• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN CONCEPT MAPPING (TPS-CM) DAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMENTASI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN CONCEPT MAPPING (TPS-CM) DAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengetahuan tentang aritmatika sosial merupakan pengetahuan yang sangat penting untuk dipahami siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan kelak di masyarakat. Substansi yang dipelajari dalam bab aritmatika sosial meliputi ukuran berat barang, laba, rugi, harga jual, harga beli, bunga bank, besar tabungan, dan besar pinjaman sangat bersinggungan dengan masalah sehari-hari. Jika siswa tidak memahami materi aritmatika sosial dengan baik maka dimungkinkan siswa akan kurang percaya diri ketika menghadapi permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan ukuran berat barang, laba, rugi, harga jual, harga beli, bunga bank, besar tabungan, dan besar pinjaman. Kekurangpercayadirian siswa dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan aritmatika sosial akan membuat siswa kesulitan dalam menjalani kehidupan kelak di masyarakat.

(2)

Kurang beragamnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi, seperti dominasi penggunaan model pembelajaran langsung sangat mempengaruhi sikap dan motivasi belajar matematika siswa, sehingga keaktifan, kreativitas dan prestasi belajar siswa tidak optimal. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak bisa menyesuaikan karakter tiap siswa dalam satu kelas secara bersamaan. Dengan karakter tiap siswa yang berbeda-beda (misalnya perbedaan karakter sikap percaya diri) maka tidak dapat dipungkiri bahwa hanya sedikit siswa yang mampu menangkap dengan baik materi pembelajaran yang telah guru sampaikan. Dengan memperhatikan fakta-fakta prestasi belajar matematika siswa yang belum sesuai harapan, maka diperlukan usaha-usaha yang lebih baik lagi untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Salah satu dari berbagai upaya peningkatan prestasi belajar matematika siswa adalah dengan penerapan model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Dalam proses pembelajaran ini siswa tidak lagi menjadi seorang pendengar, tetapi siswa dilatih mandiri memecahkan masalah sesuai dengan kecakapan yang siswa miliki untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah pada pelajaran matematika dan didukung dengan adanya tindakan diskusi berpasangan untuk memupuk sikap saling menghargai antar teman serta presentasi hasil diskusi untuk mengemukakan pendapat dan hasil pemikirannya. Dengan demikian, siswa akan belajar secara aktif dan belajar lebih bermakna karena siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya (2013: 243) bahwa dampak pembelajaran yang diharapkan ada pada siswa yaitu tidak hanya dampak peningkatan prestasi belajar siswa namun juga harus diiringi dampak pengiring berupa relasi sosial, penerimaan terhadap siswa yang dianggap memiliki kemampuan belajar rendah, kejujuran, menghargai waktu, dan suka memberi pertolongan. Pembelajaran yang sesuai dengan yang dimaksud adalah Think Pair Share (TPS).

(3)

dimungkinkan dapat membuat proses pembelajaran lebih efektif sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian L.Surraya, dkk (2014) bahwa siswa yang dikenai model TPS memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Sejalan dengan itu, Rochmad dan Endang Sugiharti (2015) menyimpulkan bahwa model TPS dengan media interaktif Mouse Mischief dapat meningkatkan kemampuan siswa SMP dalam memecahkan permasalahan matematika dan meningkatkan aktivitas belajarnya. Demikian juga dengan Satya Sri Handayani (2010) yang menyimpulkan bahwa siswa yang dikenai model TPS memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Selain itu, dari hasil pemelitian Sampsel (2013) diperoleh kesimpulan bahwa TPS meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan matematika dan keinginannya untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas. Di balik kelebihan model TPS, terdapat kelemahan-kelemahan model ini yang harus di atasi karena penelitian penunjukkan bahwa model TPS tidak selalu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitaian Desi Gita Andriani, dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa model Jigsaw II ternyata membuat siswa memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada model TPS. Demikian juga dengan hasil penelitian Ika Rahmawati (2010) yang menyimpulkan bahwa siswa yang dikenai model NHT memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang dikenai model TPS.

(4)

CMs for their study and revision would perform better on their assessment tasks, than

those who did not”. Siswa yang menggunakan CM-nya dalam belajar dan perbaikan

menunjukkan hasil lebih baik dalam nilai tugasnya daripada siswa yang tidak memakai CM. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah TPS-CM dapat meningkatkan prestasi belajar siswa atau justru tidak lebih baik bila dibandingkan TPS yang tidak ditambahi CM.

Tidak hanya model pembelajaran yang diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa namun juga sikap percaya diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Waini, et al. (2014) mengemukakan bahwa sikap percaya diri merupakan faktor psikologis yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Sejalan dengan Waini, et al, Singh dan Kaur (2008) berpendapat bahwa “Effective classroom learning depends upon mainly three C’s i.e. content mastery, communication effectiveness and confidence on self”. Keberhasilan pengajaran di kelas tergantung pada penguasaan materi, efektivitas komunikasi, dan sikap percaya diri. Kepercayaan diri dalam belajar merupakan langkah awal dalam proses pembelajaran.

Sikap percaya diri sangat berkaitan dengan kelancaran proses pembelajaran dengan model TPS-CM karena dalam model TPS-CM menekankan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan matematika maka sikap percaya diri sangat penting dimiliki siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Hal ini sesuai dengan Hannula (2004:1) yang mengemukakan “The learning of mathematics is influenced by a pupil’s mathematics-related beliefs, especially self-confidence”. Pembelajaran matematika dipengaruhi oleh keyakinan seorang siswa yang terkait matematika, khususnya sikap percaya diri. Sejalan dengan itu Mettas, et al. (2005:41), “The attitudes and self-beliefs revealed in science education can affect students'

achievements. Several studies have found that students' self-beliefs are significantly

(5)

menemukan bahwa keyakinan diri siswa secara signifikan berhubungan dengan hasil prestasi.

Berangkat dari fakta-fakta rendahnya prestasi belalajar, permasalahan model pembelajaran dan sikap percaya diri maka peneliti tertarik untuk mengeksperimentasikan model pembelajaran TPS-CM terhadap prestasi belajar pada materi aritmatika sosial ditinjau dari sikap percaya diri siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebutdapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa yang mendapat pembelajaran model TPS-CM, TPS atau model pembelajaran langsung pada materi aritmatika sosial?

2. Manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa dengan sikap percaya diri tinggi, sedang atau rendah pada materi aritmatika sosial?

3. Pada masing-masing tingkatan sikap percaya diri, manakah yang memberikan prestasi lebih baik antara model pembelajaran TPS-CM, TPS atau model pembelajaran langsung pada materi aritmatika sosial?

4. Pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang mempunyai prestasi lebih baik antara siswa dengan sikap percaya diri tinggi, sedang, atau rendah pada materi aritmatika sosial?

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(6)

2. Untuk mengetahui manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa dengan sikap percaya diri tinggi, sedang atau rendah pada materi aritmatika sosial.

3. Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan sikap percaya diri siswa, manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa yang mendapat pembelajaran model TPS-CM, TPS atau model pembelajaran langsung pada materi aritmatika sosial.

4. Untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran, manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa dengan sikap percaya diri tinggi, sedang atau rendah pada materi aritmatika sosial.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah 1. Bagi Siswa

Sebagai objek yang dikenai tindakan maka pada diri siswa diharapkan memiliki kemampuan/kompetensi dari dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan, utamanya dalam menyelesaikan permasalahan aritmatika sosial dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru/Calon Guru

Sebagai referensi sehingga diharapkan bertambahnya wawasan tentang model pembelajaran yang efektif serta dapat mengembangkan kreativitas guru/calon guru dalam menciptakan variasi pembelajaran yang efektif di kelas.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas belajar mengajar melalui peningkatan prestasi belajar siswa dan kinerja guru, khususnya dalam mata pelajaran matematika.

4. Bagi Peneliti Lain

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam form menu utama terdapat menu kelola arsip yang berfungsi untuk mengelola data pegawai dan data surat, pencarian berfungsi dalam pencarian arsip, dan

Maka jumlah plastik paling banyak yang bisa digunakan adalah sebanyak .... Sinta membeli kue bolu dan kue donat untuk sajian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap produk telepon genggam merek Nokia dan Siemens di tinjau dari

Dalam izin lingkungan, pada umumnya terdapat kewajiban hukum yang dibebankan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk mematuhi RKL-RPL, ANDAL dan

Dalam menganalisa biaya penggunaan kontruksi kayu penulis menggunakan SNI-3434-2008 tentang tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk kontruksi

Akuntabilitas dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, dengan tiga pilar

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2