• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

420

Made Diah Angendari

Universitas Pendidikan Ganesha dekdiahku@yahoo.com

ABSTRAK

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini betujuan untuk: (1) memberikan pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita (2) mengetahui tanggapan anak asuh Panti Sosial Anak Asuhan Udiyana Wiguna Singaraja dalam pelatihan menghias kain dengan tekik sulam pita. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah, demontrasi, metode tanya jawab serta pelatihan membuat sapu tangan yang dihias dengan teknik sulam pita. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang bekerjasama dengan Panti Sosial Anak Asuhan Udyanan Wiguna Singaraja yang melibatkan siswa SD, SMP dan SMA/SMK yang berjumlah 31 orang. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita dinyatakan berhasil karena siswa bisa melaksanakan dan membuat sulam pita pada kain (sapu tangan) dengan baik dan mereka hadir 100% dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita.

Kata kunci: menghias kain, sulam pita, pelatihan

PENDAHULUAN

Dewasa ini Departemen Pendidikan Kebudayaan (Depdikbud) giat-giatnya mencanangkan konsep ketrampilan hidup (life skill) pada jenjang pendidikan formal yang ada di negeri ini. Ketrampilan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar sesuai dengan kondisi lingkungan mereka masing-masing.

Ketrampilan merupakan bekal yang sangat berharga di masa yang akan datang bagi setiap anak karena manusia yang terampil selalu dapat mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan riil dalam kehidupannya. Dengan demikian seseorang yang mempunyai ketrampilan hidup yang tinggi akan berpeluang besar untuk mendapat keuntungan yang tidak sedikit di masa yang akan datang.

Ketrampilan hidup di bidang busana khususnya kerajinan tangan merupakan ketrampilan yang luwes diterapkan di dalam berbagai keadaan. Ketrampilan ini dapat sebagai sarana atau modal untuk

menjalankan usaha di bidang ketrampilan tangan.

Di masa pembangunan sekarang nilai ekonomi semakin berperan, maka kerajinan tangan dipandang sebagai aset yang menguntungkan untuk dikembangkan. Dengan kata lain, kerajinan tangan dipandang memiliki potensi ekonomi dalam perdagangan dan dunia pariwisata. Oleh karena itu, kegiatan kerajinan ini digalakkan dan diharapkan mampu meningkatkan devisa negara, sekaligus dapat memperluas lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan sanak-anak asuh PSSA Udiyana Wiguna Singaraja ketika sudah lulus.

Panti Sosial Anak Asuhan (PSAA) Udiyana Wiguna Singaraja salah satu Panti Sosial Anak Asuhan yang ada di Kabupaten Buleleng yang berlokasi di jl. Dewi Sartika Singaraja. PSAA ini berada di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Bali yang menampung anak-anak yang tidak memiliki orang tua ataupun anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi. Di PSAA ini

PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA

DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA

(2)

421

terdapat 38 orang anak asuh yang memiliki jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Anak Asuh yang berpendidikan SD ada 3 orang, SMP ada 13 orang, dan SMA/SMK ada 22 orang.

Selama ini kegiatan anak asuh di PSAA Udiyana Wiguna Singaraja tersebut hanya kegiatan di sekolah formal. Padahal mereka sangat dituntut untuk secepatnya mampu hidup mandiri karena tidak mungkin selamanya mereka berada di panti asuhan. Untuk membekali anak-anak agar dapat hidup mandiri setelah lepas dari panti asuhan, anak asuh perlu dibekali dengan berbagai keterampilan. Dan di tempat tersebut juga terdapat alat-alat menjahit yang belum digunakan secara optimal seperti mesin jahit, gunting kain, gunting benang, meteran dan lain-lain.

kelangsungan hidunya setelah lulus dari sekolah.

Berdasarkan survei lapangan diperoleh informasi dari kepala panti dan para pengelola yang lain, bahwa mereka menghadapi beberapa masalah dalam proses pembelajaran antara lain:

a. Pihak pemerintah menyediakan dana yang terbatas untuk pembelian berbagai bahan praktek sehingga pengelola kesulitan menhajarkan keterampilan secara langsung.

b. Fasilitas praktek bidang busana cukup memadai, seperti gunting, mesin jahit tetapi belum digunakan secara optimal.

Selama ini para pengelola dan anak asuh yang ada di PSAA Udiyana Wiguna banyak memiliki waktu luang namun mereka tidak memiliki keterampilan yang

memadai dalam membuat suatu

keterampilan yang bisa dilatihkan kepada para anak asuh. Di sisi lain anak asuk khususnya yang berpendidikan SMP dan SMA/SMK sangat membutuhkan berbagai ketrampilan khusunya bidang busana (kerajinan tangan) mengingat mereka tergolong sumber daya manusia yang berusia produktif. Kurangnya ketrampilan menghias

kain dengan teknik sulam pita yang berorientasi pasar (siap jual), sedangkan peralatan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang bidang tersebut.

Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah keterampilan menghias kain dengan teknik sulam pita. Dipilihnya pita sebagai bahan utama dalam pembuatan sulaman pita karena pita mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal, sedangkan penerapan teknik sulam pita yaitu menghias sapu tangan dengan menggunakan beberapa teknik tusuk hias.

Pelatihan ini merupakan pelatihan yang kedua kalinya dilakukan, dimana sebelumnya telah dilakukan pelatihan pertama tentang keterampilan pada bidang busana (smok). Adapun respon ataupun tanggapan anak asuh sebagai peserta terhadap kegiatan pelatihan sebelumnya adalah sangat positif dan antusias. Hal ini ditunjukkan dengan keaktifan anak asuh dalam mengikuti pelatihan dan mereka mengharapkan bisa kembali diberikan pelatihan yang sejenis. Kondisi PSAA Udyana Wiguna adalah memiliki fasilitas berupa alat-alat keterampilan dasar di bidang busana.

Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Pada sub program Tata Busana 65% kurikulumnya mengajarkan praktikum aneka jenis ketrampilan. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di PSSA Udiyana Wiguna Singaraja.

Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak asuh PSAA Udiyana Wiguna memiliki potensi untuk diberdayakan karena merupakan sumber daya manusia produktif. Mereka perlu bekal ketrampilan untuk kelangsungan hidunya setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan menghias kain dengan teknik sulam pita yang berorientasi pasar (siap jual), sedangkan peralatan yang

(3)

422

tersedia cukup memadai untuk menunjang bidang tersebut. Selain itu anak-anak asuhan

PSAA Udyana Singaraja sangat

membutuhkan ketrampilan tersebut, karena diharapkan setelah tamat nanti siap terjun ke masyarakat sudah mempunyai bekal ketrampilam yang memadai, sehingga mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan sebaliknya dianggap beban bangsa.

Oleh sebab itu untuk dapat memiliki sejumlah ketrampilam maka diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) mengidentifikasi bahan sulam pita siap jual, menghitung kebutuhan bahan utuk terwujudnya hasil, (b) mempersiapkan bahan untuk membuat bahan, (c) menghias kain dengan teknik sulam pita.

Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif melalui strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (peralatan/fasilitas) yang ada di PSAA Udyana Singaraja.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Belum pernah diadakan pelatihan ketrampilan menghias kain dengan teknik sulam pita pada anak-anak asuh Panti Sosial Anak Asuhan (PSAA) Udyana Wiguna Singaraja yang sedang mengenyam pendidikan tingkat SMP dan SMA/SMK.

2. Bagaimana tanggapan anak-anak asuh Panti Sosial Anak Asuhan (PSAA) Udyana Wiguna Singaraja (Siswa SMP dan SMA/SMK) terhadap pelatihan ketrampilan menghias kain dengan teknik sulam pita?

METODE PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan yang ada berupa kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini, bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh

pekerjaan, apalagi bagi anak asuh Panti Sosial Anak Asuhan Udiyana Wiguna Singaraja yang memiliki keterbatasan finansial yang menyebabkan mereka kadang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-anak asuh tersebut tidak dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain berwirausaha mandiri. Sedangkan di sekolah tersebut banyak terdapat alat-alat menjahit yang belum dipergunakan secara optimal.

Oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut. Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan melalui peningkatan ketrampilan dalam pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita yang siap jual yang mampu menumbuhkan jiwa wirausaha.

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan anak asuh PSAA Udiyana Wiguna Singaraja (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai ketrampilan yang akan diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya. Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan ketrampilan tersebut para siswa lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif.

Kegiatan pengabdian ini

dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi. Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi kegiatan dipilih di Panti Sosial Anak Asuhan Udiyana Singaraja Bali, yang terletak di Jl Dewi Sartika Selatan Singaraja. Jenis kegiatan berupa pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita .

Tahap pelaksanaan berupa (1) penyajian materi secara teori dilanjutkan dengan menghias kain dengan teknik sulam pita (menghias sapu tangan. (2 dan 3) tahap

(4)

423

pengawasan terhadap anak-anak yang mengerjakan menghias kain yang dibuat sesuai dengan instruksi instruktur, contoh yang ada bahkan siswa bisa berkreasi sesuai dengan keinginannya. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan.

Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah anak asuh Panti Sosial Anak Asuhan (PSAA) Udiyana Singaraja, sebanyak 31 orang yang sedang mengenyam pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK dan berjenis kelamin perempuan.. Dipilihnya siswa setingkat SD, SMP dan SMA/SMK, sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat dari kecepatan kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya kreativitas yang tinggi, mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk tumbuh menjadi insan mandiri dan produktif.

Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Busana) yang mengampu mata Kuliah Apresiasi Menghias Kain dan Desain Dekorasi Tekstil. Bekerja sama dengan Panti Sosial Anak Asuh (PSAA) Udyana Wiguna Singaraja yang melibatkan siswa SMP dan SMA/SMK sebagai subyek sasaran. Pengabdian ini dilakukan dalam upaya mengadakan hubungan yang erat melalui pererapan disiplin ilmu khususnya dibidang Tata Busana. Anak asuh dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang ketrampilan menghias kain dengan teknik sulam pita yang lebih berkualitas dan memiliki nilai ekonomis yang lebih baik

Metode Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi, tanya jawab dan pelatihan dilaksanak selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya :

1. Ceramah digunakan untuk

menyampaikan pengetahuan secara umum tentang sulam pita, alat dan bahan, serta macam-macam tusuk yang digunakan.

2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses pembuatan sulaman pita yang diterapkan pada sapu tangan.

3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas.

4. Pelatihan pembuatan menghias kain dengan teknik sulam pita ditujukan kepada siswa dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.

5. Evaluasi hasil akhir.

Rancangan Evaluasi

Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung melalui penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembuatan sulam pita pada kain dilakukan oleh instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk menilai ketrampilan proses sebagai berikut:

Tabel 1 Check list proses pembuatan benda fungsional

No Ketrampilan yang diamati Skala Nilai

4 3 2 1

1 Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat)

(5)

424

3 Ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita

4 Kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kreteria yang diharapkan

5 Menata peralatan setelah selesai kegiatan 6 Kreatifitas sulam pita

7 Kerapian sulam pita

8 Kombinasi warna sulam pita

4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang

Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi menggunakan pedoman konversi sebagai berikut

Tabel 2 Pedoman Hasil Evaluasi

No Rentangan Katagori

1 85 – 100 Sangat baik

2 70 – 84 Baik

3 55-69 Cukup

4 < 54 Kurang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pelatihan Menghias kain dengan Teknik Sulam Pita pada Anak Asuh Panti Sosial Anak Asuhan (PSAA) Udyana Wiguna Singaraja

Pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita pada anak asuh di panti Asuhan Udyana Wiguna Singaraja dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 17 Juli 2016. Kegiatan dimulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 12.00 wita. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang aula yang sekaligus sebagai tempat pelatihan. Target peserta 20 orang yang terdiri dari siswa SMA dan SMP yang berjenis kelamin perempuna. Namun pihak pimpinan panti asuhan meminta untuk pelatihan ini tidak hanya memibatkan siswa perempuan saja, tetapi juga melibatkan siswa laki-laki.. Sehinga peserta semuanya adalah 31 orang yang terdiri dari siswa SD, SMP dan SMA. Peserta yang berjumlah 31 orang

dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok SD, kelompok SMP, dan kelompok SMA.

Acara selanjutnya instruktur (Made Diah Angendari, Ni Ketut Widiartini, I Dewa Ayu Made Budnyani) dibantu oleh dosen-dosen jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga konsentrasi Tata Busana menyiapkan dan menata alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan.

Kegiatan yang pertama adalah menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan yang digunakan dalam sulam pita, alat-alat yang digunakan serta fungsinya, tusuk-tusuk hias yang digunakan, cara membuat kreasi benda fungsional melalui metode ceramah. Persiapan alat dan bahan, adapun bahan yang digunakan dalam pelatihan menghias kain dengan sulam pita adalah sebagai berikut: pita Pita merupakan bahan dasar dalam menyulam. Pita tersedia dalam berbagai variasi berdasarkan jenis dan ukurannya. Ada berbagai macam pita berdasarkan jenis bahannya (Rosa Amelia, 2008) yaitu: pita satin, pita organdi, benang sulam, kain tetoron polos/tidak bermotif. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pelatihan ini adalah jarum sulam jenis chenille jarum ini mempunyai ukuran besar dan lubang yang lebar, digunakan untuk pita yang berukuran lebar. Pemidangan digunakan untuk membentang kain agar memudahkan penarikan pita. Gunting digunakan untuk menggunting benang dan

(6)

427

pita saat menyulam. Tudung jahit/cincin jari gunanya untuk melindungi jari dari tusukan ujung jarum pada saat menyulam dengan tangan. Pembuka Jahitan/Pendedel digunakan untuk memdedel apabila ada hasil jahitan atau sulaman yang kurang bagus atau salah. Karbon jahit gunanya untuk menjiplak motif ke kain. Pensil digunakan untuk menjiplak desain hiasan ke atas kain yang akan disulam. Kertas digunakan untuk membuat motif atau pola yang akan diciptakan pada kain. Macam-macam tusuk hias yang digunakan adalah tusuk tikan jejak, tusuk veston, tusuk rantai, tusuk balut, tusuk rantai terbuka, tusuk flanel, tusuk benang sari, tusuk kretan, tusuk datar, dan lain-lain.

Selanjutknya kegiatan pelatihan dengan mendemontrasikan cara-cara pembuatan sulam pita. Siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok agar memudahkan dalam pengajaran. Kegiatan perkelompok menghias sapu tangan dengan sulam pita. Sulam pita yang dibuat sesuai dengan desain yang sudah disediakan atau sesuai dengan kreasi masing-masing. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan sulam pita adalah, menyiapkan alat dan bahan, membuat desain motif sulaman, menjiplak motif di kain

dengan menggunakan karbon jahit, memilih pita sesuai dengan desain, mulai kegiatan menyulam dan finising. Siswa yang sudah selesai menghias kain diberikan kesempatan untuk membuat lagi sulaman sesuai dengan kreasi masing-masing.

Tahap terakhir adalah evaluasi, siswa yang sudah selesai membuat sulaman pita pada saputangan diharapkan untuk mengumpulkan hasil karyannya dan instruktur menilai dan memberikan masukan untuk kesempurnaan dari hasil karya siswa. Adapun hal-hal yang dievaluasi adalah persiapan dan pemilihan bahan, pengukuran dan persiapan bahan, penggunaan peralatan yang benar, ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita, kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kriteria yang diharapkan, menata peralatan setelah selesai kegiatan, kreatifitas sulan pita, kerapian sulam pita dan kombinasi sulam pita.

Hasil kegiatan pelatihan pembuatan kreasi benda fungsional dari kain flanel secara umum dapat dikatakan berhasil karena anak-anak panti bisa membuat dan menyelesaikan sulam pita pada saputangan. Hasil sulam pita pada saputangan dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3 Data hasil Kegiatan Menghias Kain dengan Teknik Sulam Pita.

Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 Total

Jumlah 109 111 93 93 102 93 98 95 794

% 87% 89% 75% 75% 82% 75% 79% 77% 80%

Keterangan:

1 = Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat)

2= Penggunaan Peralatan yang benar

3 = Ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita

4 = Kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kreteria yang diharapkan

5 = Menata peralatan setelah selesai kegiatan 6 = Kreatifitas sulam pita

7 = Kerapian sulam pita

8 = Kombinasi warna sulam pita

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dikatakan bahwa pada persiapan pembuatan saputangan yang dihias dengan teknik sulam pita memperoleh persentase 87% dalam kategori sangat baik, penggunaan peralatan meperoleh 89% kategori sangat baik, ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita memperoleh 75% kategori baik, kesesuain hasil akhir meperoleh 75% kategori baik, menata peralatan selesai kegiatan memperoleh 82%, kreatifitas sulam pita memperoleh 75% kategori baik, kerapian sulam pita memperoleh 79% kategori baik dan kombinasi sulam pitan memperoleh 75%

(7)

429

kategori baik. Keseluruhan dari delapan kreteria yang dinilai memperololeh nilai 80% kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembuatan sapu tangan yang dihias dengan teknik sulam pita kategori baik dan berhasil sesuai dengan harapan. Hasil sulaman pita pada saputangan anak-anak panti asuhan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Hasil Sulam Pita

Tanggapan Anak Asuh Panti Sosial Anak Asuhan (PSAA) Udyana Wiguna Singaraja (Siswa SMP dan SMA/SMK) Terhadap Pelatihan Ketrampilan Menghias Kain dengan Teknik Sulam Pita

Hasil kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari persentase kehadiran peserta mencapai 100%, dari yang ditargetkan sebanyak 20 orang dan yang ikut pelatihan sebanyak 31 orang.

Anak-anak panti asuhan sangat antusias mengikuti pelatihan, mereka dengan tertin dan tekun membuat produk yang diajarkan oleh instruktur. Mulai dari menjelaskan bahan, alat, proses pembuatan, produk yang dibuat, persiapan bahan, persiapan alat, pembuatan motif, menjiplak motif, menyulam dan penyelesaian. Semua langkah-langkah dan proses pembuatan sulam pita dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh. Mereka akan bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.

Anak-anak panti asuhan berharap untuk mendapatkan pelatihan dengan tema yang berbeda dan berkelanjutan, karena menurut mereka ketrampilan yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka sebagai bekal hidup setelah mereka keluar dari panti asuhan. Kegiatan pelatihan menghias kain pada anak ashunan dapat dilihat pada Gambar 2.

(8)

430

Pembahasan

Berdasarkan hasil kegiatan P2M yang telah dipaparkan pada hasil, bahwa kegiaran pengabdian ini mendapat respon yang positif dari para peserta, pegawai dan pimpinan panti Asuhan Udyana Wiguna, dimana para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan, dan hasilnya juga baik, begitu juga dengan pegawai yang dengan senang hati membantu dalam proses awal sampai akhir. Pihak panti sangat terbuka dan merespon positif kegaiataan pelatihan yang dilaksanakan, dan menyarankan agar pelatihan dilaksanakan setiap tahun dengan materi yang diberikan.

Menghias kain dengan teknik sulam pita yang dibuat sesuai dengan harapan instruktur, anak-anak panti dengaan baik melaksanakan pelatihan, dan mengikuti arahan instruktur. Anak-anak mengerjakan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah dan contoh yang disipakan instruktur. Produk-produk yang dibuat diharapkan dapat dikembangkan ke media yang lainnya, misalnya mengias kain dengan teknik sulam pita di busana maupun lenan rumah tangga. Adapun sebagai krieria acuan dalam penilaian produk yang dibuat adalah Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat), penggunaan peralatan yang benar, ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita, kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kreteria yang diharapkan, menata peralatan setelah selesai kegiatan, kreatifitas sulam pita, kerapian sulam pita, kombinasi warna sulam pita Pelatihan ini memberikan manfaat kepada anak-anak panti sebagai lahan untuk berwirausaha, karena anak-anak memiliki ketrampilan dalam sulam pita yang bisa diterampak atau digunakan untuk menghias benda-benda baik itu lenan rumah tangga, busana, maupun kain.

Disisi lain masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan, misalnya menentukan waktu, karena anak-anak hari senin sampai hari sabtu sekolah, ada yang sekolah pagi dan ada sekolah siang, sehingga

pelaksanaan pelatihan hanya bisa dilakukan pada hari minggu.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpilkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita pada anak asuh di panti asuhaan Udyana Wiguna Singaraja sudah terlaksana dengan baik. Siswa menghias sapu tangan dengan teknik sulam pita. Dilihat dari aspek Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat), penggunaan peralatan yang benar, ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita, kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kreteria yang diharapkan, menata peralatan setelah selesai kegiatan, kreatifitas sulam pita, kerapian sulam pita, kombinasi warna sulam pita

2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kaian dengana teknik sulam pitan ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator kehadiran siswa mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegitan.

DAFTAR PUSTAKA

Angendari Diah, dkk. 2014. Desain dan Dekorasi Tekstil. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hamidin. 2011. Seni Berkarya dengan Sulam Benang. Pustaka Widyatama. Yogyakarta.

Indri A dan Benda D. 2012. Sulam Pita Demedia Putra. Jakarta.

Rosa Amelia. 2008. Cantik dengan Sulam Pita. Hikmah (PT Kawan Pustaka): Jakarta

(9)

Gambar

Tabel 2 Pedoman Hasil Evaluasi
Tabel 3  Data hasil Kegiatan Menghias Kain dengan Teknik Sulam Pita.
Gambar 1 Hasil Sulam Pita

Referensi

Dokumen terkait

penulis menganggap jika nilai-nilai kebaikan dari firman Tuhan.. 66 gagal memasyarakat karena mengabaikan proses internalisasi. Yaitu penghayatan terhadap doktrin atau ajaran

antara lain pengkaryaan gedung serba guna untuk umum, pasar desa, pengelolaan lembaga keuangan desa (Bank Desa), pengelolaan lapangan olah raga untuk umum, Hippam,

Tugas Akhir Program Sarjana Strata Satu (S1) dengan judul: “ Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Kemasan) terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro pada

The assertion statement The assertion of refusal 7 Manner maxim Ellipsis strategy The assertion request 8 Quality maxim Rhetorical question The indirect confession 9

Hasil pembelian CP (dalam bentuk hardcopy ) yang telah diperiksa KSEI harus diserahkan oleh Arranger atau Agen Penjualan kepada KSEI dengan menggunakan surat pengantar

Za one kotirajuće moguće je izračunati tržišne pokazatelje bankovne profitabilnosti koji se ujedno mogu i nazvati alternativni pokazatelji kvalitete poslovanja

M aka t indakan yang dapat dilakukan oleh pemerint ah adalah mengurangi jumlah uang beredar dan meningkat kan persediaan barang.. perubahan fisik

chosen probabilities.. The Battle of the Sexes Wrestling Opera Wrestling Joan 2,1 0,0 • Pure Strategy – Both watch wrestling – Both watch opera • Mixed Strategy – Jim chooses