(PSK) TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN
PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA (RIAU) TAHUN 2008
Oleh :
ASIAH M.
NIM : 075102007
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN KTI
Judul : TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA (RIAU) TAHUN 2008
Nama : ASIAH M.
NIM : 075102007
Program Studi : D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU
Pembimbing,
Tentang Kesehatan Reproduksi Di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008
Nama : Asiah M. NIM : 075102007
Program : D-IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji
... ...Penguji I (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK) (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)
...Penguji II
(Ir. Dwi Lindarto, MT)
...Penguji III
(dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
Koordinator Ketua Pelaksana
Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik FK USU
(Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)
LEMBAR PERNYATAAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA
WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA (RIAU) TAHUN 2008
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2008 Yang Menyatakan,
(PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008
Nama Mahasiswa : Asiah M.
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun Akademik : 2007 / 2008
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi merupakan masalah serius sepanjang hidup terutama bagi perempuan. Salah satu kelompok yang sering menjadi perhatian adalah wanita PSK sebagai penyebab penularan berbagai jenis penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, syphilis, gonorrhea, dan lain-lain. Wanita PSK perlu mempunyai wawasan pengetahuan yang baik tentang penularan penyakit kelamin terutama tentang kesehatan reproduksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita PSK tentang Kesehatan reproduksi, dengan disain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik (52,4%), dan masih ditemukan 11,1% responden berpengetahuan kurang. Jawaban yang paling banyak benar yaitu pengetahuan tentang pengendalian PMS pada wanita PSK, dan hak-hak reproduksi yaitu sebagian besar responden menjawab benar seluruh pertanyaan.
Diharapkan petugas kesehatan terutama Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tetap mempertahankan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan di Lokasi Pantai Nirwana terutama tentang kesehatan reproduksi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini baik dalam penyusunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangannya.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama :
1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara dan juga selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama membimbing penulis.
Tembilahan Kota yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota.
6. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang secara langsung telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.
7. Ibunda dan Ayahanda, yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada penulis.
8. Suami dan anak-anakku yang tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungan baik moril maupun materi kepada penulis.
9. Kepada seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Proposal ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya penulis.
Medan, Juni 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Pertanyaan Penelitian ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan ... 6
2.1.1. Definisi ... 6
2.1.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan ... 6
2.1.3. Tingkatan Pengetahuan ... 8
2.1.4. Pengukuran Pengetahuan ... 9
2.2. Wanita Pekerja Seks Komersial ... 10
2.3. Kesehatan Reproduksi ... 10
2.3.1. Definisi ... 10
2.3.2. Alat Reproduksi Wanita ... 11
2.3.3. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) ... 14
2.3.4. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita Pekerja Seks Komersial ... 19
2.3.5. Hak-hak Reproduksi ... 20
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep ... 22
3.2. Definisi Operasional ... 22
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 25
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
4.2.1. Populasi ... 25
4.3.1. Lokasi Penelitian ... 25
4.3.2. Waktu Penelitian ... 25
4.4. Pertimbangan Etik ... 26
4.5. Instrumen Penelitian ... 26
4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27
4.7. Pengumpulan Data ... 28
4.8. Aspek Pengukuran ... 29
4.9. Analisis Data ... 29
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 30
5.2. Pengetahuan ... 31
5.2.1. Pengetahuan Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi ... 32
5.2.2. Pengetahuan Tentang Alat Reproduksi Wanita ... 33
5.2.3. Pengetahuan Tentang PMS dan ISR ... 34
5.2.4. Pengetahuan Tentang Upaya Pengendalian PMS Pada Wanita PSK ... 35
5.2.5. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi ... 36
5.2.6. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Pengetahuan ... 37
5.2.7. Pengetahuan Tentang Berdasarkan Sumber Informasi ... 37
5.3. Pembahasan ... 38
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 41
6.2. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Lokasi Pantai
Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan
Kota Riau Tahun 2008 ... 30 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau
Tahun 2008 ... 32 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Pengertian Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan
Kota Riau Tahun 2008 ... 32 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Alat Kesehatan Reproduksi Wanita di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan
Kota Riau Tahun 2008 ... 33 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
PMS dan ISR di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008 ... 34 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008 ... 35 Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Reproduksi Berdasarkan Pendidikan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan
Kota Riau Tahun 2008 ... 37 Tabel 5.9. Tabel Silang Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Lembar Kuesioner Penelitian
3. Uji Coba Kuesioner
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 5. Tabel Master
6. Output SPSS
7. Jadwal Kegiatan (Time Table)
8. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik 9. Surat Balasan Penelitian
10. Lembar Konsul
I. Data Pribadi
Nama : ASIAH M.
Tempat/Tanggal Lahir : Benteng, 29 Juni 1967 Jenis Kelamin : Perempuan
Anak : Ke 3 dari 5 bersaudara Agama : Islam
Pekerjaan : Staf Puskesmas Tembilahan Kota
Alamat : Jl. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan Kota
II. Data Orang tua
Nama Ayah : MUHAMMAD .S Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Husnah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Abdul Manaf No. 09 Tembilahan Kota
III. Data Keluarga
Nama Suami : Junaidi
Tempat / Tanggal Lahir : Tembilahan, 26 Maret 1965 Agama : Islam
Pekerjaan : Staf Dinas Kesehatan Tembilahan
Alamat : Jl. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan Kota Jumlah anak : 3 (tiga) orang (1 putra, 2 putri)
IV. Data Pendidikan
1. Tahun 1974 – 1981 : SD Negeri 01 Tembilahan 2. Tahun 1981 – 1984 : SMP Negeri 1 Tembilahan 3. Tahun 1984 – 1987 : SPK Tanjung Pinang
4. Tahun 1989 – 1990 : Program Pendidikan Bidan Tanjung Pinang 5. Tahun 1999 – 2002 : Poltekkes Pekan Baru
6. Tahun 2007 – 2008 : Program D-IV Bidan Pendidik Propinsi Sumatera Utara
V. Data Pekerjaan
1. Tahun 1987 – 1988 : Rumah Sakit Umum Tembilahan sebagai Perawat.
2. Tahun 1990 – 1996 : Kepala Puskesmas Pembantu Sungai Buluh Kecamatan Kuindra Tembilahan
Judul : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008
Nama Mahasiswa : Asiah M.
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun Akademik : 2007 / 2008
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi merupakan masalah serius sepanjang hidup terutama bagi perempuan. Salah satu kelompok yang sering menjadi perhatian adalah wanita PSK sebagai penyebab penularan berbagai jenis penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, syphilis, gonorrhea, dan lain-lain. Wanita PSK perlu mempunyai wawasan pengetahuan yang baik tentang penularan penyakit kelamin terutama tentang kesehatan reproduksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita PSK tentang Kesehatan reproduksi, dengan disain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik (52,4%), dan masih ditemukan 11,1% responden berpengetahuan kurang. Jawaban yang paling banyak benar yaitu pengetahuan tentang pengendalian PMS pada wanita PSK, dan hak-hak reproduksi yaitu sebagian besar responden menjawab benar seluruh pertanyaan.
Diharapkan petugas kesehatan terutama Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tetap mempertahankan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan di Lokasi Pantai Nirwana terutama tentang kesehatan reproduksi.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Letak geografis Indonesia dengan 1.300 pulau besar dan kecil,
penyebaran penduduk yang tidak merata, tingkat sosial ekonomi dan
pendidikan belum memadai, menyebabkan kurangnya kemampuan dalam
menjangkau tingkat kesehatan. Salah satu masalah kesehatan adalah masalah
kesehatan reproduksi yang mempunyai dampak luas menyangkut berbagai
aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Kesehatan alat
reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) (Manuaba, 2002).
Kesehatan reproduksi merupakan masalah serius sepanjang hidup
terutama bagi perempuan, selain karena terpapar penyakit, juga kondisi sosial
yang memungkinkan terjadinya perlakuan kurang adil, ketidakpedulian pada
kesehatan perempuan turut menyumbang rendahnya kesehatan kaum
perempuan. Salah satu kelompok yang sering menjadi perhatian adalah wanita
pekerja seks komersial (PSK) dimana infeksi alat reproduksi bisa terjadi
dengan keluhan : keputihan, berbau, dan nyeri buang air kecil, maka wanita
pekerja seks komersial diharapkan mampu mengenal penyakit yang dialami
berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang dapat menimbulkan komplikasi
seperti kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan,
2
penyakit infeksi seksual yang masih merupakan masalah dunia yaitu
penyebaran penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) (Hakim, 2005).
Jumlah Kasus HIV/AIDS di dunia terus mengalami peningkatan,
menurut data UNAIDS (United Nations for Acquired Immunodeficiency
Syndrome) Tahun 2006 yang dipublikasikan pada 21 November 2006,
diperkirakan sebesar 39,5 juta orang menderita HIV. Terdapat 4,3 juta infeksi
baru pada 2006 dengan 2,8 juta (65%) dari jumlah tersebut terjadi di
Sub-Sahara Afrika. Selain itu juga terdapat beberapa peningkatan penting di
wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah, dimana terdapat beberapa indikasi
bahwa jumlah infeksi telah meningkat hingga lebih dari 50% sejak tahun 2004.
Pada tahun 2006, sebanyak 2,9 juta orang meninggal akibat penyakit terkait
AIDS (Sailatuhu, 2006).
Menurut data Departemen Kesehatan RI, hingga Juni 2007, jumlah
kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 15-19 tahun berjumlah 167 orang dan
usia 20-29 tahun berjumlah 1.225 orang. Sementara jumlah total semua usia
adalah 4.389 kasus HIV/AIDS (2.864 kasus HIV dan 1.525 kasus AIDS)
(Hakim, 2005).
Penyebaran penyakit menular seksual (PMS) di Indonesia sulit
ditelusuri sumbernya, sebab tidak pernah dilakukan registrasi terhadap
penderita yang ditemukan. Jumlah penderita yang sempat terdata hanya
sebagian kecil dari jumlah penderita sesungguhnya. Saat ini PSK masih
berdasarkan survei, peringkat PSK di Jawa Barat paling rendah dalam
pemakaian kondom dibandingkan daerah lain di Indonesia (Yepa, 2004).
Untuk mencegah berbagai penularan penyakit menular seksual dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan memberikan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada masyarakat terutama pada
kelompok beresiko tinggi seperti wanita pekerja seks komersial (PSK). Dengan
pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi, diharapkan PSK dapat
melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penularan penyakit infeksi
seksual (Departemen Kesehatan RI, 2003).
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Lokasi Pantai
Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) dengan
menanyakan masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi pada 10
orang termasuk PSK yang baru menjadi penghuni lokalisasi tersebut dan
mendapati 6 orang tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang tingkat pengetahuan wanita PSK terhadap kesehatan reproduksi di
lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota
(Riau) Tahun 2008..
1.2. Pertanyaan Penelitian
Dari uraian pada latar belakang di atas, pertanyaan dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita PSK tentang kesehatan
reproduksi di lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas
4
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita PSK tentang kesehatan
reproduksi di lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas
Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks
komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang pengertian kesehatan
reproduksi.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks
komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang alat reproduksi wanita.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks
komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang Penyakit Menular
Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR).
d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks
komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang upaya Pengendalian
PMS Pada Wanita Pekerja Seks Komersial.
e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks
komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang hak-hak reproduksi.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Hasil penelitian ini akan bermanfaat secara teoritis sebagai informasi
pengembangan dalam Departemen Sosial khususnya di lokasi Pantai
1.4.2. Bagi pengelola lokasi Pantai Nirwana, sebagai masukan dan informasi
sehingga dapat mengambil langkah-langkah dalam peningkatan
pengetahuan PSK tentang kesehatan reproduksi.
1.4.3. Bagi Petugas kesehatan di Puskesmas Tembilahan Kota, dapat menjadi
masukan dalam memberikan pelayanan dan penyuluhan kesehatan
kepada PSK di lokasi Pantai Nirwana.
1.4.4. Bagi peneliti, sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian dan
menambah pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian
lain di kemudian hari.
1.4.5. Bagi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, dapat dijadikan bahan bacaan dan perbandingan di
perpustakaan.
1.4.6. Bagi pembaca, menambah wawasan pengetahuan dan sebagai bahan
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra
yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku
sesuai keyakinan tersebut (Istiarti, 2000).
2.1.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua:
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum
a. Cara coba salah (trial & error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak
berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai
didapatkan hasil mencapai kebenaran.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat
memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut.
d. Melalui jalan pikiran
Dengan jalan ini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya.
2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian
8
2.1.3. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu : (Notoatmodjo, 2003).
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status
pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
10
2.2. Wanita Pekerja Seks Komersial
Pelacur (PSK) adalah setiap orang baik pria ataupun wanita yang menjual
diri kepada umum untuk melakukan hubungan seksual di luar pernikahan baik
untuk mendapatkan imbalan uang maupun tidak. Sedangkan Wanita Pekerja Seks
Komersial mengacu kepada mereka yang menjual diri dengan melakukan
hubungan seksual di luar pernikahan dengan mendapatkan imbalan yang mengacu
kepada jenis kelamin perempuan.
Pelacuran adalah praktek dengan kesenangan seksual dijadikan
komoditas untuk mencari keuntungan. Dilakukan dengan memperdagangkan
manusia (pelacur). Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual,
seperti oral seks atau hubungan seks, untuk uang (Wikipedia, 2007)
2.3. Kesehatan Reproduksi 2.3.1. Definisi
Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re yang berarti kembali
dan produksi yang berarti membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi
mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi (kespro) adalah
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi (Sundana, 2006).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya
(Depkes, 2003).
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin fungsi reproduksi,
khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik,
mental maupun sosial dan bukan saja terbebas dari penyakit atau gangguan
fungsi alat reproduksi.
2.3.2. Alat Reproduksi Wanita
Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat
kelamin luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin wanita tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Alat kelamin luar
a. Mons veneris
Disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian depan menutup tulang
kemaluan. Fungsi mons veneris adalah memainkan peran dalam
seksualitas dan melindungi simphisis pubis selama koitus.
b. Labia mayora (bibir besar)
Berasal dari mons veneris, bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan
bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit
berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak
12
banyak ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks, berfungsi
sekali selama rangsangan sensual.
c. Labia minora (bibir kecil)
Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian
depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh
darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah.
d. Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat
hubungan seks.
e. Vestibulum
Bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanan kiri dan bagian atas
oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian
vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing,
kelenjar bartholini, dan kelenjar skene (kelenjar-kelenjar ini akan
mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam
hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis).
f. Himen (selaput dara)
Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar.
Pada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah
menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan
kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat berhubungan
melahirkan hymen merupakan tonjolan kecil yang disebut kurunkulae
mirtiformis.
2. Alat kelamin dalam
a. Vagina (saluran senggama)
Merupakan saluran otot-otot selaput yang menghubungkan rahim
dengan dunia luar, bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot
sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat kendalikan dan dilatih. Selaput
vagina tidak mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut
“rugae” dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya
11 cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang
selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atas lapisan dalam rahim.
Sebagian dari kelenjar rahim yang menonjol pada vagina disebut
“Porsio” (leher rahim). Fungsi vagina (saluran senggama)penting
sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual,
saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.
b. Rahim (uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di
panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di
depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga
oleh ligament yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang
saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian
14
c. Tuba fallopii
Tuba falopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah
lateral, dengan panjang sekitar 12 cm Tuba fallopii bukan merupakan
saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga
membedakannya menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan
mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga dapat menangkap
ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi) (Bobak, 2000)
d. Indung telur (ovarium)
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung
ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh
ligamentum infudibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber
hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak
kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi.
e. Parametrium (penyangga rahim)
Merupakan lipatan peritoneum dengan berbagai penebalan, yang
menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya
mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur.
Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya
(Manuaba, 2002; Dianawati, 2006).
2.3.3. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak
ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan
seksual dengan seseorang yang sebelumnya telah terjangkit salah satu jenis
penyakit ini. Penyakit ini sangat berbahaya, pengobatan untuk setiap jenis
penyakit berbeda-beda beberapa diantaranya tidak dapat disembuhkan
(Dianawati, 2006).
Penyakit menular seksual merupakan salah satu infeksi saluran
reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. ISR merupakan
masuk dan berkembang baiknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran
reproduksi. Kuman penyebab ini dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.
Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi sebagai akibat dari :
1. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan setelah buang air besar
yang kurang sempurna
2. Kesehatan umum yang rendah
3. Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama pada saat haid
4. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti-ganti pasangan
5. Hubungan seksual dengan penderita infeksi
6. Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan atau perkosaan
7. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam
melakukan pemeriksaan / tindakan di sekitar saluran reproduksi (Depkes
RI, 2003).
Jenis Penyakit Menular Seksual yang dapat ditularkan adalah sebagai
16
1. Infeksi Kelenjar Bartholini
Terjadi karena penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri
gonorrhea, stapilokokus, atau streptokokus. Gejala infeksi ini pada keadaan
akut adalah sukar berjalan karena adanya nyeri, pada pemeriksaan dijumpai
pembengkakan kelenjar, padat dan berwarna merah, sangat nyeri dan terasa
panas di sekitarnya.
Pengobatan pada infeksi ini yaitu dengan :
a. Insisi langsung untuk mengurangi pembengkakan dan mengeluarkan
isinya.
b. Pemberian antibiotika dosis tepat.
2. Kondiloma akuminata
Berbentuk seperti bunga kol dengan jaringan ikat dan tertutup oleh
epitel hyperkeratosis (penebalan lapisan tanduk). Penyebabnya semacam
virus sejenis virus peroka. Pengobatan pada infeksi ini dengan tingtura
podofilin 10%.
3. Infeksi vagina
Terdapat pembengkakan vagina, merah, dan terutama pada rasa gatal
yang hebat, dapat disertai dengan rasa nyeri. Ini terjadi pada mereka yang
berbadan relatif gemuk. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai penyakit
kencing manis (diabetes melitus).
4. Infeksi liang senggama (vaginitis)
Di dalam liang senggama hidup bersama saling menguntungkan
basil diferoid. Secara umum gejala infeksi liang senggama (vaginitis)
disertai infeksi bagian luar (bibir), pengeluaran cairan (bernanah), terasa
gatal dan terbakar. Pada permukaan kemaluan luar tampak merah
membengkak dan terdapat bintik-bintik merah.
5. Infeksi spesifik vagina
Beberapa infeksi khusus pada vagina meliputi trikomonas vaginalis,
dengan gejala :
a. Leucorrhea encer sampai kental
b. Berbau khas
c. Gatal
d. Rasa terbakar
Infeksi penyakit ini disebabkan oleh bakteri tyrikomonas vaginalis. Cara
penularan utama dengan hubungan seksual. Jika yang terinfeksi salah satu
dari pasangan atau keduanya, maka pengobatan dengan antibiotik
metronidazol untuk suami dan istri secara bersamaan. Infeksi vagina
lainnya adalah kandidiasis vaginitis, infeksi ini disebabkan oleh jamur
candida albican dengan gejala :
a. Leucorrhea berwarna putih
b. Bergumpal
c. Sangat gatal
d. Pada dinding vagina terdapat selaput yang melekat dan bila dikorek
mudah berdarah
Pengobatan dengan memberikan Myostatin sebagai obat minum atau
18
6. Servisitis akuta
Infeksi ini dapat disebabkan oleh gonokokus (gonorea). Gejalanya
adalah sebagai berikut :
a. Pembengkakan mulut rahim
b. Pengeluaran cairan bernanah
c. Nyeri yang dapat menjalar ke sekitarnya.
Pengobatannya dilakukan dengan cara :
a. Antibiotika dengan dosis yang tepat
b. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
7. Servisitis Menahun (Kronis)
Infeksi ini terjadi sebagian besar wanita yang telah melahirkan.
Terdapat perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejalanya yaitu :
a. Leucorrhea yang kadang sedikit atau banyak
b. Terjadi perdarahan (saat berhubungan seks)
Pengobatannya dilakukan dengan cara :
a. Dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari persalinan / sebelum
hubungan seks dimulai
b. Pada mulut rahim luka lokal disembuhkan dengan cairan albutil
tingtura, cairan nitra sergenti tingtura dibakar dengan pisau listrik,
termo kauter, mendinginkannya (kryosurgery).
8. Penyakit Radang Panggul
Berkaitan dengan infeksi alat kelamin bagian atas (sekitar saluran indung
infeksi ini adalah terjadi perlekatan setelah infeksi yang menyebabkan
gangguan terhadap kemungkinan hamil atau kemandulan (infertilitas)
(Manuaba, 2002).
2.3.4. Upaya Pengendalian PMS Pada Wanita Pekerja Seks Komersial Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita pekerja seks
komersial adalah untuk memutuskan mata rantai penularan infeksi PMS, dan
untuk mencegah berkembangnya PMS dan komplikasinya. Tujuan tersebut
dapat dicapai melalui :
1. Mengurangi pajanan PMS dengan program penyuluhan untuk menjauhkan
masyarakat terhadap perilaku risiko tinggi.
2. Mencegah infeksi dengan anjuran pemakaian kondom bagi yang
berperilaku risiko tinggi.
3. Meningkatkan kemampuan diagnosis dan pengobatan serta anjuran untuk
mencari pengobatan yang tepat.
4. Membatasi komplikasi dengan melakukan pengobatan dini dan efektif baik
untuk yang simtomatik maupun asimtomatik serta pasangan seksualnya
(Daili, 2005).
Hal-hal penting yang perlu diketahui dan dipahami tentang PMS adalah
sebagai berikut:
1. PMS dapat terjadi dan menular baik pada laki-laki maupun perempuan.
2. Penularan PMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan hubungan
20
3. Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap PMS.
4. Perempuan lebih mudah tertular PMS dari pasangannya.
5. Infeksi atau borok pada alat reproduksi perempuan sering tersembunyi dan
tidak mudah terlihat oleh petugas yang kurang terlatih. Di samping itu,
keluhannya pun tidak jelas dan perempuan sering merasa malu untuk
menceritakan masalahnya dan diperiksa alat kelaminnya.
6. Beberapa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti pada
perempuan, tetapi setiap saat dapat menularkan penyakit tersebut kepada
pasangannya.
7. Komplikasi PMS, seperti kemandulan, dapat dicegah bila PMS segera
diobati (Depkes RI, 2003; Daili, 2005).
2.3.5. Hak-hak Reproduksi
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang,
baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial,
suku, umur, agama, dan lain-lain) untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggungjawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah
anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan
melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi
manusia yang diakui di dunia internasional.
Secara praktis hak reproduksi dijabarkan dalam tujuh hal berikut :
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan
klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.
2. Setiap orang, perempuan dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai
individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang
seksualitas, reproduksi, dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat
dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi
masalah kesehatan reproduksi.
3. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman,
efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan
dan tak melawan hukum.
4. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam
menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
5. Setiap anggota pasangan suami istri berhak memiliki hubungan yang
didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan
dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur
pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
6. Setiap remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi
yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat
dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab.
7. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah,
lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan
Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di
Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota
(Riau) Tahun 2008” adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1. Pengetahuan Wanita PSK Tentang Kesehatan Reproduksi adalah segala
sesuatu yang diketahui Wanita PSK tentang Kesehatan Reproduksi
yang berkaitan dengan pengertian, alat reproduksi wanita, penyakit
menular seksual dan infeksi saluran reproduksi, upaya pengendalian
PMS pada wanita PSK, dan hak-hak reproduksi wanita yang diajukan Pengetahuan
Wanita PSK Tentang Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi :
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi 2. Alat Reproduksi Wanita
3. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) 4. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita
PSK
melalui pertanyaan dalam lembaran kuesioner. Tingkat pengetahuan
Wanita PSK dikategorikan dalam :
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang baik
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
3.2.2. Pengertian kesehatan reproduksi meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: apa
yang dimaksud kesehatan reproduksi, fungsi jangka panjang kesehatan
reproduksi, pengertian alat reproduksi, yang ingin dicapai dalam
kesehatan reproduksi, dan kaitan dengan kesehatan reproduksi.
3.2.3. Alat reproduksi wanita meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: pembagian
alat reproduksi wanita, bagian alat kelamin wanita, selaput tipis yang
menutupi sebagian lubang vagina wanita, saluran untuk melakukan
senggama, dan tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat
kelamin wanita.
3.2.4. Penyakit menular seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: terjadinya penyakit menular seksual,
kuman penyebab infeksi saluran reproduksi, tanda-tanda vagina
terinfeksi PMS, faktor beresiko terjadinya penularan PMS, dan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan
24
3.2.5. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK meliputi 5 pertanyaan
terdiri dari: tujuan utama pengendalian PMS pada wanita PSK,
pencegahan PMS, Cara efektif mencegah penularan PMS, agar PMS
dapat diketahui lebih dini, dan yang dapat ditulari PMS.
3.2.6. Hak-hak reproduksi meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: yang dimaksud
dengan hak-hak reproduksi, dasar hak-hak reproduksi, hak-hak
reproduksi berlaku pada siapa saja, hak reproduksi ebrazaskan
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan wanita
pekerja seks komersial tentang kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana
Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pekerja seks
komersial di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Puskesmas Kecamatan
Tembilahan Kota (Riau) sebanyak 63 orang.
4.2.2. Sampel
Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu
keseluruhan populasi yaitu sebanyak 63 responden.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan
Puskesmas Tembilahan Kota.
4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sampai Juni 2008
26
proposal, ujian proposal, mengajukan izin lokasi, pengumpulan data,
pengolahan data, membuat laporan, ujian akhir, perbaikan KTI, dan
penjilidan / penggandaan KTI.
4.4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Ketua
Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas
Kesehatan Indragiri Hilir dan Kepala Puskesmas Tembilahan Kota Riau,
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden
bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden
berhak mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan membagi lembar
persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.
Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang akan diberikan tidak
mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan nomor kode
pada masing-masing lembar kuesioner tersebut dan informasi yang diperoleh
hanya dipergunakan untuk penelitian.
4.5. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa formulir demografi dan kuesioner tingkat
pengetahuan wanita pekerja seks komersial tentang kesehatan reproduksi yang
a. Demografi
Data demografi yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur,
agama, pendidikan terakhir, suku, jumlah anak, dan sumber informasi
kesehatan reproduksi.
b. Kuesioner tingkat pengetahuan
Kuesioner tentang kesehatan reproduksi meliputi : pengertian kesehatan
reproduksi, alat reproduksi wanita, penyakit menular seksual (PMS) dan
infeksi saluran reproduksi (ISR), upaya pengendalian PMS pada wanita
PSK, hak-hak reproduksi.
4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner sebagai uji coba yang bertujuan untuk mendapatkan alat
ukur yang benar-benar sahih dan terandal. Uji validitas ini dilakukan di Lokalisasi
Rumbai Jaya, Riau dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Uji validitas
dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah itu diuji dengan
menggunakan uji t. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Spearman Brown.
(Hidayat, 2007)
Rumus uji validitas :
rhitung =
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N
Rumus uji t :
thitung =
2r 1 2 n r
Jumlah responden dalam ujicoba ini sebanyak 15 orang. Nilai ttabel pada
28
Rumus Spearman Brown untuk uji reliabilitas yaitu :
r11 =
b b r r .
1 2
Nilai ttabel, pada =0,05, dengan dk=n-1=14, maka ttabel = 0,532.
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada
Lampiran tabel uji Validitas dan reliabilitas.
4.7. Pengumpulan Data
Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini yaitu :
a. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Program
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Dinas
Kabupaten Indragiri Hilir dan Kepala Puskesmas Tembilahan Kota Riau.
c. Menanyakan cara persetujuan responden untuk menjadi responden secara
sukarela.
d. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani
lembar persetujuan (informed consent).
e. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya
dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar
mengisi seluruh pertanyaan.
f. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan
apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh
responden.
g. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
4.8. Aspek Pengukuran
Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang baik pengetahuan
responden terlebih dahulu menentukan kriteria / tolak ukur yang akan dijadikan
penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 25
pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan jawaban
yang salah diberi bobot 0.
Untuk menentukan panjang kelas (interval) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: (Hidayat, 2007).
=
kelas banyak
rentang
=
3 0 -25
= 8,33 → 8
Maka aspek kategori pengetahuan responden, rentangnya adalah sebagai
berikut :
1. Baik : Menjawab dengan benar 17-25 soal
2. Cukup : Menjawab dengan benar 9-16 soal
3. Kurang : Menjawab dengan benar 1-8 soal
4.9. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membahas tabel
distribusi frekuensi dan persentase data yang terkumpul. Selanjutnya dengan
membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Responden di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1 Umur
<20 tahun 20-30 tahun 31-40 tahun >40 tahun 1 45 15 2 1,6 71,4 23,8 3,2 2 Agama Islam Protestan 61 2 96,8 3,2 3 Pendidikan SD SMP SMA 21 31 11 33,3 49,2 17,5 4 Suku Bangsa
Melayu Padang Jawa Batak Lainnya 20 2 35 2 4 31,7 3,2 55,6 3,2 6,3 5 Jumlah anak
Tidak ada 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 6 29 19 7 2 9,5 46,0 30,2 11,1 3,2 6 Sumber Informasi
Petugas Kesehatan Teman Keluarga 60 1 2 95,2 1,6 3,2
5.2. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi
32
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota
Riau Tahun 2008
No Pengetahuan Jumlah Persentase
1 2 3 Baik Cukup Kurang 33 23 7 52,4 36,5 11,1
Total 63 100
5.2.1. Pengetahuan Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi
[image:46.595.116.512.568.731.2]Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang pengertian kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 3 tentang alat reproduksi yaitu organ tubuh manusia yang berfungsi menghasilkan keturunan sebanyak 51 orang (81%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 2 tentang fungsi kesehatan reproduksi dalam jangka panjang sebanyak 51 orang (81%).
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas
Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No
Soal Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Benar(%) Salah (%)
1 Pengertian kesehatan reproduksi 17 27,0 46 73,0 63 100 2 Fungsi kesehatan reproduksi dalam
jangka panjang
12 19,0 51 81,0 63 100
3 Yang dimaksud alat reproduksi 51 81,0 12 19,0 63 100 4 Kesejahteraan yang ingin dicapai
dalam kesehatan reproduksi
32 50,8 31 49,2 63 100
5 Kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan kesehatan
5.2.2. Pengetahuan Tentang Alat Reproduksi Wanita
[image:47.595.115.513.455.710.2]Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang alat reproduksi wanita menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang alat kesehatan reproduksi wanita sebanyak 5 pertanyaan (nomor 6-10) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 9 tentang saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita yaitu vagina yaitu sebanyak 41 orang (65,1%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 7 tentang Bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks sebanyak 48 orang (76,2%).
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Alat Kesehatan Reproduksi Wanita di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan
Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No
Soal Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Benar(%) Salah (%)
1 Alat reproduksi wanita terbagi dua. 28 46,0 34 54,0 63 100 2 Bagian alat kelamin wanita yang
paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks
15 23,8 48 76,2 63 100
3 Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar pada alat kelamin wanita
36 57,1 27 42,9 63 100
4 Saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita
41 65,1 22 34,9 63 100
5 Tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat kelamin wanita
34
5.2.3. Pengetahuan Tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan ISR (Infeksi Saluran Reproduksi)
[image:48.595.117.512.470.698.2]Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan responden tentang IMS dan ISR menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan (nomor 11-15) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 11 tentang terjadinya PMS yaitu hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan sebanyak 54 orang (85,7%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 14 tentang faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual sebanyak 36 orang (57,1%).
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang PMS dan ISR di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas
Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No
Soal Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Benar(%) Salah (%)
1 Terjadinya PMS 54 85,7 9 14,3 63 100
2 Kuman penyebab terjadinya infeksi saluran reproduksi
53 84,1 10 15,9 63 100
3 Tanda-tanda pada vagina yang terinfeksi penyakit menular seksual
47 74,6 16 25,4 63 100
4 Faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual
27 42,9 36 57,1 63 100
5 Penyakit yang ditularkan salah satunya dengan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan tubuh
5.2.4. Pengetahuan Tentang Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang upaya pengendalian PMS pada wanita PSK menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan (nomor 16-20) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 17 tentang cara mencegah penularan PMS dan mengenal tentang berbagai macam jenis PMS yaitu penyuluhan sebanyak 54 orang (85,7%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 16 tentang tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK sebanyak 20 orang (31,7%).
[image:49.595.115.511.468.697.2]
Tabel 5.6.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan
Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No
Soal Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Benar(%) Salah (%)
1 Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK
43 68,3 20 31,7 63 100
2 Cara mencegah penularan penyakit menular dan mengenalkan tentang berbagai macam jenis PMS.
54 85,7 9 14,3 63 100
3 Cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit menular seksual
52 82,5 11 17,5 63 100
4 Cara mengetahui sejak dini
penyakit menular seksual.
44 69,8 19 30,2 63 100
5 Penularan penyakit menular seksual
36
5.2.5. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi
[image:50.595.113.513.432.616.2]Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan (nomor 21-25) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 23 tentang kepada siapa saja hak-hak reproduksi berlaku yaitu pada semua orang sebanyak 51 orang (81%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 21 tentang yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi sebanyak 22 orang (34,9%).
Tabel 5.7.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas
Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No
Soal Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Benar(%) Salah (%)
1 Yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi
41 65,1 22 34,9 63 100
2 Dasar hak-hak reproduksi 47 74,6 16 25,4 63 100
3 Kepada siapa saja hak-hak reproduksi berlaku.
51 81,0 12 19,0 63 100
4 Pengakuan hak-hak reproduksi. 42 66,7 21 33,3 63 100
5 Isi sebagian dari hak-hak reproduksi
5.2.6. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Pendidikan Pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 31 orang (49,2%) dan berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (25,4%). Responden yang berpengetahuan kurang paling banyak ditemukan pada responden yang berpendidikan SMP sebanyak 5 orang (7,9%).
[image:51.595.115.510.359.486.2]Tabel 5.8.
Tabel Silang Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Pendidikan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah
Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No Pendidikan
Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 2 3 SD SMP SMA 10 16 7 15,9 25,4 11,1 10 10 3 15,9 15,9 4,8 1 5 1 1,6 7,9 1,6 21 31 11 33,3 49,2 17,5
Jumlah 33 52,4 23 36,5 7 11,1 63 100
5.2.7. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi
38
[image:52.595.112.514.180.291.2]Tabel 5.9.
Tabel Silang Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah
Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008
No Sumber Informasi
Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 2 3 Petugas Kesehatan Teman Keluarga 32 - 1 50,8 - 1,6 22 - 1 34,9 - 1,6 6 1 - 9,5 1,6 - 60 1 2 95,2 1,6 3,2
Jumlah 33 52,4 23 36,5 7 11,1 63 100
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan wanita PSK tentang kesehatan reproduksi sebagian besar dalam kategori baik (52,4%), dan masih ditemukan sebanyak 11,1% responden yang berpengetahuan kurang.
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa pengetahuan tentang pengertian kesehatan reproduksi, responden sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan alat reproduksi, 81% responden menjawab dengan benar. Dari 5 pertanyaan yang diajukan jawaban responden yang paling banyak benar yaitu soal nomor 3 dan 4, sedangkan soal nomor 1,2, dan 5 sebagian besar jawaban responden salah.
Pada pertanyaan tentang alat reproduksi wanita responden paling banyak benar menjawab tentang saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita 65,1% menjawab benar yaitu vagina. Pertanyaan pengetahuan tentang alat reproduksi wanita paling banyak benar yaitu soal nomor 8 dan 9, sedangkan pertanyaan nomor 6,7, dan 10 sebagian besar jawaban responden salah.
Pada pertanyaan pengetahuan tentang PMS dan ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) terlihat bahwa dari 5 pertanyaan yang diajukan sebagian besar jawaban responden yang benar yaitu pertanyaan nomor 11, 12,13, dan 15, sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu soal nomor 14.
40
Demikian juga pada pertanyaan pengetahuan tentang hak-hak reproduksi sebagian besar responden menjawab dengan benar yaitu pertanyaan nomor 21-25.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yepa (2004), menunjukkan bahwa pengetahuan wanita PSK di kawasan Saritem, Surabaya tentang kesehatan reproduksi sebagian besar dalam kategori baik (68,71%).
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengetahuan wanita pekerja seks komersial tentang kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Umur responden sebagian besar 20-30 tahun, beragama Islam, berpendidikan SMP, suku Jawa, jumlah anak 1 orang, dan memperoleh informasi dari petugas kesehatan.
2. Sebagian besar responden berpengetahuan baik, dan masih ditemukan 11,1% responden berpengetahuan kurang.
3. Pengetahuan responden tentang pengertian kesehatan reproduksi sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu tentang fungsi kesehatan reproduksi dalam jangka panjang.
4. Pengetahuan responden tentang alat reproduksi wanita sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks.
42
6. Pengetahuan responden tentang pengendalian PMS pada wanita PSK sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK.
7. Pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi sebagian besar jawaban dijawab dengan benar. Jawaban paling banyak salah yaitu yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi.
6.2. Saran-saran
Pengetahuan wanita PSK yang cukup dan kurang tentang kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana diharapkan untuk tetap terus menggali informasi tentang kesehatan reproduksi agar dapat menjadi motivasi wanita PSK untuk keluar dari Lokasi Pantai Nirwana.
(INFORMED CONSENT)
Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008
Peneliti : ASIAH M.
Alamat : Jln. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan - Riau
Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial terhadap kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tahun 2008. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung risiko yang berarti dan saya telah diberitahu bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapapun.
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.
Tembilahan, Januari 2008
Tanda Tangan, Peneliti,
Responden
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN
KOTA (RIAU) TAHUN 2007
No. Responden :...
Diisi oleh peneliti
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda checklist () pada jawaban yang telah disediakan
Data Demografi
1. Umur : ...Tahun
2. Agama : a. Islam
b. Protestan
c. Katolik
d. Hindu
e. Buddha
f. Lainnya, sebutkan : ... 3. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Diploma
f. Sarjana
4. Suku : a. Melayu
b. Padang
c. Jawa
d. Batak
e. Lainnya, sebutkan : ... 5. Jumlah anak : a. 1 orang
b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang e. > 4 orang
6. Sumber informasi kesehatan reproduksi, anda peroleh dari: a. Petugas kesehatan b. Media elektronik c. Media cetak d. Teman e. Keluarga
A. Pengertian Kesehatan Reproduksi 1. Kesehatan reproduksi adalah ...
a. Keadaan sehat fisik yang berkaitan dengan sistem organ reproduksi perempuan.
b. Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.
c. Kesehatan alat kelamin perempuan
2. Kesehatan reproduksi berfungsi dalam jangka panjang yang berarti ... a. Menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup
b. Fungsi alat reproduksi dari masa kehamilan sampai tua c. Menghasilkan keturunan yang baik
3. Yang dimaksud dengan alat reproduksi yaitu ... a. Alat memproduksi sistem peredaran darah b. Alat untuk mencerna makanan
c. Organ tubuh manusia yang berfungsi menghasilkan keturunan 4. Kesejahteraan yang ingin dicapai dalam kesehatan reproduksi yaitu ...
a. Fisik, mental, dan sosial. b. Mental dan spiritual c. Jawaban a dan b salah
5. Kesehatan reproduksi meliputi kesehatan yang berkaitan dengan a. Fungsi dan peran melahirkan
b. Fungsi dan peran alat kelamin c. Fungsi dan peran sistem reproduksi B. Alat Reproduksi Wanita
6. Alat reproduksi wanita terbagi dua yaitu ... a. Alat kelamin atas dan alat kelamin bawah
b. Alat kelamin luar dan alat kelamin bagian dalam c. Alat kelamin dan alat menyusui
7. Bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks yaitu ...
a. Vagina b. Klitoris c. Selaput dara
8. Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar pada alat kelamin wanita disebut ...
9. Saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita adalah...
a. Vagina b. Rahim c. Klitoris
10.Tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat kelamin wanita yaitu .... a. Vagina
b. Indung telur c. Rahim
C. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) 11.Penyakit menular seksual dapat terjadi melalui ...
a. Hubungan seksual dengan satu pasangan
b. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan c. Hubungan dalam ikatan keluarga.
12.Kuman penyebab terjadinya infeksi saluran reproduksi yaitu ... a. Mengkonsumsi makanan yang sudah berjamur
b. Kuman yang terdapat pada makanan c. Bakteri, jamur, virus, parasit
13.Tanda-tanda pada vagina yang terinfeksi penyakit menular seksual yaitu ... a. Tidak menunjukkan tanda-tanda
b. Bengkak, merah, rasa gatal dan rasa nyeri. c. Luka, bengkak, kemudian timbul pecah-pecah.
14.Faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual yaitu a. Kurang kebersihan alat kelamin, terjadinya perlukaan pada alat kelamin b. Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
c. Jawaban a dan b benar
15.Penyakit yang ditularkan salah satunya dengan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan tubuh yaitu ...
a. Sifilis b. Raja singa c. HIV/AIDS
D. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK
16.Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK yaitu ... a. Untuk memutuskan mata rantai dan mencegah berkembangnya penularan
infeksi PMS.
b. Agar Wanita PSK tidak dapat bekerja lagi. c. Agar Wanita PSK selalu berobat kepada dokter.
17.Untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan mengenalkan tentang berbagai macam jenis PMS dapat dilakukan dengan cara
a. Penyuluhan
a. Minum pil KB
b. Menggunakan kondom c. Menggunakan KB suntik
19.Agar penyakit menular seksual dapat diketahui lebih cepat (dini) maka sebaiknya dilakukan dengan cara...
a. Berobat ke orang pintar
b. Membersihkan vagina setelah berhubungan c. Berobat ke dokter secara teratur
20.Penyakit menular seksual dapat menular pada ... a. Perempuan saja
b. Laki-laki saja
c. Laki-laki dan perempuan E. Hak-hak Reproduksi
21.Yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi adalah ... a. Setiap orang berhak menuntut hak-haknya
b. Setiap orang mempunyai hak untuk memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk dirinya berkaitan dengan alat reproduksinya.
c. Setiap orang bebas melakukan hubungan seksual dengan siapa saja. 22.Hak-hak reproduksi didasarkan pada ...
a. Hak asasi manusia
b. Hak sebagai warga negara c. Hak untuk bekerja
23.Hak-hak reproduksi berlaku kepada ... a. Perempuan saja
b. Orang kaya saja c. Semua orang
24.Hak reproduksi yang berazaskan pada pengakuan hak-hak asasi manusia diakui oleh ...
a. Pemerintah provinsi b. Pemerintah Indonesia c. Dunia internasional
25.Hak-hak reproduksi diantaranya...
a. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi terbaik, mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, memperoleh pelayanan KB yang aman.
b. Bebas melakukan hubungan dengan siapa saja, bebas menentukan d