PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK
DASAR PASSING SEPAK BOLA
I Gusti Ngurah Budi Tri Adnyana, I Wayan Artanayasa, I Made Satyawan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha,
Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail: {rahbudi123@gmail.com, iwayan.artanayasa@yahoo.com,anduksatya@yahoo.com
}
@undiksha.ac.id Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar teknik dasar passing (menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan rancangan penelitian the randomized pretest-posttest control group the same subjec design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Singaraj tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 371 orang yang terdistribusi ke dalam sepuluh kelas. Pengundian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan simple random sampling berdasarkan kelas dan diperoleh kelas VII B2 sebagai kelompok eksperimen dan VII B6 sebagai kelompok control. Data hasil belajar dikumpulkan melalui tes objektif, observasi dan unjuk kerja. analisis data menggunakan Uji-t dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing (menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata 0.42 dengan standar deviasi 0.096. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata-rata-rata 0.09 dengan standar deviasi 0.084. Angka signifikansi yang diperoleh melalui Uji t adalah 000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh positif terhadap hasil belajar teknik dasar passing (menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola siswa.
Kata-kata kunci: Kooperatif, NHT, hasil belajar, sepak bola. Abstract
This research aims to find out whether there is a significant difference of Numbered Head Together (NHT) type of Cooperative Learning towards students’ achievement of basic technique of passing (using the inside of the foot and outside of the foot) football in the seventh grade students at SMP Negeri 4 Singaraja in the academic year 2016/2017.This present study belongs to quasi experimental research. The research design was the randomized pretest-posttest control group the same subject design. The population of this present study was 371 students in seventh grade at SMP Negeri 4 Singaraja in the academic year 2016/2017 which was distributed into ten classes.The sampling technique was simple random sampling in which class VII was chosen as the experimental group and VII B6 as the control group. The data were collected through essay test, observation, and performance. And the data were analyzed by using t-test using SPSS 16.0 for windows.Te result shows that there was a significant difference towards students’ achievement of basic technique of passing (using the inside of the foot and outside of the foot) football between those who were thaught by using Numbered Head Together (NHT) type of Cooperative Learning and those who were thaught by using conventional teaching model. The mean score of the experimantal group was 0.42 and the standard deviation was 0.096. While the mean score of the control group was 0.09 and the standard deviation was 0.084. The result shows that t = 000. Therefore, it can be concluded that Numbered Head Together (NHT) type of Cooperative Learning give positive impact towards students’ achievement of basic technique of passing (using the inside of the foot and outside of the foot) football.
PENDAHULUAN
Pendidikan khususnya di sekolah tidak akan jauh dari namanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yaitu yang di dalamnya terjadi proses interaksi guru dengan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu, agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya secara empirik.
Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK). Menurut Simanjutak, (dalam Sastrwan, 2016:1), “PJOK merupakan proses pedidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktifitas jasmani secara sistemanik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial’. Pendidikan jasmani juga bertujuan ikut membantu meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yang menekankan pada pembinaan perilaku hidup sehat, dengan menganut prinsip pendidikan melalui jasmani. Pembelajaran PJOK merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Pada hakekatnya proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi dua arus atau hubungan timbal balik antara guru, siswa dan antara sesama siswa dalam satuan pembelajaran dengan mendambakan hasil belajar yang optimal. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan
hanya sekadar penyampai materi saja, tetapi guru juga dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Menghindari proses pembelajaran yang satu arah yang kurang efektif, guru diharapkan dapat menyiapkan model pembelajaran dengan baik dan tepat sehingga peserta didik lebih mudah membangun pemahamannya sendiri, karena berpengaruh pada hasil belajar siswa. Siswa diharapkan dapat berperan penuh dalam proses pembelajaran dengan guru sebagai fasilitator. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dapat melibatkan banyak siswa dalam proses pembelajaran sehingga membantu siswa lebih aktif dan kreatif dalam beraktivitas.
Berdasarkan data nilai ulangan harian materi bola besar (sepak bola) pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 yang keseluruhan berjumlah 371 siswa yang di kelompokkan menjadi 10 kelas ditemukan bahwa, hanya 59 siswa yang tuntas dan 312 siswa tidak tuntas. Secara rinci di kelas VII A1 yang berjumlah 28 siswa, 6 siswa tuntas dan 22 siswa tidak tuntas. Kelas VII A2 yang berjumlah 38 siswa, 5 siswa tuntas dan 33 siswa tidak tuntas. Kelas VII B1 yang berjumlah 38 siswa, 8 siswa tuntas dan 30 siswa tidak tuntas. Kelas VII B2 yang berjumlah 37 siswa, 5 siswa tuntas dan 32 siswa tidak tuntas, Kelas VII B3 yang berjumlah 39 siswa, 4 siswa tuntas dan 35 siswa tidak tuntas. Kelas VII B4 yang berjumlah 37 siswa, 7 siswa tuntas dan 30 siswa tidak tuntas. Kelas VII B5 yang berjumlah 39 siswa, 6 siswa tuntas dan 33 siswa tidak tuntas. Kelas VII B6 yang berjumlah 38 siswa, 7 siswa tuntas dan 31 siswa tidak tuntas. Kelas VII B7 yang berjumlah 38 siswa, 4 siswa tuntas dan 34 siswa tidak tuntas. Kelas VII B8 yang berjumlah 39 siswa, 7 siswa tuntas dan 32 siswa tidak tuntas.
Menurut Trianto (2009: 82), model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Trianto, (dalam Sastrawan, 2016:3), ada empat langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu : (1) penomeran, (2) mengajukan pertanyaan, (3) berpikir bersama, (4) menjawab.
Dalam pembelajaran ini siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5, kemudian guru PJOK mengajukan pertanyaan kepada siswa yang nantinya siswa berpikir bersama untuk menyatukan pendapat terhadap jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan meyakinkan tiap anggota kelompoknya untuk mengetahui jawaban itu, setelah itu guru PJOK memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengancungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah (1) mendorong dan mengkondisikan berkembangnya sikap dan keterampilan sosial siswa, meningkatkan hasil belajar, serta aktivitas belajar siswa, (2) lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, (3) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, (4) dengan waktu sedikit dapat menguasai materi secara mendalam, (5) proses belajar mengajar berlangsung aktif dari siswa, (6) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi, (7) motivasi belajar lebih tinggi, dan (8) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Dengan penerapan model pembelajaran tipe NHT diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terdapat di Kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas maka permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar teknik dasar passing sepak bola siswa kelas kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) terhadap hasil
belajar teknik passing sepak bola siswa kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017.
Adapun kegunaan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Hasil penelitian ini dapat menambah teori tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam teknik dasar passing sepak bola yang lebih relevan dengan kondisi siswa. Bagi guru
,
Meningkatkan wawasan dan keterampilan guru penjasorkes dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam teknik dasarpassing sepak bola.
Bagi
siswa,
Membantu siswa dalam meningkatkan proses dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga belajar siswa lebih bermakna.
Bagi
sekolah,
Membantu sekolahmeningkatkan pemberdayaan kecakapan hidup para siswanya sehingga diharapkan lebih dapat bersaing dalam kompetensi antar sekolah baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk kepentingan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi peneliti
,
Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam menghadapi situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran dan menambah wawasan bagi peneliti mengenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran PJOK. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), ”dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. ”Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar siswa yang tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:295).Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:26), “siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk berinteraksi terhadap lingkungannya dalam melakukan
kegiatan belajar”. Berdasarkan uraian di atas di dalam instruksional, Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:26) “mengkatagorikan jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar, antara lain: a) ranah kognitif, b) ranah afektif, dan c) ranah psikomotor”. Adapun penjelasan dari ketig
a ranah di atas sebagai
berikut.
Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku antara lain sebagai berikut.
(1) Pengetahuan yakni pencapaian
kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam
ingatan. Pengetahuan ini berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian,
kaidah, teori, prinsip dan metode. (2)
Pemahaman
yang
mencakup
kemampuan menangkap arti dan
makna tentang yang dipelajari. (3)
Penerapan
yang
mencakup
kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru. (4) Analisis yang
mencakup
kemampuan
terperinci
suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan
dapat dipahami dengan baik. (5)
Sintesis yang mencakup kemampuan
membentuk suatu pola baru. (6)
Evaluasi yang mencakup kemampuan
membentuk
pendapat
tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria
tertentu.
Ranah Afektif, (1) Penerimaan
yang mencakup kepekaan tentang hal
tertentu
dan
kesediaan
memperhatikan. (2) Partisipasi yang
mencakup
kerelaan,
kesediaan
memperhatikan,
dan
berpartisipasi
dalam suatu kegiatan. (3) Penilaian
dan penentuan sikap yang mencakup
menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui dan menentukan sikap. (4)
Organisasi
yang
mencakup
kemampuan membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan
hidup. (5)Pembentukan pola hidup
yang
mencakup
kemampuan
menghayati
nilai
membentuknya
menjadi nilai kehidupan pribadi.
Ranah Psikomotor, (1) Persepsi yang
mencakup kemampuan memilah
hal-hal secara khas dan menyadari akan
adanya
perbedaan
yang
khas
tersebut. (2) Kesiapan yang mencakup
kesiapan menempatkan diri dalam
keadaan di mana akan terjadinya
suatu gerakan atau rangkaian gerak.
(3)
Gerakan
terbimbing
yang
mencakup kemampuan melakukan
gerakan sesuai dengan contoh atau
gerakan peniruan. (4) Gerakan yang
terbiasa yang mencakup kemampuan
melakukan gerakan tanpa contoh. (5)
Gerakan kompleks yang mencakup
kemampuan melakukan gerakan atau
keterampilan yang terdiri dari banyak
tahap secara lancar, efisien dan tepat.
(6)
Penyesuaian
gerak
yang
mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola
gerak-gerak
dengan
persyaratan
khusus yang berlaku.
Pada ranah psikomotor siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam mendemonstrasikan teknik dasar passing kaki bagian dalam dan passing kaki bagian luar dalam sepakbola.Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga ranah tersebut memilii peran yang sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Meskipun di pembelajaran PJOK lebih banyak unsur gerak tetapi ranah kognitif dan afektif tidak dapat dikesampingkan.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan dapat mengatasipermasalahan-permasalahan yang terdapat di Kelas VII sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya (true experimental). Rancangan penelitian menggunakanthe randomized pretest-posttest control group the same subjec design (Kanca, 2010:87). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 4 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 371 siswa
yang masing-masing terdistribusi dalam 10 kelas. Dari 10 kelas yang ada peneliti mengambil 2 kelas untuk dibagi menjadi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dimana kelompok tersebut di ambil langsung tanpa dirandom
Pengambilan data hasil belajar dilakukan dengan cara memberikan tes objektif, observasi, dan unjuk kerja. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji-t. Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu data di uji normalitas dan homogenitasnya.
HASIL dan PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan pada dua kelompok, yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional
Data tentang hasil belajar teknik dasar passing sepak bola diperoleh melalui tes untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang dianalisis adalah gain skor. Rangkuman analisis terhadap data hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti tercantum pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Rangkuman Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola Kaki Bagian Dalam dan Kaki Bagian Dalam
Variabel (Post-Test) – (Pre-Test)
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Banyak Siswa (n) 37 38
Rata-rata 0.42 0.09
Standar Deviasi (SD) 0.096 0.084
Berdasarkan Tabel 4.1 tentang hasil gain skor di kedua kelompok sampel diperoleh rata-rata skor kelompok eksperimen = 0.42 sedangkan rata-rata skor kelompok kontrol = 0.09. Standar deviasi dari kelompok eksperimen = 0.096 sedangkan standar deviasi dari kelompok kontrol = 0.084
Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berikut ini diuraikan mengenai hasil pengujian
normalitas sebaran data dan homogenitas varians terhadap hasil belajar teknik dasar passing sepak bola kaki bagian dalam.
Pengujian normalitas sebaran data dilakukan untuk meyakinkan bahwa subjek penelitian berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas sebaran data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov pada signifikansi 0,05. Jika p> 0.05 data berdistribusi normal, sebaliknya jika p< 0.05 data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS
16.00 for Windows didapatkan hasil
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
aShapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Eksperime
n
.095
37
.200
*
.971
37
.440
Kontrol
.120
38
.181
*.958
38
.175
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Histogram Data Gain Score Kelompok Eksperimen (Disertai Kurve Normal)
Histogram Data Gain Score Kelompok Kontrol (Disertai Kurve Normal)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai sig pada kolom Kolmogorov-Smirnov untuk kedua
kelas lebih dari 0.05 maka data gain score kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Nilai sig untuk gain score kelas VII B2 adalah 0.200 sedangkan kelas VII B6 0.181 sehingga dapat dikatakan data gain score kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Uji homogenitas varian dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan model pembelajaran konvensional. Uji homogenitas varians antar kelompok dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00
for Windows dengan menggunakan
Levene’s Test Of Equality Error Variance. Hipotesis statistik yang diuji dalam pengujian homogenitas adalah sebagai berikut.
Ho : variansi pada setiap kelompok adalah sama (homogen)
Ha : variansi pada setiap kelompok tidak sama (tidak homogen)
Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah terima Ho jika nilai p> 0,05 dimana data memiliki varians yang sama apabila angka signifikansi yang dihasilkan lebih dari 0,05. Rangkuman hasil perhitungan homogenitas data menggunakan SPSS 16.00 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas Varians menggunakan
Levene's Test of Equality of
Error Variances
aLevene
Statistic
df1
df2
Sig.
.448
1
73
.505
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji Levene's Test of Equality of Error
Variancesa menunjukkan bahwa untuk
hasil belajar passing sepak bola kaki bagian dan kaki bagian luar dalam diperoleh nilai signifikansi sebesar .505. Bila ditetapkan taraf signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variansi pada setiap kelompok adalah sama (homogen).
Hipotesis penelitian yang telah dikemukakan dalam kajian teori
menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola kaki bagian dalam dan passing kaki bagian luar pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows dengan menggunakan independent samples test. Hasil analisis dengan uji t dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4
Hasil Analisis Uji-t
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Df
Sig.
(2-tailed)
Nilai
Equal
variances
assumed
.448
.505
15.673
73
.000
Equal
variances not
assumed
15.645 71.210
.000
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai signifikansi = 0,000, maka p<0,05. Hasil ini dijadikan dasar dalam mengambil
keputusan. Adapun keputusan yang diambil adalah tolak Ho dan terima Ha. Hasil ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar
Independent Samples Test (Bagian II)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
.32649
.02083
.28497
.36800
passing sepak bola kaki bagian dalam dan kaki bagian luar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan angka rata-rata terlihat bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional, ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap hasil belajar teknik dasar passing sepak bola siswa.
Dalam penelitian ini masing-masing kelompok penelitian diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe NHT sedangkan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. NHT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 3-5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja serta bertanggung jawab dalam kelompok mereka masing-masing. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung di kelompok eksperimen, pembelajaran diarahkan untuk memberikan perhatian terhadap pemahaman siswa tentang teknik dasar passing Sepak bola dalam
mengikuti pelajaran. Aktivitas siswa yang lebih positif dalam menelaah materi suatu pelajaran pada kegiatan belajar menjadi salah satu faktor yang membuat rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol. Hal ini sejalan dengan pernyataan Trianto (2007: 82) yang menyatakan NHT dirancang untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan alternative terhadap struktur kelas tradisional.
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelompok kontrol dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dikelompok kontrol dilakukan dengan model ceramah oleh guru dalam penyampaian materi kemudian mendemonstrasikan materi pelajaran dan menugaskan siswa untuk mempraktikkan materi yang diajarkan. Melalui penugasan tersebut diharapkan siswa mampu memahami dan melakukan gerakan dengan benar.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, model konvensional yang diterapkan di kelompok kontrol pada dasarnya telah menuntun siswa untuk dapat memahami dan mempraktikan gerakan dengan benar. Namun dengan penggunaan model ceramah dalam penyampaian materi pelajaran menyebabkan pembelajaran berpusat pada guru dan masih banyak siswa yang kurang aktif. Hal ini mengakibatkan kurangya partisipasi siwa secara menyeluruh dalam proses belajar mengajar atau hanya siswa yang memiliki kemampuan lebih saja yang mau aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan teknik dasar passing sepak bola menjadi terhambat dan tidak merata. Hal ini berbeda dengan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dimana siswa yang yang dibelajarkan melalui kelompok-kelompok kecil yang setiap
anggota di dalam kelompoknya diberikan nomor per kepala yang akan digunakan guru menunjuk salah satu siswa pada masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Hal tersebut dapat memberikan tanggung jawab pada seluruh anggota kelompok untuk memahami materi yang diajarkan sehingga akan melibatkan partisipasi seluruh siswa. Faktor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung di kelompok eksperimen mendapat respon yang lebih baik dari siswa sehingga rata-rata skor siswa di kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa pada kelompok kontrol.
Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran teknik dasar passing sepak bola berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dalam pelaksanaannya, ditemui beberapa kendala pada saat pembelajaran di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Kendala-kendala tersebut diantaranya sebagai berikut: (1) Pada saat proses pembelajaran seringkali siswa masih ragu atau takut di dalam menyampaikan pendapat. Minimnya partisipasi siswa dalam diskusi membuat guru bekerja lebih keras didalam memotivasi siswa agar lebih luwes di dalam berpendapat. Banyak siswa yang justru tergugah untuk berpendapat setelah diberikan penguatan oleh guru.
Tindak Lanjut : guru berulang kali memberikan siswa penguatan positif dengan mengajak siswa untuk berani berpendapat, guru juga menekankan bahwa siswa tidak harus berpendapat dengan benar sehingga diharapkan melalui berpendapat siswa dapat mengonstruksi pemahaman mereka. (2)Terbatasnya waktu di dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini disebabkan
dalam proses pembelajaran seringkali guru dihadapkan dengan kondisi siswa yang yang kurang mengerti materi sehingga banyak waktu yang dihabiskan untuk meluruskan pemahaman siswa. Secara sistematik hal ini berpengaruh terhadap pengaturan waktu untuk kegiatan pada tahapan berikutnya.
Tindak Lanjut : Meskipun sering terkendala soal waktu, akan tetapi guru dapat sepenuhnya mengontrol proses pembelaja
Penelitian ini telah membuktikan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran untuk menyampaikan materi sangatlah penting karena dengan adanya model pembelajaran yang tepat yang digunakan oleh guru akan dapat memotivasi siswa untuk mengikuti materi yang akan disampaikan oleh guru sehingga materi yang disampaikan oleh guru akan dapat diserap untuk dipahami dan diterima dengan mudah oleh siswa. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis untuk mencapai tujuan belajar.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memungkinkan siswa lebih banyak mendapat pengetahuan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat membantu siswa untuk berdiskusi dengan melakukan penomoran di dalam kelompok sehingga siswa dapat lebih aktif di dalam kelompok dan belajar mengemukakan pendapatnya masing-masing sehingga pembelajaran menjadi efektif dan inovatif.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh sangat signifikan (p<0,05) terhadap peningkatan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola (kaki bagian dalam dan kaki bagian
luar) pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analis data dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran untuk proses pembelajaran dan penelitian lebih lanjut sebagai berikut. (1) Bagi guru PJOK, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. (2) Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan teknik dasar passing sepak bola di kelas VII SMP Negeri 4 Singaraja, sehingga untuk memperoleh bukti-bukti yang lebih umum dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan peneliti lain untuk mencoba pada pokok bahasan lain untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran PJOK secara lebih mendalam. (3) Penelitian ini hanya mengukur ada atau tidaknya pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar teknik dasar
passing (passing menggunakan kaki
bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola tanpa meneliti lebih jauh arah pengaruh yang diberikan. Di waktu mendatang dapat dilakukan suatu penelitian untuk meneliti sejauh mana arah pengaruh yang diberikan oleh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar PJOK siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha Yanuar, Nurfajrin. 2014. “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Dribbling Sepakbola (Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tarik Sidoarjo)”. Tersedia pada
http://ejournal.unesa.ac.id/index.ph
p/jurnal-pendidikan-jasmani/article/view/9967 Vol 2, No 2 (diakses pada tanggal 23 mart 2016).
sastrawan, Kadek. 2016. implementasi kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajarteknik dasar passing sepakbola. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/inde x.php/JJP/article/view/7048 (diakses pada tanggal 22 juni)
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.