• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI SIKLUS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pra siklus merupakan tahap pembelajaran sebelum diterapkannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV DESKRIPSI SIKLUS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pra siklus merupakan tahap pembelajaran sebelum diterapkannya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

43 A. Deskripsi Prasiklus

Pra siklus merupakan tahap pembelajaran sebelum diterapkannya metode demonstrasi pada siswa tentang keterampilan gerakan sholat Magrib siswa kelas II di SD Negeri 262 Palembang. Hasil nilai keterampilan gerakan sholat Magrib pada pra siklus peneliti dapatkan dalam pembelajaran sebelum dilaksanakan tahapan siklus-siklus yang telah drencanakan. Nilai tersebut digunakan sebagai nilai awal untuk membandingkan dan sekaligus memperbaiki hasil pada tahap berikutnya, yang mana peneliti akan melakukan tindakan perbaikan pada siklus I dan siklus II sehingga hasilnya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.

Aspek yang diamati meliputi; persiapan belajar, memperhatikan penjelasan guru, keaktipan siswa dalam mendemonstrasikn gerakan sholat. Adapun perolehan skor keterampilan gerakan sholat Magrib siswa kelas II di SD Negeri 262 Palembang tanpa menggunakan metode demonstrasi dengan indikator; bacaan, gerakan, tertib. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(2)

Tabel 6

Perolehan Skor Keterampilan Gerakan Sholat Pada Prasiklus

No Nama Siswa Keterampilan Gerakan Sholat keterangan Gerakan Bacaan Tertib skor

0 – 30 0 – 30 0 – 40 0 - 100

1 Ariadi Stiawan 20 20 20 60 Belum Tuntas

2 Ahmad Faiz Yudu 25 25 30 80 Tuntas

3 Arief Abdurrahman 25 25 30 80 Tuntas

4 Baharudin 20 20 20 60 Belum Tuntas

5 Bintang Frisky 15 15 20 50 Belum Tuntas

6 Devri Maryadi 20 20 20 60 Belum Tuntas

7 Dina Berlina 20 20 20 60 Belum Tuntas

8 Dita Sagita 20 20 20 60 Belum Tuntas

9 Gilang Pratama 20 20 20 60 Belum Tuntas

10 Haikal 20 20 20 60 Belum Tuntas

11 Hasbi Hidayat 20 20 20 60 Belum Tuntas

12 Kuntum Khaira 15 15 20 50 Belum Tuntas

13 Khairunnisa 20 20 30 70 Tuntas

14 Karina 20 20 30 70 Tuntas

15 Khairunnisa 20 20 20 60 Belum Tuntas

16 Lanina 20 20 20 60 Belum Tuntas

17 Lutfi Rahmatullah 15 15 20 50 Belum Tuntas

18 Masaqus Handika 25 25 30 80 Tuntas

19 M. Aji Hidayat 20 20 20 60 Belum Tuntas

20 Novitasari 25 25 30 80 Tuntas

21 Marisha 20 20 30 70 Tuntas

22 M. Abby Alfiqo 20 20 20 60 Belum Tuntas

23 M. Fasikullsan 20 20 20 60 Belum Tuntas

24 Yusuf Juniansyah 15 15 20 50 Belum Tuntas

25 Maulana Indra 25 25 30 80 Tuntas

26 M. Rendi Bihaqi 25 25 30 80 Tuntas

(3)

28 M. Ariyuda 20 20 30 70 Tuntas

29 Nurazizah 20 20 30 70 Tuntas

30 Nurma Siti Zakiya 20 20 30 70 Tuntas

31 Nyayi Febi 20 20 30 70 Tuntas

32 Nyayu Huzatur 20 20 30 70 Tuntas

33 Nafa Urbah 20 20 20 60 Belum Tuntas

34 Najwa Natasya 20 20 20 60 Belum Tuntas

35 Putri Dilla Saleha 20 20 20 60 Belum Tuntas

36 Putri Nadillah 20 20 20 60 Belum Tuntas

37 Putri Wulandari 20 20 20 60 Belum Tuntas

38 M. Rizky Mahendra 20 20 20 60 Belum Tuntas

39 Regi Farel Akbar 15 15 20 50 Belum Tuntas

40 Ridho Febriansya 15 15 20 50 Belum Tuntas

41 Suci Ayu Wulandari 15 15 20 50 Belum Tuntas

42 Sri Nita Nurhidayati 15 15 20 50 Belum Tuntas

43 Sindi Fitriani 15 15 20 50 Belum Tuntas

44 Rasya Maulidia 20 20 20 60 Belum Tuntas

45 Vita Dwi Aryani 20 20 20 60 Belum Tuntas

Jumlah 2820

Rata-Rata 62.66

Dari hasil observasi pada pra siklus, maka dapat dilihat bahwa keterampilan gerakan sholat masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari 45 orang siswa hanya 15 orang siswa yang bisa mencapai nilai KKM. Selebihnya masih dibawah nilai KKM yang telah ditentukan sebagai standar keberhasilan belajar yaitu 70. Dari semua kegiatan tindakan pra siklus yang dilakukan pada siswa kelas II, keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bisa dilihat pada tabel berikut:

(4)

Tabel 7

Keaktifan Siswa Kelas II dalam Keterampilan Gerakan Sholat

No Siswa yang Aktif Siswa yang Bermain Persentase

15 siswa 30 siswa 33%

Melihat hasil dari pra siklus di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa keterampilan gerakan sholat siswa belum mencapai tingkat keberhasilan atau masih kurang. Melihat kondisi ini, peneliti berkeinginan untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui siklus-siklus dengan menggunakan metode demonstrasi.

B. Rincian Penelitian Siklus

Penelitian akan diuraikan dalam tahapan-tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Dalam penelitian ini, pembelajaran akan dilakukan dua siklus yang dapat kita lihat pada pemaparan berikut ini:

1. Siklus 1

Proses penelitian tindakan kelas siklus 1 dilakukan dalam empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode demonstrasi.

(5)

3) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. 4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan:

1) Guru menjelaskan dan memberi contoh gerakan sholat yang benar dengan menggunakan media yang telah disiapkan.

2) Kemudian siswa disuruh bersama-sama memperhatikan gerakan sholat dengan baik dan benar dengan mengikuti contoh yang diperagakan oleh guru.

3) Siswa disuruh satu persatu mempraktekkan gerakan sholat ke depan kelas, dimulai dari perkelompok kemudian dilanjutkan secara perorangan.

4) Guru membenarkan gerakan sholat siswa yang salah atau tidak tepat.

5) Guru melakukan evaluasi terhadap gerakan sholat siswa dengan instrumen; bacaan, gerakan, dan tertib.

c. Observasi dan Penilaian

Hasil observasi skor gerakan sholat siswa dapat dilihat dalam tabel berikut:

(6)

Tabel 8

Perolehan Skor Keterampilan Gerakan Sholat Pada Prasiklus

No Nama Siswa Keterampilan Gerakan Sholat keterangan Gerakan Bacaan Tertib Skor

0 – 30 0 - 30 0 – 40 0 - 100

1 Ariadi Stiawan 30 30 40 100 Tuntas

2 Ahmad Faiz Yudu 30 30 40 100 Tuntas

3 Arief Abdurrahman 30 30 40 100 Tuntas

4 Baharudin 30 30 40 100 Tuntas

5 Bintang Frisky 30 30 40 100 Tuntas

6 Devri Maryadi 30 30 30 90 Tuntas

7 Dina Berlina 30 30 30 90 Tuntas

8 Dita Sagita 30 30 30 90 Tuntas

9 Gilang Pratama 30 30 40 100 Tuntas

10 Haikal 30 30 30 90 Tuntas

11 Hasbi Hidayat 30 30 40 100 Tuntas

12 Kuntum Khaira 30 30 30 90 Tuntas

13 Khairunnisa 30 30 40 100 Tuntas

14 Karina 30 30 40 100 Tuntas

15 Khairunnisa 25 25 30 80 Tuntas

16 Lanina 25 25 30 80 Tuntas

17 Lutfi Rahmatullah 25 25 30 80 Tuntas

18 Masaqus Handika 30 30 40 100 Tuntas

19 M. Aji Hidayat 25 25 30 80 Tuntas

20 Novitasari 30 30 40 100 Tuntas

21 Marisha 25 25 30 80 Tuntas

22 M. Abby Alfiqo 25 25 30 80 Tuntas

23 M. Fasikullsan 25 25 30 80 Tuntas

24 Yusuf Juniansyah 20 20 20 60 Belum Tuntas

25 Maulana Indra 25 25 30 80 Tuntas

26 M. Rendi Bihaqi 25 25 30 80 Tuntas

(7)

28 M. Ariyuda 20 20 30 70 Tuntas

29 Nurazizah 20 20 30 70 Tuntas

30 Nurma Siti Zakiya 20 20 30 70 Tuntas

31 Nyayi Febi 20 20 30 70 Tuntas

32 Nyayu Huzatur 20 20 30 70 Tuntas

33 Nafa Urbah 20 20 20 60 Belum Tuntas

34 Najwa Natasya 20 20 20 60 Belum Tuntas

35 Putri Dilla Saleha 20 20 20 60 Belum Tuntas

36 Putri Nadillah 20 20 20 60 Belum Tuntas

37 Putri Wulandari 20 20 20 60 Belum Tuntas

38 M. Rizky Mahendra 20 20 20 60 Belum Tuntas

39 Regi Farel Akbar 20 20 20 60 Belum Tuntas

40 Ridho Febriansya 20 20 20 60 Belum Tuntas

41 Suci Ayu Wulandari 20 20 20 60 Belum Tuntas

42 Sri Nita Nurhidayati 15 15 20 50 Belum Tuntas

43 Sindi Fitriani 15 15 20 50 Belum Tuntas

44 Rasya Maulidia 20 20 20 60 Belum Tuntas

45 Vita Dwi Aryani 20 20 20 60 Belum Tuntas

Jumlah 3520

Rata-Rata 78,22

Dari tabel di atas tampak bahwa hasil tes praktek gerakan sholat siswa pada siklus ke 1 menunjukkan peningkatan yang sangat baik, pada pra siklus nilai rata-rata siswa sebesar 62,66% dan pada kegiatan siklus yang pertama meningkat menjadi 78,22%. Pencapaian ini sangat mengembirakan bagi peneliti namun peningkatan nilai tersebut masih tidak terjadi pada beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM. Dari 45 orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar berjumlah 31 orang dan 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM.

(8)

Dilihat dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerakan sholat mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata nilai 78,22.

Dari semua kegiatan tindakan siklus 1 yang dilakukan pada siswa kelas II terhadap keterampilan gerakan sholat, siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9

Keterampilan Siswa Kelas II dalam Gerakan Sholat

No Siswa yang Terampil Siswa yang Bermain Persentase

31 siswa 14 siswa 78,22%

Dengan demikian hasil kalborasi oleh teman sejawat pada siklus pertama terhadap guru / peneliti dalam kegiatan proses belajar mengajar masih tergolong rendah atau di bawah skor ideal. Karena perolehan skor hanya 25 dari skor ideal 36 atau baru mencapai 69,44 %. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan metode demonstrasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10

Pengamatan Proses Belajar Mengajar Responden Guru Siklus I

No Kegiatan Peroleha n Skor Ideal Persenta se (%) 1 2 3 Apersepsi Penjelasan materi

Penjelasan metode demonstrasi

3 4 3 4 4 4 75 100 75

(9)

4 5 6 7 8 9

Bimbingan kepada siswa

Kemampuan melakukan demonstrasi

Memberikan penghargaan individu

Menentukan nilai individu Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 75 50 50 75 75 50 Jumlah 25 36 69,44

Melihat hasil dari siklus I di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa keterampilan gerakan sholat belum mencapai tingkat keberhasilan. Melihat kondisi ini, peneliti berkeinginan untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui siklus ke 2 dengan menggunakan metode demonstrasi.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang

Setelah diterapkan metode demonstrasi, maka kepala sekolah SD Negeri 262 Palembang bernama Ibu Nursinta RL Tobing, S.Pd berpendapat bahwa motivasi siswa untuk belajar sudah mengalami peningkatan, rata-rata hasil keterampilan gerakan sholat juga meningkat dan metode demonstrasi sudah dianggap tepat bagi siswa kelas II.

Begitu juga teman sejawat, Ibu Florita Mukmin, A.Ma.Pd mengatakan bahwa setelah diterapkannya metode demonstrasi, tingkat keterampilan gerakan sholat telah mengalami peningkatan, siswa sudah mulai terampil dalam gerakan sholatnya dan peningkatan nilai siswa sudah dianggap lebih baik dari pra siklus.

(10)

Berdasarkan pengamatan peneliti di SD Negeri 262 Palembang, khususnya kelas II tentang keterampilan gerakan sholat menunjukkan bahwa:

1) Motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan.

2) Meningkatnya nilai rata-rata keterampilan gerakan sholat dari 62,66 menjadi rata-rata 78,22.

3) Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan pengamatan teman sejawat baru mencapai 69,44.

2. Siklus 2

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai beriku:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua berdasarkan replaning siklus pertama yaitu:

1) Guru memberikan semangat dan motivasi kepada siswa dalam belajar mempraktekkan gerakan sholat.

2) Guru memberikan waktu luang yang lebih lagi untuk siswa yang masih mengalami kesulitan dalam gerakan sholat.

3) Memberikan dorongan dan pujian bagi anak yang telah mencapai ketuntasan khususnya dalam gerakan sholat.

(11)

4) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.

5) Membimbing dan memotivasi siswa yang nilainya masih di bawah KKM.

6) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).

7) Membuat perangkat metode demonstrasi yang lebih baik lagi.

b. Pelaksanaan

1) Suasana pembelajaran sudah lebih mengarah kepada metode demonstrasi. Siswa kelihatan lebih antusias mengikuti proses belajar mengajar yang disampaikan guru.

2) Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk mempraktekkan gerakan sholat bersama temannya.

3) Sebagian besar siswa telah mengerti dan paham gerakan sholat dengan baik dan benar.

4) Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta hal ini dapat dilihat dari partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

5) Guru mengadakan tes pada siswa guna mengetahui sejauhmana keterampilan siswa dalam gerakan sholat.

c. Observasi dan Evaluasi

Hasil observasi skor hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar tentang keterampilan gerakan sholat dapat dilihat dalam tabel berikut:

(12)

Tabel 11

Perolehan Skor Keterampilan Gerakan Sholat Pada Prasiklus

No Nama Siswa Keterampilan Gerakan Sholat keterangan Gerakan Bacaan Tertib Skor

0 – 30 0 - 30 0 – 40 0 - 100

1 Ariadi Stiawan 30 30 40 100 Tuntas

2 Ahmad Faiz Yudu 30 30 40 100 Tuntas

3 Arief Abdurrahman 30 30 40 100 Tuntas

4 Baharudin 30 30 40 100 Tuntas

5 Bintang Frisky 30 30 40 100 Tuntas

6 Devri Maryadi 30 30 40 100 Tuntas

7 Dina Berlina 30 30 40 100 Tuntas

8 Dita Sagita 30 30 40 100 Tuntas

9 Gilang Pratama 30 30 40 100 Tuntas

10 Haikal 30 30 40 100 Tuntas

11 Hasbi Hidayat 30 30 40 100 Tuntas

12 Kuntum Khaira 30 30 40 100 Tuntas

13 Khairunnisa 30 30 40 100 Tuntas

14 Karina 30 30 40 100 Tuntas

15 Khairunnisa 30 30 30 90 Tuntas

16 Lanina 30 30 30 90 Tuntas

17 Lutfi Rahmatullah 30 30 30 90 Tuntas

18 Masaqus Handika 30 30 40 100 Tuntas

19 M. Aji Hidayat 30 30 30 90 Tuntas

20 Novitasari 30 30 40 100 Tuntas

21 Marisha 30 30 30 90 Tuntas

22 M. Abby Alfiqo 30 30 30 90 Tuntas

23 M. Fasikullsan 30 30 30 90 Tuntas

24 Yusuf Juniansyah 30 30 30 90 Tuntas

25 Maulana Indra 30 30 30 90 Tuntas

(13)

27 Maskur Latif 30 30 30 90 Tuntas

28 M. Ariyuda 30 30 30 90 Tuntas

29 Nurazizah 30 30 30 90 Tuntas

30 Nurma Siti Zakiya 30 30 30 90 Tuntas

31 Nyayi Febi 30 30 30 90 Tuntas

32 Nyayu Huzatur 30 30 30 90 Tuntas

33 Nafa Urbah 30 30 30 90 Tuntas

34 Najwa Natasya 30 30 30 90 Tuntas

35 Putri Dilla Saleha 30 30 30 90 Tuntas

36 Putri Nadillah 30 30 30 90 Tuntas

37 Putri Wulandari 25 25 30 80 Tuntas

38 M. Rizky Mahendra 25 25 30 80 Tuntas

39 Regi Farel Akbar 25 25 30 80 Tuntas

40 Ridho Febriansya 25 25 30 80 Tuntas

41 Suci Ayu Wulandari 25 25 30 80 Tuntas

42 Sri Nita Nurhidayati 25 25 30 80 Tuntas

43 Sindi Fitriani 25 25 30 80 Tuntas

44 Rasya Maulidia 20 30 20 70 Tuntas

45 Vita Dwi Aryani 20 30 20 70 Tuntas

Jumlah 4120

Rata-Rata 91,55

Dari tabel di atas tampak bahwa hasil tes keterampilan gerakan sholat pada siklus ke 2 menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari pada siklus sebelumnya, pada siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 78,22 dan pada kegiatan siklus yang kedua meningkat menjadi 91,55. Pencapaian ini sangat mengembirakan bagi peneliti karena semua siswa kelas II di SD Negeri 262 Palembang telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan sebesar 70.

(14)

Dilihat dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerakan sholat mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai 91,55.

Dari semua kegiatan tindakan siklus 2 yang dilakukan pada siswa kelas II dalam gerakan sholat, keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12

Keterampilan Siswa Kelas II dalam Gerakan Sholat

No Siswa yang Terampil Siswa yang Bermain Persentase

45 siswa 0 siswa 100%

Kemudian hasil observasi teman sejawat pada siklus kedua terhadap guru / peneliti dalam kegiatan proses belajar mengajar juga terjadi peningkatan dengan baik. Perolehan skor aktivitas guru meningkat dengan baik yaitu mencapai angka 34 atau 94,44 % pada siklus kedua (skor ideal 36) dibandingkan dengan siklus pertama yang hanya mencapai skor 25 dari skor ideal 36 atau 69,44 %. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13

Pengamatan Proses Belajar Mengajar Responden Guru Siklus II

No Kegiatan Peroleha n Skor Ideal Persenta se (%) 1 2 3 Apersepsi Penjelasan materi

Penjelasan metode demonstrasi

4 4 4 4 4 4 100 100 100

(15)

4 5 6 7 8 9

Bimbingan kepada siswa

Kemampuan melakukan demonstrasi

Memberikan penghargaan individu

Menentukan nilai individu Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 100 75 100 100 100 Jumlah 34 36 94,44

Melihat hasil dari siklus 2 di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa keterampilan gerakan sholat telah mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan. Hasil belajar siswa meningkat dan sepenuhnya siswa aktif dalam pembelajaran, ini dapat dilihat dari hasil tabel keaktifan siswa pada siklus ke 2 yang sudah mencapai 100% dengan menggunakan metode demonstrasi.

d. Refleksi

Setelah diterapkan metode demonstrasi, maka kepala sekolah SD Negeri 262 Palembang bernama Ibu Nursinta RL Tobing, S.Pd berpendapat bahwa motivasi siswa untuk belajar sudah mengalami peningkatan, rata-rata hasil keterampilan gerakan sholat juga meningkat dan metode demonstrasi sudah dianggap tepat bagi siswa kelas II.

Begitu juga teman sejawat, Ibu Florita Mukmin, A.Ma.Pd mengatakan bahwa setelah diterapkannya metode demonstrasi, tingkat keterampilan gerakan sholat telah mengalami peningkatan, siswa sudah mulai terampil dalam gerakan sholatnya dan peningkatan nilai siswa sudah dianggap lebih baik dari siklus I.

(16)

Berdasarkan pengamatan peneliti di SD Negeri 262 Palembang, khususnya kelas II tentang keterampilan gerakan sholat menunjukkan bahwa:

1) Motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan.

2) Proses belajar mengajar sudah mengarah ke metode demonstrasi secara lebih baik. Siswa mampu membangun kerjasama dalam antar siswa dan guru untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam mempraktekkan gerakan sholat dan memperhatikan temannya yang mempraktekkan gerakan sholat. Siswa mulai mampu menunjukkan kemampuan mereka dalam gerakan sholat dengan tertib.

3) Hasil nilai evaluasi terhadap kemampuan siswa menguasai materi pelajaran menunjukkan peningkatan dengan pencapaian nilai rata-rata 91,55 dengan nilai ketuntasan sebesar 100 %.

4) Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar juga terjadi peningkatan dengan menggunakan metode demonstrasi. Guru intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar meningkat 100% pada siklus kedua.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari prasiklus, siklus satu, dan siklus kedua terdapat peningkatan pada keterampilan gerakan

(17)

sholat dengan menggunakan metode demonstrasi di SD Negeri 262 Palembang, maka diperoleh data sebagai berikut ini:

1) Pada kegiatan prasiklus, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 62,66 dengan nilai ketuntasan belajar sebesar 33%.

2) Kemudian pada siklus pertama, rata-rata nilai yang diperoleh siswa meningkat menjadi 78,22 dengan nilai ketuntasan sebesar 68,88%. 3) Dan akhirnya pada siklus kedua, rata-rata nilai meningkat menjadi

91,55 dengan nilai ketuntasan sebesar 100 %.

4) Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar meningkat dari 69,44% pada siklus pertama menjadi 94,44 % pada siklus kedua. Untuk lebih jelasnya peningkatan keterampilan gerakan sholat di SD Negeri 262 Palembang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14

Tingkat Keterampilan Gerakan Sholat Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Tindakan Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %

Pra Siklus 14 33% 31 67%

Siklus I 31 69% 14 31%

Siklus II 45 100% - -

Untuk lebih jelasnya, data tersebut dapat kita lihat dalam grafik hasil prasiklus, siklus satu dan siklus dua berikut ini.

(18)

Grafik 15

Nilai Rata-Rata Kelas Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

0 20 40 60 80 100

Prasiklus Siklus I Siklus II

N il a i R a ta -R a ta K e la s

Dari grafik di atas terlihat dengan jelas nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa terjadi peningkatan yang signifikan dari prasiklus ke siklus satu kemudian ke siklus kedua.

Data ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 16

Ketuntasan Keterampilan Gerakan Sholat Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Prasiklus Siklus I Siklus II

P e r s e n ta s e Tuntas Belum Tuntas

(19)

Dari grafik di atas terlihat dengan jelas terjadi penurunan terhadap siswa yang belum tuntas belajar dari prasiklus ke siklus satu kemudian ke siklus kedua.

Dapat uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan gerakan sholat Magrib siswa kelas II di SD Negeri 262 Palembang.

(20)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: sebelum perbaikan, banyaknya siswa tidak terampil dalam gerakan sholat, hasil yang diperoleh setelah diadakan tes pra siklus menunjukkan bahwa siswa yang sudah terampil dalam gerakan sholat ada 14 orang atau 33%, sedangkan ada 31 orang siswa yang belum terampil dalam gerakan sholat dengan persentase nilai 67% dan ketuntasan belajar baru mencapai 33%. Pada siklus 1, menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerakan sholat siswa bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Hal ini terlihat dari keterampilan gerakan sholat keaktifan dalam pembelajaran berjumlah 31 orang 69% dengan nilai rata-rata 78,22. Pada Siklus 2, pada siklus ini peningkatan keterampilan gerakaan sholat siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai 45 orang yaitu 100% dengan nilai rata-rata 91,55.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan di atas dengan menggunakan metode demonstrasi di dalam pembelajaran sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka ada beberapa saran yang diberikan oleh penulis, yaitu:

(21)

1. Bagi guru agar lebih memotivasi siswa dalam mempraktekkan gerakan sholat dengan baik dan benar. Bila tidak diberikan contoh yang benar maka siswa akan salah dalam gerakan sholat, dalam pembelajaran ini sangat diperlukan penggunaan media serta metode yang tepat dan sesuai dengan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

2. Bagi peneliti lain diharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibuat oleh peneliti ini dapat dijadikan bahan acuan bagi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selanjutnya.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S.A Zainal, Kunci Ibadah, (Jakarta; Toha Putra, 1980). Ashidiieqy, Hasbi, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985).

Alipandie, Imansjah, Didaktik Metodeik Pendidikan Umum, (Suarabaya: Usaha Nasional, 1994).

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1990).

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Rineka Cipta, 2001).

Masyur, Syekh Mustafa, Berjumpa Allah Lewat Sholat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1990).

Nawai, M, Penuntun Sholat Lengkap, (Surabaya; Karya Ilmu, 1991).

Ramayulis, Metotodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Muliah,1994).

Roestiyah, Didaktik dan Metodek, (Jakarta: Bina Aksara, 1990). Rozak, Nasrudin, Dinul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989).

Rasjid, H. Sulaiman, Fiqh Islam, (Bandung; Sinar Baru Algesindo, 2003). Sani, Abdullah, Muslim dan Sholat Digali dari Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1984).

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005).

Wikaya, Ade, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas II, (Bandung, Acarya Media Utama ,2011).

Zaini, Syahminan, Mengapa Muslim Harus Beribadah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1981).

Referensi

Dokumen terkait

(1981) dalam pendekatan usahatani sebagai sistem, sedikitnya ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian. Pertama, adalah struktur dari sistem tersebut dan kedua,

Mulsa organik yang bisa digunakan dapat berasal dari serasah daun bambu.Serasah daun bambu tersedia melimpah di alam sebagai limbah dan tidak dimanfaatkan.Penggunaan

Pengaruh penggunaan selebriti dalam iklan, citra merek, dan kesadaran merek secara simultan terhadap niat beli Konsumen TOP Coffee di Gresik Pada penelitian ini

Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, citra perusahaan dan loyalitas pelanggan3. Untuk mengetahui dampak kepuasan pe- langgan untuk

Nilai dapat diinterpretasikan sebagai persentase pengaruh variabel stres kerja terhadap variabel turnover intention yang sebesar 36%, sedangkan 64% sisanya dipengaruhi

Pada saat-saat seperti ini semua orang memahami kalau pelaku cosplay tersebut sedang berperan menjadi sebuah pribadi yang lain, yakni dengan memakai kostum, berakting, dan

a) Linux memberikan beberapa proses spesial dimana terminal, printer dan device hardware lainnya dapat diakses seperti mengakses file yang tersimpan dalam harddisk

1) Sarung tangan, untuk mencegah perpindahan mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehata pada pasien, dan mencegah kontak antara tangan petugas dengan