• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia (Studi pada PT. Bank Sumut, Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia (Studi pada PT. Bank Sumut, Medan)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999 sampai 2004 adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang diprioritaskan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan yang dilakukan antara lain melalui pembangunan di bidang ekonomi.1

Namun pada kenyataannya kegiatan pembangunan ekonomi tentu memerlukan dana yang tidak sedikit dan berkesinambungan, oleh karena itu dalam hal pengerahan dana masyarakat tidak dapat dikesampingkan peranan lembaga perbankan. Bank sebagai lembaga yang bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat, memiliki peranan dan posisi yang strategis dalam pembangunan nasional. Dimana sebagai lembaga perantara keuangan masyarakat (Financial Intermediary), Bank menjadi media perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (Surplus of fouds) dengan pihak-pihak yang kekurangan atau memerlukan dana (Lack of fouds).

1

(2)

Di Indonesia sendiri lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen pembangunan (Agent of Development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.2

Mengingat betapa pentingnya peranan lembaga perbankan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, sudah semestinya perbankan dalam melakukan kegiatan operasionalnya haruslah senantiasa diawasi secara ketat oleh pemerintah, agar lembaga perbankan tersebut tetap sehat dan terus memberikan kontribusinya dalam pembangunan nasional.

Namun pada perkembangannya laju pembangunan ekonomi tidak senantiasa berjalan lurus tanpa adanya hambatan yang terjadi. Dimana pada tahun 1998 pembangunan ekonomi sempat terhenti karena terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia, yang hal ini berdampak juga terhadap dunia perbankan di Indonesia, dimana banyak Bank-bank baik Bank pemerintah maupun Bank swasta harus mengalami kebangkrutan sebagai dampak dari pada krisis moneter yang melanda Indonesia.

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, merupakan krisis perbankan terparah dalam sejarah perbankan nasional yang menyebabkan menurunnya kinerja perbankan nasional. Melihat kondisi tersebut, pemerintah

2

(3)

menjalankan kebijakan reformasi perbankan pada tahun 1999 dengan melakukan penutupan Bank, pengambilalihan 7 Bank, rekapitulasi 9 Bank, dan menginstruksikan 73 Bank untuk mempertahankan operasinya tanpa melakukan rekapitulasi, sehingga pada tahun 2001 hanya tersisa 151 Bank yang mampu diselamatkan oleh pemerintah dari krisis moneter tersebut.3

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang menyebabkan banyaknya Bank-bank di Indonesia yang mengalami kebangkrutan, dimana hal ini oleh banyak pengamat disebabkan oleh salah satunya karena tidak menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan baik, hal ini terbukti dari penerapan sistem regulator yang payah, standard akutansi dan audit yang tidak konsisten, banyak terjadinya praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN), pemberian kredit yang tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta kinerja keuangan yang tidak terbuka untuk publik menyebabkan tingkat kepercayaan nasabah untuk menyimpan uangnya pada suatu Bank menurun, sehingga terjadilah penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah (Rush), dengan kondisi seperti itu menyebabkan Bank tidak mampu lagi untuk memainkan fungsinya sebagai lembaga Intermediary, yang menyebabkan Bank mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, tingkat kepercayaan nasabah terhadap suatu Bank dirasa sangatlah penting bagi kelangsungan kegiatan operasional suatu lembaga perbankan.

3

(4)

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga dunia seperti IMF, Wold Bank dan Asean menunjukan bahwa penerapan prinsip GCG sendiri dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan nilai (Valuation) perusahaan tersebut, dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor. Sebaliknya GCG yang buruk dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dimana seperti yang diketahui bahwa berdasarkan sebuah survey yang dilakukan oleh Mc Kinsey & Co menunjukan bahwa GCG menjadi perhatian utama para Investor menyamai kinerja financial dan potensi pertumbuhan, khususnya bagi pasar-pasar yang sedang berkembang (emerging market).4

Prinsip GCG itu sendiri merupakan suatu tata kelola perusahaan yang dilandasi oleh 5 (lima) prinsip dasar, dimana kelima prinsip tersebut mendasari suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, adapun kelima prinsip dasar tersebut antara lain:

1. Prinsip Akuntabilitas 2. Prinsip Kemandirian 3. Prinsip Transparansi

4. Prinsip Pertanggungjawaban 5. Prinsip Kewajaran

4

(5)

Sehingga dengan adanya kelima prinsip yang mendasari suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan-perusahaan tersebut dapat memiliki daya saing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, sehingga dengan adanya kemampuan daya saing tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi segala macam kendala-kendala yang terjadi, baik kendala yang datangnya dari dalam perusahaan itu sendiri ataupun kendala yang datangnya dari luar perusahaan itu sendiri.

Penerapan prinsip GCG sendiri pada dasarnya tidaklah bersifat imperatif. Dengan pengertian lain bahwa penerapan prinsip GCG oleh suatu perusahaan merupakan suatu pilihan dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan suatu etika bisnis dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya (mandatory).5 Namun karena banyaknya tuntutan zaman yang mengharuskan agar prinsip GCG diterapkan pada perusahaan-perusahaan, maka penerapan prinsip GCG yang semula merupakan suatu pilihan kemudian ditransformasikan menjadi suatu kewajiban. Dimana bentuk transformasi dari penerapan prinsip GCG ini adalah dengan dibentuknya suatu peraturan perundang-undangan, baik yang mencerminkan prinsip GCG maupun peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur penerapan prinsip GCG.6

5

Indra Surya & Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance (Mengesampingkan Ha k-Hak Istimewa demi kela ngsungan Usaha), Kencana Pranada Media Group, Jakarta, 2008, hlm.109.

6Ibid.

(6)

Mengingat pentingnya penerapan prinsip GCG pada suatu perusahaan perbankan, maka selanjutnya pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai macam bentuk peraturan perundang-undangan, seperti :7

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang mencerminkan prinsip-prinsip GCG di dalam pasal-pasalnya.

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember tahun 2000 tentang Bank Umum, dimana didalamnya diatur kriteria yang wajib dipenuhi oleh calon anggota Direksi dan Komisaris Bank Umum, serta batasan transaksi yang diperbolehkan atau dilarang dilakukan oleh pengurus Bank.

3. Peraturan Bank Indonesia No. 5/25/PBI/2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test) yang harus dipenuhi oleh calon Direksi dan Komisaris Bank untuk menjadi pengurus Bank.

4. Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan Manajemen Resiko bagi Bank Umum, yang selanjutnya ditindak lanjuti lagi dengan diterbitkannya SE No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003. dan masih banyak lagi peraturan lainnya yang mencerminkan prinsip GCG.

Oleh karena itu, dengan diterbitkannya berbagai bentuk peraturan perundang-undangan yang mencerminkan prinsip GCG tersebut, diharapkan agar terciptanya suatu sistem perbankan yang sehat melalui penerapan prinsip GCG pada sistem perbankan. Untuk mewujudkan pelaksanaan prinsip GCG tersebut, industri

7Ibid.,

(7)

perbankan perlu dikelola dan dimiliki oleh pihak-pihak yang senantiasa memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi serta memenuhi persyaratan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.8

Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas

membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul “ Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia (Studi pada PT. Bank Sumut, Medan), sebagai judul skripsi.

B. Permasalahan

Berdasarkan pemaparan Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat dijabarkan beberapa Permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?

2. Apa manfaat yang dirasakan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?

3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?

8

(8)

C. Tujuan Penulisan

Dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang hendak di capai. Adapun tujuan yang hendak di capai dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate Governace pada PT. Bank Sumut, Medan;

2. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan;

3. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan.

D. Manfaat Penulisan

Pembahasan Skripsi ini, diharapkan juga dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Secara Teoretis

(9)

2. Secara Praktis

Penulisan Skripsi ini juga sebagai salah satu bentuk latihan dalam menyusun suatu karya ilmiah meskipun masih sederhana. Pelaksanaan hasil penelitian yang dilakukan juga dapat memberikan tambahan pengetahuan serta pengalaman di dalam bidang perbankan. Skripsi ini juga ditujukan kepada kalangan Praktisi dan Penegak Hukum serta Masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana penerapan prinsip GCG dalam perbankan, apa manfaat yang dirasakan jika menerapkan prinsip GCG tersebut, serta memberikan pengetahuan dan informasi kepada para Praktisi Hukum, Civitas Akademik, dan Pemerintah sendiri untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai dalam penerapan prinsip GCG tersebut.

E. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan tertentu di dalam penulisan skripsi. Hal ini dilakukan agar terhindar dari suatu kesan dan penilaian bahwa penulisan skripsi dibuat dengan cara asal-asalan dan tanpa didukung dengan data yang lengkap. Oleh karena itulah, maka dalam melakukan penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian

(10)

2. Metode Pendekatan

Penelitian ini mempergunakan pendekatan Yuridis Empiris. Dimana metode pendekatan Yuridis dalam penelitian ini yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi Buku-buku serta Norma-norma Hukum yang terdapat pada peraturan Perundang-undangan, Asas-asas Hukum, Kaedah Hukum, dan Sistematika Hukum serta mengkaji ketentuan Perundang-undangan, dan bahan-bahan hukum lainnya.9

Pendekatan Empiris yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan empiris tentang hubungan hukum terhadap masyarakat, yang dilakukan dengan cara mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kehidupan yang nyata dalam masyarakat dan dihubungkan pada analisis terhadap peraturan Perundang-undangan. .10

Penelitian ini dititikberatkan kepada langkah-langkah pengamatan dan analisa yang bersifat empiris terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Dimana adapun Pendekatan penelitian ini akan dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

9

Johnny Ibrahim,Teori dan Metodologi Penelitian Hukum, Bayu Media Publishing, Jakarta, 2005, hlm.29.

10

(11)

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Merupakan data-data yang diperoleh penulis dari buku-buku, serta bentuk-bentuk karya tulis lainnya seperti jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Merupakan data-data yang diperoleh langsung untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan, manfaat yang dirasakan jika menerapkan prinsip GCG, bentuk hambatan yang terjadi dalam penerapan prinsip GCG yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut, Medan. Penelitian lapangan ini sendiri dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan, dimana dalam penelitian ini untuk memanfaatkan data yang ada maka dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut :

1) Studi Dokumen

Studi dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data menganalisis bahan-bahan tertulis yang digunakan dalam peristiwa hukum seperti melihat profil perusahaan, dan juga melihat peraturan-peraturan yang ada dan berlaku hanya bagi PT. Bank Sumut, Medan.

2) Wawancara

(12)

4. Sumber Data

Secara umum, maka di dalam penelitian hukum biasanya sumber data dibedakan atas :

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, seperti misalnya melakukan penelitian di lapangan.11 Dalam hal ini penulis dapat memperoleh data primer dari PT. Bank Sumut, Medan.

b. Data Sekunder

Data yang tidak diperoleh dari sumber yang pertama, melainkan data yang diperoleh dari bahan pustaka. Misalnya: data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain sebagainya.12 Dalam penulisan penelitian ini, data sekunder yang digunakan berupa:

1) Bahan Hukum Primer

Adalah bahan hukum yang mengikat, yaitu dokumen peraturan mengikat yang telah ditetapkan oleh pemerintah antara lain, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/27/PBI/2000 tanggal 15 desember tahun 2000 tentang Bank Umum serta peraturan-peraturan lainnya.

11

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta Cet.3, 1986, hlm.51. 12Ibid.,

(13)

2) Bahan Hukum Sekunder

Adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang digunakan. Yaitu hasil kajian terhadap penerapan prinsip GCG yang berasal dari buku-buku, makalah-makalah, literatur, hasil penelitian, dan hasil karya dari kalangan hukum.

3) Bahan Hukum Tersier

Adalah Bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan. Yaitu kamus, surat kabar, majalah, internet serta bahan lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

5. Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data yang didapatkan dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam bentuk kalimat, terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.

F. Keaslian Penulisan

Penelitian yang berjudul: Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip

Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia ( Studi Pada

(14)

tanpa meniru karya tulis milik orang lain. Oleh karena itu, keaslian dan kebenaran ini dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis sendiri serta telah sesuai dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi secara akademik yaitu terbuka, rasional, objektif, dan kejujuran. dimana hal ini merupakan implikasi etis dalam proses menentukan kebenaran ilmu sehingga dengan demikian penulis karya tulis ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritik-kritik yang sifatnya konstruktif, selain itu semua informasi dalam skripsi ini berasal dari berbagai karya tulis penulis lain, baik yang dipublikasikan ataupun tidak, serta telah diberikan penghargaan dengan mengutip nama sumber penulis dengan benar dan lengkap.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun serta mempermudah untuk memahami isi dari Skripsi ini. Dalam penulisan Skripsi ini sendiri terbagi atas 5 (lima) Bab, dimana masing-masing Bab dibagi atas beberapa Sub Bab, urutan Bab di dalam skripsi ini disusun secara sistematis dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Uraian singkat atas Bab dan Sub-sub Bab adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

(15)

skripsi ini. Pada bab ini juga menerangkan tentang keaslian penulisan, metode penelitian yang digunakan serta sistematika dari penulisan skripsi.

BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG PENERAPAN PRINSIP GOOD

CORPORATE GOVERNANCE

Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa Tinjauan Umum tentang Prinsip GCG, dimana pada bab ini diuraikan juga ke dalam beberapa sub bab diantaranya: pengertian GCG, prinsip-prinsip GCG, manfaat dan tujuan penerapan prinsip GCG, organ-organ tambahan dalam perseroan sebagai bentuk penerapan prinsip GCG

BAB III: IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE

GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian dan dasar hukum Bank, bentuk-bentuk Bank, latar belakang penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan. Serta beberapa praktek GCG dalam perusahaan perbankan.

Bab IV: ASPEK HUKUM TERHADAP PENERAPAN PRINSIP GOOD

CORPORATE GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN

(16)

terdapat beberapa sub bab antara lain: penerapan prinsip GCG yang dilakukan oleh PT Bank Sumut, medan, manfaat penerapan prinsip GCG pada PT Bank Sumut, Medan, serta hambatan dalam penerapan prinsip GCG di PT Bank Sumut, Medan.

Bab V: PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Bank sebagai lembaga intermediasi dengan sumber pendapatan yang dominan dari bunga kredit, maka bank membutuhkan alokasi pem- biayaan dana yang cukup besar untuk

Jadi sesuai dengan range interval kepercayaan pada perhitungan di atas, maka data pengujian terhadap momen maksimum yang terjadi pada benda uji dengan lilitan

Sebagai istana kerajaan Banjar, terdapat 2 tipologi arsitektural pada rumah bubungan tinggi yang harus dipertahankan, yaitu; (a)tipologi ruang, mencakup susunan ruang, jenis

Dengan analisis isi, tulisan ini menemukan bahwa banyaknya referensi Gerakan Tarbiyah yang dijadikan rujukan dalam penyusunan buku panduan P3KMI, secara ideologis, mengin-

Namun, limbah padat dari buah pepaya yaitu biji pepaya masih belum banyak diolah menjadi produk yang bermanfaat oleh masyarakat setempat.. Biji pepaya yang masih segar atau yang

Adapun pengujiannya meliputi: kemampuan redaman (TL) (terkait dengan tugasnya untuk meningkatkan kemampuan redaman dinding dalam mengurangi intrusi kebisingan ke dalam

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa, peningkatkan hasil belajar siswa, serta keterampilan guru mengelola pembelajaran

Pembelajaran matematika di MTs Mafatihul Huda Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon lebih banyak berpusat pusat pada guru sehingga keterlibatan siswa dalam belajar