• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL CONCEPT TEACHING PENDEKATAN DIRECT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 BAUBAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL CONCEPT TEACHING PENDEKATAN DIRECT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 BAUBAU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

[18]

PENERAPAN MODEL CONCEPT TEACHING PENDEKATAN DIRECT

PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 7 BAUBAU

Oleh: Asmawati Munir

Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO e-mail: asmawatimunir@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau melalui penerapan model concept teaching pendekatan direct presentation. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus belajar, dengan tahapan: perencanaan; pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Data dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar serta lembar observasi guru dan siswa, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Keberhasilan tindakan aktivitas siswa siklus I mencapai skor dengan rerata 2,66, pada siklus II yaitu 3,5 dan pada siklus III yaitu 3,78. Keberhasilan tindakan aktivitas guru pada siklus I mencapai skor rerata 2,96, siklus II mencapai 3,71 dan siklus III mencapai 3,92. Rerata pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 64,58, siklus II mencapai 72,5 dan siklus III mencapai 81,46. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model concept teaching pendekatan direct presentation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau.

Kata Kunci: Model concept Teaching, Pendekatan Direct Presentation, Aktivitas dan hasil belajar

PENDAHULUAN

IPA-Biologi merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit dipahami dan dianggap sebagai pembelajaran menghafal bagi sebagian besar siswa sekolah menengah pertama. Pada kenyataannya untuk dapat memahami IPA-Biologi harus mengetahui konsep-konsep dasar ilmu biologi disertai ketekunan mempelajarinya, dalam hal ini konsep-konsep dasar harus dilibatkan dalam menyelesaikan masalah biologi yang lebih kompleks. Untuk mengubah anggapan bahwa Biologi itu sulit, maka guru mata pelajaran IPA-Biologi harus mampu menemukan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa sekolah menengah pertama dalam pengajaran IPA-Biologi dan mencari solusi untuk mengatasinya. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai konsep-konsep maupun prinsip-prinsip yang menjadi dasar agar siswa mencapai penguasaan IPA-Biologi lebih baik. Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori. Sehingga untuk dapat memahami prinsip dan teori harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori tersebut.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru didominasi oleh penerapan metode ceramah sehingga siswa

kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran dan berujung pada kurang antusiasnya siswa (kurang aktif) dalam proses interaksi belajar-mengajar serta pemahaman siswa terhadap konsep biologi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang mengutamakan hafalan dibandingkan dengan pemahaman konsep.

(2)

kelas contoh atau bukan contoh konsep, definisi konsep yang telah ditentukan oleh guru dan berdasarkan atribut kritis yang ditentukan oleh guru dengan melibatkan siswa didalamnya (Petrus, 2011).

Concept learning (belajar konsep) pada dasarnya adalah meletakkan berbagai macam hal ke dalam golongan-golongan dan setelah itu mampu

mengenali anggota-anggota golongan individu untuk mampu mengambil kasus tertentu.

Ada empat fase atau langkah utama di masing-masing pendekatan pengajaran konsep. Meskipun ada variasi dalam urutan aktivitas belajar dan perilaku guru pendamping di fase 2 dan 3. Semua urutan dari fase dirangkum dalam Tabel 1

Tabel 1 Sintaks Model Pengajaran Konsep (Concept Teaching) dengan Pendekatan Direct Presentation

FASE AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA

Fase 1

Fase 2

Fase 3

Fase 4

Penyajian tujuan dan menetapkan kesiapan

Memberi masukan contoh dan bukan contoh (Daftar, label, definisi)

Menguji pencapaian

Menolong siswa menganalisis berpikir dan mengintegrasikan belajar

Memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

Memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, memberi label pada setiap contoh, membedakan dan menyatakan atribut kritis dari konsep yang diberikan melalui contoh dan bukan contoh

Memberikan nama pada konsep berdasarkan atribut kritisnya, memberikan definisi konsep dan mampu membenarkan jawaban terhadap contoh tambahan yang diberikan oleh guru berdasarkan atribut kritis dari konsep melalui presentasi langsung (direct presentation).

Siswa mengungkapkan apa yang dipikirkannya dan mengemukakan contoh lain agar sesuai dengan konsep.

(Diadaptasi dari Arends, 2008: 338-347).

Tata cara pengajaran konsep a. Memilih konsep

b. Mendefinisikan konsep

Merrill dan Tennyson dalam Arends (2008:332) menawarkan tiga langkah berikut dalam mendefinisikan konsep.

1) Mengidentifikasi nama konsep. Sebuah nama adalah kata atau simbol yang digunakan untuk merujuk kepada kelas sebagai suatu keseluruhan atau untuk contoh kelas, misalnya kata pulau.

2) Daftar atribut kritis dan non-kritis. Sebuah atribut kritis adalah karakteristik yang dimiliki oleh semua anggota kelas, sedangkan atribut non-kritis merupakan karakteristik bersama oleh beberapa, tapi tidak semua anggota kelas.

3) Tulis sebuah definisi ringkas. Suatu definisi adalah pernyataan mengidentifikasi setiap atribut kritis dan menunjukkan bagaimana atribut-atribut ini dikombinasikan. Sebagai contoh, sebuah pulau adalah daratan yang lebih kecil dari benua dan dikelilingi oleh air

c. Analisa konsep

(3)

[20] Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Widhiantari (2008: 37) bahwa pembelajaran model concept teaching pendekatan direct presentation mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Demikian juga dilakukan oleh Abdullah (2009: 28) menyatakan bahwa pembelajaran konsep dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa dalam belajar. Pemilihan model ini selanjutnya diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari bagaimana cara menerapkan konsep-konsep dari pemahaman yang mereka peroleh di sekolah pada dunia nyata. Pemilihan materi selain untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar juga dianggap penting karena pembahasan dari materi ini lebih mengarah ke kehidupan sehari-hari.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model concept teaching pendekatan direct presentation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa IPA-Biologi kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau ?.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau

dengan menggunakan model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Baubau Kelas VIIIA, observasi dilakukan pada

tanggal 6 April 2013 dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 23 Januari sampai 7 Februari 2014 semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

Faktor yang Diteliti

1. Faktor siswa: untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mempelajari IPA-Biologi khususnya pada materi sistem dalam kehidupan tumbuhan. 2. Faktor guru: bagaimana guru mempersiapkan

dan melaksanakan pembelajaran dengan model

Concept Teaching pendekatan Direct

Presentation.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class-Room Action Research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun prosedur penelitian meliputi tahap : (1) perencanaan (planning) (2) pelaksanaan tindakan (action) (3) observasi dan evaluasi (observation and evaluation) (4) refleksi (reflection). Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang didesain dalam faktor yang diselidiki untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa. Dalam penelitian ini yang mengajar adalah peneliti pada kelas tersebut berkolaborasi dengan guru sebagai observer/pengamat.

Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model Concept Teaching pendekatan Direct Presentation yang menggunakan instrument tes hasil belajar sedangkan nilai keaktifan siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi selama berlangsungnya pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Aktivitas Siswa

Data mengenai aktivitas siswa kelas VIIIA

SMP Negeri 7 Baubau selama pembelajaran belangsung dengan model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation diambil dengan menggunakan lembar observasi dengan cara memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan oleh siswa dengan kriteria yang telah ditentukan.

(4)

3.5

2.75 2.25 3.13 2.75 2.25 2.75 2.38

3.5

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Gambar 2. Grafik Skor Tiap Aspek Aktivitas Siswa Keterangan nomor aspek:

1 = Memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu konsep

2 = Membedakan dan membandingkan atribut kritis dari konsep yang diberikan melalui contoh dan bukan contoh 3 = Menyatakan karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep

4 = Memberi label pada setiap contoh

5 = Memberikan nama pada konsep berdasarkan atribut kritisnya 6 = Memberikan definisi konsep berdasarkan atribut kritisnya

7 = Mampu membenarkan jawaban terhadap contoh tambahan yang diberikan oleh guru berdasarkan atribut kritis dari konsep.

8 = Mengemukakan contoh lain agar sesuai dengan konsep

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa rerata aktivitas siswa terendah adalah pada aspek menyatakan karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep dan memberikan definisi konsep berdasarkan atribut kritisnya dengan nilai sebesar 2,25 dan untuk aktivitas siswa tertinggi terdapat pada aspek memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi kategori contoh dan bukan contoh dari suatu konsep dengan nilai sebesar 3,53.

Siklus II terlihat setiap aspek mengalami peningkatan dimana untuk aktivitas terendah pada siklus I menjadi 3,63 untuk aktivitas menyatakan karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep dan 3,25 untuk aktivitas memberikan definisi konsep berdasarkan atribut kritisnya sedangkan untuk aktivitas tertinggi pada siklus I tidak mengalami peningkatan dengan kategori tetap yaitu 3,5. Hal ini dapat dilihat juga pada Gambar 4.1 yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Aktivitas pada siklus III, setiap aspek mengalami peningkatan dimana untuk aktivitas menyatakan karakteristik penting (atribut kritis) dari konsep mengalami peningkatan menjadi 3,88 dan 3,63 untuk aktivitas memberikan definisi konsep berdasarkan atribut kritisnya sedangkan untuk aktivitas tertinggi pada siklus I yang pada siklus II tetap menjadi 4.

Hal ini dapat dilihat juga pada Gambar 2 yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I

ke siklus II dan ke siklus III. Untuk deskripsi peningkatan skor rerata aktivitas siswa siklus I terhadap siklus II dan siklus III dapat dilihat pada

Siklus I Siklus II Siklus III

Rerata

Gambar 3 Grafik Rata- Rata Aktivitas Siswa Setiap Siklus

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa yang signifikan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III dimana rerata aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,84 dan dari siklus II ke siklus III sebesar 0,28.

Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar IPA-Biologi diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis deskriptif terhadap hasil belajar IPA-Biologi siswa ditunjukkan dalam bentuk tes siklus yang terdiri dari tes siklus I , tes siklus II dan tes siklus III. Gambaran mengenai hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA

(5)

[22]

Siklus I Siklus II Siklus III

R

Gambar 5. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan

Berdasarkan grafik 5 tersebut terlihat bahwa hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA

SMP Negeri 7 Baubau setelah diajar dengan menggunakan model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam setiap siklus dapat memberikan peningkatan pada hasil belajar siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk mencapai ketuntasan belajar dan aktivitas siswa dengan menerapkan model Concept Teaching pendekatan Direct Presentation. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilaksanakan dengan prosedur penelitian. Pada proses pelaksanaan pembelajaran, model ini memiliki ciri khas yaitu membelajarkan konsep suatu bahasan atau materi dengan menampilkan contoh dan bukan contoh yang terkandung dari materi tersebut. Dari tampilan contoh dan bukan contoh itu, siswa dilibatkan di dalamnya untuk mengamati dan menentukan atribut kritis (sifat/ciri-ciri) dari suatu konsep. Sehingga siswa dituntut juga untuk memberikan definisi pada konsep berdasarkan atribut kritis yang ditentukan sebelumnya oleh siswa. Kelebihan model Concept Teaching yaitu siswa dapat memproses sendiri proses berpikirnya melalui contoh yang diberikan sehingga dalam mengingat suatu konsep siswa bukan sekedar menghafal namun memaknai suatu konsep tersebut karena siswa dituntut menentukan atribut kritis dan memberikan definisi konsep berdasarkan atribut ktirisnya sendiri.

Gambaran aktivitas belajar siswa kelas VIIIA

SMP Negeri 7 Baubau pada materi pokok sistem dalam kehidupan tumbuhan yang diajar dengan model Concept Teaching pendekatan Direct Presentation, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, siklus II dan siklus III yang cenderung mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Peningkatan ini menunjukkan bahwa adanya minat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation.

Penerapan model Concept Teaching pendekatan Direct Presentation tidak hanya menguasai konsep dan materi pelajaran, tetapi juga memberi rangsangan pemikiran siswa ke dalam suasana aksi dan melibatkan siswa lebih aktif dalam kelas, lebih komunikatif antara siswa dengan guru, maupun antara siswa dengan siswa dalam membuat proses pemikiran yang lebih optimal (Arends, 2008: 335). Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (2009: 23) bahwa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru harus memberi peluang kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasan-gagasannya terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan. Dalam hal ini, guru harus proaktif dan responsif terhadap fenomena yang dijumpai di kelas.

Peningkatan aspek aktivitas siswa, aspek aktivitas guru, dan aspek perolehan hasil belajar yang diperoleh siswa membuktikan bahwa model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentaion dapat memberikan nilai positif bagi proses belajar mengajar baik dari segi minat, dan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa penerapan model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentaion dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Baubau

pada materi pokok sistem dalam kehidupan tumbuhan.

KESIMPULAN

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Konsep Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jurnal Pengajaran Matematika Sekolah Menengah, Vol.1, No.2. Arends, R. 2008. Learning To Teach. McGrow_Hill:

New York.

Arikunto, 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Petrus, O. B., 2011. Pendekatan Konseptual. Jurnal Pendidikan Fisika. Volume 4(4), 15 Agustus 2011. Pendidikan Fisika Universitas Flores. Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.

Jakarta : Masmedia Buana Pustaka.

Usman, M. U., dan Setiawati, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.. Bandung: Tarsito.

Widhiantari, A., 2008. Penerapan Model Concept Teaching Pendekatan Direct Presentation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Siswa Kelas VIIA SMPS Rex Mundi Pomalaa. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Halu Oleo. Kendari.

Zamri, M., 2007. Strategi Pembelajaran Biologi di Kalangan Pelajar Sekolah Menengah. Jurnal Pendidikan. Volume 32. 153-175.

Gambar

Tabel 1  Sintaks Model Pengajaran Konsep (Concept Teaching) dengan Pendekatan Direct Presentation
Gambar 2.  Grafik Skor Tiap Aspek Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana dijelaskan pada metode penelitian di atas, bahwa penelitian ini bersifat deskriptif evaluatif, maka dalam upaya mengolah dan menafsirkan data yang sudah terkumpul

Dhea Tiza Marathani (2012) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) bahwa Tingkat kesadaran masyarakat umum untuk penegakan hukum sangat kurang karena kebanyakan

106.750.000,- (Seratus Enam Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) pada Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2011, maka diumumkan penyedia

Interaksi antara bahan perekat dan feses ternak yang berbeda mempengaruhi kadar air, berat jenis, kerapatan pemadatan tumpukan, sudut tumpukan dan ketahanan benturan

[r]

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini yaitu adanya keterbatasan dalam penyampaian materi-materi dasar kompetensi mata pelajaran Produktif pada Kompetensi Keahlian

Penelitian ini akan melihat pengaruh dan hubungan kausal antara variabel bebas ( independent variable) yaitu bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,