• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisi kebijakan moneter dan redenominasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "analisi kebijakan moneter dan redenominasi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Perekonomian merupakan satu segi yang sangat penting bagi suatu negara. Keadaan perekonomian sangat cepat berubah dari waktu ke waktu. Perekonomian tidak selamanya mewujudkan penggunaan tenaga kerja penuh, kestabilan harga dan pertumbuhan perekomomian. Muncul masalah masalah pengganguran, kenaikan harga dan perumbuhan ekonomi yang tidak teguh yang menyebabkan berkurangnya kemakmuran masyarakat.

Untuk mengatasi masalah perekomomian maka pemerintah pun menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah perekonomian yaitu kebijakan fiskal, moneter dan segi penawaran. Dalam makalah ini akan dibahas salah satu kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah semua upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan moneter (uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar).

Kebijakan moneter yang saat ini digagas oleh pemerintah adalah melakukan redenominasi rupiah. Rupiah yang dianggap terlalu banyak digit dan tidak efisien sehingga harus disederhanakan. Pemerintah pun mulai melakukan sosialisasi redenominasi secara bertahap agar redenominasi bisa diterapkan di Indonesia.

I.2 Permasalahan

1. Tahun 2022 pemerintah akan melaksanakan redenominasi rupiah secara penuh.

(2)

BAB II

LANDASAN TEORI II.1 PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER II.1.1Pandangan umum kebijakan moneter:

Kebijakan moneter didefinisikan dengan rencana dan tindakan otoritas moneter yang terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai uang, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

II.1.2 kebijakan moneter menurut ahli:

Menurut Wikipedia Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.

Menurut Nopirin kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat

Menurut Iswardono kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran

II.1.3 Kesimpulan pengertian kebijakan moneter:

(3)

II.2 TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

1. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam perekonomian.

2. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas tingkat harga.

3. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.

4. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.

5. Menjaga kestabilan Ekonomi. Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.

6. Menjaga kestabilan Harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.

7. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat

8. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.

II.3 UKURAN KEBERHASILAN KEBIJAKAN MONETER 1. Kesempatan Kerja

(4)

Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.

2. Kestabilan harga

Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa depan.

3. Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.

II.4 SYARAT KEBIJAKAN MONETER 1. Indepensi Bank Sentral.

Sebenarnya tak ada Bank Sentral yang bisa bersifat benar-benar independen tanpa campur tangan dari pemerintah. Namun demikian, ada instrumen kebijakan yang tidak dipengaruhi oleh pemerintah, misalnya melalui kebijakan fiskal.

2. Fokus terhadap sasaran.

Pengendalian inflasi hanyalah salah satu di antara beberapa sasaran lain yang hendak dicapai oleh Bank Sentral. Sasaran-sasaran lain kadang-kadang bertentangan dengan sasaran pengendalian inflasi, misalnya sasaran pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, neraca pembayaran, dan kurs. Oleh karena itu, seharusnya bank Sentral tidak menetapkan sasaran lain dan berfokus pada sasaran utama pengendalian inflasi.

3. Capacity to forecast inflation.

Bank Sentral mutlak harus mempunyai kemampuan untuk memprediksi inflasi secara akurat, sehingga dapat menetapkan target inflasi yang hendak dicapai.

(5)

Bank Sentral harus memiliki kemampuan untuk mengawasi instrumen-instrumen kebijakan moneter.

5. Pelaksanaan secara konsisten dan transparan.

Dengan pelaksanaan target inflasi secara konsisten dan transparan, maka kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan semakin meningkat.

II.5 JENIS KEBIJAKAN MONETER

II.5.1 Kebijakan moneter ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter untuk mengurangi/membatasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. kebijakan ini dapat dilakukan berupa

a. Peningkatan suku bunga (politik diskonto)

b. Penjualan surat berharga (SBI) (politik pasar terbuka)

c. Peningkatan cadangan kas (politik cash ratio) d. Pengetatan pemberian kredit (politik kredit selektif) II.5.2 Kebijakan moneter longgar (easy money policy)

Kebijakan moneter untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. kebijakan ini dapat dilakukan berupa:

a. Penurunan tingkat suku bunga (politik diskonto).

b. Pembelian surat-surat berharga: saham dan obligasi (politik pasar terbuka). c. Penurunan cadangan kas (politik cash ratio).

d. Pemberian kredit longgar.

(6)

II.6.1 Kebijakan moneter Kuantitatif

Kebijakan moneter kuantitatif adalah kebijakan moneter yang dijalankan oleh bank sentral, yang bertujuan untuk mempengaruhi penawaran uang atau suku bunga dan perubahan tersebut di harapkan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Instrumen kebijakan moneter Kuantitatif 1. Discount policy (politik diskonto)

Politik diskonto artinya kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga bank dalam rangka memperlancar likuiditas sehari-hari. Bank sentral dalam menjalankan tugasnya mengawasi kegiatan bank umum, dapat mengubah tingkat bunga yang berlaku. Jika dalam kondisi kegiatan ekonomi masih berada di bawah tingkat kegiatan yang diharapkan, bank sentral dapat menurunkan tingkat diskonto/suku bunga, sehingga masyarakat melakukan pinjaman dan banyak investasi yang ada di masyarakat.

2. Open market policy (politik pasar terbuka atau operasi pasar terbuka). Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Agar operasi terbuka ini menjadi sukses, haruslah ada dua keadaan dalam perekonomian. Keadaan-keadaan tersebut adalah:

 Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan.

 Tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan.

3. Cash Receive Ratio (politik cadangan kas atau giro wajib minimum) Politik cadangan kas artinya kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas yang harus ada di bank-bank umum.

(7)

pemerintah dapat menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga uang yang beredar bertambah karena banyaknya pinjaman yang diberikan kepada masyarakat.

Akibat dari naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum untuk memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak mampu memberikan pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di bank semakin bertambah.

II.6.2 Kebijakan moneter Kualitaitif

Kebijakan yang dijalankan bank sentral, yang bertujuan mempengaruhi kegiatan dalam sektor-sektor tertentu dan dilakukan melalui peraturan atau melalui perbincangan langsung dengan institusi keuangan.

Instrumen kebijakan moneter Kuantitatif 1. Plafon credit policy (politik pagu kredit)

Politik pagu kredit artinya kebijakan untuk memperketat atau mempermudah dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat. Untuk mengatur kegiatan ekonomi agar lebih tumbuh dengan baik, maka pemerintah (Bank Indonesia) dapat melakukan pengawasan pinjaman secara selektif dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank umum memberikan pinjaman-pinjaman dan melakukan investasi-investasi sesuai dengan yang diinginkan pemerintah.

2. Moral persuation policy (politik pembujukan moral)

(8)

II.7 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MONETER

1. Elastisitas pengeluaran investasi terhadap tingkat bunga.

Artinya pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap tingkat investasi. Makin elastis pengeluaran investasi terhadap tingkat bunga, maka kebijakan moneter makin efektif, sebab turunnya tingkat bunga akan menambah investasi yang cukup besar. Sehingga hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi dapat dikatakan berbanding terbalik, maksudnya makin rendah tingkat bunga, akan semakin besar tingkat investasinya dan makin tinggi tingkat bunga, akan semakin kecil tingkat investasinya.

2. Elastisitas permintaan uang terhadap tingkat bunga.

(9)

BAB III PEMBAHASAN

III.1 TAHUN 2022 PEMERINTAH AKAN MELAKSANAKAN REDENOMINASI RUPIAH SECARA PENUH.

III.1.1 Pengertian Redenominasi Rupiah

Redenominasi Rupiah adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang Rupiah menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut.

III.1.2 Latar Belakang Redenominasi Rupiah.

1. Uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini adalah Rp 100.000,- yang merupakan pecahan terbesar kedua di dunia setelah mata uang Vietnam yang pernah mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe yang pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.

2. Munculnya keresahan atas status rupiah yang terlalu rendah ketimbang mata uang lainnya, misalnya terhadap dolar, euro, dan uang global lainnya, bukan soal substansi tapi soal identitas karena kekuatan mata uang kita relatif stabil, cadangan devisa juga aman, inflasi terjaga (satu digit), investasi juga tidak ada persoalan, kinerja ekonomi kita baik.

3. Pecahan uang Indonesia yang selalu besar akan menimbulkan ketidakefisienan dan ketidaknyamanan dalam melakukan transaksi, karena diperlukan waktu yang banyak untuk mencatat, menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga terjadi ketidakefisienan dalam transaksi ekonomi.

4. Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan ASEAN dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015.

(10)

mengalami inflasi yang tinggi atau pernah mengalami kondisi fundamental ekonomi yang kurang baik.

III.1.3 Pencetus Redenominasi Rupiah

Rencana kebijakan ini dilontarkan oleh Bank Indonesia pada awal Mei 2010 dan dikonfirmasikan oleh Gubernur BI terpilih, Darmin Nasution, pada 31 Juli 2010.

III.1.4 Syarat Redenominasi Rupiah

Pertama adalah penjelasan kepada masyarakat bahwa redenominasi adalah bukan sanering atau memotong nilai uang.

Kedua, wacana, usulan dan pelaksanaan redenominasi harus dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan baik bersama pemerintah, perbankan, dan dunia usaha.

Ketiga, pemerintah dan Bank Indonesia harus menjamin bahwa masyarakat tidak dirugikan dengan program redenominasi.

Keempat, redenominasi tidak dilakukan pada saat sekarang, melainkan pada masa yang akan datang.

(11)

Daya beli

Makrekonomi stabil, ekonomi bertumbuh, inflasi terkontrol serta penyesuaian infrastruktur dan teknologi informasi sistem pembayaran dan akuntansi.

Tahap kedua adalah masa transisi. Pada masa ini, BI akan mulai mengedarkan pecahan rupiah baru ke pasar dan berangsur-angsur menarik pecahan rupiah yang lama dari peredaran. Jadi, akan ada dua pecahan rupiah yang beredar pada masa ini, yakni rupiah baru dan lama. Pecahan baru adalah pecahan yang sudah dihilangkan tiga digit terakhirnya. Semisal saat ini pecahan Rp 100.000 nantinya ada pecahan baru Rp 100.

(12)

Seluruh proses di luar tahap persiapan diperkirakan memerlukan waktu enam tahun.

III.2 AKANKAH REDENOMINASI RUPIAH BERHASIL SEPERTI NEGARA YANG MELAKUKAN KEBIJAKAN YANG SERUPA. III.2.1 Dampak Redenominasi Rupiah

1. Efisiensi sistem pembayaran akan tercapai dimana harga barang yang tercantum menjadi lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan, pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan/statistik menjadi lebih pendek, cepat serta dapat disajikan dalam angka penuh.

2. Dalam teknologi informasi, redenominasi akan mengurangi penyesuaian software dan hardware tersebut dalam mengakomodir digit angka yang semakin besar. Saat ini, kemampuan komputer hanya dapat mengakomodir 15 digit angka saja. Padahal nilai APBN Indonesia telah mencapai 16 digit. 3. Redenominasi juga dapat mengurangi hambatan dan kendala teknis berupa kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau kegiatan statistik lainnya.

4. Persepsi atau kepercayaan masyarakat lebih tinggi terhadap uang Rupiah dikarenakan harga berubah pada kisaran yang sempit

5. Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung nilai Rupiah yang lebih stabil.

6. Mendukung kesetaraan ekonomi dengan kawasan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

III.2.2 Negara yang Sukses melakukan Redenominasi

Turki melakukan redenominasi karena laju inflasi yang terus meninggi sejak tahun 1970. Inflasi yang tinggi tersebut menyebabkan nilai ekonomi di negara tersebut mencapai hitungan triliun, bahkan kuadriliun. Turki meredenominasi mata uang secara bertahap dengan memperhatikan stabilitas perekonomian dalam negerinya. Proses redenominasi mata uang Lira menghabiskan waktu selama 7 tahun, dimulai tahun 2005

(13)

pengangguran rendah. Namun inflasi terus melambung mengakibatkan turunnya nilai uang Lei. Tuntutan ekonomi sehat semakin besar setelah negara ini bergabung dengan Uni Eropa di tahun 2002[2]. Terinspirasi kesuksesan Redenominasi Turki, Gubernur Bank Nasional Rumania, Mugur Isarescu merancang program yang sama.

Polandiaberhasil menghilangkan 4 angka nol dalam 1 kali operasi pada tahun 1995

Ukraina berhasil melaksanakan redenomisasi yang menghilangkan 5 angka nol dalam 1 kali operasi pada tahun 1996.

BulgariaLev Bulgaria pernah di redenominasi akibat inflasi yang tinggi, sehingga100 lev (lama) setara dengan 1 lev (baru.).

Brazil termasuk negara yang paling sering melakukan redenominasi. Tercatat negara ini telah melakukan 6 kali operasi redenomisasi, yaitu tahun 1967, 1970, 1986, 1989, 1993 dan 1994.

III.2.3 Negara yang Gagal Melakukan Redenominasi

Rusia sudah melakukan 3 kali redenominasi, yaitu tahun 1947, 1961 dan 1998. Tahun 1998 inflasi Rusia mencapai 28%, akhirnya pemerintah kembali menetapkan kebijakan redenominasi Rubel dengan menghilangkan 3 digit nol. Sayang redenominasi Rubel tahun 1998 tidak berhasil. Masyarakat Rusia mengangap kebijakan tersebut sebagai sebagai instrumen bagi pemerintah merampok kekayaan rakyat

Argentina menghilangkan 13 angka nol melalui 4 kali operasi pada 1970, 1983, 1985, 1992

Zimbabwe menghilangkan 3 angka nol

(14)

menyelamatkanuangnya ke Yuan dan US$. Hal ini didasari kepanikan publik, khawatir won-nya sama sekali kehilangan nilai.

Afghanistan Kekisruhan redenominasi Korea Utara terjadi juga di Afghanistan. Tahun 2002, pemerintah Afghanistan memberlakukan pemotongan 3 digit nol mata uang Afghani. Sayangnya, masyarakat tidak cukup mempercayai pemerintah yang meminta agar proses konversi berjalan natural. Kelangkaan mata uang baru terjadi setelah masyarakat berbondong-bondong memborong mata uang baru

Belanda Ketika Euro disepakati sebagai mata uang bersama Uni Eropa, otomatis mata uang lama dari negara-negara Eropa pemakai euro, seperti Gulden Belanda, juga mengalami redenominasi. Belanda juga saat terjadi penyesuaian Gulden menjadi Euro cukup mengalami masalah. Pedagang tidak menyikapi perubahan mata uang dengan nilai konversi yang baru, karena konversi Gulden menajdi Euro tidak berupa bilangan bulat kelipatan 10.

III.2.4 Pendapat Ekonom di Indonesia Tentang Redenominasi Rupiah.

Wakil Presiden Boediono menghimbau semua pihak untuk menjaga ketenangan dan kestabilan situasi ekonomi dan moneter. Menurut Wapres, redenominasi bukan berarti menandakan perekonomian memburuk. Redenominasi justru dilakukan pada saat perekonomian dalam kondisi yang baik.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa meskipun belum dikonsultasikan oleh pemerintah, namun kajian redenominasi rupiah yang akan dilakukan Bank Indonesia (BI) diyakini tidak berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wiryawan mendukung ide redenominasi yang sedang digulirkan Bank Indonesia. Ide simplifikasi nominal rupiah ini diyakini akan mempermudah hidupnya. "Saya oke-oke saja dengan ide redenominasi," kata Gita.

(15)

Analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih dan VP Research & Analys PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan bahwa redenominasi atau pengurangan nominal rupiah hanya memberikan efek psikologis ke pasar saham. Jika rencana itu tersosialisasi dengan baik, maka semestinya pasar saham tidak terpengaruh dan bisa bergerak dengan normal lagi.

BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

1. Redenominasi rupiah adalah penyederhanaan mata uang rupiah bukan pemotongan nilai mata uang rupiah. Redenominasi rupiah bertujuan efisiensi nilai mata uang rupiah. Redenominasi rupiah dilakukan secara pelahan dan memelukan waktu yang cukup panjang untuk menerapkan redenominasi melalui sejumlah tahapan.

2. Redenominasi rupiah diharapkan minimbulkan efek positif seperti dengan negara-negara yang sukses melakukan redenominasi dan para ekonom juga mengharapkan efek positif dari redenominasi rupiah.

(16)

1. Pemerintah diharapkan bisa aktif dan kontinyu dalam melakukan sosialisasi redenominasi rupiah agar redenominasi tidak berakhir hanya sebagai wacana yang tidak terealisasi.

2. Masyarakat juga ikut serta dalam menyukseskan realisasi redenominasi rupiah di Indonesia agar harapan redenominasi rupiah bisa tercapai dan bisa mermberi dampak positif.

3. Pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam mencapai realisasi redenominasi rupiah.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri. 2000. Perkembangan Moneter Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Adji Wahyu. 2007. Ekonomi Jilid.1.Jakarta : Erlangga. Samuelson,Paul A. 1985. Ekonomi.Ed-12. Jakarta: Erlangga.

Sukirno, Sadono. 1999. Pengantar Teori Makro edisi kedua. Jakarta: PT Raja grafindo persada.

Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar Makro Ekonomi edisi ketiga. Jakarta: Raja grafindo Persada.

(17)

www.pdf-world.com www.google.com

LAMPIRAN MATA UANG

(18)

KOMPAS.com - Anda tentu sudah jamak menemukan harga-harga yang diringkas pada menu minuman-makanan di kafe atau restoran. Harga satu porsi daging panggang Rp 95.000, misalnya, ditulis Rp 95, atau harga secangkir kopi Rp 25.000 ditulis Rp 25.

Dan tahukah Anda, ternyata pedagang dan pembeli di pasar-pasar tradisional hewan di Jawa Tengah sudah jauh hari meringkas rupiah. Jika pedagang menyebut harga seekor kambing Rp 2.000, itu maksudnya adalah Rp 2 juta. Sebaliknya, jika calon pembeli menawar Rp 1.500, itu artinya ia mengajukan penawaran Rp 1.500.000.

Dalam daftar menu kafe, rupiah ditulis ringkas. Di pasar hewan, rupiah diucapkan ringkas. Penulisan ataupun pengucapan rupiah secara ringkas tersebut dalam beberapa hal sejatinya adalah bentuk penyederhanaan digit rupiah yang hari-hari ini diserukan oleh Kementerian Keuangan (Kemkeu) dan Bank Indonesia (BI) sebagai redenominasi.

Konsep redenominasi yang digagas Kemkeu dan BI adalah menghapuskan tiga digit terakhir rupiah tanpa menurunkan nilai tukar mata uang yang digunakan. Latar belakangnya adalah digit rupiah yang sudah terlalu banyak dipandang tidak efisien. Apalagi, volume rupiah akan semakin berlipat seiring tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat.

Dari sisi nilai tukar terhadap mata uang asing seperti dollar AS, rupiah adalah yang terendah di Asia Tenggara setelah dong dari Vietnam. Padahal, produk domestik bruto (PDB) Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Artinya, rupiah dinilai terlalu rendah dibandingkan skala ekonomi Indonesia.

Guna mencapai tujuan, redenominasi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan yang dimulai tahun ini. Agenda pokoknya, antara lain, adalah pembahasan Rancangan Undang-Undang Redenominasi, konsultasi publik, rencana pencetakan uang dan distribusinya, serta penyesuaian infrastruktur dan teknologi informasi sistem pembayaran dan akuntansi.

Tahap kedua adalah masa transisi. Pada masa ini, BI akan mulai mengedarkan pecahan rupiah baru ke pasar dan berangsur-angsur menarik pecahan rupiah yang lama dari peredaran. Jadi, akan ada dua pecahan rupiah yang beredar pada masa ini, yakni rupiah baru dan lama. Pecahan baru adalah pecahan yang sudah dihilangkan tiga digit terakhirnya. Semisal saat ini pecahan Rp 100.000 nantinya ada pecahan baru Rp 100.

(19)

Pada masa transisi ini, pedagang diwajibkan mencantumkan dua harga sekaligus, yakni harga versi pecahan lama dan harga versi pecahan baru. Ini untuk

menghindari pembulatan ke atas secara berlebihan.

Tahap ketiga adalah saat pecahan rupiah baru disebut menjadi rupiah. Ini mengandaikan seluruh uang beredar di pasar adalah pecahan baru. Dengan demikian, tidak ada lagi rupiah baru dan lama, tetapi rupiah hasil redenominasi. Seluruh proses di luar tahap persiapan diperkirakan memerlukan waktu enam tahun.

Risiko yang berpotensi timbul selama proses redenominasi setidaknya adalah pembulatan harga ke atas yang bisa memicu inflasi, penolakan karena

ketidakpahaman, dan perselisihan perhitungan. Antisipasi yang jitu bakal membawa kesuksesan program maupun ekonomi.

Jika terjadi hal sebaliknya, berarti mohon maaf, BI dan Kemkeu kalah canggih daripada pasar hewan. (FX Laksana Agung Saputra)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/29/10104098/Meringkas.Rupiah ?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=

Redenominasi Bukan Memotong Nilai Rupiah

Penulis : Harry Susilo | Minggu, 27 Januari 2013 | 18:57 WIB KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

SIDOARJO, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, sosialisasi redenominasi atau penyederhanaan nilai pecahan rupiah harus matang karena banyak warga belum paham.

"Masih banyak masyarakat kita yang belum memahami apa itu redenominasi. Jangan sampai dianggap sebagai sanering atau pemotongan nilai uang. Itu tidak baik karena dapat menimbulkan distorsi," kata Hatta, di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (27/1/2013).

Hatta mengatakan, pemerintah tidak akan gegabah meluncurkan program redenominasi tanpa disertai sosialisasi matang. Sebab, jika redenominasi gagal, hal itu dapat memunculkan dampak inflasi.

"Ada negara yang sukses melaksanakan (penyederhanaan) ini, tetapi ada juga negara yang gagal dan malah menimbulkan inflasi. Kita tentu tidak ingin gagal, oleh sebab itu harus hati-hati," ucap Hatta.

Redenominasi yang digagas pemerintah dan Bank Indonesia adalah

(20)

mengubah nilai tukar mata uang tersebut. Sebagai contoh, pecahan Rp 10.000 akan diganti Rp 10.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/27/18570321/Redenominasi.Buk an.Memotong.Nilai.Rupiah

Apa Manfaat Redenominasi Rupiah?

Penulis : Didik Purwanto | Rabu, 30 Januari 2013 | 15:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, redenominasi atau penyederhanaan nilai nominal rupiah mempunyai beberapa manfaat, di antaranya kebanggaan sebagai bangsa. Menurut dia, dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih besar, terdapat penilaian bahwa perekonomian Indonesia masih terbelakang.

"Indonesia itu nilai tukarnya masih besar, jadi ada persepsi bahwa negara yang memiliki nilai tukar masih besar memiliki perekonomian terbelakang. Apalagi, nilai tukar yang masih besar-besar ini dipersepsikan sebagai negara berkembang," kata Destry kepada Kompas.com saat ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (30/1/2013).

Ia menilai kebijakan redenominasi akan memberikan manfaat ekonomis kepada masyarakat. Manfaat paling utama adalah kebanggaan (pride).

(21)

ringgit, peso Filipina yang sebesar 41,92 peso, baht Thailand sebesar 30,52 baht, dan dollar Singapura sebesar 1,23 dollar Singapura.

"Jangan sampai seperti Zimbabwe yang masih memiliki lembaran senilai 1 juta. Mereka kan inflasinya juga tinggi," tuturnya.

Dengan kondisi tersebut, bank sentral dinilai memang harus segera menerapkan wacana redenominasi ini dengan sebaik-baiknya. Untuk mempercepat informasi, bank sentral juga harus segera mengedukasi masyarakat agar mereka tahu manfaat redenomasi secara utuh.

Kekhawatiran yang muncul, menurut Destry, adalah kesiapan perbankan ataupun institusi keuangan yang harus mengeluarkan biaya investasi untuk sistem

elektronik nilai tukarnya, misalnya dari Rp 10.000 menjadi Rp 10. Nantinya, pihak bank juga harus mengeluarkan investasi sistem di jaringan anjungan tunai mandiri (ATM).

"ATM nanti juga harus bisa mengambil dua-duanya, jangan sampai hilang salah satu. Nantinya ATM ini juga bisa mengambil uang dalam denominasi baru ataupun lama," katanya.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/30/15025056/Apa.Manfaat.Rede nominasi.Rupiah?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=

Sesi Tanya Jawab

Apa akibat dari cadangan kas yang tinggi? (Eclesia Elisabeth)

Akibat dari tingginya cadangan kas, maka kemampuan bank umum untuk memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak mampu memberikan pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di bank semakin bertambah.

Apa penyebab gagalnya redenominasi? (Maria Indah Sari)

(22)

Contoh kestabilan mata uang? ( Henny Purnamasari)

 Sistem kestabilan mata uang mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.

 Sistem kestabilan mata uang adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.

 kestabilan mata uang adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Apakah dulu sanering di Indonesia termasuk berhasil atau gagal? (Diki Setiawan)

(23)

Jelaskan mengapa kebijakan moneter bisa meningkatkan kesejahteraan? (Erni)

Tercipta Stabilisasi ekonomi merupakan suatu keadaan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan Jika terjadi stabilitas ekonomi, maka kegiatan usaha atau kegiatan produksi meningkat. Peningkatan produksi akan diikuti dengan terbukanya kesempatan kerja, pendapatan masyarakat meningkat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, kondisi ekonomi yang baik akan ditandai dengan tingkat harga barang yang stabil. Harga barang yang terjangkau oleh masyarakat sehingga daya beli masyarakat meningkat dan kesejahteraan meningkat.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih ( Pleurotus sp ) di daerah penelitian adalah strategi SO ( Strenghts ± Opportunities ) yaitu

3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi

Dalam Penelitian ini matahari terkena biopsi kulit dari pasien yang lebih tua mengungkapkan respon inflamasi meningkat dengan mononuklear. sel dibandingkan dengan daerah

Proses Dapur Tinggi Listrik5. Proses

Usaha rental mobil memilki target pasar yang sangat luas, oleh karena itu diperlukan variasi produk yang dapat menjangkau semua jenis konsumen. Disamping itu persaingan dalam

telah di semester VII, telah menempuh minimal 110 sks dan telah lulus mata kuliah pendukung PI yang telah dipersyaratkan di buku Pedoman Pelaksanaan Praktek

Kiai Gede Tapa Pamungkas tatap wajah Naga Geni sesaat lalu berpaling pada Naga Suci.... “Naga Suci, apakah pengakuan Naga Geni itu menjadi

Tuhan menciptakan manusia terdiri dari unsur ruh dan jasad yang keduanya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainya dan merupakan satu kesatuan untuk saling