• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam melakukan aktifitas sehari-hari

dengan manusia lain selalu melakukan kontrak atau perjanjian baik itu melakukan

perjanjian jual beli barang kebutuhan sehari-hari, perjanjian jasa pengangkutan,

perjanjian sewa-menyewa dan sebagainya.Kontrak berawal dari suatu perbedaan

atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Oleh karena itu diperlukan

Negosiasi (proses tawar menawar).1

Hukum kontrak merupakan bidang hukum yang sangat penting di era

globalisasi terutama dalam mendukung kegiatan di sektor perdagangan dan

transaksi bisnis internasional. Menyatukan hubungan antara para pihak dalam

lingkup internasional bukanlah persoalan yang sederhana. Hal ini menyangkut

perbedaan sistem, paradigma, dan aturan hukum yang berlaku sebagai suatu

aturan yang bersifat memaksa untuk dipatuhi oleh para pihak di masing-masing

negara.2

Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa

mengharapkan agar kontrak yang mereka buat dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan. Namun demikian, dalam perjalanan waktu tidak menutup

kemungkinan terjadi sengketa di antara mereka, meskipun hal ini sebenarnya

Oktober 2015).

2

(2)

sama sekali tidak diharapkan. Sengketa kontrak pada umumnya muncul sebagai

akibat adanya ketidaksepakatan, perbedaan, gangguan, kompetisi, atau

ketidakseimbangan diantara para pihak.3

Sistem pengaturan hukum kontrak adalah sistem terbuka, artinya bahwa

setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun

yang belum diatur di dalam undang-undang. Hal ini dapat disimpulkan dari

ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang

berbunyi: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya.4

Sehubungan dengan daya mengikatnya perjanjian berlaku sebagai

undang-undang bagi para pihak yang membuatnya (pacta sunt servand), pada situasi

tertentu daya berlakunyadibatasi, antara lain dengan itikad baik. Pasal 1338 (3)

KUHPerdata menyatakan bahwa perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan

itikad baik.5

Hukum kontrak adalah mekanisme hukum dalam masyarakat untuk

melindungi harapan-harapan yang timbul dalam pembuatan persetujuan demi

perubahan masa datang yang bervariasi kinerja, seperti pengangkutan kekayaan

(yang nyata maupun yang tidak nyata), kinerja pelayanan, dan pembayaran

dengan uang).

4 R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(Jakarta: Pradnya

Paramita, 2005), hlm.342.

5

(3)

Setelah memperhatikan pengertian hukum kontrak tersebut di atas, maka

dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam hukum kontrak yakni :6

1. Adanya kaidah hukum

Menurut Salim,kaidah dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum kontrak tertulis adalah

kaidah-kaidah hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan,

traktat, dan yurisprudensi. Adapun kaidah hukum kontrak tidak tertulis adalah

kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat.

2. Subjek hukum

Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson yang artinya sebagai

pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum dalam hukum kontrak adalah

kreditur dan debitur. Kreditur adalah orang yang berpiutang, sedangkan debitur

adalah orang yang berutang.

3. Adanya prestasi

Prestasi adalah hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi terdiri atas:

a. Memberikan sesuatu

b. Berbuat sesuatu

c. Tidak berbuat sesuatu

d. Kata sepakat.

Pasal 1320 KUHPerdata, ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah

satunya adalah kata sepakat (consensus). Kesepakatan adalah persesuaian

pernyataan kehendak antara para pihak.

6

(4)

4. Akibat hukum

Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat

hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu

kenikmatan yang diperoleh para pihak yang melakukan kontrak dan kewajiban

adalah suatu beban yang harus di laksanakan para pihak yang membuat kontrak.

Sengketa bisnis dalam kontrak komersial seringkali berawal dari kesalahan

mendasar dalam proses terbentuknya kontrak dengan berbagai faktor atau

penyebabnya, antara lain:

1. Ketidakpahaman terhadap proses bisnis yang dilakukan. Kondisi ini muncul

ketika pelaku bisnis semata-mata terjebak pada orientasi keuntungan serta

karakter coba-coba tanpa memprediksi kemungkinan risiko yang akan

menimpanya.

2. Ketidakmampuan mengenali partner atau mitra bisnisnya. Kondisi ini muncul

ketika pelaku bisnis hanya memperhatikan performa atau penampilan fisik

mitra bisnisnya tanpa meneliti lebih lanjut track record dan bonafiditas mitra

bisnisnya.

3. Tidak adanya legal cover yang melandasi proses bisnis mereka. Hal ini

menunjukkan rendahnya pemahaman dan apresiasi hukum pelaku bisnis

dalam melindungi aktifitas bisnis mereka.7

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak menjelaskan secara rinci

mengenai momentum terjadinya kontrak, hanya dijelaskan dengan cukup adanya

7

(5)

consensus antara kedua pihak. Namun dari berbagai sumber terdapat setidaknya

empat teori yang membahas mengenai momentum terjadinya kontrak, yaitu :

1. Teori Pernyataan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menerima penawaran

menyatakan bahwa ia menerima penawaran itu.

2. Teori Pengiriman : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima

penawaran mengirimkan telegram.

3. Teori Pengetahuan : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan

mengetahui adanya penerimaan , tetapi penerimaan itu belum diterimanya

(diketahui secara langsung).

4. Teori Penerimaan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menawarkan

menerima langsung jawaban dari pihak lain.8

Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa kesepakatan terjadi

dalam transaksi bisnis adalah sejak tahap pra-contractual, sehingga apabila salah

satu pihak membatalkan sepihak perjanjian tersebut maka ia dapat dikenai ganti

kerugian. Namun hanya sebatas pada kerugian yang timbul saat tahap perjanjian

pracontractual saja. Oleh karena pihak yang dirugikan tidak dapat menuntut

berdasarkan yang tertulis dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252

KUHPerdata, oleh karena Bab I bagian 4 Buku III KUHPerdata hanya mengatur

tentang Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu

perikatan, jelas disini yang ada baru negosiasi prakontrak, belum ada

perikatannya. Penuntutan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip

good faith dan fair dealing yang dapat ditafsirkan bahwa pihak yang dirugikan

(6)

hanya dapat menuntut pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan dan atas

kehilangan kesempatan untuk melakukan kontrak dengan pihak ketiga. Akan

tetapi ia tidak dapat menuntut ganti rugi atas keuntungan yang diharapkan dari

kontrak yang batal diadakan itu.9

Oleh sebab itu, maka perlu dipahami bahwa mekanisme terjadinya kontrak

dalam dun ia bisnis/komersial selalu didahului oleh tahap negosiasi dimana

masing-masing pihak mengajukan letter of intent yang memuat keinginan

masing-masing pihak untuk membuat suatu kontrak. Selanjutnya setelah ada kesepahaman

atas kehendak untuk mengadakan kontrak tersebut, maka para pihak akan

membuat Memorandum of Understanding ( MOU) yang memuat keinginan

masing-masing pihak sekaligus adanya tenggang waktu pencapaian kesepakatan

untuk terjadinya kontrak. Proses inilah yang disebut sebagai proses prakontrak.

Dalam tahap prakontrak ini masing-masing pihak harus menegakkan prinsip

itikad baik, yang oleh karena itu jika salah satu pihak beritikad buruk, maka

haruslah disediakan sarana hukum berupa hak gugat dan hak untuk menuntut

ganti rugi dalam tahap prakontrak.10

Berawal dari hal-hal tersebut di atas, maka sangat menarik mengangkat

masalah tentang Peranan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal

kerja di Bank Mandiri (analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja di Bank

Mandiri). Karena mengingat bahwa KUHPerdata sama sekali tidak

memperhatikan proses terjadinya kontrak atau perjanjian. Padahal dalam

9

Suharnoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisi Kasus(Jakarta: Kencana Prenada Media Group), hlm 2.

(7)

prakteknya suatu kontrak atau perjanjian dapat terjadi apabila didahului dengan

adanya kesepakatan dan itu diperoleh melalui proses negosiasi (bisa memakan

waktu dan biaya yang bervariasi). KUHPerdata hanya mengatur prinsip itikad

baik pada saat pelaksanaan kontrak, padahal sebenarnya dalam tahap negosiasi

itupun sudah timbul hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh para pihak demi

menegakkan prinsip itikad baik dan transaksi wajar atau jujur.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi

permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak

komersial?

2. Bagaimanakah aspek hukum perjanjian kredit modal kerja?

3. Bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal

kerja di Bank Mandiri?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari

penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak

komersial

2. Untuk mengetahui aspek hukum perjanjian kredit modal kerja

3. Untuk mengetahui penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit

(8)

Hasil penelitian dari skripsi ini di harapkan dapatmemberikan manfaat

bagi lingkungan akademis (teoritis), lingkunganperadilan dan lingkungan

kehidupan secara praktis yaitu :

a. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan

pemikiran serta pengetahuan baik untuk lingkungan mahasiswa sendiri atau para

akademis atau para akademis bibit unggul yang akan menjadi kalangan yang

berguna dan menjadi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.

b. Manfaat praktis

Diharapkan pula dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat nantinya

bagi para pelaku kontrak, sehingga para pelaku kontrak dapat menciptakan suatu

kontrak atau perjanjian sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak-pihak yang

melakukan kontrak.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi dengan judul “peranan Asas Proporsionalitas dalam kontrak

komersial (analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja pada Bank Mandiri)”

ini diangkat karena sangat menarik untuk mengetahui lebih dalam tentangfungsi

asas proporsionalitas dalam kontrak komersial, aspek hukum perjanjian kredit

modal kerja dan penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal

kerja di Bank Mandiri, sepanjang penelusuran di perpustakaan, belum ditemukan

ada judul dan permasalahan yang sama dengan tulisan ini. Penulisan ini disusun

berdasarkan literatur -literatur yang telah ada, baik melalui literatur di

(9)

Adapun judul karya ilmiah yang memiliki kesamaan dengan judul skripsi

ini adalah skripsi yang berjudul “Urgensi Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak

Kerja Kontruksi Sebagai Antisipasi Terjadinya Sengketa (PRANOTO Dosen

Fakultas Hukum UNS dengan ITOK DWI KURNIAWAN Dosen FKIP program

studi PKN UNS)” yang di dalamnya memuat mengenai bagaimana penerapan

Asas Proporsionalitas dalam kontrak kerja kontruksi selain itu di bahas juga

mengenai sengketa yang terjadi dalam kontrak komersial sebagai salah satu

contoh sengketa kontruksi adalah kasus pemutusan kontrak di proyek jalan (suatu

kontrak pekerjaan peningkatan jalan, panjang 40 km di Jawa Barat) dan

bagaimana Urgensi Asas Proporsionalitas dalam menyelesaikan kontrak kontruksi

tersebut.

Selain judul di atas karya ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi ini

adalah “Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial (yaitu Tesis

Dr.Agus Yudha Hernoko S.H,.M.Hum pada tahun 2009.)” yang di dalamnya

hanya membahas bagaimana penerapan asas proporsionalitas dalam kontrak

komersialdan membahas mengenai penyelesaian sengketa yang terjadi di dalam

kontrak komersial sedangkan di skripsi ini membahas bagaimanamakna dan

fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial,aspek hukum perjanjian

kredit modal kerja dan analisis penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian

kredit modal kerja di Bank Mandiri. Oleh karena itu, penulisan ini adalah karya

asli peneliti, dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat

(10)

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian hukum

Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah

laku manusia agar tingkah laku manusia tersebut dapat di kontrol. Hukum adalah

aspek terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan,

hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam

masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarakat berhak untuk mendapat pembelaan

didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau

ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan

masyarakat dan menyediakan sanksi bagi pelanggarnya.11

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Berkenaan dengan

tujuan hukum, ada beberapa pendapat sarjana hukum. Subekti, mengatakan bahwa

hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang pokoknya ialah mendatangkan

kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya. Menurut Van Apeldoorn, tujuan

hukum ialah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. Hukum

menghendaki perdamaian. Sementara itu, Menurut Geny, hukum bertujuan

semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepentingan

daya guna dan kemanfaatan. Sedangkan, menurut Van Kan hukum bertujuan

untuk menjaga kepentingan setiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu

tidak dapat diganggu.12

12

(11)

Berdasarkan Pengertian diatas, maka adapun persyaratan peraturan hukum

antara lain :13

a. Peraturan tersebut mengatur perilaku manusia.

b. Dibuat oleh pejabat yang berwenang.

c. Bertujuan mewujudkan ketertiban dan keadilan masyarakat.

d. Bersifat mengikat dan memaksa pihak yang dikenai peraturan.

e. Memiliki rumusan sanksi yang jelas dan tegas.

f. Sanksi ditegaskan dan dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang.

2. Pengertian hukum kontrak

Perlu diketahui bahwasanya hukum kontrak itu merupakan bagian dari

hukum perikatan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hukum kontrak itu sebagai

hukum perjanjian yang tertulis, akan tetapi pembagian antara hukum kontrak

dengan hukum perjanjian itu sendiri di dalam BW tidak di uraikan, hanya di kenal

sebagai perikatan yang lahir dari perjanjian dan yang lahir dari

undang-undang.Kontrak atau perjanjian ini merupakan suatu peristiwa hukum di mana

seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.Di dalam kontrak dikenal

mengenai istilah kontrak sepihak, yaitu dimana seseorang menjanjikan kepada

orang lain untuk memberikan sesuatu sedangkan orang yang menerima sesuatu itu

tidak memberikan balasan (kontra prestasi).14

(12)

Kontrak dalam Hukum Indonesia, yaitu Burgerlijk Wetboek (BW) disebut

overeenkomst yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perjanjian.

Menurut Peter Mahmud Marzuki perjanjian mempunyai arti yang lebih luas

daripada kontrak. Kontrak merujuk kepada suatu pemikiran akan adanya

keuntungan komersil yang diperoleh kedua belah pihak. Sedangkan perjanjian

dapat saja berarti social agreement yang belum tentu menguntungkan kedua belah

pihak secara komersil.15

Berdasarkan pengertian hukum kontrak yang diungkapkan di atas, dapat

dipahami bahwa pengertian hukum kontrak adalah keseluruhan kaidah hukum

yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata

sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.16. Oleh karena itu, maka untuk dapat

dianggap sah secara hukum, ada empatsyarat yang harus dipenuhi sebagaimana

diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia:17

a. Kesepakatan para pihak

b.

c. Mengenai hal tertentu yang dapat ditentukan secara jelas

d. Sebab ata

Berdasarkan pengertian tersebut, maka adapun unsur-unsur dari pada

kontrak itu sendiri adalah sebagai berikut:18

a. Adanya perbuatan hukum.

b. Persesuaian pernyataan kehendak dari beberapa orang.

15

Hasanuddin Rahman, Contract Drafting, (Bandung: Citra Aditya Bakti,2003) , hlm.21.

17Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 18

(13)

c. Persesuaian kehendak harus di publikasikan atau dinyatakan.

d. Perbuatan hukum terjadi karena kerja sama antara dua orang atau lebih.

e. Pernyataan kehendak yang sesuai harus saling bergantung satu sama lain.

f. Kehendak di tujukan untuk menimbulkan akibat hukum.

g. Akibat hukum itu untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau

timbal balik.

h. Persesuaian kehendak harus dengan mengingat peraturan.

Selain hal tersebut di atas, adapun arti penting suatu kontrak paling tidak

adalah dalam hal-hal sebagai berikut:19

a. Untuk mengetahui perikatan apa yang dilakukan dan kapan serta di mana

kontrak tersebut dilakukan.

b. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang saling mengikatkan dirinya

tersebut dalam kontrak dimaksud.

c. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak, apa yang harus, apa yang

boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pihak.

d. Untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut.

e. Untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan

dan pilihan domisili hukum yang dipilih bila terjadi perselisihan antara para

pihak.

f. Untuk mengetahui kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang

mengakibatkan berakhirnya kontrak tersebut.

(14)

g. Kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang mengakibatkan

berakhirnya kontrak tersebut.

h. Sebagai alat untuk memantau bagi para pihak, apakah pihak lawan

masing-masing telah menunaikan prestasinya atau belum, atau bahkan malah telah

melakukan suatu wanprestasi.

i. Sebagai alat bukti bagi para pihak apabila terjadi perselisihan di kemudian

hari, seperti apabila terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak dalam kontrak

dimaksud. Termasuk apabila ada pihak ketiga yang mungkin keberatan

dengan kontrak dan mengharuskan kedua belah pihak untuk membuktikan

hal-hal yang berkaitan dengan kontrak.

3. Pengertian perjanjian kredit

Perjanjian kredit merupakan salah satu perjanjian yang dilakukan antara

bank dengan pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah nasabahnya. Perjanjian

kredit sebenarnya dapat dipersamakan dengan perjanjian hutang-piutang.

Perbedaannya, istilah perjanjian kredit umumnya dipakai oleh bank sebagai

kreditur, sedangkan perjanjian utang piutang dipakai oleh masyarakat dan tidak

terkait dengan bank.20

Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perbankan (setelah mengalami

perubahan tentang Undang-Undang Perbankan)kredit diartikan sebagai

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain

20

(15)

yang mewajibkan pihak peminjm untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga yang dalam hal ini akan diatur dalam ketentuan

perjanjian tersebut.21Pemberian istilah perjanjian kredit memang tidak tegas

dinyatakan dalam Peraturan Perundang-undangan. Namun, berdasarkan surat

Bank Indonesia No.03/1093/UPK/KPD tanggal 29 Desember 1970 yang ditujukan

kepada segenap bank devisa saat itu, pemberian kredit diinstruksikan harus dibuat

dengan surat perjanjian kredit sehingga perjanjian pemberian kredit tersebut

sampai saat ini disebut perjanjian kredit.22

Salah satu contoh kredit yaitu kredit modal kerja yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal

kerja diberikan untuk membeli bahan baku,membayar gaji pegawai, atau

biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal

kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung investasi yang sudah

ada.23

Kredit modal kerja merupakan salah satu dari jenis-jenis kredit yang

diberikan bank kepada nasabahnya. Perkreditan memiliki unsur utama

kepercayaan walaupun kredit itu sendiri bukan hanya sekedar kepercayaan, makna

kepercayaan disini mengandung arti, yaitu pihak yang memberikan kredit

(kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi

segala sesuatu yang telah diperjanjikan. Secara umum biasanya perjanjian kredit

21

UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LN Tahun 1992 Nomor 31, TLN Nomor 3472, sebagaimana yang telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, LN Tahun 1998, Nomor 182, TLN Nomor 2790.

22Ibid., hlm 99. 23

(16)

moda l kerja ini berisi definisi-definisi, jumlah kredit (pinjaman), besarnya bunga

dan denda, jangka waktu, angsuran dan cara pembayaran, agunan, wanprestasi,

timbul dan berakhirnya hak dan kewajiban serta hukum yang berlaku bagi

perjanjian tersebut.24

F.Metode Penelitian

Setiap penelitian haruslah menggunakan metode penelitian yang sesuai

dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Jenis, sifat dan pendekatan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini

merupakan penelitian kepustakaan yaitu penelitian terhadap data sekunder. Dalam

kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, penelitian ini menggunakan

peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan peranan Asas Proporsionalitas

dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri. Penelitian ini dititik

beratkan pada studi kepustakaan.

2. Data penelitian

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

baik berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum

tersier.

a. Bahan hukum primer yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

Dalam kaitannya dengan penelitian dan penulisan skripsi ini bahan hukum

24

(17)

primer yang digunakan adalah berbagai peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan peranan Asas Proporsionalitas dalam kontrak

komersial untuk mencegah terjadinya sengketaadalah sebagai berikut:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2) Het Herziene Indonesish Reglemen (HIR), Stb. 194-44

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undng Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan.

4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen.

b. Bahan hukum sekunder terdiri dari tulisan-tulisan, baik berupa makalah,

jurnal dan bahan hukum lainnya yang akan digunakan untuk membantu

menganalisis bahan hukum primer.

c. Bahan hukum tersier terdiri dari indeks yang akan membantu untuk

menganalisis bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

3. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang menggunakan data

utama adalah data sekunder. Data sekunder atau data kepustakaan ini diperoleh

melalui penelitian kepustakaan yang bersumber pada data sekunder, baik berupa

bahan hukum primer, sekunder maupun tersier.

4. Analisis data

Penelitian yang dilakukan penulisan termasuk jenis penelitian hukum

(18)

atau menganalisis data-data yang dalam hal ini adalah data sekunder terhadap

permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan :

a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

b. Memilih kaidah-kaidah hukum, asas, atau doktrin yang sesuai dengan

penelitian.

c. Mensistemasikan kaidah-kaidah hukum, asas, atau doktrin.

d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin

yang ada.

e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan induktif kualitatif.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini di bagi dalam beberapa tahapan yang

disebut dengan bab, dimana masing – masing bab diuraikan masalahnya

tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara yang satu

dengan yang lainnya.

Secara sistematis Penulisan ini menempatkan materi pembahasan

keseluruhannya ke dalam empat bab yang terperinci sebagai berikut :

Bab I. Merupakan pendahuluan yang di dalamnya diuraikan mengenai

latar belakang penulisan skripsi ini, perumusan masalah kemudian dilanjutkan

dengan tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang

kemudian di akhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II. Merupakan bab yang membahas tentang kajian umum mengenai

(19)

didalamnya dibahas mengenai pengertian dan asas-asas kontrak komersial, makna

Asas Proporsionalitas dalam hukum kontrak, fungsi Asas Proposialitas dalam

kontrak komersial, hubungan antara Asas Proporsionalitas dengan asas-asas

pokok hukum kontrak.

Bab III. Merupakan bab yang membahas tentangmakna dan fungsi Asas

Proporsionalitas dalam kontrak komersial,aspek hukum perjanjian kredit modal

kerja dan penerapan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di

Bank Mandiri.

Bab IV. Merupakan bab yang membahas tentang penerapan Asas

Proporsionalitas dalam kontrak komersial, yang didalamnya dibahas mengenai

tujuan penerapan Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial, penerapan Asas

Proporsionalitas dalam pembentukan kontrak komersial, hak dan kewajiban para

pihak dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri, penerapan Asas

Proporsionalitas dalam perjanjiankredit modal kerja di Bank Mandiri.

Bab V. Merupakan bab yang berisikan rangkuman kesimpulan dari bab –

bab yang telah di bahas sebelumnya dan saran – saran yang mungkin berguna dan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Operasional

Dokumen ini mengandung informasi keuangan dan hasil kegiatan, dan dapat mengandung sejumlah perkiraan, rencana, strategi, dan tujuan-tujuan dari Indosat, yang bukan merupakan

Penentuan profil hematologis yang terbaik adalah menggunakan darah tanpa antikoagulan dan dilakukan segera setelah sampel diperoleh (kurang dari 2 menit). Apabila tidak

merupakan peternakan sapi rakyat dengan pola pemeliharaan yang tradisional, serta.. kepemilikkan ternaknya yang relatif

Berdasarkan hasil rekapitulasi kriteria item pada variable pendidikan dan pelatihan ( Diklatpim IV ) di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut

Penulis mengambil tema Perancangan Homepage Dinas Pariwisata Kota Bogor dengan maksud untuk memperkenalkan daerah tujuan wisata di kota Bogor yang selama ini belum banyak diketahui

[r]

Efek doppler itu merupakan peristiwa dimana pengamat mendengar frekuensi yang lebih tinggi jika kedudukan antara pengamat dan sumber bunyi mendekat, dan pengamat mendengar