• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Biosorben Biji Pepaya (Carica papaya) Menggunakan Aktivator Asam Sulfat (H2SO4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Biosorben Biji Pepaya (Carica papaya) Menggunakan Aktivator Asam Sulfat (H2SO4)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DATA PENELITIAN

L1.1 BILANGAN IODIN BIOSORBEN BIJI PEPAYA

Dari biosorben biji pepaya yang dilakukan dengan rasio biosorben : asam sulfat

(b/v) sebesar 1:1, dengan memvariasikan konsentrasi asam sulfat 5%, 7%, dan 10%

serta waktu pemanasan di dalam oven selama 30, 60, 90, dan 120 menit, diperoleh

bilangan iodin masing-masing biosorben seperti pada Tabel L1.1 di bawah ini.

Bilangan iodin biosorben biji pepaya sebelum diaktivasi adalah 114,21 mg/g

(2)

L1.2 KARAKTERISASI GUGUS FUNGSI PADA BIOSORBEN BIJI

PEPAYA DENGAN SPEKTROFOTOMETRI IR

Biosorben yang terbentuk dan memiliki bilangan iodin paling besar selanjutnya

dikarakterisasi gugus-gugus fungsinya dengan spektofotometri FTIR. Begitu pula

dengan biosorben yang telah terpakai (spent biosorbent) untuk mengadsorpsi zat

warna methylene blue. Adapun hasil yang diperoleh diberikan pada Gambar L1.1 -

L1.3 berikut.

Gambar L1.1 Hasil Spektrofotometri FTIR untuk Biosorben Biji Pepaya

Sebelum Diaktivasi

555,50 cm-1 : gugus S-S (senyawa sulfur)

709,80 cm-1 : gugus C-H (alkena aromatik)

1743,65 cm-1 : gugus C=O (karbonil Ketonik)

1157,29 cm-1 : gugus C-O (asam karboksilat)

(3)

Gambar L1.2 Hasil Spektrofotometri FTIR untuk Biosorben Biji Pepaya

Setelah Diaktivasi

Gambar 1.3 Hasil Spektrofotometri FTIR untuk Biosorben Biji Pepaya yang Telah

Terpakai untuk Adsorp

459,05 cm-1 : gugus S-S(senyawa sulfur)

717,52 cm-1 : gugus C-H (alkena aromatik)

1045,42 cm-1 : gugus C-N (amina)

1234,44 cm-1 gugus P-O (senyawa fosfor)

1361,74 cm-1 gugus S=O (sulfonil)

2924,09 cm-1 : gugus C-H (alkana)

1454,33 cm-1 : gugus Si-O (senyawa silikat)

3363,66 cm-1: gugus OH( alkohol)

2021,40 cm-1 : gugus –CO-(aldehid)

567,07 cm-1 gugus S-S(senyawa sulfur )

717,52 cm-1 gugus C-H (alkena aromatik)

1026,13 cm-1 gugus C-N (amina)

1107,14 cm-1 gugus C-O (ester)

1336,60 cm-1 gugus NO2 (senyawa nitro)

1450,47 cm-1 gugus Si-O (senyawa silika)

1612,49 cm-1 gugus C=C (alkena)

1743,65 cm-1 gugus C=O (karbonil ketonik)

2021,40 cm-1 gugus –CO- (aldehid)

2858,51 cm-1 gugus C-H (metil)

(4)

1.3 DATA ANALISA PENGUKURAN LUAS PERMUKAAN

L1. 3. 1 Data Analisa Luas Permukaan Biosorben

Tabel L1.2 Data Kurva Standar Larutan Metilen Biru

Konsentrasi

Tabel L1. 3 Hasil Analisa Luas Permukaan Biosorben

(5)

LAMPIRAN 2

CONTOH HASIL PERHITUNGAN

L2.1 PERHITUNGAN BILANGAN IODIN

Dari persamaan 3.2 dapat dihitung biangan iodin biosorben biji pepaya

Sebagai contoh perhitungan diambil dari data percobaan aktifasi 10% dengan waktu

pemanasan 120 menit.

(3.1)

mL sampel = filtrat yang dititrasi (10 mL)

T = 2,4 mL Na2SO3 N

(6)

L2.2 PERHITUNGAN LUAS PERMUKAAN BIOSORBEN

Dari persamaan 3.2 dapat dihitung luas permukaan biosorben biji pepaya. Sebagai

contoh perhitungan diambil dari data percobaan koesentrasi aktifasi asam sulfat 10% dengan

waktu pemanasan 120 menit dengan data absorbansi 2,92241

Gambar L2.1 Kurva Kalibrasi Metilen Biru

Konsentrasi sisa larutan metilen biru didapat dengan persamaan garis lurus:

y = 0,01x + 2,729

Dimana : y = absorbansi

x = konsentrasi sisa larutan metilen biru (ppm)

2,92241 = 0,0103x + 2,7296

x = 19,341 ppm

Perhitungan berat adsorbat teradsorpsi (Xm) :

Xm = (konsentrasi metilen blue awal – konsentrasi metilen blue sisa)mg/L × V (L)

(7)

= 200 ppm – 19,341) ppm= mg/L × 0,025 L

0,5 g

= 9,0343 mg/g = 0,00903 g/g

Perhitungan luas permukaan biosorben (S):

(3.1)

(8)

LAMPIRAN 3

FOTO HASIL PENELITIAN

Gambar L3.1 Sampel Biji Pepaya yang telah Dikeringkan

(9)

Gambar L3.3 Tempat Pengeringan sampel

(10)

Gambar L3.5 Biosorben Hasil Aktivasi dengan Asam Sulfat

(11)

Gambar L3.7 Hasil Titrasi Iodometri Hingga Kuning Gading dan hingga bening

(12)

Gambar L3.9 Proses Penyaringan dengan Metilen Biru

Gambar

Tabel L1.1. Bilangan Iodin Biosorben Biji Pepaya Untuk Beberapa Variabel
Gambar L1.1 Hasil Spektrofotometri FTIR untuk Biosorben Biji  Pepaya
Gambar L1.2 Hasil Spektrofotometri FTIR untuk Biosorben Biji  Pepaya
Tabel L1.2 Data Kurva Standar  Larutan Metilen Biru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Briket arang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa misalnya kayu,ranting, daun- daunan, rumput,

Terkait dengan mandegnya realisasi pelaksanaan PP Tanah Terlantar yang juga membawa dampak pada terhambatnya penyelesaian konflik-konflik agraria yang ada di wilayah, maka

And what bothered Umbo most was the fact that he knew Rigg was right, they had to find something out before trusting Vadesh another moment, and Umbo had only disagreed because

Proyek akhir yang berjudul Aplikasi Penampil Hasil Quick Count Pemilu Secara Real Time Berbasis Web Dengan Android Sebagai Media Penginputan Data ini memiliki fungsionalitas

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan impulse buying pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala ditinjau dari jenis kelamin.. Kata Kunci : Impulse Buying,

Selanjutnya, pada birama 19-21 terdapat transisi yang mengantarkan bagian A menuju bagian B yang diakhiri dengan plagal cadence (IV-I).. Pada birama 22-29 merupakan tema

Jadi dapat disimpulkan bahwa, substansi teori Karl Marx pada poin ke-8 yang menyatakan bahwa “Aturan hukum hanya berisi kekuatan muatan-muatan kepentingan pemilik