• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pembatasan Kuliah 5 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pembatasan Kuliah 5 Tahun"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Kemerdekaan bangsa Indonesia memberikan kesempatan emas bagi setiap warga negaranya untuk membangun sebuah peradaban yang lebih maju lagi. Peradaban yang dibangun dapat melalui sebuah pembangunan dari berbagai sektor, seperti ideologi, ekonomi, politik, sosial, pertahanan, budaya, dan pendidikan. Salah satu tema yang diangkat oleh penulis adalah sisi dinamika pendidikan yang muncul di Indonesia. Pada dasarnya, pendidikan adalah soko guru (tiang utama) dalam kemajuan pembangunan suatu negara. Apabila pendidikan di suatu negara baik, maka kemajuan pembangunan negara tersebut akan baik pula, begitu pula sebaliknya.

Setiap warga negara Republik Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran sesuai yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) pasal 31 ayat 1 dan 2 berbunyi :

1). Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan;

2). Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib untuk membiayainya.

Artinya, setiap warga mulai sejak kelompok bermain hingga bergelar sarjana, berhak mencicipi pendidikan. Yang berarti mulai dari masyarakat bawah hingga masyarakat atas berhak menikmati pendidikan dan merasakan sekolah. Namun pada kenyataannya, Indonesia yang memiliki banyak daerah pedalaman tidak semua dapat merasakan pendidikan, hanya warga negara Indonesia yang berada daerah perkotaan saja yang dapat menikmatinya. Melihat kenyataan tersebut, merupakan hal yang bertentangan dengan pembukaan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 .

(2)

diharapkan potensi akademik dari segala elemen masyarakat bisa memberikan kontribusi pembangunan negara Indonesia yang semakin maju dan makmur.

(3)

BAB II

LATAR BELAKANG

Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang baru terkait pendidikan di Indonesia yaitu Permendikbud No.49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Peraturan ini memuat tentang jangka waktu kelulusan maksimal bagi mahasiswa yaitu hanya dibatasi 5 tahun saja. Apabila mahasiswa selama 5 tahun belum juga lulus dari universitas dimana dia berkuliah maka mahasiswa tersebut akan di DO (Drop Out).

Dalam pandangan penulis, peraturan tersebut memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak positif dari kebijakan baru ini yaitu negara dapat menghemat anggaran negara yang dialokasikan untuk pendidikan di Indonesia. Karena sebagian besar biaya pendidikan di universitas berasal dari uang negara. Apabila masa perkuliahan dipersingkat, maka dana yang dikeluarkan untuk setiap mahasiswa otomatis akan berkurang dari yang tahun-tahun sebelumnya. Dana sisanya dapat dialokasikan untuk pembangunan negara, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu mahasiswa juga aka lebih bertanggug jawab dengan pendidikannya. Mereka akan lebih rajin dalam melakukan perkuliahan, menjadi lebih aktif, dan kompetitif. Karena akibat yang akan diperoleh mahasiswa bila lulus tak sesuai target lebih tegas. Mahasiswa akan menjadi lebih mandiri dan pada akhirnya akan terbentuk lulusan yang kompetitif, inovatif, dan kreatif.

Namun dari semua dampak positif tadi, ada pula dampak negatif dari kebijakan tersebut. Dampak negatif dari kebijakan tersebut yaitu mahasisiwa menjadi tidak memiliki kebebasan penuh untuk berorganisasi. Hal ini sangat tidak sesuai dengan jiwa anak muda yang menggebu-gebu dan umumnya memiliki idealisme yang cukup tinggi. Padahal dalam kehidupan dunia kerja pengalaman berorganisasi sangatlah diperlukan. Mengutip perkataan Pak Anis Baswedan yaitu, “IPK tinggi mengantarkan kamu kepada wawancara. Tapi pengalaman berorganisasi akan menentukan masa depanmu lebih cerah”1 dari

(4)

perkataan tersebut, kita memahami bahwa berorganisasi itu sangatlah penting. Karena dalam berorganisasi kita akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang leadership. Kita bisa tau bagaimana caranya menjadi seorang pemimpin yang berhasil, mampu memenejemen waktu, melatih kita untuk lebih mandiri dan kreatif, serta berani untuk tampil didepan umum. Namun, dengan kebijakan baru ini waktu mahasisiwa akan banyak tersita untuk kepentingan akademik saja. Bahkan banyak mahasiswa yang enggan untuk mengikuti organisasi karena mereka lebih mementingkan akademik mereka. Akademik memang penting tapi akan lebih baik apabila diimbangi dengan berorganisasi.

Namun, sebelum ada kebijakan tersebut sudah mahasisiwa yang aktif di organisasi tapi juga bagus di akademiknya. Bahkan mereka dapat lulus hanya dengan waktu 3,5 tahun dengan IPK yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya tergantung dari setiap individu sajalah tentang bagaiman mereka menyikapi kebijakan tersebut. Karena sebenarnya apabila kita fokus dan kompeten terhadap dua-duanya yaitu dalam akademik dan berorganisasi, pasti kebijakan tersebut tidak akan menjadi permasalahan. Secara pribadi, penulis menyetujui kebijakan pemerintah ini karena mahasiswa akan lebih dituntut untuk lebih bertanggung jawab dengan pendidikan yang dipilihnya.

BAB III

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana asal-usul keluarnya kebijakan Permendikbud No. 49 Tahun 2014 ?

2. Bagaimana dampak negatif dari implementasi kebijakan Permendikbud No. 49 Tahun 2014 ?

(5)

Asal-usul keluarnya kebijakan Permendikbud No. 49 Tahun 2014

Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan tentang masa studi (kuliah) hanya di batasi selama 5 tahun. Hal ini menimbulkan pro-kontra diantara masyarakat, khususnya mahasiswa. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan kebijakan ini, karena dianggap membatasi hak mahasiswa. Kebijakan pemerintah tersebut, termasuk dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 49 Tahun 2014 pasal 17 yang berbunyi:

1). Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas) sks per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per hari atau 54 (lima puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) sks per semester; 2). Untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit sebagai berikut :

a. 36 sks untuk program diploma satu; b. 72 sks untuk program diploma dua; c. 108 sks untuk program diploma tiga;

d. 144 sks untuk program diploma empat dan program sarjana; e. 36 sks untuk program profesi;

f. f. 72 sks untuk program magister, magister terapan, dan spesialis satu; g. g. 72 sks untuk program doktor, doktor terapan, dan spesialis dua.

3). Masa studi terpakai bagi mahasiswa dengan beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:

a. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program diploma satu;

b. 2 (dua) sampai 3 (tiga) tahun untuk program diploma dua; c. 3 (tiga) sampai 4 (empat) tahun untuk program diploma tiga;

(6)

e. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat;

f. 1,5 (satu koma lima) sampai 4 (empat) tahun untuk program magister, program magister terapan, dan program spesialis satu setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat; dan

g. paling sedikit 3 (tiga) tahun untuk program doktor, program doktor terapan, dan program spesialis dua.

4). Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi setelah dua semester tahun pertama dapat ditambah hingga 64 (enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester. 5). Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dan berpotensi menghasilkan penelitian yang sangat inovatif sebagaimana ditetapkan senat perguruan tinggi dapat mengikuti program doktor bersamaan dengan penyelesaian program magister paling sedikit setelah menempuh program magister 1 (satu) tahun.2

Di dalam peraturan tersebut, diatur sejumlah standar acuan untuk pendidikan tinggi. Mulai dari kurikulum, kompetensi pendidikan, hingga durasi studi. Khusus masalah durasi inilah yang kemudian menjadi perhatian mahasiswa. Sebab, sebelumnya masa kuliah maksimal sampai 7 tahun di kampus negeri, namun kini berubah jadi 5 tahun, dengan jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus dikejar tetap sama.3 Di samping itu, ada tuntutan untuk

berorganisasi atau berlembaga yang sekarang harus dilakukan untuk mengejar kredit poin untuk bisa menjadi sarjana. Peraturan kuliah 5 tahun ini, sedikit bertentangan dengan apa yang dikatakan pemerintah dalam rangka pembentukan karakter mahasiswa. Karena pengalaman yang didapat mahasiswa dalam bidang

2Anonim, “Permen 49 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Tinggi,” diakses pada 7 April 2015, http://www.jpnn.com/read/2014/08/14/251664/Kuliah-Sarjana-Paling-

Lama-5-Tahun-3

Rachmadin Ismail, “Ini Aturan Soal Kuliah S1 Maksimal 5 Tahun yang Didemo Mahasiswa UGM,” diakses pada 8 April 2015,

(7)

organisasi bisa memperkaya wawasan sekaligus membentuk karakter. Tidak semata hanya mengikuti kegiatan perkuliahan setiap harinya.

Pemerintah memiliki persepsi berbeda mengenai kebijakan ini. Diantaranya, melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso dan mantan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengatakan, bahwa alasan pemangkasan durasi masa studi tersebut terkait kurikulum.4 Kurikulum pendidikan tinggi dievaluasi sacara berkala setiap

empat tahun. Karena kalau tetap menggunakan durasi tujuh tahun, mahasiswa akan ketinggalan kurikulum. Hal ini berpotensi membuat mahasiswa mengalami dua kurikulum yang berbeda, yakni empat tahun dan tiga tahun. Sedangkan ketika lama kuliah dibatasi hingga lima tahun saja, ketimpangan kurikulum tidak akan terjadi secara signifikan.

Mahasiswa yang kuliah hingga lima tahun hanya berpotensi merasakan perbedaan kurikulum selama satu tahun pemangkasan batas maksimal kuliah itu juga memberikan banyak dampak positif. Di antaranya, mahasiswa lebih serius belajar selama kuliah. Biaya kuliah yang menjadi beban mahasiswa atau keluarga juga bisa dihemat. bangku atau tempat kuliahnya juga bisa segera diisi mahasiswa baru lagi. Semakin cepatnya arus keluar dan masuk mahasiswa di perguruan tinggi bisa meningkatkan akses pendidikan tinggi. Sebaliknya, semakin banyaknya mahasiswa yang lama kuliahnya bisa berdampak banyaknya antrean masuk ke perguruan tinggi.

Pada sisi politik, kebijakan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 perlu dilihat dari Teori Sistem dari David Easton.5 Suatu kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah merupakan hasil atau output dari input (masukan) dan konversi (proses). Pada proses input, dukungan dan tuntutan tak bisa dilepaskan oleh beragam kepentingan golongan. Setelah input masuk, maka selanjutnya akan diproses pada proses konversi. Pada proses konversi, merupakan proses yang sangat tertutup, bahakan dapat disebut sebagai black box. Dapat disebut black

4Anonim, “Kuliah S-1 Maksimal 5 Tahun,” diakses pada 7 April 2015,

http://www.jawapos.com/baca/artikel/5789/kuliah-s-1-maksimal-lima-tahun

(8)

box, di karenakan oleh keabu-abuan seseorang yang benar-benar mewakili masyarakat secara nyata. Pertanyaan yang mendasar, siapakah yang membuat kebijakan tersebut ? Banyak orang menyangkal bahwa para dewan rakyat kita atau wakil rakyat, mereka tidak ditunggangi kepentingan apapun. Tetapi, dalam Teori Sistem David Easton, dijelaskan bahwa tekanan domestik ataupun internasional berpengaruh besar dalam perumusan kebijakan. Tekanan yang muncul bisa terwujud dalam tuntutan atau dukungan suatu perumusan kebijakan. Melihat kemunculan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014, pertanyaan yang muccul saat ini, apakah para eksekutif benar-benar mendengarkan dan memihak aspirasi mahasiswa saat ini ?

Dampak Negatif dari Implementasi Kebijakan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014

Sebuah kebijakan ada dikarenakan terdapat adanya sebuah masalah yang sekiranya belum dapat terselesaikan dan akhirnya kebijakan itu pun dikeluarkan. Pada dasarnya, semua kebijakan memiliki nilai posistif dan negatifnya sendiri tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Seperti halnya kebijakan yang dikeluarkan oleh Permendikbud mengenai masa sekolah di perguruan tinggi. Permendikbud mengeluarkan kebijakan terhadap pembatasan masa kuliah hanya 4 sampai 5 tahun bagi S1. Kebijakan yang dikeluarkan Permendibbud ini memiliki nilai negitif yang sangat dominan dan menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa, terutama mahasiswa yang aktif dalam organisasi.

(9)

dalam berorganisasi atau tanpa mengikuti organisasi, sehingga mereka lebih dapat fokus terhadap kuliah mereka dengan target 5 tahun harus lulus.

Seorang mahasiswa yang nantinya akan menjadi pelayan publik, sangat lucu sekali jika mereka tidak pernah atau tidak mengenal dunia organisasi yang ada di kampusnya. Sedangkan tujuan awal dari dibentuknya oraganisasi itu sendiri yaitu untuk meningkatkan daya kreatifitas dan mengembangkan potensi yang ada bagi setiap mahasiswa yang tidak di dapat dari proses akademik di kelas. Mereka yang senantiasa mengikuti oragnisasi, sangat dihantui oleh masalah masa kuliah yang hanya 5 tahun dengan jumlah SKS yang tetap. Dalam kehidupan dunia kerja pengalaman berorganisasi sangatlah diperlukan. Mengutip perkataan Pak Anis Baswedan yaitu, “IPK tinggi mengantarkan kamu kepada wawancara. Tapi pengalaman berorganisasi akan menentukan masa depanmu lebih cerah” dari perkataan tersebut, kita menyimpulkan bahwa berorganisasi itu sangatlah penting. Bukan hanya penting, bahkan organisasi adalah sebagai kampus ke dua bagi mahasiswa yang ingin terjun dalam dunia kerja. Karena dalam berorganisasi juga kita akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman sebagai leadership. Kita bisa tau bagaimana caranya dalam menjadi seorang pemimpin yang berhasil, mampu memenejemen waktu, melatih kita untuk lebih mandiri dan kreatif, serta berani untuk tampil didepan umum. Namun, dengan kebijakan baru ini waktu mahasisiwa akan banyak tersita untuk kepentingan akademik saja. Bahkan banyak mahasiswa yang enggan untuk mengikuti organisasi karena mereka lebih mementingkan akademik mereka. Akademik memang penting tapi akan lebih baik lagi jika diimbangi dengan berorganisasi.

BAB V

(10)

A. KESIMPULAN

Kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Permendikbud ) No. 49 Tahun 2014 pasal 17 tentang masa kuliah minimal 4 tahun dan maksimal 5 tahun sangat memberikan dampak negatif bagi mahasiswa. Karena, mahasiswa yang sebelumnya memiliki waktu kuliah maksimal 7 tahun di kampus negeri, namun kini berubah jadi 5 tahun, dengan jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus dikejar tetap sama. Sangat beralasan jika nantinya mahasiswa tidak akan bisa mengembangkan kreatifitasnya, dan kemampuan leadership yang kurang karena mahasiswa tidak akan mengikuti organisasi kampus maupun luar kampus karena mahasiswa nantinya hanya akan mementingkan perkuliahan yang mau tidak mau harus diselesaikan tepat waktu.

Merujuk pada Teori Sistem David Easton, dijelaskan bahwa tekanan domestik ataupun internasional berpengaruh besar dalam perumusan kebijakan. Tekanan yang muncul bisa terwujud dalam tuntutan atau dukungan suatu perumusan kebijakan. Melihat realita yang terjadi di Indonesia dengan peraturan sebelumnya tentang masa kuliah maksimal 7 tahun saja, banyak sekali pengangguran dan angka kemiskinan tetap meningkat. Bagaimana jadinya Indonesia setelah peraturan pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ini dilaksanakan, angka pengangguran jelas akan semakin meningkat.

(11)

sangat banyak dan ditambah lagi dengan jumlah pengangguran yang ada, maka semakin banyak lah tenaga kerja di Indonesia ini. Dengan kata lain, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Permendikbud ) No. 49 Tahun 2014 pasal 17 ini, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan banyak tenaga-tenaga kerja murah dan siap pakai hasil lulusan perguruan tinggi dan sekolah menengah kejuruan ( SMK ) untuk memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik kapitalis lokal maupun asing guna menghadapi MEA dan Pasar Bebas.

B. SARAN

Berdasarkan analisis penulis yang sudah ditulis di atas, penulis mengharapkan kepada pemerintah dalam hal ini sekarang Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), agar menilai dan mengkaji ulang Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014. Pemerintah dalam menerapkan suatu kebijakan yang menyangkut banyak pihak, sebaiknya di pertimbangkan kembali tentang penerapan kebijakannya, dan hanya mengambil keputusan sebelah pihak. Pikirkanlah kembali bagaimana nasib bangsa ini kemudian hari jika lulusan-lulusan dari instansi pendidikan, kembalikanlah hakikat instansi pendidikan sebagai instansi yang mencetak intelektual-intelektual yang berkompeten dalam bidangnya bukannya malah sebagai penghasil tenaga kerja yang murah dalam hal apapun. Tenaga kerja yang mayoritas merupakan masa produktif atau anak-anak muda yang seharusnya sebagai motor penggerak bangsa ini bukannya justru dijadikan buruh yang hanya mengakayakan sebagian golongan di atas saja, tapi memeras tenaga dari para pekerja tersebut. Lihalah dalam berbagai aspek bukan hanya dalam satu atau dua aspek yang hanya menguntungkan segelintir orang dengan dalih jika tenaga kerja yang di serap banyak angka kemiskinan akan menurun dan pengangguran berkurang. Hanya karena mengejar angka statistik yang tidak bisa di jamin ke validasiannya sampai mengorbankan generasi penerus bangsa ini.

(12)

Anonim. “Kuliah S-1 Maksimal 5 Tahun.’’ Diakses pada 7 April 2015.

http://www.jawapos.com/baca/artikel/5789/kuliah-s-1-maksimal-lima-tahun.

Anonim. “Permen 49 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Tinggi.” Diakses pada 7 April 2015. http://www.jpnn.com/read/2014/08/14/251664/Kuliah-Sarjana-Paling-Lama-5-Tahun-.

Anonim. “Pro-Kontra Permendikbud 49.’’ Diakses pada 7 Maret 2015.

http://lem.fkt.ugm.ac.id/2014/10/pro-kontra-permendikbud-49/

Elvy Juliansyah. Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2009.

Rachmadin Ismail. “Ini Aturan Soal Kuliah S1 Maksimal 5 Tahun yang Didemo Mahasiswa UGM.” Diakses pada 8 April 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani peserta SLPTT sebagian besar berusia dewasa, berpendidikan SD namun cukup banyak yang terlibat dalam kegiatan pelatihan, memiliki

Abstrak: Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia telah lama muncul, demikian halnya dengan Kearifan lokal merupakan salah satu dasar penetapan hukum Islam, hal

Tindakan Utama Membuad dan Mengupdate pengiriman dokumen Membuat tagihan Login Menampilkan data tagihan Update sudah membuat tagihan kedalam sistem.. 3.6.2.7 Activity

Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan banyak sekali jumlahnya dan mempunyai nilai yang sangat besar, guna menghindari pengeluaran-pengeluaran bagi aset yang

Membuktikkan hubungan hiponatremia dengan kejadian mortalitas penderita gagal jantung di RSUP Dr.. 2) Mengetahui rerata kadar natrium darah pada pasien dengan gagal

Meskipun kehadiran Transportasi Berbasis Online menuai konflik antara pengemudi transportasi konvensional dengan pengemudi TBO, namun bukan berarti TBO ini

Ikan belida yang berasal dari bagian sekitar hilir Sungai Kampar juga menunjukan performa populasi yang paling baik, hal ini paling tidak terlihat dari parameter keragaman genetik

Gambaran keterlibatan dokter dalam pelaksanaan promkes adalah sebanyak 98% telah melaksanakan promkes di FKTP, 82% melakukan promkes kepada semua pasien, 90% melaksanakan