• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul A: Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul A: Pendahuluan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Modul A:

(2)

Disampaikan Oleh :

Suwasono Heddy

Tunggul Sutan Haji

Euis Elih Nurlaelih

(3)

Struktur Tim KLHS UB

(Kerjasama antara Deputi I KLH-RI – Dirjen Bangda – Kemendagri – PPLH – LLPM UB)

I. Board of Universitas (KLHS) ; anggota 9

Universitas. Wakil UB : Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno

(4)

Wakil PPLH - UB

1. Ir. Suwasono Heddy, MS (SDA & Lingkungan ; TOT KLHS Depdagri) 2. Ir. Bambang Rahadi, MS (Teknik Sumberdaya Air ; TOT KLHS

Depdagri + KLH)

3. Dr. Ir. Tunggul Sutan Haji, MT (Hidrologi/ GIS) 4. Adi Susilo, Ph.D (Geofisika)

5. Euis Elih Nurlaelih, SP, MP (Lansekap ; TOT ITC/ SEA – Netherland) 6. Ir. Bambang Ismuyanto, MS (Kimia)

III. Kantor : PPLH – LPPM – UB Jl. Veteran Malang

Telp/ Fax : (0341-575830)

Email : [email protected] WEB : pplhub.ub.ac.id

(5)

Pokok Bahasan

Pendahuluan

Apa itu KLHS?

(6)

6

A1 (Pertanyaan)

Apa kelemahan utama yang dijumpai dalam

mengintegrasikan pertimbangan lingkungan

hidup atau keberlanjutan ke dalam proses

formulasi kebijakan (K), rencana (R), atau

(7)

Instrumen baru pengelolaan lingkungan

yang tercantum di dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

(UU PPLH)

(8)

Instrumen baru pengelolaan lingkungan dalam

Pasal 14 UU 32 2009

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

 KLHS;

 Penataan Ruang;

 Instrumen ekonomi lingkungan hidup;

 Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;  Anggaran berbasis lingkungan hidup;

 Analisis risiko lingkungan hidup;

 Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan

ilmu pengetahuan.

(9)

Instrumen pengelolaan lingkungan yang sudah lama

dikenal & tercantum dalam Pasal 14 UU PPLH

 Baku mutu lingkungan hidup;

 Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;

 AMDAL;

 UKL-UPL;

 Perizinan;

(10)

1 0

PENDAHULUAN

Kecepatan kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan berlangsung melampaiui kemampuan untuk mencegah dan mengendalikannya.

Salah satu faktor penyebab adalah kelembagaan

(K=Kebijakan, R=Rencana dan P=Program), selain faktor demografis, etika, sosial, ekonomi dan budaya.

Dimana KRP cenderung bias ekonomi dan LH diposisikan sebagai penyedia SDA bukan sebagai batas daya dukung; dan pertimbangan lingkungan tidak diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan pada tahap formulasi KRP pembangunan.

(11)

PENDAHULUAN

Salah satu jalan keluar : perlu tindakan strategik yang dapat menuntun, mengarahkan dan menjamin lahirnya KRP

yang secara inheren mempertimbangkan efek negatif terhadap lingkungan dan menjamin keberlanjutan, yaitu

dengan kelembagaan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) atau Strategic Environmental Assessment (SEA).

(12)

1 2

PENGERTIAN KLHS

KLHS = Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Strategi(s) : perbuatan atau aktivitas yang dilakukan sejak awal proses pengembilan keputusan yang berakibat

signifikan terhadap hasil akhir yang akan diraih.

Dalam konteks KLHS : perbuatan ini merupakan suatu kajian yang menjamin dipertimbangkannya sejak dini aspek LH dalam proses pengambilan keputusan pada aras KRP. Bukan berarti untuk mencari tahu apa yang akan terjadi

dimasa depan, melainkan untuk merencanakan dan mengendalikan langkah yang akan ditempuh sehingga terbangun route menuju masa depan yang diinginkan

(13)

PENGERTIAN KLHS

Kebijakan (policy): arah yang hendak ditempuh berdasarkan tujuan yang digariskan, penetapan prioritas, garis besar aturan dan mekanisme untuk mengimplementasikan

tujuan.

Rencana (plan): desain, prioritas, opsi, sarana dan langkah yang akan ditempuh berdasarkan arah kebijakan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya

Program (programme): serangkaian komitmen,

pengorganisasian aktivitas atau sarana yang akan

diimplementasikan pada jangka waktu tertentu dengan berlandaskan pada kebijakan dan rencana yang telah

(14)

1 4

PENGERTIAN KLHS

Proyek : pada aras ini terdapat proposal rinci perihal rancangan tapak, desain rinci enjinering atau teknis kegiatan pembangunan yang merefleksikan curahan investasi, pekerjaan konstruksi dan berbagai langkah-langkah implementasi tujuan KRP.

(15)

Apa KLHS / KLS itu ?

Apa KLHS / KLS itu ?

Sebuah proses untuk mengidentifikasi

dan menganalisis konsekuensi

(dampak lingkungan) akibat

kebijakan

,

rencana

dan

program (KRP)

, baik yang

sedang berjalan, baru, maupun revisi.

Contoh KRP: Rencana Tata Ruang

(16)

Perbedaan KLS dan AMDAL

AMDAL

KLS

Reaktif terhadap usulan rencana pembangunan

Pro-aktif dan informatif bagi usulan rencana pembangunan

Kajian dampak LH akibat rencana kegiatan proyek fisik

Kajian dampak LH akibat KRP

Tertuju pada jenis kegiatan proyek spesifik

Tertuju pada wilayah/kawasan tertentu

Lingkup kajian terhadap dampak komponen-komponen kegiatan proyek

Lingkup kajian terhadap

akumulasi dampak berbagai KRP

Fokus pada upaya mitigasi dampak

Fokus pada upaya

mempertahankan/ meningkatkan tingkat kualitas LH yang telah ditetapkan

(17)

DEFINISI KLHS

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

(UUNo. 32 Thn 2009 Tt. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 angka 10)

(18)

Landasan hukum KLHS di

Indonesia

1 8

(19)

KLHS adalah alat pendukung perencanaan

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

UU 32, 2009 PPLH Pasal 15 ayat (1)

KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:

a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap

kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;

b. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau

program; dan

c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan,

rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

(20)

KLHS mencakup analisis dan konsultasi

• KLHS memuat kajian antara lain:

a. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;

b. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; c. Kinerja layanan/jasa ekosistem;

d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

e. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan

f. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. UU PPLH Pasal 16

• KLHS dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan .

UU PPLH Pasal 18 ayat (1)

(21)

Hasil KLHS

 Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau

program dalam suatu wilayah.

 Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya

tampung sudah terlampaui:

a. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS, dan

b. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi

(22)

KLHS:

Peluang untuk mengarusutamakan

pembangunan berkelanjutan

dalam proses perencanaan

(23)

KLHS pada dasarnya untuk meningkatkan mutu

perencanaan

 KLHS merupakan suatu cara untuk mengintegrasikan pertimbangan

lingkungan atau keberlanjutan, serta media konsultasi dengan para

stakeholder dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

 KLHS harus diintegrasikan dengan berbagai kegiatan tim perencana –

KLHS dapat membangun dan memperkuat kajian lingkungan hidup yang menjadi bagian dari proses perencanaan.

 KLHS tidak hanya melibatkan pemangku kepentingan - dalam

mekanisme konsultasi seperti yang umum dijumpai dalam proses perencanaan – tetapi juga memperkuat keterlibatan mereka.

(24)

KLHS dapat memperkuat proses perencanaan melalui...  Identifikasi masalah-masalah lingkungan hidup dan kendala pembangunan di

wilayah studi.

 Menganalisis implikasi berbagai opsi perencanaan terhadap lingkungan dan

memberi rekomendasi untuk optimasi atau pengembangan berbagai alternatif yang berkelanjutan:

 Diawali dengan komentar terhadap visi/tujuan,

 Diakhiri dengan komentar terhadap rancangan KRP.

 Merekomendasikan langkah untuk minimisasi risiko lingkungan dan

maksimalisasi manfaat, termasuk di:

 Rekomendasi desain proyek dan studi AMDAL proyek bersangkutan,  Penataan kelembagaan, dan

 Inisiatif untuk mengendalikan dampak kumulatif.

(25)

Lebih jauh tentang KLHS

• KLHS bukan “mega-AMDAL” - KLHS dapat dilakukan dengan metode penilaian cepat (quick appraisal) meski analisis yang lebih komprehensif dimungkinkan dan dibutuhkan

• KLHS bukan merupakan “prosedur yang berdiri sendiri” -KLHS dapat dilakukan sebagai bagian dari proses perencanaan.

(26)

Lebih jauh tentang KLHS

KLHS bukan evaluasi daerah oleh pusat KLHS bukan proses perizinan kelayakan

KLHS bukan ancaman pembangunan daerah

KLHS bukan alat pengambilan keputusan (decision-making)

(27)

Berbagai bentuk KLHS

Dapat berupa:

 fokus (i) hanya pada dampak lingkungan dari KRP, atau (ii)

mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup, sosial dan ekonomi;

 melibatkan (i) banyak pemangku kepentingan, atau (ii) terbatas

dilakukan oleh kalangan pakar, atau

(28)

KLHS lebih dari sekedar membuat dokumen

Tujuan utama KLHS adalah memfasilitasi terbentuknya berbagai opsi

perencanaan dan mencari opsi yang menang-menang (win-win solution)

Proses KLHS tidak dapat direduksi menjadi pembuatan dokumen KLHS.

Apabila hal ini terjadi maka KLHS hanya “macan kertas” belaka.

Dokumen KLHS hanya merupakan sarana jaminan mutu. Dokumen KLHS harus

memuat bagaimana KLHS dilaksanakan, bagaimana KLHS mempengaruhi rancangan KRP, serta apa isu-isu penting untuk pengambilan keputusan.

Dokumen KLHS dan dokumen KRP harus dapat diakses oleh masyarakat.

Dokumen KLHS dan AMDAL yang telah terbit di suatu wilayah harus dapat diakses & dimanfaatkan oleh KLHS yang tengah dalam proses analisis.

(29)

Perkembangan KLHS di Asia

Indonesia adalah negara ke-3 di antara negara-negara transisi Asia

yang memutuskan untuk mengembangkan sistem KLHS

Cina (sejak 2003) dan Vietnam (sejak 2005) telah memiliki kerangka

hukum, panduan teknis dan praktek-praktek KLHS;

Malaysia sedang merancang dokumen internal untuk melakukan

KLHS.

Thailand dan Filipina telah mempersiapkan rancangan peraturan

perundang-undangan KLHS & menunggu diundangkannya; dan

(30)

KLHS Wajib/Sukarela

Pasal 15

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi:

 rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan

 kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.

(31)

A2 (Pertanyaan)

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam

“Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

“Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan