i ABSTRAK
Akta pengikatan jual beli atas tanah dan rumah lunas yang dibuat oleh notaries dalam masyarakat menimbulkan sengketa, karena setelah di buatnya akta pengikatan jualbeli lunas pihak penjual tidak mau melakukan penyerahan fisika tas objek pengikatan jualbeli karena merasa belum melakukan jualbeli yang sebenarnya dihadapan Pejabat yang berwenang untuk itu, yang pada akhirnya pihak pembeli yang mengajukan gugatan kepengadilan. Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah Bagaimanakah akibat hukum dibuatnya Akta Pengikatan Jual Beli terhadap tanah dan rumah bersetifikat?, Bagaimanakah konsekuensi tidak dilanjutkan Akta Pengikatan Jual beli dalam Akta Jual beli?, Bagaimanakah Pertimbangan hukum Hakim didalam Putusan Mahkamah Agung Nomor.396 PK/Pdt/2014 ?
Penelitian ini berjenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normative dengan sifat penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian yang diharapkan untuk memperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan. (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka.
Hasil penelitian yaitu, akibat hukum yang ditimbulkan dengan adanya akta pengikatan jualbeli terhadap tanah dan rumah bersetifikat ialah timbulnya hubungan hukum antara pihak yang terikat dalam akta pengikatan jualbeli dalam bentuk pengalihan secara materil keperdataan disebabkan adanya klausula penyerahan dalam akta pengikatan jualbeli yang mengikat didasarkan kepada hukum perikatan yang mewajibkan kepada para pihak untuk melakukan prestasi atas perikatan jualbeli.
Konsekuensi tidak dilanjutkan Akta Pengikatan Jualbeli dalam Akta Jual beli ialah jualbeli yang dilakukan oleh Pemilik (A) kepada Pembeli (B) tidak akan dapatnya didaftarkan peralihan hak atas tanah dan rumah yang menjadi objek dalam perjanjian jualbeli ke BPN.
Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam putusan Peninjauan Kembali pada Perkara Nomor. 396 PK/Pdt/2014 terhadap akta pengikatan jual beli Nomor. 14 tanggal 26 Sepetember 2014 yang dibuat oleh Notaris menyatakan merupakanjual beli yang didasari adanya kesepakatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1458 KUH Perdata antara Penggugat dan Para Tergugat melalui pengikatan jual beli, maka dengan itu pula telah terjadi peralihan hak atas objek secara keperdataan dengan hak mendapatkan penyerahan nyata (penyerahan kunci) atas tanah dan rumah bersertifikat , akan tetapi dalam hukum pertanahan (agraria) penyerahan nyata atas tanah dan rumah bersertifikat belum memenuhi unsur formil dalam pengalihan hak atas tanah dikarenakan belum dilaksanakan dengan akta jual beli dihadapan PPAT berdasarkan pasal 37 PP NO 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.
Kata Kunci : Akta, Pengikatan Jual Beli, Peralihan Hak
ii ABSTRACT
Sales contract on land and building in cash signed by a Notary usually causes dispute because after the contract has been made the seller does not do physicall delivery on the object since he feels that the contract has not yet been made before the real offcial empowered to drow it up. In consequence, the buyer files a complaint ti the court. The problems of the reseach were as follows: how about the legal consequence of making a sales contract on certified land and building, how about the consequence of not continuing to follow up sales contract, and how about judge’s legal consideration in the supreme court’s ruling No.396 PK/Pdt/2014.
The reseach used judical normative and descriptive analytic method in order to get detailed and systematic description about the reseach problems. The data were gathered by conducting library reseach by studying literature material.
The result of the reseach shows that the legal consequence of sales contract of certified land and building is the existence of legal correlation between the parties involved in the sales contract in the form of civil material case which is caused by the clause of delivery the bound to do perfomance on the sales contract.
The consequence of not continuing to follow up the sales contract which is buy and sell between the owner (A) and the buyer (B) is because it cannot be registered as the transfer of tittle on the land and building which become the object of the sales contract in the National Land Board.
The supreme court judge’s consideration in the ruling of judical review in the case No. 396 PK/Pdt/2014 on the sales contract certificate No. 14 on september 26 2014 and signed by the notary states that the buy and sell is based on the agreement as stipulated in article 1458 of the civil code between the plainttiff and the defendants through the sales contract. Therefore, there is the transfer of tittle on the object in the civil case by getting real delivery (key delivery) on the certified land and building. However, in the agrarian law, real delivery on certified land and building has not fulfilled formal element in land acquisition because the sales contract is not done before PPAT (offcial empowered to drow up to land deeds), based on article 37 of PP (government regulation) No. 24/1997 on land registration.
Keywords : Certificate, Sales Contract, Transfer Of Tittle