• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR MANAJEMEN STARTEGIS DAN KEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR MANAJEMEN STARTEGIS DAN KEP"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Manajemen Strategi

KONSEP DASAR MANAJEMEN STARTEGIS DAN KEPEMIMPINAN

OLEH : Kelompok 1

Miftahul Jannah S 006801442016 Aulia Amandari 003201442016

Sadiman 000201442016

PASCASARJANA UMI MASTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

(3)

Kepemimpinan telah menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan organisasi. Sering organisasi dikatakan akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan lain mengatakan bahawa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard,

bahwa kepemimpinan dimulai dari hati dan keluar untuk melayani mereka yang di

pimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi pemimpin sejati.Tanpa

perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya

integritas yang kokoh, seseorang tidak akan menjadi pemimpin.

Untuk lebih jelasnya dapat didefinisikan bahwa pemimpin adalah seorang

yang mendapatkan amanah serta memiliki sifa, sikap dan gaya yang baik untuk

mengatur dan mengurus orang lain. Kepemimpinan meliputi proses

mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivaso perilaku

pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki

kelompoknya.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dan peran manajemen strategi? 2. Apa manfaat dan resiko dari manajemen strategi? 3. Apa saja teori kepemimpinan itu ?

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Strategi

Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen strategi dalam pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian dari manajemen strategi itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan gambaran atau teori tentang manajemen strategi itu sendiri.

Barney, 2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.

Grant, 2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.

David 2005:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

(5)

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.

Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses

a) Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.

b) Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat

diimplementasikan.

c) Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

2. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/ penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/ akuntansi, operasional/ produksi dari sebuah organisasi. Strategik selalu “memberikan sebuah

(6)

organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.

Tujuan sebuah perusahaan menerapkan sistem Manajemen Strategi juga sebagai berikut : memberikan arah pencapaian tujuan organisasi / perusahaan Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.

Membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak organisasi/ perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.

Dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu/ berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.

B. Peran Manajemen Strategi

(7)

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen mungkin

Esensi Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :

1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan

Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-pastian dan penuh risiko.

2. Berpikir Strategik

(8)

SDM dan SDB) dengan secara komprehensif memperhatikan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.

3. Manajemen Strategik

Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:

1. Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk,

(9)

2. Ancaman produk pengganti (biaya/harga)

3. Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan) 4. Kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan).

Dalam proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang dibuat.

C. Manfaat dan Resiko Manajemen Strategi 1. Manfaat manajemen strategi

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.

(10)

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.

5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurang

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.

Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi 3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

(11)

5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi

8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi. 2. Resiko manajemen strategi

Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaan strategik akan menimbulkan beberapa resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik, yaitu:

1. Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik mungkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional. 2. Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam

penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.

3. Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.

Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau memperkecil timbulnya resiko dengan cara:

(12)

2. Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk membuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan oleh mereka dan bawahannya.

3. Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau peningkatan dalam ganjaran.

Sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu menerapkan dan mengembangkan kemapuan manajemen internalnya guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik yang tepat untuk diaplikasikan.

(13)

hidup orang lain. Dunia menjadi tanpa perbatasan dengan warga Negara global, pesaing global, pelanggan global, pemasok global, dan distributor global.

D.

Teori Kepemimpinan

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar

nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa

teori tentang kepemimpinan antara lain :

1)

Teori Kepemimpinan Sifat

Kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu

sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang

beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian

teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini

mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan

bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat

dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik,

mental dan kepribadian.

2)

Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki

kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:

a)

yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin

yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala

yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan

(14)

b)

disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang

memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,

bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana

pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

3)

Teori kewibawaan pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,

sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku

orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut

bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4)

Teori kepemimpinan situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan

harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan

bawahan.

5)

Teori kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran

yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

E. Tujuan dan Peran Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai penekanan yang sama yaitu arah dan tujuan

bagi organisasi. Kepemimpinan lebih banyak berfokus menciptakan visi ke depan

bagi organisasi dan mengembangkan strategi jauh ke depan tentang

perubahan-perubahan yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi tersebut bagi organisasi.

(15)

the horizon) dan menekankan hasil-hasil jangka panjang (long term result)

Kotter,1996.

Visi merupakan sebuah gambaran dari ambisi, bentuk impian yang

diinginkan bagi

organisasi. Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok,

tujuan pribadi anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin :

1)

Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang

bersangkutan dan menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional

organisasi yang ada.

2)

Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada

masingmasing anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.

3)

Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran,

pelatihan, penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga

anggota kelompok dapat mengembangkan pribadinya.

4)

Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada

pimpinan berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi

nasehat, dan sebagainya.

Menurut sejarah, masa ‘Kepemimpinan’ muncul pada abad ke-18.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok

yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Kpemimpinan berarti juga

kemampuan dan keterampilan seseotang yang menduduki jaatan sebagai

(16)

untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang

positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Menrut James. AF Stoner, tugas utama seorang pemimpin adalah :

1)

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk bekerja, dengan orang lain,

salah satu dengan atasannya, staff atau atasan lain dalam organisasi sebaik

diluar organisasi.

2)

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan

tugas, menjadikan evaluasi untuk mencapai outcome yang terbaik.

Pemimpin ertanggung jawab atas kesuksesan staffnya tanpa kegagalan.

3)

Seorang pemimpin harus bisa menyusun tugas dengan mendahulukan

prioritas. Pemimpin harus bisa mengatur waktu dan menyelesaikan masalah

secara efektif.

4)

Seorang pemimin harus berfikir analitis dan konseptual.agar dapat

mngidetiifkasi masalaah dengan akurat.

5)

Seorang pemimpin harus mampu mengaajak dan melakukan kompromi

6)

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33)

Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai

tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau

mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi.

Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing,

memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan

(17)

Menurut Henry Mintzberg, Peran pemimpin adalah :

1)

Peran hubungan antar perorangan, fungsinya sebagai pemimpin yang

dicontoh, pembangun tim, paltih, direktur, mentor konsultasi.

2)

Fungsi pera informal sebagai mentor, penyebar informasi dan juru bicara.

3)

Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan

(18)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencana strategik diatas maka pada tahun 1980-an muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategi. Model ini mengkombinasikan pola berpikir strategis dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategis tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan pengawasan. Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:

1. Peralihan dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing. Pembuatan strategi lebih didasarkan pada konsep keunggulan bersaing

2. Peralihan dari Elitism menjadi Egalitarianism berpikir strategik dalam Manajemen Strategis tidak hanya dilakukan oleh para kelompok elit perencana saja, tetapi juga ditanamkan kepada setiap anggota organisasi.

3. Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi kreativitas Dalam Manajemen Strategik, strategi-strateginya tidak hanya terfokus pada faktor-faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur saja, tetapi juga

mempertimbangkan perspektif yang lebih kualitatif.

(19)

Untuk Menerapkan manajemen dalam suatu organisasi diperlukan adanya

kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk

meraih mutu. Manajemen juga mengenal standar kinerja, tetapi bedanya standar

ini bisa ditingkatkan. Untuk tumanajemen memerlukan kepemimpinan yang

khusus agar organisasi beljalan dan berkelanjutan.

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kepribadian, pengetahuan,

spiritual, skill atau kemampuan, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang

lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari

esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka

(20)

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Management text and cases. USA: The Dryden Press.

Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and Sustaining Superior Performance. New York : The free pross.

Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000).Strategic management, Formulation Implementation and Control. Malaysia: McGraw Hill.

Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998).Strategic Management Concepts. USA: Prentice Hall, Inc.

2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).

(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses 11 November 2011).

2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online).

(Http://duniabaca.com/hakekat -dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 11

Referensi

Dokumen terkait

Komite audit dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasio melalui presentase anggota komite audit yang berasal dari luar komite audit terhadap seluruh anggota komite

Dari hasil perhitungan diatas maka Jembatan Sungai Tanjung Kemala Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan ini menggunakan pipa sandaran 3 inchi, plat

disebut DNA. Sintesis adalah proses pembuatan bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh organisme untuk semua aktivitas sel-selnya, sedangkan respirasi seluler adalah

Akun Instagram gossip Lambe Turah yang saat ini tengah menjadi populer di media sosial, turut memberitakan polemik tersebut dengan meng-upload bukti seperti foto akta kelahiran

Sentuhan berulangan atau berpanjangan dengan semburan atau kabus boleh menyebabkan perengsaan mata yang kronik dan perengsaan kulit yang teruk.. Pendedahan berulangan atau

1 TBA0001 SK KAMPONG RAJA 22200 BESUT TERENGGANU.. PANCHOR