PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI “SISTEM PRODUKSI DAN PERAMALAN”
DisusunOleh :
Nurma Fajriani (13522243)
Andrika Gummenia Setiawan (13522240)
Istna Cahya Alifta (13522278)
Saepul Arifin (13522239)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
1. Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Output
Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrem dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Proses Produksi Kontinyu (continuous process)
b. Proses Produksi Terputus (intermittent process/discrete system) c. Proses Produksi Repetitif
Perbedaan pokok antara kedua proses terletak pada lamanya waktu set-up peralatan produksi. Proses kontinyu tidak memerlukan waktu set-up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus-menerus untuk jenis produk yang sama. Misalnya pada pabrik susu instan. Sedangkan proses terputus memerlukan total waktu set-up yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai proses spesifikasi barang sesuai pesanan, dimana dengan adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set-up yang berbeda. Misalnya usaha perbengkelan.
Selain dua jenis ekstrem tersebut, beberapa ahli sistem produksi mengidentifikasikan adanya proses produksi menurut cara menghasilkan output yang cukup penting, yaitu Proses Produksi Repetitif. Heizer (1988) mendefinisikan proses produksi repetitif sebagai kombinasi antara proses kontinyu dan proses terputus.
2. Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi
Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasi dalam hubunganya dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Enginering To Order (ETO), yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).
b. Assembly To Order (ATO), yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul opsional standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen. Modul-modul standar tersebut bisa dirakit untuk berbagai tipe produk. Contohnya adalah pabrik mobil, dimana mereka menyediakan pilihan transmisi secara manual atau otomatis.
c. Make To Order (MTO), yaitu bila produsen menyelesaikan item akhinya jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.
3. Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk
Ada tiga jenis dasar aliran operasi, yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982). Ketiga jenis dasar aliran operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari ketiganya, yaitu batch dan continuous). Adapu karakteristikmasing-masing aliran tersebut, yaitu;
a. Flow Shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow shop kontinyu dan flow shop terputus. Pada flow shop kontinyu, proses bekerja untuk memproduksi jenis output yang sama, misalnya pada industri rokok SKM otomatis. Pada slow shop terputus, kerja proses secara periodik diinterupsi untuk melakukan set-up bagi pembuatan produk dengan spesifikasi yang berbeda (meskipun dari desain dasar yang sama).
b. Continuous, proses ini merupakan bentuk ekstrem dari flow shop dimana terjadi aliran material yang konstan. Contoh dari proses kontinyu adalah industri penyulingan minyak, pemrosesan kimia, dan industri-industri lain dimana kita tidakdapat mengidentifikasi unit-unit output urutan prosesnya secara tepat.
c. Job Shop, merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan fungsinya.
d. Batch, merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job shop dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terlalu terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan pada aliran lintasan perakitan flow shop.
e. Proyek, merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas yang teratur dengan kebutuhan sumber daya dan penyelesaiannya dibatasi oleh waktu.
4. Sifat – Sifat Perencanaan Produksi
Dalam perencanaan produksi, biasanya kita jumpai tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu :
- Perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan produksi ini melihat 3 tahun atau lebih kedepan. Perencanaan produksi jangka panjang pada umumnya menangani keputusan-keputusan yang bersifat strategis, misalnya dengan pengembangan produk baru, tata letak pabrik, dll.
- Perencanaan produksi jangka menengah (perencanaan agregrat). Perencanaan ini mempunyai horizon waktu antara 1 sampai 2 tahun, dan pada umumnya menangani keputusan keputusan yang bersifat taktis, misalnya perencanaan tenaga kerja.
- Perencanaan produksi jangka pendek. Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horison waktu ≤ 1 tahun, dan pada umumnya menangani keputusan-keputusan yang bersifat teknis operasional misalnya membuat jadwal produksi. b. Berjenjang
Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang. Artinya, perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah.
c. Terpadu
Perencanaan produksi melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin/peralatan, tenaga kerja, dan waktu, oleh karena itu harus dilakukan secara terpadu.
d. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana sebelumnya, oleh karena itu perencanaan produksi haruslah merupakan kegiatan yang berkelanjuta.
e. Terukur
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus menetapkan ukuran sehingga mudah untuk mengevaluasinya.
f. Realistik
Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan, sehingga target yang ditetapkan realistik bisa dipenuhi.
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasiinformasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan.
h. Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat dicapai. Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
5. Klasifikasi Peramalan
Klasifikasi peramalan merupakan identitas dari peramalan itu sendiri. Peramalan memiliki dua klasifikasi peramalan diantaranya sebagai berikut (Jay Heizer,2005): 1. Peramalan berdasarkan teknik penyelesaiannya, yang terdiri dari:
a. Teknik peramalan secara kualitatif Peramalan yang melibatkan pendapat pribadi, pendapat ahli, metode Delphi penelitian pasar dan lain-lain. Bertujuan untuk menggabungkan seluruh informasi yang diperoleh secara logika, unbased & sistematis yang dihubungkan dengan faktor interest pengambil keputusan. Beberapa teknik kualitatif yang sering dipergunakan adalah:
a) Delphi Method
b. Teknik peramalan secara kuantitatif Digunakan pada saat data masa lalu cukup tersedia. Beberapa teknik kuantitatif yang sering dipergunakan:
a) Time Series Model b) Causal Model
2. Peramalan berdasarkan pengelompokkan horizon waktu:
b. Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang jangka waktu peramalan antara 3-24 bulan, misalnya peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi.
c. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang jangka waktu peramalan kurang dari 3 bulan, misalnya peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan.
6. Faktor yang Mempengaruhi Peramalan
Permintaan suatu produk pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang saling berinteraksi dalam pasar yang berada di luar kendali perusahaan. Dimana faktor – faktor lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi peramalan. Berikut ini merupakan beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi peramalan [Yami05]
a. Kondisi umum bisnis dan ekonomi b. Reaksi dan tindakan pesaing akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari criteria – criteria tersebut adalah sebagai berikut [Nasu99]:
Akurasi. Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasan dan kekonsistensian peramalan. Hasil peramalan dikarakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibanidng dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil.
Buffa menjelaskan bahwa metode yang lebih canggih tidak menjamin dihasilkannya hasil yang lebih akurat ketimbang metode yang lebih sederhana, lebih mudah diterapkan, dan lebih murah. Berikut ini merupakan temuan – temuan yang berhubungan dengan pemilihan metode peramalan dan akurasi hasil peramalan :
dari penambahan satu metode berkurang dengan semakin banyaknya jumlah metode yang digunakan.
- Resiko kesalahan yang lebih besar dalam peramalan yang mungkin disebabkan oleh pemilihan metode yang keliru, resiko kesalahan akan berkurang jika hasil dari dua atau lebih metode dikombinasikan.
- Variabilitas dalam akurasi ramalan diantara berbagai kombinasi metode peramalan berkurang dengan makin banyaknya metode yang digunakan. [Buff96]
Biaya. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan suatu peramalan tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai.
Kemudahan. Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
8. Sifat Hasil Peramalan
Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil peramalan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu [Nasu05]:
a. Peramalan pasti mengandunga kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.
b. Peramalan seharusnya memberikan informasi mengenai berapa ukuran kesalahan. artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besarkesalahan yang mungkin terjadi
c. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan sedangkan masih panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
9. Ukuran Akurasi Hasil Peramalan
Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan (error) peramalan, merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran peramalan, yaitu :
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataanya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebaagi berikut :
MAD=
∑
|
At−Ft n|
Dimana :A = permintaan aktual pada periode – t
Ft = hasil peramalan (forecast) pada peridoe – t n = jumlah periode peramalan yang terlibat
b. Rata-rata Kuadrat Kesalahan ( Mean Square Error = MSE)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah peridoe peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :
MSE=
∑
(At−Ft)2
n
c. Rata-rata Kesalahan Peramalan (Mean forecast Error = MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut :
MFE=
∑
(At−Ft)❑
n
d. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error = MAPE)
MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut :
menengah. Pola data ini terjadi bila data memiliki kecendrungan untuk naik atau turun terus-menerus. Pola data dalam bentuk trend ini digambarkan sebagai berikut :
b. Pola Data Musiman (Seasonal)
Perkataan musim menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap periode. Komponen musim dapat dijabarkan ke dalam faktor cuaca, libur, atau kecenderungan perdagangan. Pola musiman berguna dalam meramalkan penjualan dalam jangka pendek. Pola data ini terjadi bila nilai data sangat dipengaruhi oleh musim, misalnya permintaan bahan baku jagung untuk makanan ternak ayam pada pabrik pakan ternak selama satu tahun. Selama musim panen harga jagung akan menjadi turun karena jumlah jagung yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang besar. Pola data musiman dapat digambarkan sebagai berikut:
c. Pola Data Horizontal
d. Pola Data Trend
Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus menerus. Pola data dalam bentuk trend ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Metode Peramalan Kualitatif (Judgement Methode)
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan dari satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan dengan metode kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi juga bisa mengikutsertakan model – model statistik sebagai bahan masukan dalam melakukan judgement (keputusan), dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
Beberapa metode peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah sebagai berikut :
- Tentukan beberapa pakar sebagai partisipan. Sebaiknya bervariasi dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda.
- Melalui kuesioner (atau e – mail ), diperoleh peramalan dari seluruh partisipan. - Simpulkan hasilnya, kemudian distribusikan kembali kepada seluruhpartisipan
denan pertanyaan yang baru.
- Simpulkan kembali revisi peramalan dan kondisi, kemudian dikembangkan dengan pertanyaan yang baru.
- Apabila diperlukan, ulangi tahap 4. Seluruh hasil akhir didistribusikan kepada seluruh partisipan.
b. Dugaan manajemen ( management estimate ) atau Panel Consensus, dimana peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana tidak ada alternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode peramalan yang lain.
c. Riset Pasar (market research), merupakan metode peramalan berdasarkan hasil – hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk atau yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau pelanggan potenbsial (konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka dimasa mendatang. Riset pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru. d. Metode kelompok terstruktur (structured group methods), seperti metode
digunakan pada pengoperasian jangka panjang selain itu, metode ini juga bermanfaat dalam pengembangan produk baru, pengembangan kapasitas produksi, penerobosan ke segmen pasar baru dan strategi keputusan bisnis lainnya.
e. Analogi historis (Historical Analogy), merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara Analogi. Misalnya peramalan untuk pengembangan pasar televisi multi sistem menggunakan model permintaan televisi hitam putih atau televisi berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan menjadi terbaik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam pasar itu.
2. Metode Peramalan Kuantitatif (Statistical Method)
Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif adalah: 1. Definisikan tujuan peramalan.
2. Pembuatan diagram pencar.
3. Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai. 4. Hitung parameter – parameter fungsi peramalan.
5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan.
6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil. 7. Lakukan verifikasi peramalan
A. Metode Time Series.
Metode time series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Adapun metode peramalan yang termasuk model time series adalah sebagai berikut:
a. Metode Penghalusan (Smoothing).
Metode smoothing digunakan untuk mengurangi ketidakteraturan musiman dari data yang lalu, dengan membuat rata – rata tertimbang dari sederetan data masa lalu. Ketepatan peramalan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat.
Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan, minimal lima tahun. Namun, semakin banyak data yang dimiliki semakin baik hasil yang diperoleh.
c. Metode Dekomposisi
Yaitu hasil ramalan ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada sehingga tidak dapat diramalkan secara biasa. Model tersebut didekati dengan fungsi linier atau siklis, kemudian bagi t atas kwartalan sementara berdasarkan pola data yang ada. Metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan yang tertua. Terdapat beberapa pendekatan alternatif untuk mendekomposisikan suatu deret berkala yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen deret data seteliti mungkin. Konsep dasar pemisahan bersifat empiris dan tetap, yang mula – mula memisahkan unsur musiman, kemudian trend, dan akhirnya unsur siklis. Adapun Langkah – langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Ramalkan fungsi Y biasa ( dt = a + bt ) 2. Hitung nilai indeks.
3. Gabungkan nilai perolehan indeks kemudian ramalkan yang baru . B. Metode Kausal
Metode kausal mengasumsikan faktor yang diperkirakan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas (independen). Sebagai contoh, jumlah pendapatan berhubungan dengan faktor-faktor seperti jumlah penjualan, harga jual, dan tingkat promosi. Kegunaan dari metode kausal adalah untuk menemukan bentuk hubungan antara variabel-variabel tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas (dependen). Pada model ini untuk meramalkan permintaan tidak hanya memperhatikan waktu, tetapi juga memperhatikan faktor yang mempengaruhi, antara lain :
a. Harga produk, jika harga produk naik maka permintaan naik
b. Saluran distribusi, jika banyak saluran distribusi maka permintaan naik. Metode kausal terdiri atas beberapa metode, antara lain :
Metoda regresi dan korelasi pada penetapan suatu persamaan estimasi menggunakan teknik “least squares”. Hubungan yang ada pertama – tama dianalisis secara statistik. Ketepatan peramalan dengan menggunakan metoda ini sangat baik untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ternyata ketepatannya kurang begitu baik. Metoda ini banyak digunakan untuk peramalan penjualan, perencanaan keuntungan, peramalan permintaan dan permalan keadaan ekonomi. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metoda ini adalah data kuartalan dari beberapa tahun lalu.
b. Metode Ekonometrik
Metoda ini didasarkan atas peramalan sistem persamaan regresi yang diestimasikan secara simultan. Baik untuk peramalan jangka pendek maupun peramalan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metoda ini sangat baik. Metoda permalan ini selalu dipergunakan untuk peramalan penjualan menurut kelas produk, atau peramalan keadaan ekonomi masyarakat, seperti permintaan, harga dan penawaran. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metoda peramalan ini adalah data kuartalan beberapa tahun.
c. Metode Input-Output