• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Biosorben Biji Pepaya (Carica papaya) Menggunakan Aktivator Asam Sulfat (H2SO4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Biosorben Biji Pepaya (Carica papaya) Menggunakan Aktivator Asam Sulfat (H2SO4)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Buah pepaya (

Carica papaya

) berasal dari Meksiko Selatan. Pada tahun 2014,

Indonesia merupakan penghasil buah pepaya yang cukup besar yaitu 840,112

ton/tahun [1]. Buah pepaya (

Carica papaya

) mengandung banyak jumlah senyawa

nutrisi utama (serat, protein, lemak-lemak, dan karbohidrat) dan memiliki

antioksidan yang tinggi dan proliferatif yang aktif. Penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa buah pepaya positif mempengaruhi tingkat lipid plasma dan

makanan yang mengandung rendah kolesterol sehingga banyak dikonsumsi [2].

Namun, limbah padat dari buah pepaya yaitu biji pepaya masih belum banyak diolah

menjadi produk yang bermanfaat oleh masyarakat setempat. Biji pepaya yang masih

segar atau yang baru dilepas umumnya mengandung air, karbohidrat, mineral dan

protein [3]. Biji pepaya merupakan sampah pertanian yang bisa dijadikan sebagai

biosorben dengan biaya yang sangat murah. Biji pepaya sampai saat ini masih

merupakan limbah yang tidak termanfaatkan dan tidak mempunyai nilai ekonomis,

padahal biji pepaya mengandung beberapa senyawa-senyawa aktif seperti alkaloid,

flavonoid, glikosida antrakinon, tanin, triterpenoid/steroid, dan saponin [4]. Selain

kandungan di atas biji pepaya juga memiliki unsur karbohidrat sebesar 32,2 gram

dalam 100 gram biji pepaya, yang diyakini unsur paling penting sebagai biosorben

[5]. Biji pepaya (

Carica papaya

) selama ini tergolong limbah organik yang

berserakan di pasar tradisional dan tidak memberikan manfaat. Sebagai contoh

sampah organik ini mengotori lingkungan [3]. Tidak hanya di propinsi Sumatera

Utara, di propinsi lain juga sampah organik ini tidak dimanfaatkan.

(2)

Biosorben merupakan suatu zat padat yang dapat digunakan untuk menyerap

komponen tertentu dari suatu fasa fluida. Biosorben dapat dibuat dari bahan yang

mengandung karbon. Biosorben adalah arang aktif yang diproses secara fisika atau kimia

sehingga mempunyai daya serap/adsorpsi yang tinggi. Biosorben sangat banyak digunakan

dalam skala industri sebagai purifikasi atau pemisahan gas atau cairan dan juga sebagai

katalis maupun katalis pedukung [6]. Dalam aktifasi kimia, hal pertama yang dilakukan yaitu

impregnasi dengan zat aktifasi misalnya H3PO4, KOH, K2CO3, H2SO4, Na2CO3, NaOH,

NaCl HCl, H2SO4, CaCl dan ZnCl2 [5,8]. Aktivasi adalah perubahan secara fisik dimana

luas permukaan dari karbon meningkat dengan tajam dikarenakan terjadinya penghilangan

senyawa tar dan senyawa sisa-sisa pengarangan [5]. Aktivasi karbon merupakan salah satu

biosorben yang sangat populer yang banyak digunakan industri untuk mengurangi dan

merecovery kandungan senyawa organik atau anorganik dari gas dan cairan.

Ada berbagai metode untuk menghilangkan logam berat termasuk presipitasi kimia,

filtrasi membran, ion exchanger, ekstraksi cair atau elektrodialisis. Namun, metode ini tidak

banyak digunakan karena biaya yang tinggi dan kelayakan yang rendah untuk industri skala

kecil . Sebaliknya, teknik adsorpsi adalah salah satu metode yang disukai untuk

menghilangkan logam berat karena efisiensi dan biaya rendah [7]. Adsorpsi adalah teknik

yang penting digunakan dalam pemisahan dan pemurnian gas dan liquid [8]. Adsorpsi

banyak digunakan sebagai metode pemisahan fisik yang efektif untuk eliminasi atau

menurunkan konsentrasi berbagai polutan terlarut (organik, anorganik) dalam limbah [4].

Proses adsorpsi dapat menunjukkan kemampuan suatu adsorbat untuk dapat menempel pada

penjerapnya, yaitu dengan cara memisahkan polutan terlarut atau mengambil kembali bahan

(3)

Tabel 1.1 Beberapa Penelitian Terdahulu Mengenai Pembuatan Biosorben dari Biji

conventional Low-cost Adsorbent for Removal of

Methylene Blue”. Pada penelitian ini ukuran partikel

yang digunakan 250 µ m dengan suhu aktivasi 60 oC selama 24 jam. Hasil yang diperoleh kapasitas adsorpsi

dengan metode Langmuir sebesar 555,557 mg/g.

2

.

Flavio., dkk

[4]

2014 Formossa Papaya Seed Powder (FPSP):Preparation,

Characterization And Application As On Alternative

Adsorben For The Removal Of Crystal Violet From

Aqueous Phase. Pada penelitian ini ukuran partikel yang

digunakan 250 µ m, waktu oven 24 jam dengan suhu 60

o

2014 Chemical carbonization of papaya seed originated

charcoals for sorption of Pb(II) from aqueous solution.

Pada penelitian ini biji pepaya diaktivasi dengan

konsentrasi asam sulfat 98% pada suhu 150 oC selama 24 jam. Dengan ukuran partikel yang digunakan 60 mesh,

80 mesh, dan 100 mesh. Hasil yang diperoleh bahwa luas

permukaaan untuk masing masing ukuran 38,46 ; 27,5 ;

dan 36,7 m2/g.

Dengan memperhatikan beberapa hal diatas, maka penelitian ini diarahkan untuk

mengembangkan bahan baku alternatif biji pepaya dalam pembuatan biosorben.

Pemanfaatan biji pepaya menjadi biosorben diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis

bahan. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan biji pepaya untuk membuat biosorben yang

digunakan dengan pengaruh bahan kimia pengaktif, dan waktu pemanasan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah limbah biji pepaya belum

(4)

tinggi memiliki kegunaan yang baik sebagai biosorben dari bahan selulosa. Dari beberapa

penelitian terdahulu pemanfaatan limbah biji pepaya sebagai biosorben masih belum optimal.

Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan kondisi operasi

optimum dalam pembuatan biosorben dari limbah biji pepaya dengan aktivator H2SO4 yaitu

konsentrasi aktivator, dan waktu pemanasan terhadap biosorben.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi optimum dalam

pembuatan biosorben dari limbah biji pepaya dengan aktivator H2SO4.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah biji pepaya sebagai biosorben

alternatif.

2. Sebagai informasi tambahan bagi dunia pertanian tentang pemanfaatan limbah biji

pepaya sebagai biosorben yang bernilai ekonomis.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Kimia Organik,

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan

utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu limbah biji pepaya (Carica papaya) dan

H2SO4 sebagai bahan pengaktif.

Variabel yang digunakan adalah:

a. Variabel tetap:

1. Ukuran partikel = 60 mesh

2. Suhu aktivasi = 110 oC

3. Waktu aktivasi = 12 jam

4. Rasion Biosorben : aktivator (b/v) = 1: 1 (b/v)

b. Variabel berubah :

1. Konsentrasi aktivator asam sulfat = 5%, 7%, dan 10%.

2. Waktu pemanasan oven = 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120

(5)

Parameter yang dianalisis adalah :

1. Bilangan Iodin .

2. Karakteristik Gugus Fungsi Biosorben dengan Spektrofotometri FTIR.

Gambar

Tabel 1.1   Beberapa Penelitian Terdahulu Mengenai Pembuatan Biosorben  dari  Biji Pepaya

Referensi

Dokumen terkait

Biji pepaya merupakan salah satunya yang dikarenakan biji pepaya memiliki banyak kandungan senyawa aktif yang terkandung di dalamnnya dapat digunakan sebagai

Berdasarkan penelitian yang berjudul Efek Infusa Biji Buah Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti Tahun 2016, saran yang dapat diajukan

Judul Skripsi : Uji Betakaroten Terhadap Pembuatan Minyak Makan Dari Limbah Biji Pepaya ( Carica Papaya Linn ) Dengan Metode Spektrofotometer UV-VIS.. Nama Mahasiswa

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa biji buah pepaya dapat menghambat Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes dengan kemampuan menghambat tertinggi terhadap

Oleh karena itu penulis tertarik untuk menguji lebih lanjut khasiat antibakteri pada biji pepaya dengan membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya pada buah

Dalam pembuatan ekstrak biji pepaya bahan berupa biji pepaya yang digunakan sebanyak 800 gram, dibersihkan dari kotoran yang menempel, dirajang halus lalu

Oleh karena itu penulis tertarik untuk menguji lebih lanjut khasiat antibakteri pada biji pepaya dengan membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya

Dalam pembuatan ekstrak biji pepaya bahan berupa biji pepaya yang digunakan sebanyak 800 gram, dibersihkan dari kotoran yang menempel, dirajang halus lalu