapan anggaran pada tahun 2016. Prosentase total penyerapan anggaran diluar kegiatan rutin adalah 98,22%.

(29)

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2016 dalam pencapaian visi melalui misinya didukung dengan 4 sasaran strategis. Sasaran 1.1.1 dengan 1 indikator kinerja, dimana 1 indikator tercapai 98,64%. Sasaran 2.1.1 dengan 2 indikator dengan capaian kinerja masing-masing sebesar 106,95 % dan 128,40%. Sasaran 3.1.1 dengan 1 indikator dan capaian kinerjanya sebesar 291,71%. Selanjutnya, sasaran 4.1.1 dengan 2 indikator sasaran dan capaian kinerjanya sebesar 100%.

4.2 Strategi dan Langkah di Masa Mendatang

Beberapa strategi dan langkah antisipatif dalam upaya memperoleh capaian kinerja yang lebih baik dengan mengacu kepada evaluasi pencapaian kinerja tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan intensifikasi perolehan PAD hal ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan koordinasi secara vertikal dan secara horizontal. Koordinasi secara vertikal dilakukan dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam upaya mengembangkan prospek penerimaan lain-lain, sedangkan koordinasi horizontal dilakukan dengan instansi terkait lainnya di Kabupaten Musi Rawas.

2. Meningkatkan penyuluhan, patroli dan penegakan hukum serta pelibatan masyarakat untuk mendukung sasaran penurunan jumlah Titik Api (hotspot). Hal ini dilakukan dengan melaksanakan pembinaan terhadap perusahaan-perusahaan perkebunan, migas dan HTI untuk melakukan upaya kesiapan sarana prasarana, SOP dan SDM dalam menghadapi musim kemarau, dan melakukan tindakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan.

(30)

3. Mengembangkan teknologi jenis tanaman kehutanan yang toleran dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dan melibatkan peran serta masyarakat untuk mendukung Meningkatnya upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

4. Sasaran strategis berikut indikator kinerja yang telah terwujud tetap diprioritaskan pencapaiannya dengan mengintensifkan monitoring dan evaluasi terhadap program dan kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, diharapkan upaya perubahan menuju perbaikan terhadap kendala sekecil apapun dapat ditindaklanjuti secara lebih efektif dan efisien.

Gambar

Gambar 1.1.  Struktur Organisasi Dinas Kehutanan
Tabel 1.1 Rincian Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Musi Rawas
Gambar 1.2.  Peta Kawasan Hutan Kabupaten Musi Rawas
Tabel 2.1.  Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tahun 2016
+3

Referensi

Dokumen terkait

hu*ungan hukum anta!a manusia dan *adang *adan hukum satu dengan ang lainnna dalam *idang "e!dagangan. Pada mulana kaidah hukum ang dikenal se*agai hukum dagang saat ini

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model/konsep balanced scorecard yang sesuai dengan karakteristik organisasi di sektor pemerintahan dan penerapan konsep

Beberapa penelitian telah melaporkan prevalensi HPV yang lebih rendah signifikan pada pria yang disirkumsisi dibandingkan pria yang tidak disirkumsisi, sementara

Pada penelitian ini didapatkan dari total 40 pasien subjek DM bila dilakukan analisis latensi gelombang P100 terhadap 4 variabel bebas yaitu jenis kelamin, umur, lama DM

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh dari jenis pereaksi, waktu dan nisbah mol pereaksi untuk hidroksilasi melalui metanol pada proses pembuatan poliol dari minyak

Penyebab utama dari rasa nyeri atau pegal di bahu (Gambar 2), dikarenakan posisi statis yang dialami pengrajin saat memproduksi keset, serta kondisi kursi dan meja yang tidak

Pada praktek kerja lapang ini, dilakukan budi daya cacing sutra dengan menggunakan media lumpur, kotoran ayam, EM4 dan ampas tahu pada bak beton dengan sistem air mengalir..