Lampiran I
Daftar Pemilihan Sampel
No Kode Nama Perusahaan Manufaktur
Kriteria Penentuan
Sampel
Sampel
1 2 3
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk √ √ √ Sampel 1
2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ Sampel 2
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ √ Sampel 3
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk √ √ √ Sampel 4
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk √ √ √ Sampel 5
6 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ √ X
7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk √ √ X
8 BKSL Sentul City Tbk √ X X
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ X X
10 COWL Cowell Development Tbk √ √ √ Sampel 6
11 CTRA Ciputra Development Tbk √ X X
12 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ Sampel 7
13 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ Sampel 8
14 DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ √ Sampel 9
15 DILD Intiland Development Tbk √ √ √ Sampel 10
16 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ Sampel 11
17 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ X
19 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ √ X
20 GAMA Gading Development Tbk √ X X
21 GMTD Gowa Makassar Tourism Development
Tbk
√ √ √ Sampel 12
22 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk √ X X
23 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk √ √ √ Sampel 13
24 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √ Sampel 14
25 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ Sampel 15
26 KPIG Global Land and Development Tbk √ X X
27 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √ Sampel 16
28 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ √ X
29 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ Sampel 17
30 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ Sampel 18
31 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √ √ √ Sampel 19
32 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk √ X √
33 MTLA Metropolitan Land Tbk √ √ √ Sampel 20
34 MTSM Metro Realty Tbk √ √ x
35 NIRO Nirvana Development Tbk √ X X
36 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ X
37 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk √ X X
38 PPRO Pudjiati Prestige Tbk X √ √
39 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ Sampel 21
40 RBMS Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk √ √ X
Lampiran II
Daftar Perusahaan Sampel
No. Nama Perusahaan Singkatan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk
2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk
3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4. BCIP Bumi Citra Permai Tbk
5. BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
6. COWL Cowell Development Tbk
7. CTRP Ciputra Property Tbk
8. CTRS Ciputra Surya Tbk
9. DART Duta Anggada Realty Tbk
No Kode Nama Perusahaan Manufaktur
Kriteria Penentuan
Sampel
Sampel
1 2 3
42 RODA Pikko Land Development Tbk √ X X
43 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk √ √ √ Sampel 23
44 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ X X
10. DILD Intiland Development Tbk
11. DUTI Duta Pertiwi Tbk
12. GMTD Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
13 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
14 JRPT Jaya Real Property Tbk
15 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
16 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
17 LPCK Lippo Cikarang Tbk
18 LPKR Lippo Karawaci Tbk
19 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
20 MTLA Metropolitan Land Tbk
21 PWON Pakuwon Jati Tbk
22 RDTX Roda Vivatex Tbk
23 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
Lampiran III
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 69 .0298 2.8494 .835531 .5338064
Liquidity 69 .0008 1624.6899 25.456154 195.3610357
Ukuran Perusahaan 69 .001 31.300 3.03403 5.368031
Valid N (listwise) 69
Reputasi KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KAP Non The Big Four 49 71.0 71.0 71.0
Reputasi KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KAP Non The Big Four 49 71.0 71.0 71.0
KAP The Big Four 20 29.0 29.0 100.0
Total 69 100.0 100.0
Ketepatan Waktu Pelaporan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tepat Waktu 5 7.2 7.2 7.2
Tepat Waktu 64 92.8 92.8 100.0
Classification Tablea,b
Observed
Predicted Ketepatan Waktu Pelaporan
Percentage Correct
.00 1.00
Step 0 Ketepatan Waktu Pelaporan
.00 0 5 .0
1.00 0 64 100.0
Overall Percentage 92.8
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 18.171 4 .001
Block 18.171 4 .001
Model 18.171 4 .001
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 17.704a .232 .571
a. Estimation terminated at iteration number 12 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2.525 8 .961
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a X1 16.294 7.588 4.611 1 .032 1.193E7
X2 .543 .506 1.149 1 .284 1.720
X3 -.074 .277 .072 1 .789 .929
X4 -1.100 1.714 .412 1 .521 .333
Constant -4.062 2.778 2.138 1 .144 .017
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4.
Correlation Matrix
Constant X1 X2 X3 X4
Step 1 Constant 1.000 -.913 -.784 .015 .264
X1 -.913 1.000 .636 -.160 -.317
X2 -.784 .636 1.000 -.270 -.402
X3 .015 -.160 -.270 1.000 .100
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno.2012. Auditing: Petunjuk Praktis Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Almilia, Luciana Spica, Lucas Setiady, 2006. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar
di BEJ”, Jurnal Seminar Nasional Good Corporate Governance di Univ. Trisakti Jakarta, STIE Perbanas, Surabaya. http://spicaalmilia.wordpress.com/2007/04/08/ (3 Januari 2012).
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi, Edisi Keduabelas, Erlangga, Jilid 1, Jakarta.
Bandi dan Santoso Tri Hananto, 2002. Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.4. No.2 (Agustus) : pp 155-164.
Boynton, William C., Watter G Kell, 1996. Modern Auditing, 6th Edition, John Willey and Sons, Inc., New York.
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Watter G. Kell, 2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jilid 1, Jakarta.
BAPEPAM LK, 2008, Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Nomor KEP
460/BL/2008.
Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. 2011.
Darmadji Tjipto, 2001. Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Dwiyanti, Rini, 2010. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/22634/1/Skripsi_Rini_Dwiyanti.pdf (3
Januari2012).
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1). Medan.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gitman, Lawrence J. 2006, “Principles of Manajerial Finance”, International Edition, 10th edition, Pearson Education, Boston.
Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, Alan J. Winters, 2002. Auditing, Edisi Kelima, Erlangga, Jilid 1, Jakarta.
Hanafiah, K. A. 2003. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Gravindo Persada, Jakarta.
Hartono, 2005. “Hubungan Teori Signalling dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Manajemen : pp 35-48. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51053550.pdf (8 Maret 2012).
Hilmi, Utara, Syaiful Ali, 2008. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2006), Jurnal Akuntansi Keuangan, SNA XI Tahun 2008. http://
smartaccounting.files.wordpress.com/ (3 Januari 2012).
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Kadir, Abdul. 2011. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta)”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol. 12 (April), No. 2, pp 1-11.
Kieso, Donald. E.,et al., 2007. Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas, Erlangga, Jilid 1, Jakarta.
Kiky Lusinana, Kusumosari, 2015. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mamduh. M. Hanafi. (2003). Analisis Laporan keuangan, Penerbit UPP AMK YKPN, Yogyakarta.
Mentari, Pamor, 2007. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan ke Publik Studi Kasus Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/9035 (5 Januari 2012).
Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Nikma, Latifatun, 2014. “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pergantian
Auditor pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/43413/1/02_NIKMAH.pdf (5 Juni 2014).
Noviandi, Bimo Satmoko, 2007. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode
2003-2005)”, Tesis, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.
(21 Januari 2012).
Owusu, Stephen dan Ansah. 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emergingn Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe
Stock Exchange”. Journal Accounting and Businesss. Vol. 30. Pp. 241.
Prahesty, Siska, 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009)”, Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/26839/1/SKRIPSI_FULL_TEXT(r).pdf (5Januari 2012).
Respati, Novita WeningTyas. 2001. ”Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa
EfekJakarta”. Jurnal Maksi. Vol.4. h. 67-81.
Saleh, Rachmat, 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi Keuangan, SNA VII Tahun 2004.http://ekydakka.com(5 April 2012).
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta:Elex Media Computindo.
Sidauruk, Rio Salomo, 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Publik
Sektor Jasa Pariwisata yang Terdaftar di BEI”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32699/7/ (12 April 2012)
Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati, 2011. Struktur Kepemilikan Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan (Ownership Structure, Dividend Policy and Debt Policy and Firma Value). Dinamika Keuangan dan Perbankan, ISNN: 1979-4878, Vol.3, No.1 (Mei), Hal 68-87
Sugianto, Agus Eko. 2001. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol 2 No. 2
Supriyanto, Budi, 2004, Pengaruh Sruktur Kepemilikan Manajerial dan Publik, Ukuran Perusahaan, EBIT/Sales, dan Total Debt/Total Assets Terhadap Nilai Perusahaan yang Telah Go Publik dan Tercatat Di BEJ. Tesis : Program Magister Manajemen STIE STIKUBANK Semarang
Umar, Husein, 2001. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama , Ghalia Indonesia, Jakarta.
Wahyu Adhy, Noor, 2010. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Wild, John J., K. R Subramanyam, dan Robert F Halsey, 2005. Financial Statement Analysis, Edisi Kedepelapan, Salemba Empat, Jakarta.
Wirakusuma, Made Gede. 2004. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang
Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik” SNA 3. Denpasar
www.idx.co.id
www.bapepam.go.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah desain kausal.
Menurut Sugiyono (2004 : 30), desain kausal penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Maka dari itu,
penelitian ini melihat pengaruh atau hubungan sebab akibat dari variabel
independen yang terdiri dari debt to equity ratio, liquidity, ukuran perusahaan, dan
reputasi KAP dan variabel dependennya yaitu ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.
3.2 Definisi Operasional
Walizer dan Wienir berpendapat defenisi operasional adalah seperangkat
petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur
suatu variabel atau konsep defenisi operasional tersebut membantu kita untuk
mengklafisikasikan gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel.
Operasional merupakan salah satu instrumen dari riset karena merupakan salah satu
tahapan dalam proses pengumpulan data. Defenisi dari operasional menjadikan
konsep yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan
sebagai batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan penelitian.
3.3Skala Pengukuran Variabel 3.3.1 Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2004 : 33), variabel independen atau variabel bebas
merupakan “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen”. Untuk masing-masing
variabel independen pengukuran yang dalam penelitian ini adalah debt to equity
ratio, liquidity, ukuran perusahaan dan reputasi KAP.
3.3.1.1 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan salah satu rasio financial
leverage yang dapat mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangan perusahaan melalui pengelolaan
modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio dalam
penelitian ini diukur berdasarkan perbandingan antara total
kewajiban/hutang dengan total modal sendiri yang dirumuskan sebagai
berikut:
Total Liabilies
Debt to equity Ratio = x 100%
3.3.1.2 Liquidity ratio
Liquidity ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimiliki
oleh perusahaan (Hanafi 2004:37). Rasio likuiditas terdiri dari current
ratio, quick ratio dan cash ratio. Untuk mengukur tingkat likuiditas
dalam penelitian ini menggunakan proksi current ratio karena peneliti
ingin melihat kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya.
Current ratio dihitung dengan cara membandingkan antara asset lancar
dan utang lancar yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat likuiditas maka
perusahaan akan memperlihatkan kemampuannya yang cepat dalam
melunasi hutangnya, maka dari itu perusahaan akan lebih cepat
menyampaikan laporan keuangannya ke publik karena perusahan tidak
ada masalah dalam hutang jangka pendek. Curent Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Currents assets
Curent Ratio = x 100%
Current liabilities
3.3.1.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah total aktiva/asset yang dimiliki
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional
dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis
besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan
Sugianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya
suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan,
rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi, ukuran
perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan
total aktiva perusahaan, karena melalui total aktiva perusahaan akan
lebih jelas melihat seberapa besar ukuran perusahaan dibandingkan
dengan total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan
sebagainya.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk memperoleh pinjaman dan kreditpun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profibilitas lebih besar
untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi
lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi
ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap
perubahan yang mendadak. Ukuran perusahaan dapat dirumuskan dengan:
SIZE = Total Aktiva
3.3.1.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dalam
reputasi kantor akuntan publik. Variabel dummy digunakan dalam
penelitian ini untuk mengukur variabel reputasi KAP. Nilai “0”
diberikan untuk perusahaan yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big
Four, sedangkan nilai “1” diberikan untuk perusahaan yang berafiliasi
dengan KAP The Big Four.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel dependen ini dilambangkan
dengan Y. Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam, maka
penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu
apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari)
setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Oleh karena
itu, variabel dependen ini diukur berdasarkan tanggal penyampaian laporan
keuangan tahunan auditan ke Bapepam yaitu pada batas 90 hari setelah tahun buku
berakhir.
Variabel dependen atau variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen atau bebas (Sugiyono,
2009). Variabel dependen dalam penelitian ini merupakan variabel dummy dan
Ghozali (2006 : 128) menyatakan bahwa “variabel dummy atau kualitatif
menunjukkan keberadaan (presence) atau ketidakberadaan (obsence) dari kualitas
membentuk variabel artificial dengan nilai “0” untuk perusahaan yang tidak tepat
waktu dan nilai “1” untuk perusahaan yang melaporkan dengan tepat waktu.”
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Y)
Ketepatan waktu perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan tahuan kepada publik pada batas 90 hari setelah tahun buku berakhir.
Skala Nominal;
Tidak Tepat Waktu = 0
Tepat Waktu = 1 Nominal
Debt to equity ratio
(X1)
Kemampuan perusahaan
untuk memenuhi
kewajibannya/total hutang dengan modal sendiri yang dimilki perusahaan. Rasio Liquidity (X2)
Kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah
jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar perusahaan. Rasio Ukuran Perusahaan (X4)
Ukuran perusahaan
mencerminkan besar
kecilnya perusahaan selama satu periode tertentu dilihat dari besarnya nilai total aktiva.
SIZE = Total Aktiva Nominal
Reputasi KAP (X4)
Kapasitas dan kualitas dari kantor akuntan publik (KAP) yang dapat dinilai dari besar dan reputasi yang terdapat pada kantor akuntan public tersebut.
Tidak berafiliasi denga The Big Four = 0, berafiliasi dengan The Big Four = 1
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin hasil pengukuran ataupun
perhitungan kualitatif dan kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Sugiono (2002:55) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu
kesimpulan”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real
estate dan property yang tercatat di BEI tahun 2011-2013. Populasi penelitian
sebanyak 47 perusahaan.
Hasan (2003:12) mengemukakan bahwa, sampel adalah “bagian dari sebuah
populasi yang dianggap dapat mewakili penelitian”. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang tercatat di
BEI tahun 2011-2013. “Purposive sampling adalah suatu sampling dimana
elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel berdasarkan pada pertimbangan yang tak
acak, biasanya sangat subjektif” (Supranto, 2001:34). Pemilihan dan pengumpulan
perusahaan sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Data Perusahaan Manufaktur sektor Real Estate dan Property yang terdaftar
2. Perusahaan Real Estate dan Property yang mempublikasikan laporan
keuangan selama tahun 2011-2013 dan tidak mengalami delisting pada
tahun pengamatan.
3. Perusahaan Real Estate dan Property yang memiliki laba positif pada
tahun pengamatan.
Tabel 3.1
Kriteria Penarikan Sampel
No. Kriteria
Jumlah Pelanggaran
Kriteria
Jumlah
1. Data Perusahaan Manufaktur
sektor Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013.
- 45
2. Perusahaan Real Estate dan
Property yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2011-2013 dan tidak mengalami delisting pada tahun pengamatan.
14 31
3. Perusahaan Real estate dan
Property yang memiliki laba
positif pada tahun pengamatan. 8 23
Jumlah perusahaan sampel
22 23
Jumlah tahun pengamatan
3 Total sampel selama periode
penelitian 69
Berdasarkan proses seleksi yang telah dilakukan maka telah didapatkan jumlah
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan adalah sebanyak 23 perusahaan
dengan 69 unit analisis.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut
Sugianto (2000:18) “data kuantitatif adalah data berbentuk angka. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder untuk mendapatkan
informasi mengenai semua variabel dalam penelitian ini.
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber
tercetak. Informasi informasi dapat diperoleh dari buku-buku yang dibutuhkan
oleh peneliti. Sedangkan untuk sumber data penelitian diambil dari laporan
perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diperoleh antara lain dari :
1. Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id
2. Sahamok.com
3. Media internet dan website
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :
1. Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka
seperti jurnal, makalah, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan
2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan
data seperti laporan keuangan perusahaan sesuai data yang diperlukan yang
tercantum pada Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskriptif
tentang data setiap variabel- variabel penelitian yang digunakan di dalam
penelitian ini. Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,2008:206).
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai
dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data
yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini
meliputi jumlah sample, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata
(mean), dan deviasi standar (Ghozali, 2011). Nilai minimum digunakan untuk
mengetahui jumlah terkecil data yangbersangkutan bervariasi dari rata-rata.
Nilai maksimum digunakan untukmengetahui jumlah terbesar data yang
bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang
bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar
3.7.2 Metode Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah debt to equity ratio,
liquidity, ukuran perusahaan dan reputasi KAP berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Untuk itu
akan digunakan teknik analisis regresi logistik.
3.7.3 Uji Model
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah model regresi logistik
(logit). Menurut Santoso (2010:206) regresi logistik sama dengan analisis
diskriminan; perbedaan hanya pada jenis data dari variabel dependen. Jika
pada analisis diskriminan variabel dependen adalah rasio, maka pada regresi
logistik variabel dependen adalah data nominal.
Data nominal disini lebih khusus adalah data binary. Model regresi ini
dipilih karena data di dalam penelitian ini berupa data nominal dan data rasio.
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis multivarian melalui
regresi logistik (logistic regression). Hal ini dilakukan karena variabel
dependen merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy.
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan sejauh mana kemungkinan
terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen.
Regresi logistik merupakan suatu bagian dari analisis regresi yang
digunakan ketika variabel dependen merupakan variabel dikotomi. Kriteria
pengujian hipótesis penelitian dalam metode regresi logistik dengan
tingkat signifikansi < 0,05, maka H1-H5 diterima, tetapi jika tingkat
signifikansi > 0,05, maka H1-H5 tidak dapat diterima. Dalam hal ini dapat
dianalisis dengan regresi logistik karena tidak perlu asumsi normalitas data
pada variabel bebasnya (Ghozali, 2005). Model regresi logistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Y = β0 + β1 DER + β2 CR + β3 SIZE + β4 KAP + ε Keterangan:
Y = ketepatan waktu (timeliness) pelaporan
keuangan
β0, β1, β2, β3, β4, β5, β6 = konstanta
DER = debt to equity ratio
CR = current assets
SIZE = ukuran (size) perusahaan
KAP = reputasi kantor akuntan publik
ε = tingkat pengganggu kesalahan (disturbance
error)
3.7.3.1 Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Teknik yang digunakan untuk menilai model regresi
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hipotesis
yang digunakanuntuk menilai model fit adalah sebagai berikut :
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
goodness fitmodel tidak baik, karena model yang telah dirumuskan tidak
dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima yang
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya.
3.7.3.2 Menguji Model Keseluruhan Model (Overall Fit Model)
Memperhatikan angka -2 log likelihood (LL) pada awal dengan
block number = 0 dan angka -2 log likelihood pada block number = 1.
Jika terjadipenurunan angka -2 log likelihood block number 0 dikurangi
block number 1 menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood
pada regresi logistik mirip dengan pengertian ”sum of squared error”
pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan
model regresi yang baik.
1. Uji Signifikansi Model Secara Simultan
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011: 99). Pembuktian
dilakukan dengan menggunakan Tabel Omnibus Test of Model. Tingkat
2. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji Wald)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel
independen lainnya konstan (Ghozali, 2011: 101). Pada regresi logistik, uji
signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald.
3. Uji Koefisien Determinasi
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s untuk
mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen,
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar
variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2011). Model regresi
yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas. Deteksi terhadap ada
tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai correlation matrix. Suatu
model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila nilai korelasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan metode purposive sampling dan kriteria-kriteria pengambilan
sampel yang telah ditetapkan pada perusahaan property dan real estate, yang
memiliki debt to equity ratio, liquidity, ukuran perusahaan, dan reputasi KAP pada
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2011 hingga tahun 2013 terpilih 23
perusahaan sampel yang mewakili dalam tiga tahun berturut-turut sehingga
diperoleh sebanyak 23x3 periode maka didapatkan sampel data sebanyak 69 data
amatan. Selanjutnya sejumlah data tersebut digunakan untuk analisis data dan
pengujian hipotesis.
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik yang menggunakan regresi
logistik sebagai metode analisis datanya. Analisis data dimulai dari mengolah data
dengan menggunakan Microsoft Excel yang kemudian dilanjutkan dengan
pengujian menggunakan regresi logistik. Pengujian regresi logistik dilakukan
dengan software SPSS. Ghozali (2006 : 16) menyatakan SPSS adalah “suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik
baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows”.
Proses pengolah data dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke
program SPSS dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang
4.2Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan
yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk
memecahkan suatu masalah. Dalam penelitian ini, digunakan analisis regresi
logistik. Analisis regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh debt to equity
ratio, liquidity, ukuran perusahaan, dan reputasi KAP terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean),
dan nilai standar deviasi, dari variabel DER, liquidity, ukuran perusahaan,
reputasi KAP, dan ketepatan waktu pelaporan. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif diperoleh gambaran sampel pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 69 .0298 2.8494 .835531 .5338064
Liquidity 69 .0008 1624.6899 25.456154 195.3610357
Ukuran Perusahaan 69 .001 31.300 3.03403 5.368031
Valid N (listwise) 69
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai DER minimum adalah 0,0298,
sedangkan nilai DER maksimum adalah 2,8494. Diketahui nilai rata-rata
adalah 0,5338. Diketahui nilai liquidity minimum adalah 0,0008, sedangkan
nilai liquidity maksimum adalah 1624,6899. Diketahui nilai rata-rata (mean)
liquidity dari tahun 2011-2013 adalah 25,4561, dan standar deviasinya adalah
195,3610. Diketahui nilai ukuran perusahaan minimum adalah 0,001,
sedangkan nilai ukuran perusahaan maksimum adalah 31,3. Diketahui nilai
rata-rata (mean) ukuran perusahaan dari tahun 2011-2013 adalah 3,03403,
dan standar deviasinya adalah 5,368031.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Reputasi KAP
Reputasi KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KAP Non The Big Four 49 71.0 71.0 71.0
KAP The Big Four 20 29.0 29.0 100.0
Total 69 100.0 100.0
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke
dalam kategori KAP Non The Big Four sebanyak 49 perusahaan (71%),
sementara jumlah perusahaan yang termasuk ke dalam KAP The Big Four
sebanyak 20 perusahaan (29%).
4.3 Uji Asumsi Multikolinearitas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat
antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi
penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel
yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan
[image:30.612.140.491.241.353.2]pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
Correlation Matrix
Constant X1 X2 X3 X4
Step 1 Constant 1.000 -.913 -.784 .015 .264
X1 -.913 1.000 .636 -.160 -.317
X2 -.784 .636 1.000 -.270 -.402
X3 .015 -.160 -.270 1.000 .100
X4 .264 -.317 -.402 .100 1.000
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa korelasi antara DER (X1) dan
liquidity (X2) sebesar 0,636, korelasi antara DER (X1) dan ukuran perusahaan
(X3) sebesar -0,160, dan seterusnya. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.3, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel
independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel
independen lebih besar dari 0,90 (Ghozali, 2006:91). Berdasarkan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa lolos dari uji gejala multikolinieritas.
4.4 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)
Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit atau
tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log
(block number = 1). Nilai -2log likelihood awal pada block number = 0, dapat
[image:31.612.233.390.237.340.2]ditunjukkan melalui tabel berikut ini (Tabel 4.4).
Tabel 4.4 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal)
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada
Tabel 4.5. Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block
number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat
pada step 5, memperoleh nilai sebesar 35,875. Kemudian pada Tabel 4.5 dapat
dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number =1, nilai -2log likelihood pada step
1 iterasi 12 adalah 17,704. Adanya penurunan nilai antara -2LL awal (initial-2LL
function) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan
bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Penurunan nilai
-2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya
dan reputasi KAP, ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam
[image:32.612.194.438.194.355.2]penelitian ini.
Tabel 4.5 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir)
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
4.5 Menguji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan
goodness of fitness test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square pada Tabel
Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 4.6).
Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 2.525 8 .961
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
[image:32.612.211.418.553.615.2]Tabel 4.7 Perhitungan Chi-Square Tabel dengan Microsoft Excel
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai Chi-Square Tabel bernilai 15,507.
Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, maka dapat diketahui dengan
membandingkan nilai statistik Chi-square terhadap Chi-Square Tabel.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square (2,525) lebih kecil
dibandingkan nilai Chi-Square Tabel (15,507), maka disimpulkan bahwa model
cukup layak dalam mencocokkan/fit data.
Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, juga dapat diketahui
dengan membandingkan nilai probabilitas dari uji Hosmer-Lemeshow/Pearson
Chi-square terhadap tingkat signifikansi yang digunakan.
tingkat signifikansi (0,05), maka disimpulkan bahwa model cukup layak dalam mencocokkan/fit data.
4.6 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s untuk
mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s dapat
diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel tak bebas. Tabel 4.8
[image:34.612.165.464.445.502.2]menyajikan nilai statistik dari Nagelkerke’s .
Tabel 4.8 Nagelkerke R Square
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square Nagelkerke R Square
1 17.704a .232 .571
a. Estimation terminated at iteration number 12 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Berdasarkan Tabel 4.8, nilai statistik Nagelkerke R Square 0,571. Nilai tersebut
diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel DER, liquidity, ukuran perusahaan,
dan reputasi KAP, dalam mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan sebesar
4.7 Uji Signifikansi Model secara Simultan
Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (Tabel 4.9) berfungsi untuk melihat
hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat pengaruh
variabel bebas (independen) secara bersama-sama (simultaneously) terhadap
variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh nilai probabilitas (Sig.)
0,001. Karena nilai probabilitas (0,001) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan
bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh signifikan
[image:35.612.190.439.385.455.2]secara statistik, terhadap ketepatan waktu pelaporan.
Tabel 4.9 Uji Signifikansi Model secara Simultan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 18.171 4 .001
Block 18.171 4 .001
Model 18.171 4 .001
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
4.8 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji Wald)
Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji digunakan untuk
menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji signifikansi
pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald, statistik yang diuji
adalah statistik Wald (Wald statistic). Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi
chi-kuadrat.
Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji Wald. Berikut aturan
Tabel 4.10 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Step 1a X1 16.294 7.588 4.611 1 .032
X2 .543 .506 1.149 1 .284
X3 -.074 .277 .072 1 .789
X4 -1.100 1.714 .412 1 .521
Constant -4.062 2.778 2.138 1 .144
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4.
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
: Pengaruh Debt To Equity Ratio (X1) terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.10, nilai probabilitas (Sig.) dari debto to equity ratio (X1)
adalah 0,032, yakni lebih kecil dari 0,05, maka debt to equity ratio berpengaruh
signifikan (secara statistika) terhadap ketepatan waktu pelaporan, pada tingkat
signifikansi 5%.
: Pengaruh Liquidity (X2) terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.10, nilai probabilitas (Sig.) dari liquidity (X1) adalah 0,284,
yakni lebih besar dari 0,05, maka liquidity tidak berpengaruh signifikan (secara
: Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.10, nilai probabilitas (Sig.) dari ukuran perusahaan
(X3) adalah 0,789, yakni lebih besar dari 0,05, maka ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap ketepatan waktu pelaporan,
pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian
yang dilakukan oleh Noviandi (2007), Hilmi dan Ali (2008), dimana semua
memperoleh hasil yaitu ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
: Pengaruh Reputasi KAP (X4) terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.10, nilai probabilitas (Sig.) dari reputasi KAP (X4) adalah
0,521, yakni lebih besar dari 0,05, maka reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan
(secara statistika) terhadap ketepatan waktu pelaporan, pada tingkat signifikansi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada Bab IV,
maka penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengujian signifikansi model secara simultan dengan menggunakan Omnibus
Test of Model Coefficients diperoleh nilai probalitas (Sig.) 0,001. Karena nilai
probabilitas (0,001) lebih kecil dari 0,05 makandapat disimpulkan bahwa
variabel bebasnya yaitu debt to equity ratio, liquidity, ukuran perusahaan dan
reputasi KAP berpengaruh secara serentak/simultan terhadap variabel
dependennya, yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
2. Pengujian regresi logistik dengan menggunakan uji Wald hasil penelitian
menunjukkan bahwa debt to equity ratio adalah 0,032 yakni lebih kecil dari
0,05, maka variabel debt to equity ratio berpengaruh positif dan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependennya, yaitu ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan pada tingkat signifikansi 5%.
3. Pengujian regresi logistik dengan menggunakan uji Wald, hasil penelitian
menunjukkan bukti empiris bahwa variabel liquidity berpengaruh positif dengan
nilai 0,284 yakni lebih besar dari 0,05 tetapi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hasi
(2012) dan Hilmi dan Ali (2008).
4. Pengujian regresi logistik dengan menggunakan uji Wald hasil penelitian
menunjukkan bukti empiris bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh
negatif dengan nilai probabilitas 0,789 yakni lebih besar dari 0,05 tetapi tidak
berpengaruh siginifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian
Noviandi (2007) dan Hilmi dan Ali (2008).
5. Pengujian regresi logistik dengan menggunakan uji Wald hasil penelitian
menunjukkan bukti empiris bahwa variabel reputasi KAP berpengaruh negatif
dengan nilai probabilitas 0,521 yakni lebih besar dari 0,05 tetapi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian Hilmi dan Ali (2008) dan Wahyu Adhy Noor (2010)
5.2. Keterbatasan Penelitian
Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang nantinya dapat dijadikan
pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya :
1. Objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sektor
property dan real estate, sehingga hasil penelitian belum dapat di generalisasi.
Dan periode penelitian ini hanya selama 3 tahun (2011-2013).
2. Indikator penelitian ini hanya sebatas menggunakan variabel debt to equity
ratio, liquidity ukuran perusahaan dan reputasi KAP yang mempengaruhi
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel independen
lainnya, seperti struktur kepemilikan, kompleksitas operasi, profitabilitas
pengendalian internal, klasifikasi industria, sign of income, dan
variabel-variabel lainnya sehingga hasil penelitian terus berkembang dan mampu
memprediksi faktor-faktor yang menyebabkan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun pengamatan
sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan kecenderungan tren
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dalam jangka waktu yang
lebih panjang.
3. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk menggunakan sektor lain atau
berbagai sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga
dapat menunjukkan kecenderungan tren ketepatan waktu penyampaian laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai kewajiban
penyampaian laporan keuangan berkala. Dan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang “Jangka Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan
Publik”:
Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya
kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik)
yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan
tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai
perusahaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku, termasuk dalam peraturan
mempublikasikan laporan keuangan secara tepat waktu.
2.1.2Teori Sinyal (Signaling Theory)
“Teori pemberian sinyal menyatakan bahwa investor dapat menduga
arus kas yang datang dengan mengamati suatu sinyal, seperti jumlah dividen.
Sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan yang memberikan
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi” (Sawir, 2004:118).
“Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan bahwa pada dasarnya
laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif
maupun negative kepada pemakainya” (Sulistyanto, 2008:65). “Secara lebih
formal, pengaruh pemberian sinyal berasumsi bahwa terdapat asimetri
(ketidakseimbangan) informasi antara pihak manajemen dan para pemegang
saham” (Horne, 2007:253).
Berdasarkan penjelasan diatas, teori sinyal menekankan pada pentingnya
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi
pihak di luar perusahaan. Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang
berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, sehingga
pasar akan menentukan mana perusahaan yang berkualitas baik dan mana
salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang
dilakukan oleh suatu emiten.
Perusahaan yang yakin bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek
yang baik di masa mendatang akan cenderung mengomunikasikan berita
tersebut kepada para investor. Oleh karena itu, perusahaan yang berkualitas
tersebut akan member sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangan
perusahaan secara tepat waktu.
2.2 Ketepatan Waktu Publikasi Pelaporan Keuangan
Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi
yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan, hal ini dikarenakan informasi yang tercantum dalam laporan keuangan
tersebut masih bersifat baru dan tidak out of date, sehingga dapat dijadikan
pedoman bagi investor bahwa laporan tersebut bersifat baik untuk menjadi dasar
pengambilan keputusan. Apabila infromasi disampaikan dalam waktu yang lama
maka akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam
mempengaruhi kualitas keputusan.
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang
harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila penyelesaian penyajian laporan
keuangan terlambat atau tidak diperoleh saat dibutuhkan, maka relevansi dan
manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan akan berkurang
Kerelevanan suatu laporan keuangan dapat diperoleh apabila laporan
keuangan tersebut dapat disajikan dengan tepat waktu. Ketepatan waktu tidak
menjamin relevansi tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa adanya ketepatan
waktu. Maka dari itu, ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan untuk melihat
kualitas dan transparansi laporan keuangan.
Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha
mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan
keuangan (SAK, 2002 : SAK kerangka dasar par 43). Dapat dikatakan bahwa
membuat laporan keuangan perusahaan mempertimbangan trade off antara
relevansi dan keandalan (reliabilitas) dari laporan keuangan tersebut (Kieso, 2002 :
51).
Dyer dan McHug menyatakan, ada tiga kriteria keterlambatan, yaitu: 1) Keterlambatan Audit (Auditor’s Report Lag)
Keterlambatan audit yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
2)Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag)
Keterlambatan pelaporan yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEI. 3)Keterlambatan Total (Total Lag)
Keterlambatan total yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh BEI.
Tuntutan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan juga diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dituangkan dalam
Keputusan Ketua BAPEPAM & LK nomor: Kep-460/BL/2008 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek yang ditetapkan sejak
tanggal 10 November 2008, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan
disampaikan kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan
ke-3 (ketiga) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dimana ditegaskan pula
bahwa laporan keuangan audit yang bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari
akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah
diaudit kepada BAPEPAM & LK.
Oleh karena itu penyampaian laporan keuangan harus segera disajikan dalam
kurun waktu yang sudah ditentukan. Penyampaian pelaporan keuangan publik di
Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang pasar
modal, yang telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 yang berlaku sejak
tanggal 30 September 2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan
berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia.
2.3 Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan berbeda dengan laporan keuangan. Laporan keuangan
hanyalah salah satu media dalam penyampaian informasi posisi dan keadaan suatu
entitas. Berbeda halnya dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan
merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting
bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan serta suatu media bagi
perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara
ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai
Accounting Standards Board) juga menyatakan pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi yang berguna baik bagi investor yang sudah ada maupun
investor potensial dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambilan keputusan
investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional.
Pelaporan dan publikasi laporan keuangan tahunan yang diaudit dan laporan
tengah tahunan yang tidak diaudit adalah bersifat wajib, sedangkan penyampaian
laporan keuangan triwulan bersifat sukarela.
Tujuan dasar dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna. Hal ini merupakan hal rumit karena adanya beberapa alternatif
pelaporan. Dalam aktivitas pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang
berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek
tersebut antara lain :
1. Lembaga yang terlibat, misalnya penyusunan standar, badan
pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan
entitas pelapor
2. Peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum) atau GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles).
Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor : Kep-460/BL/2008
tanggal 10 November 2008 juga mengatur perihal pelaporan laporan keuangan
kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah
kendala informasi yang relevan dan andal adalah tepat waktu, apabila terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Dengan demikian, pelaporan keuangan
mempunyai peranan penting karena pelaporan keuangan bertujuan sebagai suatu
acuan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.4 Manfaat Laporan Keuangan
Menurut IAI (2004) ada beberapa pihak yang dapat merasakan manfaat laporan
keuangan, yang dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yakni :
a. Pihak Internal, yaitu pengambil keputusan yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan.
1. Pengelola (direksi dan manajemen)
Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang berjalan,
melakukan budgeting dan kontrol internal. Jika informasi keuangan
yang diberikan akurat, maka pengelola bisa mengambil keputusan
dengan jernih berdasarkan data-data yang dimiliki.
2. Karyawan
Karyawan akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait
dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaaan. Hal ini memberikan
gambaran apakah perusahaan mampu memberikan balas jasa dan
menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu
b. Pihak Eksternal, yaitu pengambil keputusan yang berkaitan dengan berhubungan mereka dengan perusahaan.
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi
yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan membayar deviden.
2. Pemberi Pinjaman (Kreditor)
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Laporan keuangan dapat
membantu pihak pemberi pinjaman untuk menentukan besar plafon,
bungan dan jangka waktu yang diberikan. Kreditor membutuhkan
informasi tentang profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk
menjawab beberapa pertanyaan seperti: apakah kita akan
meminjamkan uang? Jika ya, apa saja persyaratannya?
3. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan krediotor usaha lain tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
4. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung
perusahaan. Pelanggan yang loyal membutuhkan hubungan jangka
panjang dan langgeng.
5. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena ini
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
6. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Sebagai contoh, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti
pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan
2.5 Faktor - faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan yang telah diaudit, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat (4) faktor saja yang
merupakan faktor efektif yang memberikan pengaruh besar terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan, yaitu:
2.5.1 Debt to equity ratio
Debt to equity ratio merupakan salah satu dari financial leverage
yaitu perbandingan total liabilities terhadap stock holder equity. Tingginya
debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan.
Resiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat
kewajiban yang tinggi. Wild (2005 :215) menyatakan bahwa :
Rasio leverage keuangan (financial leverage ratio) mengukur hubungan antara total aktiva dengan modal ekuitas biasa yang digunakan untuk mendanai aktiva. Semakin besar proporsi aktiva yang dibiayai oleh modal ekuitas saham biasa, semakin rendah rasio leverage keuangan. Untuk perusahaan yang berhasil menggunakan
leverage, rasio leverage keuangan yang tinggi meningkatkan pengembalian ekuitas. Sejalan dengan hal tersebut, risiko terkait dengan perubahan dalam profitabilitas lebih tinggi jika rasio
leverage keuangan lebih tinggi.
perusahaan bergantung kepada kreditur dalam membiayai asset
perusahaan. Leverage mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari
utang perusahaan kepada kreditur. Semakin tinggi tingkat leverage suatu
perusahaan, menunjukkan tingkat utang perusahaan tinggi. Selain itu
semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan akan cenderung
mendapatkan tekanan untuk menyediakan laporan keuangan secepatnya
bagi pihak kreditor dan bagi para semua pihak yang membutuhkannya.
Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga
perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam
pelaporan keuangan.
2.5.2. Liquidity ratio
Liquidity ratio mengacu pada ketersediaan sumber daya
(kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang telah jatuh tempo, dengan melihat aset lancar perusahaan relatif
terhadap hutang lancarnya. Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan
oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah
menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.
Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah
menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang
lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Sedangkan
menurut Agus Sartono (2001:114) berpendapat bahwa likuiditas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.
Mudrajad (2002:279) menyatakan bahwa tujuan dan manfaat
likuiditas, antara lain seperti berikut:
1