• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH MASALAH DUNIA ISLAM Tantangan Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MASALAH MASALAH DUNIA ISLAM Tantangan Ko"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MASALAH-MASALAH DUNIA ISLAM

“ Tantangan Kontemporer : Permasalahan Islam “

sebagai Kaum Minoritas di Perancis

Dosen Pengampu : Sidiq Ahmadi.,S.IP.,MA.

Oleh :

Kelompok 6

Naufal Hibatullah 20130510147

Nurinayah 20130510293

M. Alfian Maulana 20130510374

Novriansyah Gunawan 20130510476

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

Pendahuluan Latar Belakang

Globalisasi dan menguatnya politik identitas memicu munculnya kembali diskursus minoritas. Keadaan inilah yang dirasakan oleh kaum minoritas islam yang cenderung diciderai keberadaannya dibelahan bumi Eropa. Pada abad 21 saat ini islam berkembang dengan sangat pesat di daratan Eropa, namun disisi lain perkembangan tersebut kaum islam minoritas terus mendapatkan tekanan baik dalam bentuk diskrimisasi maupun persekusi. Kehadiran islam di Perancis sudah ada sejak abad 8 M dan mulai teridentifikasi semenjak akhir abad 19 dan awal abad 20. Namun bagai menemui batu sandungan besar terutama pasca terjadinya tragedi besar yakni Peristiwa 11 September 2001 semakin memperburuk hubungan antara minoritas islam dengan Perancis, ditambah lagi dengan terjadinya penyerangan teoris terhadap Ibu Kota Perancis yakni Paris yang diprakarsai oleh kelompok militan ISIS pada 13 November 2015 menjadi babak baru penderitaan kaum minoritas islam di Perancis. 1 Dalam perkembangannya

hingga saat ini minoritas islam mengalami halangan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak jarang mereka menghadapi berbagai masalah yang bersifat sosial,kultural,dan politis, lebih dari itu bahkan kelangsungan minoritas islam yang krusial yakni untuk melaksanakan kewajibannya seperti solat dan menutup aurat menjadi hal yang harus diperdebatkan. Problematika islam minoritas tidak hanya berpusat pada bagaimana integrasi dan keberadaan mereka dalam mayoritas saja melainkan pengakuan “kesedaratan” atau diakui keberadaan mereka. Dalam kenyatannya hal yang terjadi dalam hubungan antara kaum islam minoritas dengan masyarakat mayoritas Perancis selama ini ialah kecenderungan untuk saling berprasangka yang berujung pada tindakan yang diskriminatif.

Oleh karena itu penulis menyusun paper ini untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh kaum minoritas islam ditanah Perancis.Berusaha untuk menjelaskan bagaimanan proses masuknya islam di Perancis kemudian menjelaskan tentang bentuk-bentuk diskriminasi yang dilakukan terhadap kaum minoritas islam dan serta berusaha untuk memberikan solusi alternative sebagai masukan untuk penyelesaian permasalahan tersebut.

Pembahasan

(3)

Sejarah Masuknya Islam di Perancis

Perkenalan Prancis dengan Islam sudah berlangsung lama, pada abad 8 M Islam mencoba memperluas daerah kekuasaannya, tetapi sebab kegagalan di abad pertengahan ini ialah Islam sibuk menghadapi Perang Salib dan akhirnya mereka meninggalkan Perancis. Demikian pula Perancis pernah menjajah negeri-negeri Islam seperti Aljazair, Maroko, Tunisia, Senegal, Mali dan libanon. Bahkan Perancis pernah menjadikan Aljazair sebagai salah satu provinsinya . Selanjutnya Bangsa Perancis pernah menginjakkan kakinya di Mesir di saat Napoleon menaklukan Mesir pada tahun 1798. Penaklukan ini sudah lama diinginkan oleh Raja Louis XIV untuk memudahkan jalur perdagangan melalui Laut Merah dan Laut Tengah menuju ke Timur dan ke India. Masuknya Islam di Perancis ini menjadi signifikan bersamaan dengan kolonialisasi Perancis di Afrika Utara yang dimulai pada tahun 1830. Para pedagang dikenal dengan istilah

turcos datang dari Aljazair setelah tahun 1850, menyusul kemudian imigran Maroko yang bekerja di dermaga Merseilles, kontruksi pembangunan kota Paris dan di sektor pertambangan di Perancis bagian selatan.

Sesudah Perang Dunia I, Perancis sangat kekurangan tenaga kerja dan untuk mengejar kekurangan ini imigrasi orang-orang Aljazairpun didorong untuk pindah ke Perancis.2

[ CITATION Liv15 \l 1033 ] Pada tahun 1924 penduduk muslim mencapai 120.000 orang. Imigrasi muslim ke Prancis cenderungan meningkat setelah Perang Dunia II, dengan penduduk muslim mencapai 240.000 pada tahun 1950 . Pada awal abad 18, gelombang pekerja berdatangan lagi ke Perancis, utamanya setelah Aljazair merdeka tahun 1962. Pekerja itu terdiri atas warga Aljazair, Maroko, dan Tunisia. Pada tahun 1974 pemerintah Perancis mengeluarkan deregulasi tentang bolehnya membawa istri dan keluarga bagi para pekerja tersebut. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah orang-orang Islam bertambah dan semakin plural. Hal ini ditandai dengan hadirnya pendatang Turki, Afrika (Senegal, Mali, Mauritania), Timur Tengah (Mesir, Siria, Iraq, Lebanon), Asia Barat dan Tengah (Iran, Afganistan,Pakistan). Disamping pekerja, masuk pula para pelajar, intelektual, dan professional muslim di Perancis ini yang menyebabkan Islam secara perlahan namun pasti mengalami perkembangan dan pertambahan hingga Islam menjadi agama kedua di Perancis setelah Kristen.3

2 Ahmed, L. I. (n.d.). Muslim in the West. Retrieved 12 14, 2015, from Saalam

3 Islam in France. (n.d.). Retrieved 12 14, 2015, from Euro-Islam.info: http://www.euro

(4)

Komunitas Muslim

Jumlah kaum muslim di Perancis jika dihitung secara pasti memang agak sulit, tetapi memperkirakannya sesuai dengan sensus boleh jadi dapat membantu memprediksi jumlah masyarakat muslim. Secara umum komunitas muslim di Perancis terdiri atas empat unsur [ CITATION Isl15 \l 1033 ]:

1. Orang asing yang berasal dari negara muslim yang sudah lama di Perancis. Pada sensus tahun 1990 dilaporkan berjumlah 614.207 (Aljazair), 575.652 (Maroko), 206.336 (Tunisia)197. 712 (Turki).

2. Orang Aljazair yang berkebangsaan Perancis. Sejak Aljazair merdeka, sebagian mereka ada yang pindah ke Perancis dan memilih menjadi warga negara Perancis. Menurut data yang ada, mereka berjumlah kurang lebih 500.000 orang.

3. “Perancis Baru” yaitu muslim yang mendapatkan hak kewarganegaraan akibat kelahiran atau naturalisasi. Mereka ini memiliki akses yang cukup luas untuk berkiprah di masyarakat Perancis.

4. Komunitas Perancis yang memeluk Islam yang sekitar 40.000-an orang. Seiring dengan berkembangannya agama Islam di negara Perancis, jumlah sarana ibadah dan kegiatan keislaman pun semakin meningkat.

Menurut survei yang dilakukan kelompok Muslim Perancis, sampai saat ini, jumlah masjid di seantero Perancis mencapai 2500 buah dan kurang lebih 300 lagi masih dalam tahappembangunan.4[ CITATION Por15 \l 1033 ] Mulai dari yang berupa ruangan sewaan di

bawah tanah sampai gedung yang dimiliki oleh warga Muslim dan dibangun di tempat-tempat umum. Awalnya, masjid-masjid yang ada di Perancis didirikan oleh orang-orang Muslim asal Pakistan yang bekerja di pabrik-pabrik di Paris, Perancis. Mereka mengubah ruangan kecil tempat makan siang atau berganti pakaian menjadi ruangan untuk shalat. Terkadang, mereka menggunakan ruangan di asramanya sebagai sarana ibadah. Sehingga, hal itu terus berkembang dan menyebar. Tak hanya masjid yang tumbuh, sekolah dan lembaga pendidikan Islam di negeri mode ini pun turut berkembang. Sejumlah sekolah Islam berdiri di Perancis. Sampai kini, sedikitnya ada empat sekolah Muslim swasta yang kurikulumnya disesuaikan dengan kurikulum

(5)

pendidikan nasional Prancis, namun ada tambahan pelajaran khusus muatan lokal tentang keislaman, seperti bahasa Arab dan agama Islam.5[ CITATION Osa09 \l 1033 ]

Bentuk – Bentuk Diksriminasi Islam di Perancis SIMBOL KEAGAMAAN

Salah satu diskriminasi utama yang diterima umat Muslim di Prancis adalah simbol keagamaan. Kerudung dan jenggot yang dianggap sebagai simbol agama (simbol religius), bisa menimbulkan aksi kekerasan, membahayakan kehidupan rakyat dan negara yang berdasar sekulerisme. Sehingga diskriminasi terhadap umat Muslim hanya menjalankan kewajiban Islam untuk menggunakan Jilbab atau Cadar pun terjadi dimana-mana. Mulai dari kehidupan sehari-hari, parasiswa dan pengajar di sekolah, hingga di dunia kerja bagi para pegawai. Terutama setelah kejadian 9/11 di Amerika, Muslim yang tinggal di negara baratpun harus hidup dengan aturan-aturan yang berlawanan dengan tuntutan agama, ini membuat ruang gerak bagi mereka sedikit terkekang oleh aturan tersebut. Di Perancis, diskriminasi sangat terasa bagi umat Muslim karena memiki tatacara berpakaian yang lebih menonjol di banding agama-agama lain. 6

IBADAH

Salah satu kewajiban umat Muslim adalah beribadah yaitu mendirikan shalat Namun sangat disayangkan, bentuk diskriminasi terhadap umat muslim di Perancis bukan hanya di kehidupan sosial. Umat Muslim di Perancis pun harus menghadapi berbagai halangan hanya untuk menjalankan ibadah shalat. Perusahaan-perusahaan diizinkan untuk menerapkan larangan penggunaan simbol keagamaan atau budaya dengan alasan dapat mengganggu klien atau kolega mereka atau dapat mengganggu citra perusahaan, pada hal peraturan Uni Eropa melarang diskriminasi dengan alasan agama atau keyakinan.

Umat Islam di Perancis juga banyak yang harus sembah yang di tempat terbuka karena pemerintah menolak kebanyakan pengajuan pembangunan masjid dengan alasan tidak sesuai

5 Osa, & Taq. (2009, 7 27). Islam di Prancis Terbesar di Eropa. Retrieved 12 14, 2015, from –Republika.

(6)

dengan tradisi dan budaya. Selain itu penyerangan juga terjadi ketempat beribadah Muslim. Terhitung sekitar 40 serangan terhadap masjid terjadi pada tahun 2012.7

PEKERJAAN

Diskriminasi bagi warga muslim di Perancis masih terus menghadapi diskriminasi di berbagai aspek. Satu lagi bentuk diskriminasi terhadap umat Islam di Prancis adalah di dunia kerja. Dibandingkan rekan-rekan mereka yang non muslim, pemeluk Islam mendapatkan intimidasi dan diskriminasi 2,5 kali lipat lebih banyak dari mereka. Hal itu bisa berupa berbagai hal, seperti hal kecil berupa pembedaan perlakuan. Data tersebut disimpulkan dari riset sebuah penelitian professor ilmu politik David Laitin, yang baru dikeluarkan Universitas Stanford.

Tidak hanya ketika bekerja, dalam mencari pekerjaanpun umat Islam di Prancis juga mengalami diskriminasi. Dalam studi lain yang diterbitkan oleh Prosiding National Academy of Sciences tersebut disimpulkan bahwa warga Prancis yang beragama nonmuslim lebih banyak untuk dipanggil dalam wawancara kerja dari pada warga muslim, yaitu sebesar 2,5 kali lipat. Walaupun keduanya sama-sama berkualitas dengan etnis dan latarbelakang yang sama. Sehingga hal ini sangat jelas menunjukan diskriminasi terhadap umat Muslim. 8

Penelitian juga membuktikan, identitas sekuler mempengaruhi hasil lamaran pekerjaan. Kandidat Muslim memiliki peluang dua kali lipat untuk masuk ketahap wawancara ketika mengatakan mereka sekuler, di banding saat mengaku taat. Sebaliknya, peluang kandidat Katolik berkurang separuh ketika mengaku sekuler. Hal ini kemungkinan terjadi karena identifikasi Katolik dilihat oleh perekrut sebagai tanda bahwa pria itu lebih disiplin.

PENYERANGAN

Dan bentuk diskriminasi yg paling disayangkan adalah penyerangan terhadap umat Muslim di Prancis. Tidak hanya serangan verbal, tetapi serangan fisik juga terjadi terhadap Muslim di Perancis, dan hal ini telah meningkat secara terus menerus. Dalam sebuah laporan tahunan, CCIF mengatakan serangan terhadap Muslim Perancis telah terus meningkat dalam

7 Republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/11/27/me5a78-muslim-prancis-masih-alami-diskriminasi.

(7)

beberapa tahun terakhir. Dikatakan bahwa serangan anti-Muslim meningkat menjadi 469 kasus tahun lalu, darihanya 298 kasus pada 2011 dan 188 kasus pada tahun 2010.

Serangan-serangan itu ditujukan terhadap Muslim, dan sayangnya hal ini terutama diterima perempuan.Penyerangan yang terjadi pun beragam, mulai dari kehidupan sehari-hari di jalan, di tempat tinggal dan toko-toko, bahkan penyerangan terjadi terhadap tempat-tempat yang dianggap sakral seperti Masjid dan Pemakaman Muslim.

Prospek Integrasi dan Solusi Terhadap Diskriminasi Muslim di Perancis

Kaum Muslim merupakan salah satu imigran yang tiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah di Eropa. Muslim yang tinggal di Eropa yang berasal dari Asia, Afrika, Balkan, Turki, dan berbagai area lain kemudian hingga kini telah menjadi kelompok minoritas yang besar di Eropa. Belum lagi ketika kelompok Muslim tersebut kemudian melahirkan generasi-generasi kedua bahkan ketiga, tentu kelompok minoritas Muslim di Eropa akan kian banyak. Melihat keadaan tersebut, Muslim tentu akan turut mempengaruhi masa depan Eropa. Isu diskriminasi menjadi penting seiring dengan pertumbuhan jumlah imigran muslim di Eropa pada umumnya dan Prancis pada khususnya setiap tahunnya, untuk mengatasi isu ini peran berbagai pihak diperlukan agar kedepannya isu diskriminasi tidak terjadi dan menyebar di kemudian hari berikut hal-hal yang mungkin dapat dilakukan.9

Peran organisasi-organisasi muslim maupun organisasi-organisai internasional lain dalam isu diskriminasi muslim sudah seharusnya lebih pro aktif, karena dalam beberapa tahun terakhir peran organisasi-organisasi tersebut seperti Organisasi Konferensi Islam, Amnesty Internasional, Komite Menentang Islamfobia di Perancis (CCIF) hanya sebatas laporan terhadap data diskriminasi yang terjadi di Eropa maupun Prancis, sudah saatnya organisasi-organisasi tersebut melakukan aksi nyata karena sudah bukan waktunya lagi untuk sekedar berbicara mengenai isu ini harus ada langkah nyata yang dilakukan.10 Selain itu Uni Eropa sebagai organisasi utama di

Eropa harusnya berbuat lebih banyak untuk menantang pandangan negatif dan prasangka buruk terhadap Islam, setiap kebijakan yang dirumuskan harusnya lebih menyentuh ke ranah grassroot

9 Indonesia), (. (2012, Mei 5). Menelusuri Diskriminasi Muslim di Eropa. Dipetik Desember 13, 2015.

(8)

dimana masalah utama terdapat dan bersumber, dalam mengimplementasikan kebijakan terhadap para penduduk Muslim yang ada di Eropa, pemerintah Uni Eropa memang telah mendirikan sebuah dewan konsultatif Muslim sebagai bentuk kepedulian pemerintah Eropa terhadap aspirasi Muslim di Eropa.

Fungsi dari dewan konsultatif Muslim ini adalah sebagai perantara atau bisa disebut juga juru bicara resmi dari kelompok muslim yang dapat terhubung dengan pemerintahan resmi negara. Di satu sisi, memang di sini terlihat bahwa pemerintah negara-negara di Eropa berusaha tidak meminggirkan kelompok minoritas, yakni Islam, mempromosikan kebijakan-kebijakan dengan prinsip ekualitas, serta menerapkan kebebasan memeluk agama. Namun, di sisi lain ternyata pemerintah Eropa masih berhubungan erat dengan gereja dan masih ditemukan adanya pola hubungan yang erat antara negara dan gereja sehingga gereja dapat menikmati keistimewaan-keistimewaan tertentu. Selain itu, kebijakan pemerintah yang menyediakan dewan untuk berdialog dengan perwakilan resmi negara dan masyarakat sipil lainnya, justru menyebabkan kelompok Muslim ternyata tidak memiliki akses langsung untuk berinteraksi dengan masyarakat Eropa itu sendiri. Hal ini justru akan menyebabkan masyarakat Muslim di Eropa merasa terdiskriminasi. Sesungguhnya pemerintah perlu untuk meningkatkan akses bagi masyarakat Muslim untuk dapat berinteraksi langsung dalam kebudayaan dan masyarakat Eropa dibandingkan dengan menyediakan lembaga resmi yang justru membuat masyarakat Muslim merasa terpinggirkan. Namun, di samping itu pemerintah juga menerapkan kebijakan memberikan status legal kepada masyarakat Muslim dengan memperbolehkan masyarakat Muslim untuk berorganisasi, mendirikan simbol-simbol Islam, misalnya masjid dan lembaga Islam seperti sekolah Islam dengan memenuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tiap-tiap negara Eropa.

(9)

berputar. Pada intinya dari pada mengisolasi dan mendiskriminasi penduduk dan migran Muslim dalam berkehidupan di Prancis, pemerintah Prancis seharusnya menampung kepentingan Muslim itu sendiri dan lebih aktif mengusahakan integrasi untuk merangkul penduduk asli Prancis dan kelompok Muslim bersama-sama. Hal ini dapat menjadi sebuah prospek baik bagi integrasi Muslim di Prancis meski pada kenyataannya hal ini tentu sulit dilakukan.11

Pada ranah individu yang dapat dilakukan sudah tidak ada gunanya lagi selalu berperan sebagai korban, karena itu tidak membawa perubahan, melainkan hanya sikap pasif. Sudah saatnya umat muslim di Prancis bersikap aktif sebagai warga negara. Artinya berperan mengubah citra mereka sendiri. Termasuk menjadikan tiap mesjid di Prancis sebagai gedung terbuka. Termasuk ikut pula berdiskusi dalam masyarakat. Selanjutnya tiap warga muslim di Eropa berkewajiban untuk aktif dan juga memanfaatkan hak warga yang mereka miliki sebagai penduduk di Prancis. Tidak boleh ada kesimpulan, bahwa seorang warga muslim tidak dapat sekaligus menjadi warga Eropa.

Penutup Kesimpulan

Permasalahan kontemporer mengenai kaum islam minoritas di negara sekuler seperti Perancis mejadi hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya islam masuk ke Perancis sejak abad 8 M dan mulai teridentifikasi pada akhir abad 19 dengan alasan bahwasannya pada saat itu Perancis membutuhkan kaum islam karena kekurangan tenaga kerja dan penduduk terutama pasca Perang Dunia . Kemudian untuk mengejar kekurangan ini imigrasi penduduk dari negara islam seperti

(10)

Aljazair ,Turki dan Maroko terjadi dan diperbolehkan oleh Perancis. Banyaknya bentuk diskrimisi yang dialami oleh kaum minoritas islam di Perancis dengan berlandaskan pada ketakuatan mereka akan tindakan radikal yang dilakukan oleh kaum islam seperti yang terjadi pada peristiwa pemboman pada 9 September 2001 dan 13 November 2015 semakin memperburuk citra islam di mata Perancis dan melakukan penekanan terhadap kaum minoritas islam di kawasan mereka . Oleh karena itu permasalahan ini memerlukan penyelesaian yakni dengan adanya kerjasama dari segala pihak seperti organisasi islam, perwakilan umat muslim pada organisasi internasional dan dukungan pro aktif dari masyarakat islam dunia untuk membantu menyumbang pikiran dan tindakan dalam penyelesaian masalah ini.

Daftar Pustaka

- Ahmed, L. I. (n.d.). Muslim in the West. Retrieved 12 14, 2015, from Saalam: http://www.salaam.co.uk/themeofthemonth/april02_index.

(11)

- Osa, & Taq. (2009, 7 27). Islam di Prancis Terbesar di Eropa. Retrieved 12 14, 2015, from -Republika: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/09/07/27/65037-islam-di-prancis-terbesar-di-eropa.

- Porter, T. (2015, 6 16). French Muslim leader Dalil Boubaker calls for empty Catholic churches to be turned into mosques. Retrieved 12 14, 2015, from INTERNATIONAL BUSINESS TIMES: http://www.ibtimes.co.uk/french-muslim-leader-dalil-boubaker-calls-empty-catholic-churches-be-turned-into-mosques-1506417

- Indonesia), (. (2012, Mei 5). Menelusuri Diskriminasi Muslim di Eropa. Dipetik Desember 13, 2015, dari http://indonesian.irib.ir:

http://indonesian.irib.ir/ranah/sosialita/item/43812-Menelusuri_Diskriminasi_Muslim_di_Eropa

- Konferensi Seputar Diskriminasi Warga Muslim Di Eropa. (2008, Januari 11). Dipetik Desember 13, 2015, dari www.dw.com: http://www.dw.com/id/konferensi-seputar-diskriminasi-warga-muslim-di-eropa/a-3053839

- Yustiazari, F. (2015, Januari 10). Muslim di Eropa: Melihat Celah dan Prospek Integrasi Muslim di Eropa. Dipetik Desember 13, 2015, dari web.unair.ac.id.

- Arrahmah.com/news/2013/07/05/serangan-anti-muslim-kian-meningkat-di Perancis.

- Republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/11/27/me5a78-muslim-prancis-masih-alami-diskriminasi.

- Muslimdaily.net/berita/internasional/muslim-prancis-juga-hadapi-diskriminasi-di-lapangan-kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan proporsi sukrosa dengan sorbitol berpengaruh nyata ( α = 5%) terhadap kadar air, tekstur ( hardness ), kadar

Sebaiknya larutan uji yang digunakan juga bisa dipakai untuk penentuan alkalinitas karbonat dengan indikator fenolftalein sehingga praktikan dapat membandingkan

Ø Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka

kecerdasan visual spasial terhadap prestasi belajar matematika materi segitiga. pada siswa kelas VII SMPN 2 Sumbergempol Tulungagung

Dari pengujian yang telah dilakukan, sistem kontrol temperatur menggunakan metode PID dan pemanasnya menggunakan 2 buah lampu bohlamp yang masing-masing 60W dengan

Pada tahap uji coba lapangan ini akan diberikan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas VII.9 di SMP Negeri 18 Palembang yang berjumlah 36 siswa dengan

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa semester III yang bertempat tinggal di..