• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Berkunjung ke Mikie Holiday Fundland Berastagi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Berkunjung ke Mikie Holiday Fundland Berastagi Medan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai

dengan pihak lain, untuk definisi manajerial, pemasaran sering di gambarkan sebagai

seni menjual produk (Kotler, 2007:10).

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha

untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan

laba. Berhasil tidaknya suatu perubahan tergantung kepada keahlian mereka di bidang

pemasaran, produksi, keuangan dan bidang lainnya.

2.2 Pengertian Bauran Promosi

Dalam Harper (2000:25) Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya

membujuk orang untuk menerima produk, konsep, dan gagasan. Strategi promosi

berarti “ sebuah program terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan material

yang dirancang untuk menghadirkan perusahaan dan produk-produknya kepada calon

konsumen, menyampaikan ciri-ciri produk yang memuaskan kebutuhan untuk

mendorong penjualan yang pada akhirnya memberi kontribusi pada kinerja laba

jangka panjang”. Pengembangan strategi promosi yang efektif sangat bergantung

(2)

pemasaran khususnya yang berhubungan dengan pemahaman perilaku pembeli,

segmentasi pasar, analisa persaingan, penetapan pasar sasaran, dan penentuan posisi

produk. Perusahaan mengembangkan program pemasarannya melalui penggunaan

iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, penjualan langsung, dan hubungan

masyarakat.

2.2.1Periklanan

Menurut Kotler dan Keller (2009:202) periklanan (advertising) adalah semua

bentuk terbayar atas persentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh

sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk

mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau

mendidik orang.

Tujuan iklan/sasaran iklan adalah tugas komunikasi khusus dan tingkat

pencapaian yang harus dicapai dengan pemirsa tertentu dengan jangka waktu tertentu.

Tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah tujuannya, baik untuk

menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, atau memperkuat.

1. Iklan informatif bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan

pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada.

2. Iklan persuasif bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi,

keyakinan, dan pembelian produk atau jasa.

3. Iklan pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan

(3)

4. Iklan penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka

melakukan pilihan tepat.

Tjiptono (2004:226) menyebutkan bahwa iklan memiliki empat fungsi utama

yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk belum produk (informative),

mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi

yang telah diterima khalayak (remin-ding), serta menciptakan suasana yang

menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment),

bahwa iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Public presentation yaitu iklan yang memungkinkan setiap orang

menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

b. Pervasiveness yaitu pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk

memantapkan penerimaan informasi.

c. Amplified expressiveness yaitu iklan yang mampu mendramatisasi

perusahaan dan produknya melalui gambar atau suara yang menggugah

dan mempengaruhi perasaan khalayak.

d. Impersonality yaitu iklan yang tidak bersifat memaksa khalayak untuk

memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang

monolog (satu arah).

Stoner (2003:185) secara eksplisit menjelaskan bahwa iklan merupakan bentuk

(4)

minat dari konsumen untuk membeli suatu produk. Karenanya dalam memberikan

pengembangan potensi konsumen untuk memperbaiki minatnya membeli suatu

produk, harus dipahami konsep iklan yaitu:

a. Public Presentation

Public presentation merupakan suatu pendekatan memperkenalkan suatu

produk yang diiklankan oleh banyak informan tentang produk tersebut,

sehingga produk tersebut menjadi suatu yang lengkap dalam

penginformasiannya yang berdampak adanya ketegasan dari konsumen

untuk memilih alternatif sesuai dengan informasi yang

mengkonfirmasikannya tentang produk tersebut.

b. Pervasiveness

Pervasiveness adalah pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk

dapat memantapkan penerimaan informasi tentang subyek atau obyek

pesan yang ingin disampaikan. Banyak konsumen dalam memilih sebuah

pesan iklan akan tergugah dengan pesan yang disampaikan apabila

informasi tentang produk tersebut sudah sering terdengar dan telah banyak

dibuktikan atas informasi yang diterimanya tersebut, sehingga menggugah

minat dari konsumen untuk menerima pesan iklan tersebut dan mengikuti

iklan tersebut untuk membeli produk atau mengikuti informasi yang

(5)

c. Amplified Expressiveness

Amplified expressiveness adalah sifat dari pesan suatu iklan yang mampu

mendramatisasi suatu produk melalui gambar dan suara untuk menggugat

dan mempengaruhi perasaan konsumen untuk membeli suatu produk atau

tertarik pada jasa yang ditawarkan. Pesan iklan amplified expresiveness

kekuatan pesannya ditentukan oleh: (i) daya tarik yang ditunjukkan, (ii)

tinjauan psikologis pesan yang ditunjukkan, (iii) bersifat unik dan (iv)

melibatkan konsumen untuk turut serta berpartisipasi dalam iklan tersebut.

d. Impersonality

Impersonality adalah iklan yang sifatnya tidak memaksa konsumen untuk

memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang

monolog (satu arah). Bentuk iklan personalitas ini cenderung

menunjukkan iklan yang semata-mata memberikan informasi atau

pemberitahuan yang bersifat pribadi kepada konsumen yang secara tidak

langsung konsumen akan mempertimbangkan arti suatu pesan yang ada

dalam iklan tersebut.

2.2.2Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen. Tjiptono

(6)

Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik konsumen baru,

mempengaruhi konsumennya untuk mencoba produk baru, mendorong konsumen

membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse

buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerjasama yang

lebih erat dengan pengecer. Secara umum tujuan-tujuan tersebut dapat

digeneralisasikan menjadi:

1) Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen

akhir.

2) Meningkatkan kinerja pemasaran perantara.

3) Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.

Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan, diantaranya adalah

komunikasi, insentif dan undangan (invitation). Tjiptono (2004:229) menambahkan

bahwa promosi penjualan yang dilakukan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan

yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Customer promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

merangsang/mendorong konsumen untuk membeli.

2) Trade promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir

untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.

3) Sales-force promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

(7)

4) Business promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

memperoleh konsumen baru, mempertahankan kontak hubungan dengan

konsumen, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada

konsumen dan mendidik konsumen.

2.2.3Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat (publisitas) merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita

yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang

bersangkutan. Menurut Tjiptono (2004:228) publisitas adalah bentuk penyajian dan

penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau

organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Perusahaan yang bijaksana

mengambil langkah konkret untuk mengelola hubungan yang berhasil dengan

masyarakat kuncinya. Sebagian besar perusahaan mengamati sikap masyarakat di

dalam organisasi serta mendistribusikan informasi dan komunikasi untuk membangun

itikad baik. Hubungan masyarakat juga melibatkan program yang dirancang untuk

mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

Dibandingkan dengan iklan, publisitas merupakan kredibilitas yang lebih baik,

karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain

selain pemilik iklan. Disamping itu karena pesan publisitas dimasukkan dalam berita

atau artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi, maka khalayak tidak

(8)

publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci daripada

iklan.

Namun demikian karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang

diuntungkan dan pihak penyaji, maka pihak yang diuntungkan tidak dapat mengatur

kapan publisitas itu akan disajikan atau bagaimana publisitas tersebut disajikan.

Selain itu publisitas tidak mungkin diulang-ulang seperti iklan. Oleh karena itu, kini

publisitas biasanya merupakan bagian dari departemen human suatu perusahaan.

2.2.4Penjualan Personal

Tjiptono (2004:224) penjualan personal adalah komunikasi langsung (tatap

muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk

kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

Penjualan personal merupakan alat penjualan langsung perusahaan kepada

konsumen yang berinteraksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk

melakukan presentase. Penjualan personal merupakan alat promosi efektif karena

mengeluarkan biaya juga menghasilkan pendapatan dengan terjadinya transaksi

penjualan (Tjiptono, 2004:224).

Definisi tersebut dapat dikatakan bahwa penjualan personal merupakan

komunikasi orang secara individual. Lain halnya dengan periklanan dan kegiatan

promosi lain yang komunikasinya bersifat masal dan tidak bersifat pribadi. Dalam

(9)

disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan tersebut dapat secara langsung

mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen sekaligus dapat melihat reaksi

langsung konsumen, sehingga mereka dapat langsung mengadakan penyesuaian

seperlunya.

Kotler (2004:224) penjualan personal adalah alat yang paling efektif biaya

pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun

referensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Alasannya adalah karena penjualan

personal, jika dibandingkan dengan periklanan, memiliki tiga manfaat tersendiri,

yaitu:

1. Konfrontasi Personal : penjualan personal mencakup hubungan yang

hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing

pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih

dekat dan segera melakukan penyesuaian.

2. Mempererat : penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis

hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan

persahabatan. Wiraniaga yang efektif harus terus berupaya mengutamakan

kepentingan pelanggannya jika mereka ingin mempertahankan hubungan

jangka panjang.

3. Tanggapan : penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban

(10)

harus menanggapi, walaupun tanggapan tersebut hanya berupa suatu

ucapan “Terima Kasih” secara sopan.

Kotler (2004:226), mengatakan bahwa seorang wiraniaga yang terlatih secara

efektif dapat memberikan tiga sumbangan penting, yaitu:

1. Meningkatkan posisi persediaan: Wiraniaga dapat membujuk penyalur

untuk mengambil lebih banyak persediaan dan memberikan ruang rak

yang lebih luas untuk merek perusahaan itu.

2. Membangun antusiasme: Wiraniaga dapat membangun antusiasme

penyalur untuk suatu produk baru dengan mendramatisasi periklanan yang

direncanakan dan dukungan promosi penjualan.

3. Penjualan missioner: Wiraniaga dapat membuat lebih banyak penyalur

menandatangani kontrak untuk menjual merek perusahaan.

Kelemahan dari penjualan personal ini adalah adanya wiraniaga yang

menunjukkan komitmen biaya jangka panjang yang lebih besar daripada periklanan.

Periklanan dapat ditampilkan dan dihentikan, tetapi jumlah wiraniaga sulit diubah.

2.2.5Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung merupakan penggunaan surat, telepon, faximile, e-mail,

atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau

dialog dari pelanggan dan prospek tertentu (Kotler, 2010:174). Penjualan langsung

merupakan bentuk tahapan-tahapan proses implementasi penjualan yang dimulai dari

(11)

transaksi antara penjual dan pembeli, yang membentuk adanya perilaku berupa sikap

dan tanggapan terhadap penjualan yang diberikan berdasarkan tingkat preferensi,

keyakinan dan tindakan pembelian. Ciri dari penjualan langsung memiliki tiga ciri

khusus yaitu:

1. Konfrontasi personal adalah penjualan langsung mencakup hubungan

yang luas, langsung dan interaktif antara dua pihak lain dengan lebih

dekat.

2. Mempererat yaitu penjualan langsung yang memungkinkan timbulnya

berbagai hubungan mulai dengan hubungan penjualan sampai hubungan

persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat

pelanggan yang terbaik.

3. Tanggapan yaitu penjualan langsung yang membuat pembeli merasa

berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

Menurut Kotler dan Keller (2009:240) pemasaran langsung adalah penggunaan

saluran konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada

pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Pemasaran langsung menjadi

peluang yang tumbuh pesat untuk melayani pelanggan, sebagian untuk merespon

biaya penjangkauan pasar bisnis melalui tenaga penjualan yang tinggi dan semakin

besar. Pemasaran langsung dapat menjangkau calon pelanggan pada saat yang tepat

dan dibaca oleh calon pelanggan yang lebih memiliki prospek. Pemasaran langsung

(12)

pendekatan yang paling efektif dari segi biaya. Pemasaran langsung juga membuat

penawaran dan strategi pemasar langsung kurang dapat dilihat oleh pesaing. Pemasar

langsung juga dapat mengukur respons terhadap kampanye mereka agar dapat

diputuskan bentuk kampanye yang paling menguntungkan.

Ada tiga unsur yang mendasari implementasi penjualan langsung yaitu pertama,

adanya tingkat konfrotasi personal yang berhubungan dengan interaktif antara satu

pihak dengan pihak yang lain atau antara pihak yang jauh dan dekat dalam berbagai

implementasi promosi pemasaran. Kedua, adanya keeratan yang timbul sebagai

hubungan timbal balik antara penjualan dan hubungan persahabatan sesuai dengan

minat atau keinginan yang harus dipenuhi dan dipuaskan. Ketiga, tanggapan

mengenai penjualan antara pembeli yang harus berkewajiban untuk mendengarkan

berbagai pembicaraan dan wacana yang berkaitan dengan penjualan produk atau jasa

yang diinginkan.

2.3 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan hal yang lazim dipertimbangkan konsumen

dalam proses pemenuhan kebutuhan akan barang maupun jasa. Pada kebanyakan

orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh

banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran

maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Tahap-tahap dalam proses keputusan

pembelian konsumen menurut Kotler dan Amstrong (2008) digambarkan dalam lima

(13)

Sumber: Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran (2008)

Gambar 2.1

Tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition),

pembeli menyadari suatu masalah dari kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh

rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang timbul pada tingkat

yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan ini juga bisa dipicu oleh

rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan suatu tahap dimana konsumen telah tertarik untuk

mencari lebih banyak informasi. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi

tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang

dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh

dari kegiatan mencari informasi. Terdapat empat kelompok yang menjadi sumber

pencarian informasi, antara lain:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, kenalan, tetangga. Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

(14)

b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.

c. Sumber publik: media massa, organisasi penilai pelanggan.

d. Sumber pengalaman: menangani, memeriksa, menggunakan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh

gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif–alternatif yang dihadapinya serta daya

tarik masing-masing alternatif dan bagaimana konsumen memproses informasi untuk

mencapai pilihan-pilihan merek. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses

evaluasi konsumen, antara lain:

a. Konsumen akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut–

atribut yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

b. Konsumen mengembangkan seperangkat keyakinan merek mengenai posisi

merek pada setiap atribut yang biasa dikenal sebagai citra merek (brand image).

c. Harapan kepuasan produk total konsumen akan berbeda satu sama lain terhadap

tingkat–tingkat atribut berbeda.

d. Konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda-beda lewat

prosedur evaluasi.

4. Keputusan Pembelian

Suatu tahap dimana konsumen benar-benar membeli. Produsen harus memahami

bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang

diperolehnya dengan membatasi alternatif–alternatif yang harus dipilih atau

(15)

5. Perilaku Pasca Pembelian

Suatu tahap dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli

berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan. Apabila barang yang dibeli

tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya

terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak

dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang

dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung

untuk menjadi lebih kuat. Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian.

Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan

penggunaan produk pasca pembelian.

1. Kepuasan pasca pembelian

Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan

produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen akan kecewa; jika

memenuhi harapan, konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen akan sangat

puas. Perasaan seperti itu menentukan apakah pelanggan membeli kembali produk

dan membicarakan hal- hal menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk

itu kepada orang lain.

2. Tindakan pasca pembelian

Ketika konsumen merasa puas dengan suatu produk, maka konsumen tersebut

kemungkinan akan membeli kembali produk itu. Konsumen yang puas juga

cenderung akan menceritakan hal-hal baik tentang merek produk yang digunakan

(16)

mungkin akan mengabaikan atau mengembalikan produk tersebut. Konsumen

tersebut mungkin akan mengajukan tuntutan umum dengan melayangkan keluhan

kepada perusahaan, menggunakan pengacara, atau melayangkan keluhan ke

kelompok lain seperti badan bisnis, swasta, atau pemerintah. Sedangkan tindakan

pribadi yang akan dilakukan mencakup keputusan untuk berhenti membeli produk

(opsi keluar) atau memperingatkan teman (opsi suara).

3. Penggunaan produk setelah pembelian

Pemasar harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan

menyingkirkan suatu produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat

konsumsi produk. Semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin

cepat para pembeli kembali ke pasar untuk membeli produk tersebut. Salah satu

peluang untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk terjadi ketika persepsi

konsumen tentang produk yang digunakan berbeda dari kenyataan.

Dari tahap-tahap berikut maka dapat disimpulkan bahwa dalam mengambil suatu

keputusan pembelian, pembeli melalui beberapa proses. Awalnya dilakukan

pengenalan kebutuhan dan keinginan, dimana konsumen mengenali masalah mereka.

Tahap selanjutnya mencari informasi-informasi apa saja yang berhubungan dengan

masalah atas kebutuhan tersebut sebagai solusi pemecahan masalah atau pemenuhan

kebutuhan. Setelah medapatkan beberapa alternatif, konsumen akan memilih pilihan

mana yang terbaik diantara beberapa alternatif. Tahap yang terakhir konsumen akan

melakukan pembelian dan menunjukkan reaksi berupa perilaku setelah pembelian.

(17)

atau jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (2001) dalam memasarkan suatu produk

pada strategi pemasaran senantiasa bertumpu kepada pengambilan keputusan

pembelian dipengaruhi oleh empat hal yaitu kebutuhan produk, mencari informasi

produk untuk dibeli, mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan yang

mempengaruhi dan memutuskan pilihan secara tepat (logis dan relasional). Tahap

Antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian, digambarkan pada Gambar 2.2

Sumber: Kotler dan Amstrong (2001)

Gambar 2.2

Tahap-tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2004), perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi

empat jenis, yaitu:

Keputusan Pembelian

Faktor Situasi yang tidak terantisipasi Sikap Orang Lain

(18)

1. Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat

dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen

mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat

memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya konsumen harus mempelajari banyak hal

tentang kategori produk. Pada tahap ini, pembeli akan melewati proses pembelajaran,

mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian

membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masak-masak. Pemasar produk yang

memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan informasi dan

perilaku evaluasi yang dilakukan kosumen dengan keterlibatan tunggi. Para pemasar

perlu membantu kosumen untuk membelajari atribut produk dan kepentingan relatif

atribut tersebut, membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan

kelebihan merek lewat media cetak dengan teks yang panjang, serta harus memotivasi

wiraniaga took dan orang yang memberikan penjelasan kepada pembeli untuk

mempengaruhi pilihan merek terakhir.

2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi (ketidaknyamanan)

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat

dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat

sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami

ketidaknyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari

merek yang dibeli atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek yang tidak

(19)

dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu

konsumen merasa nyaman dengan pilihan merek mereka.

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan keterlibatan

konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai

sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke took dan

mengambil satu merek. Jika mereka terus menerus mengambil merek yang sama, hal

ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek.

Konsumen tidak secara ekstensi mecari informasi tentang merek, mengevaluasi

karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang merek yang akan

dibeli. Sebagai gantinya, kosumen menerima informasi secara pasif ketika mereka

menonton televisi atau membaca majalah. Konsumen tidak membentuk sikap yang

kuat terhadap sebuah merek karena terbiasa dengan merek tersebut.

4. Perilaku pembelian mencari keragaman

Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter

keterlibatan kosumen rendah, tetapi anggapan merek yang signifikan. Dalam kasus

ini, konsumen banyak melakukan pertukaran merek. Pemimpin pasar akan mencoba

mendorong perilaku pembeli kebiasaan dengan mendominasi dan menjalankan iklan

untuk mengingatkan konsumen sesering mungkin. Perusahaan penantang akan

mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan harga yang lebih mudah,

kesepakatan kupon khusus, sample gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk

(20)

2.4 Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitian ini, digunakan tiga penelitian terdahulu sebagai bahan

acuan yang dipilih karena memiliki kesamaan dalam beberapa variabel yang

digunakan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Sari, Maya (2011) Pengaruh

Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Toko Perkasatex 3 Medan.

2. Diansari, Agustin

Ayu Rizki (2015)

Pengaruh Personal

Selling dan Sales Promotion Terhadap tbk. Cabang Sidoarjo

(21)

(PERSERO) Tbk. Cabang Sidoarjo secara bersama-sama atau simultan.

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

3. Paramaaji, Gita

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar

(2008:54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian,

tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel

penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.

Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk

(22)

Periklanan (X1)

Penjualan Pribadi (X2)

Promosi Penjualan (X3) Keputusan Pembelian

(Y)

Penjualan Langsung (X4)

Hubungan Masyarakat (X5)

Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka

konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka

mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang

menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara

teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya

dapat diuji secara empiris.

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, di mana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan

(Sugiyono, 2014:134). Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini

adalah:

1. Periklanan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Kosumen

(23)

2. Penjualan Pribadi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan

Kosumen Berkunjung ke Mikie Holiday Fundland.

3. Promosi Penjualan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan

Kosumen Berkunjung ke Mikie Holiday Fundland.

4. Penjualan Langsung Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan

Kosumen Berkunjung ke Mikie Holiday Fundland.

5. Hubungan Masyarakat Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.2 Tahap-tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Masukan teknologi baru kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan.. tepat guna secara bertahap dan tidak

Melalui kunjungan ini diharapkan untuk dapat dikembangkannya kerjasama yang lebih dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak pada masa yang akan datang, serta

Sehubungan dengan pelaksanaan Evaluasi Penawaran peserta Pelelangan Pengadaan Buku-buku Perpustakaan STABN Sriwijaya Tangerang, dengan ini kami mengundang Saudara

Demikian Pengumuman ini disampaikan, apabila Peserta yang keberatan dengan hasil tersebut diberi kesempatan untuk melakukan sanggahan sampai dengan tanggal 15 Mei 2012 yang

[r]

Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan dan. mengucaPkan terima kasih, kePada

Ide dasar dalam pengembangan metode Kano adalah (Berger, dkk, 1993), yaitu: 1) atribut kualitas yang sulit untuk dilihat dapat dipahami dengan mengkategorikan

Kesimpulan penelitian ini bahwa : (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri