• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pengkondisian udara adalah suatu proses perlakuan terhadap udara

suatu ruang guna mencapai temperatur kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh

penghuni yang berada di dalamnya. Sistem refrijerasi pada saat ini sudah

menjadi kebutuhan pokok yang mutlak diperlukan oleh banyak bangunan di

seluruh dunia bahkan pada daerah yang suhu musim panasnya tidak terlalu

tinggi. Sistem refrijerasi diperlukan karena dapat menyerap kalor yang

dikeluarkan oleh orang orang yang beraktifitas, cahaya lampu,dan peralatan

listrik lainnya. Di wilayah yang beriklim tropis seperti Indonesia, sistem

refrijerasi dapat mendukung terciptanya suasana kerja yang lebih efektif

dibandingkan dengan yang tidak menggunakan sistem refrijerasi.

Sistem refrijerasi kompresi uap pada saat ini merupakan sistem

refrijerasi yang paling banyak digunakan untuk mendinginkan

ruang/bangunan karena sistem ini lebih mudah dalam hal instalasinya. Namun

untuk masa sekarang,dimana biaya pemakaian listrik terus meningkat, sistem

refrijerasi kompresi uap akan mengeluarkan biaya yang cukup mahal karena

kompresor memerlukan pemakaian listrik terus meningkat,sistem refrijerasi

kompresi uap akan mengeluarkan biaya yang cukup mahal karena komponen

kompresor memerlukan pemakaian listrik yang besar. Selain itu pemakaian

refrijeran yang berupa senyawa hidrokarbon-flourine (fluorinated

hydrocarbons) mengakibatkan timbulnya efek rumah kaca (greenhouse

efeect) yaitu makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer. Pada sistem

refrijerasi absorbsi pengeluaran biaya pemakaian energi dapat ditekan karena

tidak menggunakan kompresor dan biaya perawatan lebih mudah.

Memperhatikan isu krisis energi dan isu lingkungan, mesin pendingin

siklus absorpsi merupakan solusi yang tepat untuk melakukan pengkondisian

udara. Energi panas buang motor bakar dirasa bisa dimanfaatkan untuk mesin

pendingin siklus absorpsi. Mesin ini digerakkan oleh tenaga panas buang

(2)

mesin dan tidak menggunakan energi listrik atau energi mekanik sama sekali.

Mengingat siklus absorpsi adalah siklus termodinamika yang dapat digunakan

sebagai siklus refrijerasi dan digerakkan oleh energi dalam bentuk panas. Dan

salah satu keistimewaan siklus ini adalah panas yang digunakan untuk

menjalankan siklus dapat berupa sumber panas yang temperaturnya kurang

dari 200⁰C. Panas seperti ini dapat secara gratis seperti panas buang knalpot

dan energi matahari.

Pada penelitian mesin pendingin siklus absorpsi ini digunakan

absorbate yang bertindak sebagai fluida kerja yang melakukan pendinginan

yaitu Amonia. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil berupa udara

dingin.

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian skripsi ini yaitu:

1. Mendesain dan membuat model fisik dari evaporator sebagai salah satu

komponen dari mesin pendingin siklus absorbsi.

2. Mengetahui karakteristik evaporator pada sistem pendingin absorbsi

3. Mengetahui COP absorpsi ammonia air

1.3.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada :

1. Perancangan dan pembuatan evaporator

2. Pasangan refrijeran dan absorbent yang dipakai adalah Amonia dan air.

3. Variabel yang diamati pada penelitian in adalah temperatur

1.4.Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan skripsi ini adalah :

1. Menghasilkan rekomendasi sistem pendingin yang hemat energi

2. Memberikan sumbangan data yang diperlukan penelitian selanjutnya

3. Menghasilkan rekomendasi pemanfaatan energy yang terbuang dalam hal

ini panas gas buang.

(3)

1.5. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab dengan garis besar tiap bab

sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup

pengujian.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan landasan teori yang digunakan yaitu mengenai siklus

absorbsi, evaporator dan perpindahan panas.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini memberikan informasi mengenai tempat pelaksanaan pengujian,

bahan dan peralatan yang dipakai, serta tahapan dan prosedur pengujian.

Bab IV : Hasil dan Analisa Pengujian

Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari setiap pengujian

melalui pembahasan perhitungan dan analisa dengan menuangkan ke

dalam bentuk tabel dan grafik.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini sebagai penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang

diperoleh.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun

laporan.

Lampiran

Pada lampiran dapat dilihat hasil data yang diperoleh dari pengujian dalam

bentuk tabel dan gambar.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh, indeks vigor, bobot

meningkatkan terjadinya risiko penyakit saluran pernafasan seperti asma (Hanene et al ., 2007; Ivaschenko et al ., 2002; Tamer et al., 2004). 2009) Perbedaan hasil penelitian

Dormansi benih adalah ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah pada lingkungan yang optimum.Dormansi dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit benih, keadaan fisiologis

Instansi Instruktur Modul Suplemen : Politeknik Kelautan Perikanan Bone. Kelas

Pertumbuhan akar yang terbaik adalah jika suhu tanah tetap berada di atas 15,5°C.. dan menurun di bawah

When Laurie has to face the incidents that can remind her to the traumatic experience, she becomes powerless, frightened, and bewildered. In such situation, Debbie

Dari tabel 11, terlihat jelas Starbucks mengung- guli ketiga coffee shop lain dalam penilaian konsu- men tentang kesan kualitas yang dimilikinya dengan prosentase 87,3%,

(1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) Proses identifikasi yang agak terlambat karena belum siapnya masyarakat