• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3 Studio 1 Kelembagaan Keuangan dan Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3.3 Studio 1 Kelembagaan Keuangan dan Ke"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

3.8

Aspek Kelembagaan, Keuangan dan Kebijakan

Pada subab ini akan dijelaskan mengenai kelembagaan dan keuangan serta kebijakan di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi.

3.8.1 Kelembagaan

Kelembagaan yang ada di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung berada dalam pengawasan pemerintah, kelembagaan tersebut terdiri dari lembaga pemerintah dan non pemerintah, kelembagaan ini tetap berjalan meskipun memiliki kekurangan di beberapa bagian, ini di karenakan tingkat pemahaman dan latar belakang para pegawai dikalangan pemerintah.

Hubungan kelembagaan dalam perencanaan tata ruang sangat terikat sehingga di perlukannya pembahasan akan kelembagaan untuk mengetahui keadaan sosial masyarakat dalam suatu daerah. Pola masyarakat dan peran serta kelembagaan dalam pelaksanaan pembangunan daeranya. Tinjauan tersebut lebih terfokus pada fungsi, kewenangan dan peran kelembagaan dalam pembangunan daerahnya.

A. Sistem Kelembagaan Pemerintah

Seluruh kegiatan bidang pemerintah difokuskan pada usaha memperkuat dan mewujudkan kemampuan untuk melayani masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan wilayahnya. Kegiatan dibidang pemerintah yang telah dilaksanakan penataan pemerintah Kabupaten yang lebih efektif, pelaksanaan verifikasi data penduduk yang dikoordinasikan langsung dengan Kantor Dinas Cibitung melalui Kantor Desa.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH CIBODAS KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI

BPD

GIONOTO, S.Pd

Kepala desa

Sari rohanan

Sekertaris desa

Endang supriatna, S.IP

Stap keuangan

Asti nurhayati

Stap administrsai/umum

Bayu purnama

Kaur umum

satiman

Kaur kesra

Riki yakub

Kaur ekbang

Risma yunita

Kaur pemerintahan

paridudin

Kaur trantim

(2)

B. Kedudukan tugas pokok dan fungsi.

1. pemerintah desa merupakan pemeintah yang mewakili kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat serta budaya yang di akui dan di hormati dalam wilayah negara kesatuan republik indonesia.

2. pemerintah indonesia secara teknis operasinal dan teknis administrasi, bertanggung jawab kepada bupati melalui camat.

C. Tugas pokok dan fungsi 1. Kepala Desa

Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Kepala Desa mempunyai fungsi:

a. Pemimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD.

b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa.

c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa mengenai APBDes untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.

e. Membina kehidupan masyarakat Desa. f. Membina Perekonomian Desa.

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Sekretaris Desa

Sekretaris Desa memiliki tugas dan fungsi yakni :

Tugas :

a. Membantu kepala desa dibidang administrasi umum dan keuangan dalam penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintah desa.

b. Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan.

c. Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan sementara. d. Melasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

Fungsi :

3. Kaur Umum

Kepala urusan umum mempunyai tugas membantu tugas-tugas sekretaris desa dibidang :

Kadus cibodas

Apeng yogaswara

Kadus cinangka

Entis sutisna

Kadus cigelam

(3)

a. Mengelola administrasi umum pemerintah desa.

b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kegiatan surat menyurat. c. Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor. d. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor.

e. Mengumpulkan, menyusun dan meyiapkan bahan rapat.

f. Melakukan persiapan penyelenggaraan rapat, penerimaan tamu dinas dan kegiatan rumah tangga pemerintah desa.

g. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa

4. Kaur Pemerintahan

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data dibidang pemerintahan desa, ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat.

b. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaanwilayah termasuk rukun warga dan rukuntetangga serta masyarakat.

c. Melaksanakan administrasi pelaksanaan pemilihan umum, pemilihan presiden, pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan kepala desa dan kegiatan sosial politik.

d. Melaksanakan administrasi kependudukan, catatan sipil dan monografi. e. Melaksanakan tugas dibidang pertanahan.

f. Melakukan administrasi peraturan desa, peraturan kepaladesa, dan keputusan kepala desa.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

5. Kaur Ekonomi Pembangunan

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data dibidang ekonomi dan pembangunan.

b. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan serta koordinasi kegiatan dibidang ekonomidan pembangunan. c. Melakukan administrasi dan membantu pelaksanaan pelayanan dibidang tera

ulaang, prmohonan izin usaha, izin bangunan dan lain-lain.

d. Menghimpun data potensi didesanya serta menganalisadan mmelihara untuk dikembangkan.

e. Melakukanadministrasi hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan dan hasil pembangunan lainnya.

(4)

g. Membantu pelaksanaan kegiatan tknis organisasi dan administrasi lembaga pembrdayaan masyarakat desa maupun lembaga-lembaga dibidang pertanian, perindustrian dan pembangunan lainnya.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

6. Kaur Kesejahteraan Rakyat

a. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan rakyat.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data pendidikan, kesehatan, keagamaan, kepemudaan, dan olahraga.

c. Membabtu kegiatan administrasi dan perkembangan pemberdayaan kesejahteraan keluarga.Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data keluarga miskin.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

7. Kepala Dusun

Tugas :

a. membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya.

b. melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong royong masyarakat.

c. melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada masyarakat. d. membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan rw dan rt

diwilayah kerjanya.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

Fungsi:

a. Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun.

b. Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian.

d. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketrentaman dan ketertiban masyarakat.

e. Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.

(5)

Kedudukan :

a. BPD sebagai badan permusyawaratan merupakan badan untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945.

b. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari pemerintah desa.

c. BPD sebagai wadah permusyawaratan atau pemufakatan masyarakat yang ada di desa.

Fungsi :

a. Mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa, sepanjang penunjang kelangsungan pembangunan dan tidak bertentangan dengan kaidah agama.

b. Legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan peraturan desa bersama – sama dengan pemerintah desa.

c. Pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan kepala desa.

d. Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi masyarakat yang diterima dari masyarakat kepada pejabat atau instansi yang berwenang.

Tugas dan wewenang :

a. me

netapkan calon kepala desa yang berhak dipilih.

(6)

b. me ngusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa.

c. me

netapkan pejabat kepala desa.

d. ber

sama kepala desa menetapkan peraturan desa.

e. bersama kepala desa menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).

f. me

nampung aspirasi masyarakat.

Kewajiban :

a. Mempertahankan dan memlihara keutuhan negara republik indonesia.

b. Mengamalkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945 serta mentaati segala peraturan perundang – undangan yang berlaku.

c. Membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat. f. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat.

C. Sistem Lembaga Non Pemerintah

Dalam pelaksanaan pembangunan daerah kerjasama antara masing-masing lembaga yang terdapat dalam suatu wilayah harus saling berinteraksi atau saling berhubungan melalui sistem kelembagaan yang diterapkan sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing, sehingga pembangunan daerah dapat terselenggarakan dengan baik dan jelas untuk kedepannya. Adapun kelembagaan non pemerintahan yang terdapat di Desa Cibodas adalah sebagai berikut :

1. PKK

PKK mempunyai tugas membantu Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Berikut adalah tugas pokok dan fungsi pkk : a. Menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda Kota b. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati

c. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK RW, PKK RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati d. Menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya

keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan

(7)

f. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja g. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan

kesejahteraan keluarga di Kelurahan

h. Membuat laporan hasil kegiatan kepada TP PKK Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun TP PKK setempat

i. Melaksanakan tertib administrasi ,dan

j. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan PenyantunTP PKK setempat PKK Kelurahan mempunyai fungsi :

a. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK, dan

b. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan PKK

D. Hubungan Antar Lembaga

 Hubungan Lembaga Pemerintah dan Lembaga non Pemerintah

Dari survey yang dilakukan untuk hubungan antar lembaga pemerintah yang ada telah berjalan dengan baik dengan di di pantau langsung oleh Kepala Desa cibodas sendiri.

 Hubungan Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah

Hubungan antar lembaga pemerintah dan non pemerintah juga sudah berjalan dengan baik walaupun struktur pemerintah desa cibodas baru diganti dikarenakan pergantian Kepala Desa yang baru. Tapi struktur pemerintah Desa dan non Desa tetap terstruktur dengan baik.

E. Kinerja Lembaga

Berdasarkan hasil survey terhadap kinerja Lembaga di Desa Cibodas tergolong kurang baik dilihat dari :

 Etika dan norma :

Untuk etika dan norma kinerja lembaga Desa Cibodas sudah terbilang baik dengan pelayanan terbaik kepada penduduk dan orang luar.

 Efektifitas waktu (Jam Kerja)

Untuk time kerja pemerintah Desa Cibodas terbilang baik dengan ketepatan waktu kerja yang baik. Tanpa ada pemoloran time kerja karna di awasi langsung oleh Kepala Desa.

 Pelayanan

Dalam pelayanan publik yang diberikan oleh masing – masing lembaga juga terbilang sudah baik dengan sering jalannya pemerhatian keluhan tiap tiap penduduk Desa Cibodas sendiri.

(8)

Kelembagaan suatu daerah memang merupakan salah satu faktor yang memegang peranan yang paling besar terhadap daerah, terutama tentang pengendalian dan pelaksanaan pembangunan. Untuk itu mengapa system kelembagaan disuatu daerah harus berjalan dengan baik dan benar. Seperti halnya system kelembagaan yang ada di Desa Cibodas ini, baik pemerintah maupun non perintah. System kelembagaan di Desa Cibodas ini dapat dikatakan sudah memberikan dampak yang baik bagi penerapan sikap untuk saling merangkul antar warga yang juga atas bimbingan dari pemerintah Desa dan ke ikut sertaan lembaga non pemerintah, hal ini tentunya dapat dilihat dari keadaan desa tersebut yang terlihat sudah cukup baik dalam penerapan etika dan norma.

3.8.2 Aspek Keuangan

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan desa dilaporkan dalam bentuk APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) terdiri atas:

- Pendapatan Desa, yang terdiri atas: a. Pendapatan Asli Desa (PADes) b. Alokasi Dana Desa (ADD) - Pembelanjaan rutin

- Pembelanjaan pembangunan

A. Pos Pendapatan Desa Cibodas

Berikut merupakan rincian dana pada Desa Cibodas tahun 2013 :

Tabel 3.33

1 POS BANTUAN PEMERINTAH PUSAT Rp.568.000.000

Pembangunan PNPM GSC dan PNPM mandiri 290.000.000 -

-Infrastruktur Pendidikan SDN 1 dan 2 Cibodas 278.000.000 -

-2 POS BANTUAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Rp.349.500.000 Dana Operasional Peningkatan Aparatur Pemerintah Desa 15.000.000 -

-Pengadaan Laptop 2 Unit 12.000.000 -

-Dana Program Pemberdayaan Masyarakat 40.000.000 - -Pengadaan Sarana Produksi Pertanian 282.500.000 -

-3 POS BANTUAN PEMERINTAH DAERAH Rp.397.558.843

Alokasi Dana Desa (ADD) dan Tambahan ADD 185.858.843 -

-Pengembalian PBB 4.700.000 -

-Pengadaan ATK dan Sarana Perlengkapan Administrasi Sekertariat

Desa 10.000.000 -

(9)

-Lingkungan, Pengasapalan Jalan Desa, Plesterisasi Jalan Gang, MCK, Bendungan Pembagi air, Pengadaan Sarana Produksi Pertanian, Pembuatan Bak Sampah, dll

0

4 POS BANTUAN DARI PIHAK KETIGA, SWADAYA, dan HASIL PELAYANAN Rp.28.750.000

Swadaya Masyarakat - 24.000.000

-1. Pelayanan Surat Menyurat 2. Sewa Lahan Tanah Kas Desa 3. Iuran Dari Penggarap Tanah Kas Desa

4. Sumbangan Dari Pengusaha Yang Tidak Mengikat

- 4.750.000

-Total Rp. 1.343.808.843,00

(Sumber: Laporan Penyelenggara Pemerintahan Desa,2014)

Rincian Dana ADD :

Alokasi Dana Desa = Rp. 185.858.843 Pengembalian PBB = Rp. 4.700.000 Pengadaan ATK = Rp. 10.000.000 Pengadaan Dana Perbaikan = Rp. 24.000.000 Pembangunan Infrastruktur = Rp. 173.000.000 +

Rp.397.558.843.-Pos Pendapatan ini menjelaskan mengenai Bantuan atau sumber pendapatan yang di terima oleh Desa Cibodas dari Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Program, pengadaan dan sarana yang ada di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung. Dari tabel pendapatan di atas dapat di lihat bahwa jumlah keseluruhan bantuan dari pemerintah pusat adalah sebesar Rp.568.000.000 sedangkan bantuan dari pemerintah provinsi jawa barat adalah sebesar Rp.349.500.000. bantuan dari pemerintah daerah sebesar Rp.397.558.843 dan bantuan dari pihak ketiga dan atau swadaya adalah sebesar Rp.28.750.000 dan total pendapatan desa cibodas adalah Rp. 1.343.808.843,00

B. Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas

Pos pengeluaran rutin ini terbagi menjadi 2 yaitu Belanja rutin dan belanja pembangunan. Berikut adalah tabel pengeluaran rutin :

Tabel 3.34

Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas

No Uraian Besarnya anggaran(Rp) Jumlah (Rp) Ket

1 BELANJA RUTIN : Rp.109.720.589

Penghasilan Kepala Desa 36.541.676 36.541.676 -Penghasilan Perangkat Desa 58.350.000 58.350.000 -Belanja ATK dan Perlengkapan Administrasi

Sekretariat Desa 4.828.913 4.828.913 -Biaya Peringatan Hari-hari Besar Nasional 10.000.000 10.000.000

-2 BELANJA PEMBANGUNAN : - Rp.1.274.588

Biaya Pembangunan Dari Swadaya

Masyarakat 5.000.000 5.000.000

-Biaya Pembangunan Infrastruktur (Fisik) 1.052.500.000 1.052.500.000 -Biaya Pembangunan Non Fisik 40.000.000 40.000.000 -Biaya Kemasyarakatan, Operasional

Lembaga (BPD, LPMD, MUI, Karang Taruna dan Pemuda, PKK, RT, dan RW) Pendidikan (Intensif Guru ngaji/Uztad)

(10)

-Ekonomi (UP2K, Kesehatan, Pemeliharaan Kantor Desa, Biaya Kesehatan Perangkat Desa, dll)

Total Rp.1.343.808.843,00

(Sumber: Laporan Penyelenggara Pemerintahan Desa,2014)

Pos Pengeluaran rutin adalah pengeluaran untuk pembiayaan pembangunan yang di keluarkan oleh oleh desa. Untuk tabel pengeluaran rutin dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan belanja rutin yang di data untuk penghasilan kepala desa, penghasilan perangkat desa dan belanja ATK utntuk kebutuhan desa adalah sebesar Rp.109.720.589 dan untuk belanja pembangunan untuk memenuhi bangunan dan atau pembangunan pada desa cibodas adalah sebesar Rp.1.274.588. Jadi total pengeluaran rutin desa cibodas adalah Rp.1.343.808.843,00. Jadi, ringkasan pembiayaan keuangan Desa Cibodas tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Pendapatan = Rp. 1.343.808.843,00 Pengeluaran Rutin = Rp.109.720.589 Belanja Pembangunan = Rp.1.274.588

-109.651.368.2

C. Analisa Pemenuhan Kebutuhan

Dalam analisa pemenuhan kebutuhan ini seperti yang diketahui pada tabel, bahwa desa cibodas ini membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pembangunan. maka dari itu Desa Cibodas mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pendapatan kebutuhan desa.

Hasil akhir dari pengurangan total pendapatan, pengeluaran rutin dan belanja pembangunan sudah bisa dilihat bahwa Desa Cibodas masih kurang dalam pembiayaan untuk desa itu sendiri.

D. Rekomendasi

Untuk mengatasi dan menutupi kurangnya hasil pembiayaan di desa cibodas perlu digali lagi potensi dan sumber daya alam yang ada pada desa cibodas agar bisa menjadi desa yang memiliki banyak potensi dan menarik wisatawan agar bisa memenuhi pembiayaan yang kurang pada desa cibodas.

3.8.3 Kebijakan

(11)

A. Kebijakan Umum Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Barat.

Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pembangunan nasioanal 2010 – 2014 adalah sebagai berikut:

1. Arah Kebijakan Umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran, yang diwujudkan dengan bertumpu pada program perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan.

2. Arah Kebijakan Umum untuk pilar-pilar demokrasi dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan yang bertangggung jawab.

3. Arah Kebijakan Umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, penguarangan kesenjangan antar daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjangan gender. Keadilan juga hanya dapat diwujudkan bila system hokum berfungsi secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan aagar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.

Berdasarkan keberhaisilan pencapaian program pembangunan dalam lima tahun sebelumnya, pemerintah akan melanjutkan visi dan misi pembangunan. Pendekatan yang bersifat kelembagaan ini dimaksudkan sebagai pendekatan yang menyeimbangkan antara pentingnya proses yang berlandaskan pada tat kelola yang baik, bersih, transparan, adil, dan akuntabel, dengan hasil yang baik serta efisien.

Selanjutnya Presiden Republik Indonesia (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono) menetapkan 6 (enam) pripritas program percepatan dan perluasan pembangunan yang pelaksanaanya dilakukan hingga 15 tahun kedepan. Program tersebut merupakan dasar bagi mendorong bergeraknya ekonomi daerah yang dampaknya adalah terbukanya lapangan kerja baru serta berkurangya jumlah rakyat miskin.

1. Pertama, adalah ketahanan panagan. Sektor ini menempati posisi teratas sebab sangat besar peluang dimasa depan terjadi krisis pangan global akibat bertambahnya jumlah penduduk ditambah dengan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan 2. Kedua, adalah sector energi, terutama ketersediaan energy listrik diseluruh wilayah.

(12)

dan terbarukan seperti panas bumi disampingn batubara dan pembangunan kilng minyak baru

3. Ketiga, adalah pengadaan infrstruktur. Terutama pada pembangunan pelabuhan baru diluar pulau Jawa, melanjutkan proyek jalan tol serta ruas penghubung baru yang sudah belasan tahun banyak ditunda dengan berbagai alas an. “Untuk embebasan lahan, tentu memerlukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, yang penting rakyat tidak dirugikan”. 4. Keempat, adalah pengadaan sarana transportasi laut dan udara yang efektif

menghubungkan semua pulau.

5. Kelima, adalah pembenahan kebijakan disektor pembiyaan. Selam ini pemerintah sampai harus mencari dana dari luar negeri untuk membiayai pembangunan, sedangkan sumber dana didalam negeri sebenarnya tersedia.

6. Keenam, adalah mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKAM) untuk berkemban. Perlu ada perlakuan tersendiri agar ara pelaku UMKM tidak terpaksa harus berhadapan dengan pengusaha besar.

Gambar 3.96 Kerangka Desain MP3EI

(Sumber: MP3EI)

B. Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Nasional

Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam lingkup nasional, didasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), yaitu Pemerintah telah menetapkan Pusat Kegiatan Nasional dan Pudat Kegiatan Wilayah di Jawa Barat yang ditetapkan Pemerintah. Berikut adalah PKN dan PKW di Jawa Barat:

(13)

a. PKN Jabodetabek, meliputi Provinsi Jabar, DKI dan Banten. b. PKN Bandung Raya

c. PKN Cirebon

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), terdiri dari: a. PKW Sukabumi

b. PKW Palabuhanratu c. PKW Cikampek – Cikopo d. PKW Kadipaten

e. PKW Pangadaran f. PKW Indramayu g. PKW Tasikmalaya

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Fungsi PKW terutama adalah memberikan pelayanan skala regional yang dapat mengurangi pergerakan langsung dari PKL dan kawasan perdesaan ke PKN.

Sedangkan penetapan PKL, berdasarkan usulan pemerintah kbupaten/kota. Pusat kegiatan Lokal (PKL) yang terdiri dari pusat kegiatan local perkotaan dan pusat kegiatan local perdesaan. Pusat kegiatan local perkotaan (PKL Perkotaan) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Sedangkan pusat kegiatan local perdesaan (PKL perdesaan) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi local yang menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.

Dalam RTRWN, kedudukan Kebupaten Sukabumi juga terkait dengan penetapan salah satu dari enam Kawasan Andalan di Jawa Barat yaitu Kawasan Sukabumi dan sekitarnya. Kawasan andalan adalah budidaya yang memiliki nilai startegis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah disekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.

Berdasarkan karakteristik dan potensinya, Kawasan Sukabumi dan sekiatarnya diarahkan pada pengembangan 4 (empat) sector unggulan yaitu perikanan, pertanian, pariwisata, dan perkebunan. Sesuai penetapan kriteria dalam RTRWN, Kawasan Sukabumi dan sekitarnya termasuk kawasan berkembang dengan kriteria:

a. Memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan

b. Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,25% (nol koma dua lima persen)

(14)

d. Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau Bandar udara, prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas kegiatan ekonomi kawasan dan

e. Memiliki sector unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat investasi.

C. Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Jawa Barat

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Barat 2005-2025 dan Rencana Tat Ruang Wilayah Propinasi (RTRWP) Jawa Barat 2005-2025, kedudukan Kabupaten Sukabumi dalan lingkup Jawa Barat terkait 3 (tiga) hal yaitu:

a. Rencana pengembangan sistem perkotaan di Jawa Barat b. Kebijakan pengembangan kawasan andalan di Jawa Barat

c. Penetapan 5 (lima) pembagian wilayah kerja pembangunan (WKP)

Berdasarkan rencana pengembangan sistem perkotaan di Propinsi Jawa Barat yang menetapkan PKA, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL, sesuai dengan konteks kebijakan dan strategi pembangunan yang telah dilakukan dalam proses penyususnan RTRWP, erta untuk mencapai target pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Jawa Barat 2025, pengembangan sistem perkotaan yang direncanakan Jawa Barat di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikuit:

1. Penetapan Paabuhanratu sebagai Pusat Kegiatan Nasional - Propinsi (PKNp) yang mermpunyai fungsi tertentu dengn skala pelayanan internasional, nasional atau beberapa propinsi. PKNp Palabuhanratu ditetapkan dengan memperhatikan potensi perikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat bisnis kelautan skala pelanan nasional dan internasional

2. Penetapan Palabuhan ratu beserta Kota Sukabumi, Cikampek - Cikopo, indramayu, Kab=dipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran sebagai PPKW dengan peran menjadi penentuan PKW adalah kawasan perkotaan yang mempunyai potensi untuk mendorong pertumbuhan daerah sekitarnya, pusat pengolahan atau pengumpul barang, simpul transportasi, dan pusat jasa public dengan skal beberapa kebupaten. Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah:

a. Perhubungan : pelabuhan udara (sekunder), dan atau pelabuhan laut (pengumpan), dan atau terminal tipe B

b. Ekonomi : pasar induk regional c. Kesehatan : rumah sakit umum tipe B d. Pendidikan : perguruan tinggi

(15)

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari PKL Perkotaan dan PKL Perdesaan, PKL perkotaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan,. Sedangkan PKL perdesaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi local yang menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.

Penetapan PKL perkotaan diarahkan pada pertimbangan tekns bahwa kota-kota yang ditetapkan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan dengan kegiatan-kegiatan yang berciri perkotaan, seperti industry, permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, dan lainnya.

PKL perdesaan diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi wilayah-wilayah belakangnya dan ditetapkan sebagai kawasan yang dapat dikembanglan secara terbatas untu kegiatan industry berbasis pertanian.

Berdasarkan kebijkan pengembangan kawasan andalana Jawa Barat yang dilakukan berdasarkan potensi wilayah, aglomertasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan produksi serta perkembangan daerah sekitarnya, kedudukan Kbupaten Sukabumi termasuk dalam Kawasan Andalan Sukaabumi yang terdiri dari Kabupaten dan Kota Sukabumi serta Kabupaten Cianjur. Pengembangan kawasan anadalan tersebut lebih ditekankan pada peningkatan kegiatan ekonomi yang doharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ekonomi yang diharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat. Kebijakan pengembangan Kawasan Andalan Sukabumi difokuskan pada :

1. Peningkatan cakupan pelaynan kesehatan 2. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan

3. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi dan protein hewani) 4. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi

5. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana 6. Peningkatan cakupan listrik perdesaan

7. Penyediaan energy alternative 8. Penataan daerah otonom

Sementara berdasarkan pertimbangan yang mengacu pada perkembangan pembanguann serta mencermati karakteristik potensi dan permasalahan disetiap kabupaten/kota, Pemerintah Jawa Barat telah menetapkan pembagian 5 (lima) Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) sebagai berikut:

WKP Cirebon, dengan lingkup kerja, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, kabyupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan

(16)

2. WKP Priangan Timur, dengan lingkup Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya

3. WKP Purwakarta, dengan lingkup kerja Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabuapten Bekasi, dan Kota Bekasi.

4. WKP Bogor, dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabuapten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Depok.

Seiring dengan hal tersebut diatas, dalam rangka menciptakan suatu rentang kendali yang proporsional dan mencapai hasil yang optimal dalam pembangunan setiap WKP diatas, Pemerintah Jawa Barat memandang perlu mengoptimalkan dan memperkuat peran Badan Koordinasi Wilayah (atau Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan yang disingkat menjadi BKPP)

Berkaitan dengan 5 (lima) WKP yang telah ditetapkan Jawa Barat diatas, Kabupaten Sukabumi termasuk kedalam WKP Bogor dengan kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Sukabumi sebagai berikut:

1. Sebagai bagian dari Kawasan ANdalan Sukabumi dalam sector pertanian dan pariwisata 2. Simpul pengembangan wilayah PKW Palabuhanratu

3. Simpul layanan bagi wilayah sekitanya

(17)
(18)
(19)

Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Wilayah sekitanya Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam lingkup wilayah Sukabumi dan sekitarnya sangat terkait dengan kedudukannya sebagai wilayah yang mendukung pengembangan sistem perkotaan Jawa Barat dab WKP Bogo. Dalam konteks kedudukannya tersebut, maka sistem perkotaan yang diharapkan tunbuh dan berkembang diwilayah Kabupaten Sukabumi adalah:

1. PKNp terdiri atas Kota Palabuhanratu, sehubungan keberadaan Pelabuhan samudera dan potensi erikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat bisnis kelautan skala pelayanan nasional dan internasional

2. PKW, terdiri dari atas Kota Pelabuhanratu, sehubungan Palabuhanratu selain sebagai ibukota Kabupaten Sukabumi juga sebagai pusat kegiatan permukiman, perdagangan, dan pariwisata.

3. PKL perkotaan, terdiri atas Kota Kecamatan Cibadak, yang diarahkan pada pertimbangan teknis bahwa kawasan perkotaan dengan kegiatan-kegiatan yang berciri perkotaan, seperti industry, permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, dan lainnya. 4. PKL perdesaan, terdiri atas Kota Kecamatan Jampangtengah, Jampangkulon dan

Sagaranten, yang diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi wilayah-wilayah belakangnya dan ditetapkan sebagai kawasan yang dapat dikembangkan secara terbatas untuk kegiatan industry berbasis pertanian.

Namun demikian, sehubungan rencana pemebntukan daerah otonom baru (DOB) pemekaran Kabupaten menjadi Kabupaten Sukabumi Utara (21 Kecamatan) dan Kabupaten Sukabumi (26 kecamatan), dimana akan muncul kota pusat pemerintahan baru yang direncanakan di Cibadak, dipandang perlu mengembangkan sistem perkotaan yang tidak hanya mendukung penegmbangan sistem perkotaan Nasional dan Jawa Barat, akan tetapi juga menegmbangkan sistem perkotaan yang sesuai karakteristik dan potensi wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi yakni Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten Sukabumi.

Tinajauan Rencana Pembentukan Daerah Otonom Baru Pemekaran Kabupaten Sukabumi Berdasarkan hasi kesepakatan eksekutif dan legislative tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Sukabumi, sebagaimana tertuang dalam:

1. Keputusan Kabupaten Sukabumi Nomor 135.1/KEP.53-Tapem./209, tanggal 20 Januari 2009 tentang Persetujuan Pembentukan Calon Daerah Otonom Baru Pemekaran Kabupaten Sukabumi, dan:

(20)

Kabupaten Sukabumi Utara,

E. Acuan Normatif Perencanaan Secara Hirarki PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional

(21)

pengembangan baru yang disebut Tahapan Pegembangan I Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional.

Kemudian Sukabumi termasuk kedalam salah satu dari enam kawasan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang diandalkan untuk sektor unggulan yaitu perikanan, pertanian, pariwisata, dan perkebunan.

Perda No. 22 tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

Menurut RTRWP Jawa Barat, dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Sukabumi ditetapkan sebagai Wilayah Pembangunan Sukabumi dan sekitarnya sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Sukabumi yang antisipatif terhadap pengembangan pembangunan wilayah perbatasan yang meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur.

Perda No. 22 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sukabumi 2012-2032

Rencana Struktur Ruang Wilayah, kabupaten meliputi : a. sistem pusat kegiatan terdiri atas:

a. sistem perkotaan b. sistem perdesaan

b. sistem jaringan prasarana wilayah, terdiri atas: a. sistem jaringan prasarana utama

b. sistem jaringan prasarana lainnya c. Fungsi, Kedudukan, Tujuan Dan Sasaran

 Fungsi dan Kedudukan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi merupakan matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sukabumi, yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota perbatasan, serta sebagai acuan bagi Organisasi Perangkat Daerah atau instansi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi, dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Sukabumi. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi adalah sebagai pedoman bagi :

 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi dan rencana sektoral lainnya,

(22)

Sukabumi,

 Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Kabupaten Sukabumi,

 Penataan ruang kawasan strategis Kabupaten Sukabumi,

 Penataan ruang wilayah Kecamatan dan Desa se Kabupaten Sukabumi.

 Tujuan dan Sasaran

Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi mengacu pada Undangundang Nomor 26 Tahun 2007 yaitu mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Secara lebih operasional, tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi 2030 adalah:

 Menyediakan acuan operasional bagi pelaksanaan pembangunan sektoral dan wilayah (kecamatan dan desa) di Kabupaten Sukabumi, dengan memperhatikan peluang dan tantangan global, nasional dan regional.

 Mengatur struktur dan pola ruang, menetapkan kawasan strategis kabupaten, serta menyusun arahan pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang untuk operasionalisasinya.

 Mewujudkan keterpaduan dan keterkaitan antara perencanaan tata ruang wilayah kabupaten dengan provinsi, kabupaten/ kota perbatasan, kecamatan dan antar kecamatan, serta dengan kepentingan sektoral.

 Mengarahkan pemanfaatan ruang agar sesuai dengan tahapan pembangunan, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang, termasuk dalam pemanfaatan ruang-ruang investasi.

Sasaran penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi 2030, secara substansi selaras dengan Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002 yaitu sebagai berikut :

 Terkendalinya pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat dan dunia usaha ;

 Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;

 Tersusunnya rencana, kebijakan dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi ;

 Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah Kabupaten Sukabumi ;

Gambar

Tabel 3.33Pos Pendapatan Desa Cibodas
Tabel 3.34Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas
Gambar 3.96Kerangka Desain MP3EI

Referensi

Dokumen terkait

Prototipe alat pengaduk dodol menghasilkan mutu dodol yang baik, dengan nilai 12.26 dari hasil uji organoleptik, pada putaran pengadukan 20 rpm dan kapasitas 4 kg, serta

Untuk mengatasinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, dalam

 Bagaimana pengaruh variasi air laut yaitu air laut di Gresik, air laut di Lamongan, dan air laut di Sidoarjo terhadap laju korosi yang terjadi pada baja karbon

Diantara isolat-isolat yang didapatkan dari tiga inang yang diuji hanya isolat dari kacang panjang 4 yang membentuk nitM dan hanya isolat dari cabai yang membentuk nit3

Perbandingan gula dengan sorbitol memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kekuatan selai lembaran yang dihasilkan seperti pada Tabel 2..

Penilaian aspek kognitif diperoleh dari lembar kerja siswa (LKS) dan tes formatif atau akhir, sedangkan pada aspek afektif dan psikomotor merupakan penilaian

RADIO VISI INTI SWARA FM/H... JEMBER

Dari kenyataan diatas penulis memandang penelitian ini sangat perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan: Pertama, pendidikan karakter di sekolah atau madrasah