• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUM"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM

MEDIS AKTIF DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN SRAGEN

Irfan Agus Nurridho1,Antik Pujihastuti2, Rohmadi2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK

Rak penyimpanan merupakan salah satu peralatan rumah sakit yang berfungsi menyimpan dokumen rekam medis, dengan tersedianya rak penyimpanan dokumen rekam medis yang sesuai dengan kapasitas penyimpanan dokumen rekam medis maka tidak akan terjadi penumpukan dokumen di lantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat aktif di bagian filing Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen Sampai tahun 2009.

Jenis penelitian ini adalahdeskriptifdengan pendekatanretrospektif. Populasi dalam penelitian ini yaitu 3 rak rawat inap dan 5 rak rawat jalan dan sampelnya adalah 200 dokumen rawat inap dan 200 dokumen rawat jalan.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sistem penyimpanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen sudah ada kebijakan yang mengatur pemisahan penyimpanan antara dokumen aktif dan inaktif, akan tetapi belum dilaksanakan. Dan belum adanya kebijakan yang mengatur tentang sistem penyimpanan yaitu penyimpanan secaradesentralisasi. Dengan perkiraan beban penyimpanan tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah 29156 dokumen rawat inap dan 39631 dokumen rawat jalan, panjang pengarsipan dokumen rekam medis rawat inap 13703,46 cm dan rawat jalan 4359,49 serta rata-rata ketebalan rawat inap adalah 0,47 cm dan rawat jalan 0,11. Maka dapat diperoleh perkiraan penghitungan hasil kebutuhan penambahan rak penyimpanan dengan metode kuadrat terkecil (least square) sekitar 4 rak penyimpanan rawat inap dan 6 rak rawat jalan dengan penerapan sistem penjajaran secara Terminal Digit Fillingberdasarkan rak penyimpanan yang telah ada.

Dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis sebaiknya dilakukan pemisahan antara dokumen rekam medis in aktif dan aktif sesuai kebijakan yang ada dan pengadaan penambahan rak untuk tahun 2009 sekitar 4 rak rawat inap dan 6 rak rawat jalan dapat menggunakan rakroll o’packdengan ukuran panjang 5,2 m, lebar 4 m, tinggi 2,2 m. Dilihat dari faktor ketahanan rak penyimpanan yang terbuat dari besi sehingga lebih tahan lama dengan tujuan terhindar dari bahaya kimiawi, biologi.

Kata kunci : Rak penyimpanan, kapasitas, dokumen rekam medis. Kepustakaan : 11 ( 1995-2008)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam PerMenKes No. 269 MENKES/PER/III/2008 Bab III, pasal 7 bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam medis diselenggarakan oleh

Unit Rekam Medis salah satunya yaitufiling yang merupakan media untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang berfungsi sebagai penyimpan, penyedia dan pelindung dokumen rekam medis.

(2)

medis di ruang filing serta menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis. Oleh karena itu ruang penyimpanan menampung dokumen rekam medis, apabila rak penyimpanan melebihi daya tampung maka diperlukan perencanaan atau pengadaan rak penyimpanan kembali. Perencanaan atau pengadaan rak penyimpanan berdasarkan jumlah dokumen rekam medis yang disimpan, bentuk rak dan ukuran rak penyimpanan yang sesuai standar ergonomi yaitu rak penyimpanan dapat berbentuk rak roll o’pack serta memperhatikan luas suatu ruangan yang tersedia(DepKes, RI. 1997).

Berdasarkan survei pendahuluan bahwa di ruang filing Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen bahwa dengan jumlah rak penyimpanan yang tersedia saat ini, sudah tidak dapat menampung penambahan dokumen rekam medis pasien, sehingga dokumen rekam medis pasien baru diletakkan di lantai pada samping rak penyimpanan atau jumlah rak penyimpanan tidak mampu menampung semua dokumen rekam medis seiring dengan pertambahan jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit. Selain itu tinggi rak penyimpanan yang melebihi standar antropometri manusia, serta pelaksanaan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis pada rak penyimpanan rawat inap yang paling atas yang masih menggunakan alat bantu (tangga berkaki), hal ini berpengaruh terhadap kegiatan penyimpanan dan pengambilan kembali dokumen rekam medis menjadi lama dan memungkinkan terjadi kecelakaan kerja.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Prediksi Kebutuhan Rak Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Aktif di Bagian Filing Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen”.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam medis

Menurut PerMenKes No.

269/MenKes/Per/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan serta pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Sofari, B (2002) rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, bilamana, serta bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekap hasilnya.

2. Tujuan Rekam Medis

(3)

yang menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit(DepKes RI, 1997). 3. Kegunaan rekam medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain:

a. Administrasi (Administration) Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai Administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Hukum (Legal)

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan. Selain itu, dalam rangka menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

c. Keuangan (Financial)

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pasien di rumah sakit.

d. Penelitian (Research)

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya mengandung data informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

e. Pendidikan (Education)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Dokumentasi (Documentation) Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan pembuatan laporan Rumah Sakit (DepKes RI, 1997).

B. Bagian Filing 1. Ruang filing

Ruang filing merupakan suatu tempat untuk menyimpan dokumen rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan merupakan salah satu bagian dari unit rekam medis yang bertanggung jawab dalam penyimpanan dan pengembalian kembali dokumen rekam medis. Rak penyimpanan dokumen rekam medis yang baik, harus terhindar dari kerusakan secara fisik, kimia, biologis misalnya tikus, rayap, dan lain-lain. Selain itu juga harus terlindung dari sinar matahari yang langsung, terhindar dari kebocoran akibat hujan dan lain-lain. 2. Tugas pokok bagian filing

a. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan rumah sakit. b. Mengambil kembali (retriev)

(4)

c. Meretensi dokumen rekam medis sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sarana pelayanan kesehatan.

d. Memisahkan penyimpanan dokumen rekam medis in-aktif dengan dokumen rekam medis aktif.

e. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.

f. Menyimpan dokumen rekam medis yang dilestarikan atau diabadikan. g. Membantu dalam pelaksanaan

pemusnahan formulir.(Shofari, B. 2002)

3. Sistem penyimpanan rekam medis Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting sehubungan dengan riwayat penyakit seseorang dan kerahasiaan yang terkandung di dalam dokumen rekam medis oleh sebab itu cara penyimpanan dokumen rekam medis, harus diatur sedemikian rupa sehingga terjaga kerahasiaan dari dokumen rekam medis dan mudah ditemukan kembali baik untuk keperluan pasien maupun pihak lain.

Tata cara penyimpanan ditinjau dari pemusatannya atau penyatuan dokumen rekam medis, cara penyimpanan terbagi menjadi :

a. Sentralisasi yaitu penyimpanan dokumen rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan yaitu, dokumen rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan ke dalam folderatau map.

b. Desentralisasi yaitu penyimpanan dokumen rekam medis seorang

pasien disimpan secara terpisah antara dokumen rekam medis rawat jalan dan dokumen rekam medis rawat inap ataupun gawat darurat. c. Satelit yaitu suatu sistem

penyimpanan dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat disimpan pada unit tertentu yang digunakan oleh pasien secara continue (terus menerus).

d. Sistem Penjajaran

e. Sistem penjajaran adalah pengaturan dan penjajaran dokumen rekam medis ke dalam rak penyimpanan dengan cara disejajarkan berdiri sejajar satu dengan yang lain:

1) Sistem Penjajaran Nomor Langsung (Straight Numerical Filling)

Sistem penjajaran dokumen rekam medis berdasarkan nomor secara langsung atau berurutan disebutStraight Numerical Filing (SNF) yaitu suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis pasien dengan cara mensejajarkan folder/ dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis secara langsung pada rak penyimpanan. 2) Sistem Penjajaran dua Angka

(5)

21

dengan cara mensejajarkan dokumen rekam medis berdasarkan nomor rekam medis 2 (dua) angka kelompok tengah. Contoh:

3) Sistem Angka Akhir ( Terminal Digit Filing)

Sistem PenjajaranTerminal Digit Filing (TDF) yaitu suatu sistem penjajaran dengan mensejajarkan folder berdasarkan urutan nomnor rekam medis pada kelompok 2 angka akhir.

Contoh:

4. Sistem Identifikasi Penomoran (Numerical)

Sistem Identifikasi dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi pasien yang bersangkutan. Nomor rekam

medis terdiri dari 6 (enam) angka (digit) yang terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 (angka). Dengan demikian dijumpai kelompok angka awal, angka tengah serta angka akhir.

Dalam penyelenggaraan rekam medis terdapat pula sistem identifikasi secara numerical yang terbagi menjadi 3 (tiga) jenis sistem identifikasi, yaitu:

a. Serial Numbering System(SNS) Pemberian nomor rekam medis secara seri atau dikenal denganSerial Numbering System (SNS) adalah suatu sistem identifikasi dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit selalu mendapat nomor rekam medis baru.

b. Unit Numbering System(UNS) Pemberian nomor secara unit atau dikenal dengan Unit Numbering System (UNS) adalah suatu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien baik rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat dan digunakan selamanya untuk kunjungan berikutnya.

c. Serial Unit Numbering Sistem (SUNS)

(6)

reference yaitu apabila pasien telah selesai pelayanan maka dokumen rekam medis baru disatukan dengan dokumen rekam medis yang lama dengan menggunakan nomor rekam medis yang lama.(Shofari, B. 2002) C. Ergonomi

1. Pengertian Ergonomi

Ergonomi adalah suatu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi, dan seni untuk menyerasikan peralatan, mesin, pekerjaan, sistem, organisasi, dan lingkungan dengan kemampuan, keahlian, serta keterbatasan manusia sehingga tercapai suatu kondisi dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman, efisien dan produktif melalui pemanfaatan fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal.

Dari analisis berbagai pakar di atas bahwa ergonomi tidak lepas dari makna dasar yaitu ergon adalah kerja (work) dan nomos adalah hukum-hukum alam (natural laws). Pengertian kerja (work)secara sempit adalah kegiatan mendapat upah, tetapi pengertian kerja secara luas adalah semua gerakan manusia merupakan kerja, mesti tidak mendapatkan upah. Ergo (gerak atau kerja) dan nomos (alamiah) adalah gerakan yang efektif, efisien, nyaman, aman, tidak menimbulkan kelelahan dan kecapaian sesuai dengan kondisi tubuh dan mendapatkan hasil kerja yang lebih optimal. Oleh karena itu dalam pendekatan ergonomi memerlukan keseimbangan antara kemampuan tubuh dengan tugas kerja (Santosa, 2001).

2. Antropometri

a. Pengertianantropometri

Istilahantopometriberasal dari kata “ antro “ yang berarti manusia dan “ metri“ berarti ukuran. Secara umum antopometri dapat dinyatakan sebagai suatu ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam interaksi manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang (Wignjosoebroto, S.1995).

b. Anthropometri yang digunakan antara lain :

(7)

luas antar dokumen rekam medis dengan batas ruang penyimpanan pada setiap sub rak penyimpanan. Apabila dokumen rekam medis disimpan dengan cara vertical maka dokumen rekam medis lebih mudah berubah posisi menjadi melengkung. Adapun data anthropometri orang Indonesia.

Tabel 1. Data anthropometri untuk orang Indonesia

Kriteria Ukuran (cm)

Tinggi badan (Bagian kepala paling atas sampai dengan alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.)

161,3

Tinggi bahu (Bahu bagian atas smapai dengan kaki dalam keadaan berdiri tegak.)

132,6

Tinggi siku (Siku lengan yang berada dalam posisi vertical sampai dengan kaki dalam keadaan berdiri tegak.)

97,8

Tinggi pinggul (Dari bagian tulang pinggul paling atas sampai dengan alas kaki dalam keadaan berdiri.)

93,8

Lebar bahu (Bagian luar lengan atas sampai dengan bagian luar lengan atas kanan = diambil yang paling lebar)

39,8

Lebar pinggul(Pinggul 28,9

kiri sampaidengan pinggul kanan dan diambil yang paling lebar dalam keadaan posisi berdiri.)

Panjang lengan (dinding dada ujung jari tengah, lengan datar ke depan)

66,7

Panjang lengan atas (ketiak-siku, lengan datar ke sampan)

34,8

Panjang lengan bawah 44,2

Tinggi jangkauan ke atas (Diukur dari luar ujung jari tengah sampai dengan alas kaki dalam keadaan berdiri.)

202,1

Panjang depa (Diukur dari ujung jari tengah kiri sampai dengan ujung jari tengah kanan.)

165,6

Tinggi badan duduk (Bagian kepala paling atas sampaidengan duduk, dengan posisi tegak.)

84,4

Tinggi siku duduk (pantat diatas alas duduk-pinggul badan tegak)

23,0

Tinggi panggul duduk (bagian atas alas duduk s.d pinggul badan tegak)

18,4

Panjang tungkai atas saat duduk (Dari tulang lutut paling luar sampai dengan garis vertical

(8)

pinggang dengan posisi sikap duduk tegak.)

Panjang tungkai bawah saat duduk (bagian bawah alas duduk sampai dengan telapak kaki)

41,4

Tinggi lutut duduk (telapak kaki-lutut)

49,5

(Wignjosoebroto, S.1995).

D. Peralatan Penyimpanan atau Rak Penyimpanan

Rak penyimpanan adalah rakitan dari beberapa sub rak yang terbuat dari papan kemudian diberi tiang untuk menaruh atau untuk menyimpan berkas yang disusun secara vertikal maupun horizontal. Berkas akan ditempatkan pada rak penyimpanan dari ujung kiri dari rak penyimpanan paling atas dan dilanjutkan ke sub rak berikutnya. 1. Tipe peralatan penyimpanan

Tipe peralatan penyimpanan dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:

a. Vertical filing

Adalah jenis alat penyimpanan yang umum dipergunakan dalam kegiatan pengurusan arsip dan alat ini sering disebut filling cabinet. Untuk penggunaan filling cabinet adalah penyimpanan dokumen dengan bentuk peralatan tertentu.

b. Lateral Filing

Peralatan yang digunakan untuk menyimpan arsip diletakkan secara vertikal, akan tetapi peralatan ini tetap disebut sebagaifile lateral. Hal ini dikarenakan letak map atau arsip menyamping sehingga alat ini dapat menghemat tempat dibandingkan dengan file cabinet selain itu ada kegunaan yang lain yaitu mempercepat dalam penemuan arsip atau dokumen.

Gambar 1. Filling Cabinet

Gambar 2.

Lateral Filling

Filling Cabinet:

Terdiri dari 3 tipe : FD 102 (2 Laci) H 700 X W465 X D620

FD 103 (3 Laci)

H 1000 X W465 X D620

FD 104 (4 Laci)

H1 1300 X W465 X

(9)

c. Power filing

Alat penyimpanan ini dipergunakan untuk menyimpan arsip atau dokumen dengan cara kerja secara elektronik atau otomatis. Terdiri dari 3 model dasar yaitu :

1) Filingkartu

Yaitu tempat penyimpanan filing yang dibuat secara khusus untuk menyimpan kartu formulir dengan ukuran tertentu.

2) Filing structural

Yaitu filing yang dipergunakan untuk menyimpan semua jenis ukuran formulir atau arsip. Model filing ini sering digunakan untuk bagian penyimpanan dokumen dengan kapasitas yang lebih besar dan dapat ditemukan pada rumah sakit khususnya bagianfiling. 3) Filingmobil atau bergerak

Keuntungan dari filing mobil adalah menghemat pemakaian keuangan dan terletak diatas semacam rel yang mempermudah gerakan ke depan dan ke belakang.

Sehingga dapat dibuat gang atau sela diantara dua rak untuk tempat berdiri petugas yang sedang mencari dokumen.

d. Rotary filing

Rotary filing adalah suatu sistem pengarsipan secara melingkar dan dapat berputar, yang dapat menghemat ruang pada lantai dan dinding hingga 60%. Pada rotary filing, map-map yang disimpan akan disusun secara melingkar, sehingga terhindar dari ruang yang tidak terpakai. Keuntungan lain yang diperoleh yaitu memudahkan dalam Gambar 4. Filling Mobile

Gambar 3. FillingKartu

CC-8

Ukuran kartu (19 x11) Cm. (135H x 48W x 63D) Cm.

CC 5

Ukuran kartu (19x11) Cm. (135 x 60 x 63) Cm.

CC-3

(10)

mengambil dan mengembalikan berkas yang diperlukan. Hal tersebut dikarenakanrotary filingini memiliki map – map yang memiliki kode – kode warna, angka, susunan dan urutannya teratur sehingga sangat membantu dalam pemakaian. Dalam setiap satu putaran dapat menyimpan map – map tersebut setara dengan satu filing kabinet empat tingkat. dimana, satu rotary filing memiliki empat hingga enam tingkat sehingga satu rotary filing menghemat penggunaanfilingkabinet sebanyak 4 sampai 6 unit.

e. RakRoll O’pack

Lemari Arsip dengan Penggerak Mekanik dan Index Sistem sehingga memudahkan dalam penyimpanan, pencarian dan penghematan ruangan, sangat efisien dan efketif jika dipakai perusahaan yang mempunyai

dokumen yang jumlahnya sangat banyak.

1) Keuntungandarirakroll o’pack: a) Sistim modern untuk

penyimpanan arsip dan barang yang menghasilkan ekstra kapasitas ruang, ekonomis dan efisien.

b) Mengurangi beban kerja petugas dalam hal membuka/ menutup rak apabila mudah ditarik dan digeser.

c) Karena tempat penyimpanan dapat dicapai lebih singkat, sehingga menambah efisiensi kerja.

d) Dapat melindungi berkas rekam medis dari bahaya kimiawi dan fisik seperti anti rayap, anti kelembaban, anti api dan anti karat.

2) Kerugian menggunakan rak roll o’packdiantaranya adalah : a) Membutuhkan biaya yang

banyak untuk pengadaan roll o’pack.

b) Harus disesuaikan sumber daya petugas.

c) Membutuhkan perawatan khusus sehubungan dengan pengadaan dan perawatan rak roll o’pack.

(Depkes, RI. 1997). 2. Bahan rak penyimpanan

(11)

bahan baja khusus maka dilihat dari segi keamanan mempunyai keuntungan yaitu :

a. Bor tidak mampu menembus almari. b. Las tidak mampu melumerkan

almari.

c. Tahan dari gedoran palu besi. d. Rata – rata bahan rak file atau

penyimpanan yang ada di rumah sakit terbuat dari besi, dengan alasan dapat dibongkar pasang sewaktu – waktu sesuai kebutuhan sehingga mudah dilakukan pembongkaran dan bila terbuat dari bahan kayu tidak tahan lama, tidak praktis dan mudah rapuh (Depkes, RI. 1997).

E. Metode Penghitungan Kebutuhan Rak Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Metode Kuadrat Terkecil (Least square) merupakan metode murni matematik dengan persamaan rumus Y = a + bx. Rumus tersebut digunakan untuk mengolah data dalam memprediksi peningkatan jumlah pasien dari satu rumah sakit terhadap penambahan suatu berkas rekam medis pasien dari waktu kewaktu.

Y = Nilai variabel y pada suatu waktu tertentu

a = Pemotongan antara garis trend dengan sumber tegak (x), a = nilai y, jika x = 0 b = Kemiringan garis trend, besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel x

x = Periode waktu deret berkala

Dalam penghitungan rata-rata ketebalan dokumen rekam medis di bagian unit filing, dapat menggunakan rumus sebagai beriku: Penghitungan ketebalan Panjang dokumen rekam medis

dokumen rekam medis =

Rata-rata jumlah dokumen pada

tiap-tiap sub rak sub rak/ section

Selain itu untuk penghitungan perencanan rak penyimpanan untuk menghitung prediksi rak file x tahun yang akan datang di bagian unit filing, dapat digunakan rumus sebagai berikut :.

Penghitungan rak ΣPenambahan dokumen x

rata-dokumen rata ketebalan

Penyimpanan =

Dokumen rekam medis Kapasitas

Untuk penghitungan perkiraan kebutuhan rak penyimpanan x tahun yang akan datang di bagian filing, dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Perkiraan kebutuhan rak = Hasil perkiraan

jumlah rak – jumlah rak yang sudah ada

F. Penyimpanan Arsip

(12)

dilengkapi jaring kawat yang halus disamping berguna untuk menyaring debu masuk, serangga kecil dan lain – lain.

Apabila tempat penyimpanan terdapat saluran air maka upayakan agar saluran tersebut tidak bocor, oleh karena itu setiap saat diperiksa, terutama, bila hujan, untuk menghindari bahaya kebanjiran atau alamiah Tempat penyimpanan yang baik dengan suhu udara berkisar antara 22°C sampai dengan 23°C dan kelembaban udara sekitar 50% sampai dengan 65%. Dokumen Rekam Medis dalam waktu yang dekat akan lapuk bila kelembaban melebihi 65% Disamping memperhatikan hal – hal tersebut di atas, maka perlu memasang AC, selama 24 jam. AC ini selain berfungsi untuk mengatur kelembaban dan temperatur udara juga untuk mengurangi debu. Pemasangan harus konstan (tetap), sehingga keadaan udara tetap tidak berubah – ubah yang dapat merusak.

Menyimpan dokumen rekam medis hendaknya ditempat yang memenuhi syarat. Dapat menggunakan rak penyimpanan dari dengan almari yang tertutup, selain itu ukuran antara rak penyimpanan yang paling bawah dengan lantai, sekitar 6 (enam) inchi, karena hal ini akan memudahkan udara bergerak dengan bebas. Apabila terpaksa harus menggunakan almari besi yang tertutup, maka susun dokumen rekam medis agak merenggang. Almari harus sering dibuka, serta diperiksa untuk melihat apabila kertas ditumbuhi cendawan atau diserang serangga. Maka dalam menghindari serangga beri kapur barus pada rak

penyimpanan secara berkala. (KepANRI No.12 Tahun 2000)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya berupa diskripsi (penggambaran) keadaan obyek penelitian tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi) (Arief TQ, M. 2009). Dengan pendekatan retrospektif dimana peneliti mengumpulkan data-data yang ada pada masa lalu atau yang pernah terjadi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel yang digunakan adalah rak penyimpanan dan dokumen rekam medis rawat inap dan Rawat Jalan dengan menggunakan metode Porposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoatmodjo, S. 2002.)

C. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

(13)

2. Cara pengumpulan data a. Observasi.

Pengamatan langsung terhadap kebijakan-kebijakan dan prosedur tetap tentang sistem penyimpanan dan penjajaran di Rumah Sakit. b. Pengukuran.

Yaitu peneliti mengamati dan mengukur rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap dab rawat jalan untuk mendapatkan ukuran panjang, lebar, tinggi rak penyimpanan dokumen rekam medis. c. Sumber data

Data dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari rak penyimpanan, dokumen rekam medis rawat inap mupun rawat jalan dan RL-1. D. Teknik dan Pengolahan Data

Pengolahan data melalui tahap 1. Collecting.

Pengumpulan ukuran desain rak penyimpanan dokumen rekam medis di ruangfiling.

2. Editing.

Pada tahap ini data yang diperoleh kemudian disusun menurut bagian yang diteliti agar dapat dibaca dilengkapi apabila belum sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Tabulasi.

Setelah melalui tahap sebelumnya, kemudian memasukkan hasil dari pengumpulan data kedalam tabel untuk memudahkan pengelompokkan dan penghitungan data.

4. Penyajian data.

Yaitu dalam bentuk narasi dan yang nantinya akan menggambarkan hasil penelitian.

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis diskriptif yaitu dengan cara mendiskripsikan data yang telah dikumpulkan dan diolah menjadi kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap maupun rawat jalan tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen.

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kebijakan Rumah Sakit tentang ruang dan penyimpanan dokumen rekam medis Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen mengunakan identifikasi penomoran secara unit numbering system yaitu adalah suatu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien baik rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat dan digunakan selamanya untuk kunjungan berikutnya.

(14)

pasien Gawat Darurat yang berkujung pagi, sore, maupun malam dikembalikan kebagian rekam medis pada keesokan harinya dan dokumen rekam medis dengan nomor rekam medis lama di satukan dengan dokumen rekam medis lama yang berada di filling sedangkan untuk nomor baru diurutkan dan diberi map kemudian ditulis tanggal pengembaliannya.

Rumah sakit menggunakan sistem penyimpanan dokumen berdasarkan desentralisasi yaitu terjadi pemisahan antara rekam medik poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat inap, akan tetapi belum terdapat kebijakan yang mengatur tentang penyimpanan dokumen secara desentralisasi, selain itu belum terdapat pula tentang penetapan luas ruangan penyimpanan dokumen rekam medis dan dalam penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap maupun rawat jalan tidak ada pemisahan antara dokumen rekam medis aktif maupun inaktif.

2. Luas ruang penyimpanan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen mempunyai luas ruangan 63m² dengan panjang 10,5 m dan lebar 6 m. berikut lay-out tentang tataletak ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen sebagai berikut

Gambar 6. Ruang penyimpanan dokumen rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen.

Keterangan :

a. Rak penyimpanan rawat inap 1. b. Rak penyimpanan rawat inap 2. c. Rak penyimpanan rawat inap 3. d. Rak penyimpanan rawat Jalan 1. e. Rak penyimpanan rawat Jalan 2. f. Rak penyimpanan rawat Jalan 3. g. Rak penyimpanan rawat Jalan 4. h. Rak penyimpanan rawat Jalan 5. 3. Jumlah kunjungan pasien rawat inap dan

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen selama tahun 2005 sampai tahun 2009.

Jumlah kunjungan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen selama tahun 2005 sampai tahun 2009 berdasarkan data RL-1 (Formulir data kegiatan rumah sakit) digunakan untuk memperoleh data penghitungan jumlah pasien atau penambahan dokumen rekam medis sebagai berikut :

10,5 m

a

b

c

d

e

f

g

h

(15)

Tabel 2. Data Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Keluar Hidup dan Meningal

No. Tahun

Jumlah pasien Rawat Jalan

Rawat Inap

1. 2005 13540 10438

2. 2006 14539 11953

3. 2007 15319 11184

4. 2008 16504 12786

5. 2009 18473 13690

Jumlah 78375 60051

Sumber : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Rumah Sakit tahun 2005 sampai tahun 2009

4. Ketebalan dan panjang pengarsipan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen a. Ketebalan dokumen rekam medis

Dalam Penghitungan ketebalan dokumen rekam medis rawat inap dengan menggunakan rumus penghitungan rata-rata ketebalan dokumen rekam medis. Berikut data jumlah dokumen rekam medis dan panjang dokumen rekam medis rawat inap maupun rawat jalan.

Tabel 3. Data Jumlah Sampel Dokumen Rekam Medis dan Panjang Dokumen Rekam Medis

N o

Jumlah Dokumen rekam Medis

Panjang dokumen rekam medis rawat inap (cm)

Keteran gan

1.

200 94,2 Rawat

Inap 2.

200 21,3 Rawat

Jalan

Dari data tersebut diatas dapat dilakukan penghitungan untuk mengetahui rata-rata ketebalan dokumen rekam medis dengan rumus:

Ketebalan dokumen rekam medis rawat inap/ rawat jalan

= 0,47 cm

+

= 0.11 cm

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh hasil rata-rata ketebalan dokumen rekam medis rawat inap yaitu 0,47 cm dan untuk dokumen rekam medis rawat jalan adalah 0,11 cm.

b. Panjang pengarsipan dokumen rekam medis

Dalam penentuan panjang pengarsipan dokumen rekam medis dapat dilakukan dengan rumus :

1). Panjang pengarsipan dokumen Rawat Inap = 78375 x 0,47

= 36836.25 cm

=

Panjang dokumen rekam medis

Jumlah dokumen

=

21,3

200

=

94,2

Panjang pengarsipan =Σ Dokumen tahun 2006 sapai tahun 2010x ketebalan dokumen

a. Rawat Inap

(16)

2). Panjang pengarsipan dokumen Rawat Jalan = 60051 x 0.11

= 6605,61 cm

Berdasarkan hasil penghitungan panjang pengarsipan dengan rata-rata ketebalan dokumen rekam medis rawat inap 0,47 dan 0,11 untuk rawat jalan dapat diketahui panjang pengarsipan dokumen rekam medis untuk rawat inap yaitu 36836.25cm dan untuk dokumen rekam medis rawat jalan yaitu 6605 cm.

5. Ukuran rak penyimpanan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen.

a. Rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan yang tersedia berjumlah 5 rak untuk masing-masing 1 rak penyimpanan terdiri dari 6 sap dan 12 subrak back to back, berikut ukuran rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen.

Gambar 7.Ukuran rak penyimpanan rawat jalan.

b. Rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen berjumlah 3 rak untuk masing-masing 1 rak penyimpanan terdiri dari 10 sap dan 60 subrak back to back. Berikut ukuran rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen.

Gambar 8.Ukuran rak penyimpanan rawat inap.

6. Penghitungan kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis di bagian filing Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tahun 2009.

a. Penghitungan jumlah kunjungan pasien rawat inap tahun 2005 s.d 2009 dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.

Tinggi Rak 168

cm

Panjang

subrak 100 cm

Panjang rak 200 cm

Lebar Rak 50

cm

Lebar

Panjang subrak 100 Subrak

300 cm

Tinggi subrak 28 cm Sap 1

Sap 2

Sap 3

Sap4

Sap5

Sap 6

Sap7

Sap 8

Sap9

(17)

Y = a + bx

Tabel 3. Hasil Penghitungan Jumlah

Pasien Rawat Inap Tahun 2005 Sampai Tahun 2009

Jumlah 60051 0 7337 10

Berdasarkan data tabel 3 dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis dengan menggunakan rumus metode kuadrat terkecil (Least square) :

Y = a + bx

Rumus ini untuk mencari nilai a dan nilai b sebagai berikut :

a = ∑y n

=60051

= 12010.2 Maka nilai a adalah : 12010.2

b =∑XYX²

= 10

= 733.7

Maka nilai b adalah : 733.7

Sehingga diperkirakan jumlah dokumen rekam medis rawat inap pada tahun 2009 adalah :

1). Tahun 2010 = 12010.2 + ( 733.7 x 3) = 12010.2 + 2201.1 = 14211.3

Maka untuk tahun 2011 jumlah dokumen rekam medis untuk rawat inap adalah 14211 dokumen.

2). Tahun 2011 = 12010.2 + ( 733.7 x 4) = 12010.2 + 2934.8 = 14945

Maka untuk tahun 2011 jumlah dokumen rekam medis untuk rawat inap adalah 14945 dokumen.

b. Penghitungan jumlah kunjungan pasien rawat jalan tahun 2006 sampai tahun 2010 dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.

Tabel 4. Hasil Penghitungan Jumlah Pasien Rawat Jalan Tahun 2005 Sampai Tahun 2009

Jumlah 78375 0 11831 10

(18)

Rumus ini untuk mencari nilai a dan nilai b sebagai berikut :

a = ∑

=

= 15675 Maka nilai a adalah : 15675

b =∑

∑ ²

=1183110

= 1183.1

Maka nilai b adalah : 1183.1 Sehingga diperkirakan jumlah dokumen rekam medis rawat jalan pada tahun 2011 adalah :

1). Tahun 2010 = 15675 + (1183.1 x 3) = 15675 + 3549.3 = 19224.3

Maka untuk tahun 2010 jumlah dokumen rekam medis untuk rawat jalan adalah 19224 dokumen.

2). Tahun 2011 = 15675 + (1183.1 x 4) = 15675 + 2772.4 = 20407.4

Maka untuk tahun 2011 jumlah dokumen rekam medis untuk rawat jalan adalah 20407 dokumen.

c. Penghitungan perkiraan rak penyimpanan dokumen rekam medis bagian filling rawat inap dan rawat jalan tahun 2011.

1). Panjang pengarsipan untuk periode 2 tahun yang akan datang yaitu 2010 sampai tahun 2011. Berdasarkan data perkiraan dokumen rekam medis tahun 2010 sampai tahun 2011 dan ketebalan dokumen rekam medis

dapat dicari panjang pengarsipan dokumen rekam medis nya dan hasilnya adalah sebagai berikut : Panjang pengarsipan = ∑Dokumen 2010 sampai 2011 x ketebalan dokumen

Rawat Inap = 14211.3 + 14945 x 0.47 = 29156.3 x 0.47

= 13703.46 cm

Rawat Jalan= 19224.3 + 20407.4 x 0,11 = 39631.7 x 0.11

= 4359.49cm

2). Kapasitas berdasarkan rak yang ada

Berdasarkan panjang rak dan jumlah subrak dapat dicari panjang pengarsipan rak yaitu : Kapasitas 1 rak = Panjang subrak x jumlah subrak dalam 1 rak

(a.) Rak rawat inap= 100 cm x 60 x 1 rak = 6000 cm

(b.) Rak rawat jalan = 100 cm x 12 x 1 = 1200 cm 3). Perkiraan rak penyimpanan

dokumen rekam medis tahun 2011

Perkiraan rak penyimpanan dokumen rekam medis untuk tahun 2011 dapat dicari karena diketahui :

(a.)Jumlah DRM rawat inap 2010 - 2011

(b.) Jumlah DRM rawat jalan 20010 - 2011

(19)

(d.) Kapasitas 1 rak rawat inap back to back : 6000 cm

(e.) Kapasitas 1 rak rawat jalan

back to back : 1200 cm

(f.) Rak yang ada untuk rawat

inap : 3 Rak

(g.) Rak yang ada untuk rawat

jalan : 5 Rak

Pengitungan rak

penyimpanan=

∑Penambahan dokumen x Rata-rata ketebalan dokumen Kapasitas

(a.) Rawat Inap =89207 x 0.47 6000

= 6,99 atau 7 rak

(b.) Rawat Jalan =118006 x 0.111200

= 10.82 atau 11 rak Perkiraan kebutuhan rak penyimpanan 2 tahun yang akan datang di bagian filling adalah sebagai berikut:

Perkiraan kebutuhan rak=

Hasil perkiraan jumlah rak – jumlah rak yang sudah ada

(a.) Rawat Inap = 7 – 3 = 4 rak (b.) Rawat Jalan = 11 – 5

= 6 rak

Berdasarkan hasil penghitungan perkiraan penambahan rak penyimpanan pasien rawat inap di ruangfillingRumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen untuk 2 tahun yang akan datang kususnya rak penyimpanan dokumen rawat inap sejumlah 4

rak penyimpanan , sedangkan untuk rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan sejumlah 6 rak penyimpanan. B. Pembahasan

1. Kebijakan rumah sakit tentang penyimpanan dan ruang penyimpanan dokumen rekam medis

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen sudah ada kebijakan yang mengatur tentang penyimpanan dokumen rekam medis (Filling) yang didalamnya berisi tentang prosedur penjajaran dokumen rekam medis, yaitu penjajaran secara Terminal Digit Filing. Kebijakan tersebut belum sesuai dengan judul kebijakan tentang penyimpanan dokumen rekam medis No.P.05.05.038, karena belum tercantum prosedur tentang penyimpanan dokumen secaradesentralisasi. .

Ruang penyimpanan dokumen rekam medis telah diatur dalah kebijakan No.P.05.04.044 tentang pemisahan dan penyimpanan dokumen dokumen non aktif, akan tetapi kebijakan tersebut belum dilaksanakan dikarenakan belum tersedianya ruang untuk penyimpanan dokumen inaktif. Hal ini mengakibatkan ruang penyimpanan menjadi sesak, dan terjadinya penumpukan dokumen rekam medis dilantai, sehingga petugas kesulitan dalam pencarian dokumen apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

(20)

dokumen rekam medis rawat inap dengan rata-rata ketebalan 0,47 cm untuk setiap dokumen rekam medis, maka akan diperoleh panjang pengarsipan sepanjang 13703.46 cm. Jumlah dokumen rekam medis Rawat Inap pada tahun 2007 sebanyak 14211 dokumen, dan tahun 2008 sebanyak 14945 dokumen, sehingga pertambahan dokumen rekam medis rawat inap dari tahun 2006 s.d 2009 memperoleh penambahan dokumen rekam medis sebanyak 734 dokumen. Oleh karena itu untuk menampung semua dokumen rekam medis dari tahun 2010 s.d 2011 membutuhkan penambahan 4 rak penyimpanan sesuai dengan ukuran rak penyimpanan yang telah ada berdasarkan jumlah subrak/section sebanyak 60 subrak/sectionserta dengan jenis rakback to back.

Sedangkan untuk dokumen rekam medis rawat jalan berdasarkan beban penyimpanan 39631 dokumen rekam medis dengan rata-rata 0.11 cm untuk setiap dokumennya, maka diperoleh panjang pengarsipan 4359.49 cm untuk periode dua tahun kedepan. Jumlah dokumen rekam medis Rawat Inap pada tahun 2008 sebanyak 19224 dokumen, dan tahun 2009 sebanyak 20407 dokumen, sehingga pertambahan dokumen rekam medis rawat jalan dari tahun 2008 sampai tahun 2009 memperoleh penambahan dokumen rekam medis sebanyak 1183 dokumen. Oleh karena itu untuk menampung semua dokumen rekam medis rawat jalan pada tahun 2009 membutuhkan 6 rak penyimpanan sesuai dengan ukuran rak penyimpanan yang telah

ada berdasarkan jumlah subrak/section sebanyak 12 subrak/section serta dengan jenis rakback to back.

Rak tersebut akan diletakkan di ruang filing Unit Rekam Medis yang mempunyai luas ruangan 63 m² dengan ukuran panjang 10,5 m dan lebar 6 m. Rak penyimpanan rawat inap yang ada, mempunyai ukuran panjang 3 m, lebar 0.7 m dan tinggi 1,68 m dengan back to back sehingga mempunyai luas 2.25 m² sedangkan rak penyimpanan rawat jalan mempunyai ukuran panjang 2 m, lebar 0.5 m dan tinggi 2,8 m denganback to back sehingga mempunyai luas 1 m². Perkiraan kebutuhan rak untuk dua tahun yang akan datang adalah 15 rak, yaitu 7 rak untuk rawat inap dan 11 rak untuk rawat jalan. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut dapat diperkirakan luas ruangannya: a. Perkiraan luas 1 rak rawat inap = (Panjang + Kelonggaran) x (Lebar + Kelonggaran)

= (3 m + 0,6 m) x (0,7 m + 0,6m) = 3,6 x 1,3

= 4,68 m²

Gambar 9. Perkiraan luas 1 rak penyimpanan rawat inap.

Lebar

rak

0,7 m

Kelonggaran 0,3 m

\

Panjang 1rak

(21)

Berdasarkan penghitungan perkiraan luas satu rak rawat inap yaitu 4,68 m², maka dapat dipekiraan luas untuk 7 rak rawat inap.

= Luas 1 Rak x Jumlah Rak = 4,68 m² x 7

= 32,76 m²

3. Perkiraan luas 1 rak rawat jalan = (Panjang + Kelonggaran) x (Lebar + Kelongaran)

`= ( 2m + 0,6m) x (0,5m + 0,6m) = 2,6m x 1,1m

= 2,53 m²

Gambar 10. Perkiraan luas 1 rak penyimpanan rawat jalan.

Berdasarkan penghitungan perkiraan luas satu rak rawat jalan yaitu 2,53 m², maka dapat diperkiraan luas untuk 11 rak rawat jalan. = Luas 1 Rak x Jumlah Rak

= 2,53 m² x 11 = 27,83 m²

Luas ruang penyimpanan yang ada adalah 63 m² dengan perkiraan kebutuhan luas ruangan di atas diketahui bahwa dengan jumlah perkiraan 18 rak, untuk rawat inap dan rawat jalan membutuhkan luas ruangan 60,59 m², sehingga tidak diperlukan penambahan ruangan.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen sudah ada kebijakan yang mengatur pemisahan penyimpanan antara dokumen aktif dan inaktif, akan tetapi belum dilaksanakan. Dan belum adanya kebijakan yang mengatur tentang sistem penyimpanan yaitu penyimpanan secara desentralisasi.

2. Berdasarkan beban kerja dari tahun 2006 sampai tahun 2009 sebanyak 89207 dokumen rekam medis untuk rawat inap dan 118006 dokumen rekam medis untuk rawat jalan dengan jumlah rak yang ada untuk rawat inap yaitu 3 rak dan rawat jalan 5 rak , maka kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis aktif di bagian filling sebanyak 4 rak penyimpanan rawat inap dengan panjang pengarsipan sepanjang 13703.46 cm dan 6 rak penyimpanan rawat jalan dengan panjang pengarsipan 4359.49 cm. Dengan luas ruangan sekarang 63 m² masih dapat menampung penambahan rak penyimpanan pada tahun 2011 yang akan datang dengan perkiraan luas rak keseluruhan adalah 60,59 m².

B. Saran

1. Dalam pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam medis sebaiknya dilakukan pemisahan antara dokumen rekam medis in aktif dan aktif sesuai dengan prosedur tetap No.P.05.05.044 tentang pemisahan dan penyimpanan dokumen non aktif yang telah ada dan di buat prosedur tetap tentang penyimpanan Panjang 1 rak + Kelongaran 2,6

m

Lebar 1 rak 0,5 m Kelongg aran 0,3m

\

(22)

secara desentralisasi sehingga memudahkan dalam pencarian dokumen rekam medis. Prosedur tetap tentang penyimpanan secara desentralisasidapat dilihat pada lampiran saran 1.

2. Menurut penghitungan perencanaan kebutuhan rak penyimpanan rawat inap dan rawat jalan untuk periode tahun 2012, membutuhkan sekitar 4 rak penyimpanan rawat Inap dan 6 rak penyimpanan rawat jalan dengan ukuran rak penyimpanan sama dengan rak penyimpanan yang sudah ada. Apabila rumah sakit memiliki sumber dana khusus untuk pengadaan sarana penyimpanan maka dapat mengadakan sarana penyimpanan dengan bentuk roll o’pack, dilihat dari faktor ketahanan rak penyimpanan yang terbuat dari besi sehingga lebih tahan lama dengan tujuan terhindar dari bahaya kimiawi, biologi. Adapun ukuran roll o’pack dapat dilihat di lampiran saran 2.

DAFTAR PUSTAKA

Arief TQ, M. 2004.Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta

Arikunto, S. 2006 Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Depkes, RI. 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi 1. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/2008 Tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta,

Nurmianto, E. 1998.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Institut Teknologi Sepuluh November Guna Widya, Surabaya.

PerMenKes RI No

269/MENKES/PER/III/2008. Tentang Rekam Medis. Jakarta.

Santosa, G. 2001. Ergonomi Manusia, Peralatan dan lingkungan. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Shofari, B. 2002. Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi Rekam Medis (Buku 1). PORMIKI Jateng, Semarang. Tidak dipublikasikan

. Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan DokumentasiRekam Medis (Buku 2). PORMIKI Jateng, Semarang. Tidak dipublikasikan

(23)

Gambar

Gambar 1. Filling Cabinet
Gambar 4. Filling Mobile
Gambar 5. Rotary Filling
Gambar 6. Ruang penyimpanan dokumen
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jika hasil penelitian Widiyanti (2011) menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik lebih tinggi dari pada siswa

9 tahun yang lalu setelah penawaran itu akhirnya Dazi ikut dengan Paman Yosef untuk bekerja di surat kabar, ia ditempatkan sebagai penjual koran di suatu

Berat Pembanding : Papan Gips {Gypsum Wall Board) per-m3 Lampiran 6 Perhitungan Tegangan Lentur pada Bamboos Fibre Cement Board Lampiran 7 Hasil Uji Penyerapan Air. Lampiran 8

Untuk perhitungan kombinasi gaya – gaya batang akibat pembebanan pada masing – masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat dilihat secara rinci

Hasil tersebut menunjukkan bahwa gambaran darah rusa totol yang ditangkarkan di PIAT, berbeda dibandingkan dengan gambaran darah rusa serupa yang ada di India.. Kata kunci:

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat relevansi kompetensi kurikulum Ilmu Ukur Tanah di S1 PTB FT-UNESA dengan Kurikulum Geomatika di SMKN 3 Jombang, SMKN

Psikoanalisis adalah sistem menyeluruh dalam psikologi yang dikembangkan oleh Freud secara perlahan ketika ia menangani orang yang mengalami neurosis dan masalah mental lainnya