• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003). Sehubungan dengan itu maka peran guru dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik adalah dengan melibatkan mereka secara aktif dan menempatkan peserta didik sebagai center dalam pembelajaran .

Memenuhi tuntutan di atas seorang guru IPA seharusnya terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan edukatif (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008).

Setiap guru dalam melaksanakan tugasnya tidak pernah lepas dari permasalahan, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari peserta didik. Namun, selaku pendidik seorang guru seharusnya berupaya meningkatkan kualitas dan

(2)

menemukan cara yang paling tepat dalam mengatasi semua permasalahan yang timbul. Dalam hal itu, guru harus mampu menerapkan inovasi-inovasi yang menunjang pemecahan masalah yang dihadapinya, mulai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

Masalah yang penulis temukan dalam pembelajaran di SMP Negeri 6 Terbanggi Besar kelas VII tahun pelajaran 2009/2010 diantaranya adalah permasalahan yang datang dari guru yang bersangkutan. Misalnya, berkenaan dengan kurangnya kemampuan dalam memberikan peluang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk belajar bermakna dan aktif. Permasalahan yang dialami peserta didik adalah prestasi belajarnya rendah. Nilai prestasi belajar dapat dilihat dari rata-rata ketuntasan belajar dengan ketetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60, peserta didik yang tuntas belajar tanpa remidi berkisar antara 5% sampai dengan 19% (Tabel 1.1)

Tabel 1.1 Persentase Prestasi Belajar Peserta Didik Dilihat dari Ketuntasan Tanpa Remidi Kelas VII (tahun 2009/2010) Dilihat dari Nilai Uji Tengah Semester

Nilai KKM VIIA VIIB VIIC VIID VIIE VIIF

< 60 60 95% 97% 97% 81% 82% 97%

> 60 60 5% 3% 3% 19% 18% 3%

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPA Kelas VII

Selain itu, guru jarang melakukan refleksi guna melihat kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang diberikannya, sekalipun guru telah berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar dalam hal ini kognitif peserta didik. Terlebih lagi peserta didik, mereka

(3)

tidak pernah melakukan refleksi diri untuk mengetahui apa yang mereka pahami atau yang mereka tidak pahami sehingga mereka tidak terbiasa untuk mencari solusi untuk memecahkan masalah belajar mereka.

Alat atau instrumen yang dapat digunakan untuk mendorong terjadinya refleksi peserta didik adalah: jurnal, lembar refleksi kelompok, penskoran jawaban sendiri dan refleksi secara lisan ( Sabandar dalam Sapa’at, 2008). Refleksi pada akhir pembelajaran umumnya yang sering dilakukan guru adalah refleksi dalam bentuk lisan namun peningkatan prestasi belajar peserta didik belum sesuai dengan harapan. Melihat hal itu muncul pemikiran bahwa refleksi dalam bentuk tertulis dengan penerapan jurnal pada pembelajaran IPA secara terarah dan kontrol yang baik dari guru akan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu penerapan refleksi jurnal ditekankan pada pelaksanaan solusi peserta didik dalam memecahkan permasalahan mereka sendiri dalam hal memahami materi yang telah diberikan. Diharapkan saat pembelajaran di hari berikutnya, peserta didik telah memiliki pemahaman tentang materi sebelumnya.

Menurut Nurhadi dkk. Dalam Silabu (2008) bahwa dengan jurnal peserta didik mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya, yang merupakan suatu modal dasar untuk belajar. Peserta didik membutuhkan pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahannya untuk menata tujuan yang diinginkan dan membangun strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Jurnal dapat juga dipakai sebagai salah satu alat penilaian (asessmen) yang bersifat autentik. Melalui jurnal guru dapat menilai seberapa dalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang baru dipelajari, sekaligus mengoreksi kelemahan dan kesalahan peserta didik dalam memahami

(4)

materi pembelajaran. Jurnal dapat dijadikan guru sebagai sarana refleksi bagi dirinya sendiri mengenai bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan dengan merujuk pada seberapa besar kemajuan yang dicapai peserta didik dari hasil refleksinya.

Berkaitan dengan prestasi belajar yang rendah, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kebiasaan belajar (Sudjana, 1998:39). Hasil peneltian Lindgreen dalam Purwono (2010) terhadap sejumlah peserta didik sukses di San Fransisco State College mengenai alasan-alasan keberhasilan studi peserta didik, menemukan hasil sebagai berikut: kebiasaan studi yang baik (good study habits) 33%, minat (interest) 25%, kecerdasan (intelegence) 15%, pengaruh keluarga (family influence) 5%, lain-lain (other) 22%. Data tersebut jelas menunjukkan bahwa kontribusi kebiasaan belajar yang baik sangat besar bagi prestasi belajar peserta didik.

Menanamkan dan mengembangkan belajar sebagai kebiasaan yang baik sangatlah sulit. Guru tidak bisa selalu memaksa peserta didik untuk menjadikan belajar sebagai kebiasaan yang harus mereka lakukan sehari-hari, apalagi bila peserta didik sudah ada di rumah mereka. Namun, dengan membiasakan melakukan refleksi dengan menulis jurnal dalam pembelajaran IPA akan melibatkan mereka secara aktif dalam melaksanakan solusi untuk memecahkan masalah belajar mereka sendiri yang diasumsikan akan meningkatkan prestasi belajar mereka.

Belum diketahuinya apakah ada interaksi antara kebiasaan belajar dengan penerapan refleksi jurnal dan refleksi lisan terhadap prestasi belajar peserta didik,

(5)

dan belum diketahuinya perbedaan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dengan refleksi lisan. Melihat hal itu maka perlu dilakukan eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar pesera didik melalui penerapan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kegiatan akhir pembelajaran tanpa meninggalkan prinsip student center pada kegiatan inti dengan melibatkan faktor kebiasaan belajar peserta didik sebagai variabel atribut yang mempengaruhi prestasi belajar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1) guru kurang memiliki kemampuan dalam memberikan peluang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk belajar bermakna dan aktif; 2) prestasi belajar peserta didik rendah;

3) belajar hanya menunggu komando guru;

4) peserta didik hanya belajar ketika jam pelajaran saja;

5) guru jarang melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah diberikan;

6) guru umumnya hanya memberikan refleksi lisan pada peserta didik; 7) peserta didik tidak pernah membuat jurnal sebagai bentuk refleksi diri; 8) peserta didik tidak terbiasa mencari solusi pemecahan masalah belajar

mereka; dan

9) belum diketahui apakah ada interaksi antara kebiasaan belajar dengan penerapan refleksi jurnal dan lisan terhadap prestasi belajar peserta didik.

(6)

1.3 Pembatasan Masalah.

Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada beberapa hal sebagai berikut:

1) interaksi refleksi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar peserta didik;

2) peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dan refleksi lisan;

3) peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA

menggunakan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar baik; dan

4) peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar kurang baik.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Apakah terdapat interaksi pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar baik dan kurang baik terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik?

2) Apakah peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan?

(7)

3) Apakah peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar baik?

4) Apakah peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih rendah daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa: 1) interaksi pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan refleksi lisan

pada kebiasaan belajar baik dan kurang baik terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik.;

2) perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan;

3) perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA

(8)

menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar baik; dan

4) perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi guru, diharapkan dapat menjadi masukan dalam memperluas

pengetahuan dan wawasan mengenai cara meningkatkan prestasi belajar dengan melihat faktor kebiasaan belajar peserta didik.

2) Bagi peserta didik, dapat meningkatkan prestasi belajar dengan kebiasaan belajar yang baik melalui penerapan refleksi jurnal.

3) Bahan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

4) Bagi peneliti bidang yang sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel 1.1  Persentase Prestasi Belajar Peserta Didik Dilihat dari Ketuntasan Tanpa  Remidi  Kelas VII (tahun 2009/2010) Dilihat dari Nilai Uji Tengah  Semester

Referensi

Dokumen terkait

Bahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh pun digunakan sms, facebook, email, dan bentuk lain yang memerlukan kemampuan membaca yang tinggi

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya

Dengan bantuan dari pemerintah, Guru serta para Orang tua peserta didik pasti semua dapat berjalan lancar dan sukses demi menciptakan bakat yang handal walaupun dari anak

Keberhasilan pendekatan ini juga telah dibuktikan oleh Sri Sumarni (1994) dalam pengajaran membaca permulaan bagi anak usia prasekolah. Penelitian tersebut telah

a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata

Adapun hasil penelitian yang didapatkan telah menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah terlaksana cukup baik, meskipun tidak semua rencana yang tersusun dapat

Pengembangan media “Monopoli Nusantara” diharapkan membantu pendidik dalam menyampaikan materi sehingga tercapai tujuan pembelajaran serta membantu peserta didik

Agar pembelajaran IPA di sekolah lebih bermakna bagi peserta didik sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka guru