• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Tlatah Bocah dalam Menjaring Anak Lereng Gunung Merapi dengan Menggunakan Kearifan Lokal: Studi pada Komunitas Tlatah Bocah di Muntilan T1 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Tlatah Bocah dalam Menjaring Anak Lereng Gunung Merapi dengan Menggunakan Kearifan Lokal: Studi pada Komunitas Tlatah Bocah di Muntilan T1 BAB V"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB V

STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS TLATAH

BOCAH DALAM MENJARING ANAK LERENG

GUNUNG MERAPI DENGAN MENGGUNAKAN

KEARIFAN LOKAL

1.1.

Komunitas Tlatah Bocah

Komunitas Tlatah Bocah adalah sebuah komunitas anak yang memiliki tujuan

untuk menyediakan area ramah anak secara fisik maupun psikologis yang selaras

dengan karakter lokal yang berada di Lereng Gunung Merapi. Komunitas ini

mengajak anak lereng Gunung Merapi untuk ikut serta dalam pelestarian seni tradisi

lokal dengan mengembangkan bakat seni yang mereka miliki.

Ya komunitas ini merupakan komunitas yang fokus pada anak-anak dimana di komunitas ini anak-anak bisa berkembang. Dalam artian mereka bisa mengembangkan kreatifitas mereka untuk berkesenian, tidak hanya berkesenian mungkin mereka juga bisa mengasah kemampuan mereka untuk menggali kemampuan yang mereka miliki. Kan di komunitas ini ndak (tidak) cuma jogat-joget (menari) aja tapi juga diajari bikin mainan dari bahan-bahan yang sederhana gitu. Jadi mereka bisa menyalurkan hobi main mereka ke hal yang lebih positif.”1

Ya komunitas yang peduli tradisi seni lokal mbak. Karena di komunitas ini hampir semua yang ditampilkan mengenai seni lokal setempatyang mainke

(memainkan) atau turut serta melestarikan selain orang dewasa juga anak-anak mbak. Komunitas ini selalu melibatkan anak-anak dalam sebuah hajatan(acara)

seni supaya anak-anak juga bisa mengembangkan jiwa seni mereka yang sudah dimiliki sejak dini. Mewadahi mereka gitu mbak khususnya di Lereng Gunung Merapi.”2

Komunitas ini dibangun atas dasar perasaan prihatin yang dialami oleh Gunawan

Julianto. Ia merasa bahwa anak-anak disekitar lereng Gunung Merapi memiliki

bakat seni yang terpendam, yang mana bakat seni tersebut sebenarnya bisa untuk

1Wawancara dengan pengurus Komunitas Tlatah Bocah, Sunantoro pada 30 Mei 2017 pukul 12.10 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

(2)

35

dikembangkan dan diasah kembali. Anak-anak lereng Gunung Merapi memiliki

hak untuk ikut serta dalam pelestarian seni tradisi lokal yang ada disana.

Gunawan Julianto memiliki keyakinan bahwa anak-anak memliki peran yang

penting untuk membuat pembangunan suatu bangsa menjadi maju. Terkhusus di

daerah lereng Gunung Merapi, ia merasa keikutsertaan anak-anak menjadi faktor

penting untuk melestarikan budaya setempat. Keprihatinan yang dirasakan

Gunawan Julianto juga sama dirasakan oleh rekannya yang bernama Gambir

Wismantoko tentang area bermain anak yang sangat kurang untuk menyalurkan

bakat seninya.

Ya dulu itu kan aku sama gambir lagi dolan neng kono kae dusun cedak e merapi persis opo ke jeneng e lali, pokok e nang kono kuwi. Lha kebetulan anak kecil dusun itu seneng main do dolanan tarian ngono kae. Lha pas aku moro neng kadus e crito-crito ngono ki yo intine mereka ki nduwe kelompok seni tapi nek meh tampil susah paling mung ngandalke nek ono panggilan tok. Ee terus aku dolan ro Gambir neng dusun sengi neng kono bocah e seneng ndelok kesenian ngono tapi mereka tidak bisa menyalurkan keinginannya itu. Ya berpotensi tetapi tidak ada sarana untuk itu, terus kita cerita ke berbagai dusun yang mempunyai kelompok kesenian ya mereka sama halnya agak susah mencari regenerasi yang mau berkesenian karena punya kesibukan, terbukti to seng dusun siji meh berkesenian bingung raono sarana, seng siji nduwe sarana tapi sitik peminate. Yawes terus tak bangun karo Gambir, terus ngajak konco-konco seng emang nduwe keprihatinan podo ro akdewe, lha sisanke pas akdewe nduwe perpus yo ra keurus kuwi terus masalah kesenian iki bersamaan kita nduwe mitra bar erupsi kae ya sudah kita fokuskan ke kesenian tradisi lokal untuk anak-anak3

Merasakan keprihatinan yang sama tentang kondisi di sekitar lereng Gunung

Merapi membuat mereka akhirnya memutuskan untuk membangun komunitas

tersebut. Menurut Crow dan Allan dalam Soenarno (2002), sebuah komunitas akan

terbentuk apalagi memiliki dua komponen utama yaitu berdasarkan lokasi atau

tempat wilayah dimana sekumpulan orang mempunyai sesuati yang sama secara

geografis dan minat sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena

mempunyai ketertarikan dan minat yang sama. Hal itu dibuktikan oleh Gunawan

Julianto dan Gambir Wismantoko dimana ia memiliki keprihatin yang dirasakan di

(3)

36

daerah lereng Gunung Merapi. Tidak hanya mereka, namun ternyata beberapa

teman-temannya pun merasakan apa yang mereka rasakan. Kesamaan perasaan ini

membuat mereka membentuk komunitas Tlatah Bocah yang berfokus pada

pelestarian tradisi seni lokal untuk anak-anak.

Komunitas Tlatah Bocah memang berfokus pada pengembangan tradisi seni

lokal, namun komunitas tersebut juga membuat beberapa program yang lain untuk

menunjang kegiatan komunitas.Program tersebut dirasa cukup efektif untuk

menciptakan suasana nyaman dan akrab di dalam komunitas. Setiap individu yang

merupakan anggota komunitas Tlatah Bocah menyadari keberadaan individu lain,

sehingga rasa saling memiliki setiap individu diwujudkan dengan terciptanya

suasana yang akrab dan santai seperti dalam lingkup keluarga. Komunitas ini sangat

menjaga hubungan baiknya dengan individu lain. Dalam komunitas Tlatah Bocah,

setiap anggota yang berkumpul didalamnya merupakan individu yang

membutuhkan interkasi dan informasi mengenai hal-hal yang tidak hanya berkaitan

dengan seni namun juga tentang keadaan di sekitar lereng Gunung merapi.

Ya akrab mbak. Sangat dekat. Wes koyo tunggal e dewe. Njaluk tulung yo dibantuni mesti kuwi. Ora mesti ora (sudah seperti keluarga sendiri. Meminta bantuan juga pasti selalu dibantu). Misalkan sama-sama anggota Tlatah Bocah gitu ya mbak, terus ee kebutulan kok lagi butuh banyak bantuan tenaga misalkan ya kita pasti bantuin. Atau dalam hal lain sedang mengalami musibah gitu pasti tanpa banyak mikir kita pasti langsung kesana. Masalahnya ya itu tadi, masa sama keluarga sendiri mau cuek kan ya piye”4

Iya dong mbak. Kita selalu ngobrol gitu. Kan disini selalu bantu membantu otomatis ya banyak waktu untuk ngobrol, bercanda gitu mbak”5

Suasana akrab yang tercipta di Komunitas Tlatah Bocah dirasakan oleh anggota

Komunitas Tlatah Bocah, Ari mengaku bahwa di dalam komunitas Tlatah Bocah ia

mendapatkan hiburan dan bisa berbagi tawa dengan teman-teman atau pengurus

komunitas yang mana ia merasa dalam suasana tersebut seperti di keluarganya

sendiri.

4Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 30 Mei 2017 pukul 09.55 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

(4)

37

Ada hiburane mbak hahaha bisa ngguya-nggyu bareng konco-konco, ece-ecenan. Nekdi saggar sini pasti ada orang trus nanti jadi tahu Tlatah Bocah mau ada acara apa. Disini udah akrab banget. Kaya sama keluarga sendiri gitu terus suka ngelucu juga.6

Dalam komunitas Tlatah Bocah komunikasi didasarkan atas unsur-unsur

kekeluargaan dan bercirikan model komunikasi interpersonal yang mendasari

terjalinya keakraban diantara anggota komunitas. Kedekatan antar anggota semakin

membuat komunitas ini menarik. Dalam kasus lain, komunikasi lebih berperan pada

hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian secara kekeluargaan.komunitas Tlatah

Bocah sifatnya tidak mengikat, sehingga tidak ada aturan khusus yang harus

dipatuhi oleh anggota-anggota Tlatah Bocah. Hanya saja setiap anggota harus

menerapkan tingkah laku yang baik ketika akan berinteraksi dengan orang lain.

Hahaha koyo sekolah wae mbak ono aturanne barang (seperti sekolah aja mbak ada aturannya). Ndak ada mbak kalau aturan yang mengikat dan resmi gitu. Kan komunitas ini sifatnya terbuka ya jadi siapa aja boleh kalau mau gabung. Cuma di Tlatah Bocah ada kesepakatan untuk selalu beretika baik gitu mbak. Ya sopan lah, tau unggah-ungguh (sopan santun). Bisa lihat situasi siapa yang lagi diajak bicara gitu aja sih mbak ya meskipun senioritas disini sama sekali tidak diterapkan. Kalau sampai ada sanksi yang berlaku gitu ndak ada hehehe7

1.2.

Strategi Komunikasi Pengurus Komunitas Tlatah Bocah

dalam menjaring anak lereng Gunung Merapi dengan

menggunakan Kearifan Lokal (Beasiswa Merapi)

Beasiswa Merapi merupakan salah satu program yang dimiliki oleh Komunitas

Tlatah Bocah dimana program tersebut rutin dilakukan setiap tahun. Program

tahunan ini terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Dusun Gowok Pos. Pada

tahun 2017, program Beasiswa Merapi ini akan dilaksanakan bersamaan dengan

program Festival Tlatah Bocah ke XI di Dusun Ngandong. Kegiatan dari program

Beasiswa Merapi yaitu membagikan seekor ayam kepada anak-anak yang berada di

6Wawancara dengan anggota Komunitas Tlatah Bocah dari Dusun Sumber, Ari Setya pada 30 Mei 2017 pukul 15.05 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

(5)

38

dusun-dusun sekitar lereng Gunung Merapi sebagai bentuk ajakan Komunitas

Tlatah Bocah untuk turut serta berpartisipasi dalam pelestarian tradisi seni lokal.

Keberadaan ayam untuk wilayah lereng Gunung Merapi sangat penting.

Masyarakat lereng Gunung Merapi sangat menjaga kearifan lokal setempat

khususnya ritual yang selalu diadakan. Menurut Haba (2007:11) kearifan lokal

mengacu pada berbagai kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam

sebuah masyarakat yang dikenal, dipercaya dan diakui elemen-elemen penting yang

mampu mempertebal kohesi (elemen perekat) masyarakat. Bagi masyarakat lereng

Gunung Merapi, ritual merupakan bentuk ungkapan rasa syukur mereka kepada

Tuhan atas berkat kehidupan yang boleh mereka terima. Dalam melakukan tradisi

ritual terdapat beberapa lauk pauk sebagai ubo rampe sesaji selain dalam bentuk

sayur, bunga, buah-buahan, mereka selalu membawakan hantaran persembahan

mereka dalam wujud ayam yang sering mereka sebut ingkung.

Menurut Murdjiati, Staf Ahli Pusat Kajian Makanan Tradisional Universitas

Gadjah Mada, ingkung pada masyarakat jawa tidak dikonsumsi setiap hari, tetapi

hanya disajikan dalam acara khusus baik ritual adat maupun selametan. Ingkung

dimaknai seperti bayi yang belum lahir sehingga dianggap masih suci atau tidak

memiliki kesalahan apapun. Selain itu ingkung juga dimaknai sebagai sikap pasrah

dan berserah atas kekuasaan Tuhan. Sedangkan masyarakat lereng Gunung Merapi

meyakini ingkung sebagai penyempurnaan nyawa dan penyucian bagi orang-orang

yang sedang mengikuti ritual adat tersebut untuk mendapatkan penghidupan yang

lebih baik.

Makna ayam yang diyakini masyarakat lereng Gunung Merapi sebagai sesuatu

hal yang wajib dalam proses ritual adat dimana hal tersebut merupakan kearifan

lokal setempat yang masih dipegang kuat hingga sekarang digagas oleh pengurus

Komunitas Tlatah Bocah untuk diperkenalkan kepada anak-anak di dusun-dusun

lereng Gunung Merapi. Kearifan lokal yang terdapat di lereng Gunung Merapi tidak

hanya tentang tradisi ritual saja, melainkan tentang nilai-nilai kehidupan yang perlu

dilestarikan. Penanaman nilai-nilai kearifan lokal diwujudkan oleh pengurus

Komunitas Tlatah Bocah melalui kegiatan membagikan seekor ayam. Dalam

(6)

39

Gunung Merapi untuk mau ikut dalam keanggotaan Komunitas Tlatah Bocah dalam

pelestarian seni tradisi lokal, pengurus Komunitas Tlatah Bocah juga ingin

anak-anak memaknai dan mengambil nilai-nilai kehidupan dari seekor ayam.

Salah satu pengurus Komunitas Tlatah Bocah, Sunantoro, menjelaskan bahwa

melalui kegiatan ini, pengurus Komunitas Tlatah Bocah ingin mengajarkan

tanggung jawab dan kemandirian kepada anak-anak lereng Gunung Merapi dalam

merawat ayam yang mana rasa tanggung jawab dan kemandirian harus dimiliki oleh

setiap anak ketika melakukan aktivitasnya.8 Menurut Ketua Komunitas Tlatah

Bocah, Gunawan Julianto, ayam akan memberikan banyak manfaat untuk

kehidupan. Perkembangan ayam mengikuti bagaimana cara perawatannya. Ayam

akan terus berkembang biak secara baik dan sehat ketika ayam diberikan perawatan

yang baik dan benar. Dalam pemberian makanan, ayam tidak akan langsung

memakan makanan yang diberikan oleh perawatnya, melainkan ayam akan

memilah-milah makanan yang menurutnya itu bermanfaat untuk tubuhnya. Selain

itu, ayam yang sehat akan menghasilkan telur dan daging yang sehat pula. Telur

ayam dapat dimaknai sebagai kehidupan manusia. Telur yang menetas di luar dapat

memberikan manfaat yang baik untuk manusia dari segi gizi dan ekonomi, namun

telur yang menetas di dalam akan melahirkan bibit baru yaitu seekor ayam dimana

akan menambah jumlah ayam yang bermanfaat untuk kelompok ayam tersebut.9

Nilai-nilai kearifan lokal ditanamkan oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah

kepada anak-anak di dusun-dusun lereng Gunung Merapi sebagai pelajaran

kehidupan dalam wujud pelestarian seni tradisi lokal. Berkaitan dengan hal

tersebut, pengurus Komunitas Tlatah Bocah akan terus merawat, memberikan

perhatian, mewadahi dan mengajak anak-anak lereng Gunung Merapi untuk ikut

serta dalam melestarikan seni tradisi lokal sebagai wujud tanggung jawabnya

sebagai wadah dari kelompok seni dusun-dusun yang berada di lereng Gunung

Merapi. Dari anak-anak yang tergabung menjadi anggota Komunitas Tlatah Bocah

diharapkan mampu memberikan manfaat dalam pelestarian seni tradisi lokal, baik

8Wawancara dengan pengurus Komunitas Tlatah Bocah, Sunantoro pada 30 Mei 2017 pukul 12.10 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

(7)

40

untuk dirinya sendiri untuk tetap mengembangkan bakat seninya maupun dalam

kehidupan bermasyarakat ataupun berorganisasi.

Pengurus Komunitas Tlatah Bocah dalam melaksanakan kegiatan Beasiswa

Merapi memiliki target khusus yang menjadi kriteria dalam pembagian ayam.

Pengurus Komunitas Tlatah Bocah memfokuskan untuk mejaring anak-anak di

dusun-dusun lereng Gunung Merapi dengan kisaran umur 4 SD – 3 SMP sebagai

sasaran kegiatan Beasiswa Merapi. Ayam yang berhasil dikumpulkan oleh

pengurus Komunitas Tlatah Bocah bersumber dari individu-individu yang ikut

berdonasi. Kegiatan donasi ayam ini digelar oleh pengurus Komunitas Tlatah

Bocah melalui sosial media maupun sistem gethok tular dari masing individu ke

individu yang lain.

“Dari individu-individu yang mau donasi ayam mbak. Ya kita gethok tular (dari mulut ke mulut) biasanya, ayo seng meh nyumbang pitik (yang mau menyumbang ayam) gitu biasanya, atau karena kita kan sudah menjalin kemitraan tadi dengan berbagai individu jadi mudah. Ayo mendukung program ini, siapa yang minat gitu biasanya. Tapi terkadang beberapa ada yang memberikan dalam bentuk uang, semisal seko semarang, seko ja karta opo yo meh nggowo pitik tekan kene kan ora, mulane do transfer mengko aku seng mblanjakke mereka tompo buktine. Santai wae ngene ki (dari semarang, dari jakarta apa mau membawa ayam sampai sini kan tidak, sehingga mereka transfer uangnya nanti saya yang membelikan ayamnya mereka terima bukti saja. Santai saja kalau seperti ini).10

Kita kan punya sosial media dan website kan mbak, biasanya kita lewat situ. Bikin status gitu cerita kalau kita lagi punya program ini yuk kita berdonasi ayam untuk anak Lereng Merapi misalkan gitu nanti di status itu kita kasih nomor rekening punyanya Tlatah Bocah nanti mereka bisa mengirimkan bantuan dananya...”11

Dalam proses pembagian ayam, satu anak akan menerima satu ekor ayam

sebagai bibit ayam yang akan dirawat sehingga dapat menghasilkan lebih banyak

jumlah ayam. Pemberian satu ekor ayam juga sebagai langkah awal pengurus

Komunitas Tlatah Bocah dalam mengambil perhatian anak-anak di dusun-dusun

10Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 3 April 2017 pukul 09.55 WIB di Kantor Sekretariat Rumah Pelangi, Muntilan

(8)

41

lereng Gunung Merapi. Tidak hanya itu, pemberian satu ekor ayam mengandung

arti bahwa anak-anak di dusun-dusun lereng Gunung Merapi selain diajak untuk

berpartisipasi dalam pelestarian seni tradisi lokal, juga turut melestarikan budaya

ritual dimana dua kegiatan tersebut merupakan kearifan lokal setempat.

Pengurus Komunitas Tlatah Bocah dalam memberikan beasiswa memilih

sesuatu yang tidak hanya sekali pakai namun memiliki keberlanjutan penggunaan

yang bermanfaat. Jenis beasiswa yang dipilih menuntut penerima beasiswa untuk

mau melakukan kegiatan baik kegiatan perwatan maupun mengikuti program

kegiatan Komunitas Tlatah Bocah. Melihat keadaan sekitar lereng Gunung Merapi,

ternyata ayam memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat

Gunung Merapi sehingga hal tersebut membuat pengurus Komunitas Tlatah Bocah

untuk memilih ayam sebagai jenis beasiswanya. Bagi anak-anak di dusun-dusun

lereng Gunung Merapi yang menerima Beasiswa Merapi, ayam sangat

menguntungkan kehidupannya. Selain dapat mempelajari nilai-nilai kearifan lokal

dari seekor ayam, dari segi ekonomi dinilai bisa sangat membantu. Gunawan

Julianto sebagai ketua Komunitas Tlatah Bocah mengatakan bahwa ia mendapat

laporan dari anak-anak yang menerima Beasiswa Merapi, keberadaan ayam dapat

membantu anak-anak membiayai sekolah. Hasil dari ayam yang mereka rawat

mampu dijadikan sebagai uang jajan mereka untuk membeli sepatu baru atau

perlengkapan sekolah lainnya.

“Hasil ayamnya dinikmati sendiri mbak biasanya. Kan itu kita beri sebagai

beasiswa itu kan melatih mereka bertanggung jawab nah hasilnya silahkan dinikmati namun mereka berkesenian bersama kami begitu. Dulu ada yang cerita kalo hasil dari ayamnya bisa buat beli sepatu terus bisa buat

tambah-tambah sangu sekolah.”12

Keruangan kearifan lokal mampu menjadi Strategi Komunikasi yang diterapkan

oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah. Strategi Komunikasi yang diterapkan

pengurus Komunitas Tlatah Bocah untuk menjaring anggota baru masih

dipengaruhi oleh lokalitas setempat dimana proses komunikasi berlangsung.

Budaya lokal masih sangat kuat sehingga membuat pengurus Komunitas Tlatah

(9)

42

Bocah menggunakan kearifan lokal dalam hal ini ayam melalui program Beasiswa

Merapi sebagai sarana utama untuk menjaring anggota baru yang sesuai dengan

tradisi setempat.

Dalam strategi komunikasi terdapat dua unsur panduan yang penting

didalamnya yaitu perencanaan komunikasi (communication planning) dan

manajemen komunikasi (communication managemen). Menurut Sondang P Siagian

dalam Abidin (2015:86) perencanaan komunikasi meliputi keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan yang dilakukan secara matang untuk pencapaian tujuan

yang telah ditentukan. Dalam hal ini perencanaan menjelaskan cara yang digunakan

untuk mengirimkan pesan yang tepat dari komunikator yaitu Pengurus Komunitas

Tlatah Bocah kepada komunikan yaitu anak-anak lereng Gunung Merapi melalui

saluran yang tepat dan pada waktu yang tepat. Manajemen meliputi cara

membangun dan mengelola hubungan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Untuk melaksanakan program Beasiswa Merapi pengurus Komunitas Tlatah

Bocah telah merancang perencanaan supaya program tersebut dapat berlangsung di

dusun-dusun yang berada di lereng Gunung Merapi yang mana merupakan tujuan

yang ingin dicapai oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah. Sebagai langkah awal

dari perencanaan yang telah ditetapkan, pengurus Komunitas Tlatah Bocah

melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan dusun-dusun yang menjadi sasaran

dari tujuan yang ingin dicapai, khususnya anak-anak. Dalam proses pendekatan,

sebelum melakukan keputusan tindakan menjaring minat anak lereng Gunung

Merapi dengan program Beasiswa Merapi lebih baik melakukan identifikasi

terlebih dahulu baik tentang keadaan dusun yang akan dituju, umur calon penerima

beasiswa ayam, maupun kemampuan masing-masing anak untuk turut berkesenian

sehinggga pelaksanaan akan seturut dengan perencanaan dan tujuan yang ingin

dicapai. Pengurus Komunitas Tlatah Bocah terjun langsung kelapangan untuk

melihat keadaan dusun yang menjadi tempat sasarannya, pengurus Komunitas

Tlatah Bocah tidak melihat dari segi ekonomi melainkan kedekatan, keterbukaan

dan minat serta kemampuan warga dusun khususnya anak-anak untuk mau turut

(10)

43

Ya kita misalnya mau kasih ke dusun A, sebelumnya kita udah main dulu ke dusun A jauh-jauh hari. Mungkin misalkan setahun, setahun yang lalu pendekatan gitu. Itu kan juga lihat keadaan kondisinya seperti apa, misalkan kalo masyarakatnya enak terus pemudanya srawung (akrab) gampang diajak kerjasama gitu bisa diajak untuk berkesenian juga gitu. Kalo misalkan sulit kan kita juga yang repot. Istilahnya ya seperti timbal balik gitu lho untuk ikut berkesenian sama kita gitu.13

Proses perencanaan dari strategi komunikasi ini efektif untuk mencapai tujuan

dari pembagian Beasiswa Merapi karena para pengurus Komunitas Tlatah Bocah

dapat melihat secara langsung keadaan dusun sekitar lereng Gunung Merapi,

dimana proses awalnya pengurus Komunitas Tlatah Bocah bermain ke dusun dan

mengunjungi Kepala Dusun/Desa setempat untuk mengenali keadaan dusun dan

menggali informasi tentang anak-anak dusun tersebut.

Setelah mengetahui kriteria masing-masing dusun yang menjadi sasaran

pengurus Komunitas Tlatah Bocah untuk menjaring minat anak Lereng Gunung

Merapi, pengurus Komunitas Tlatah Bocah berperan aktif untuk mendatangi

masing-masing dusun. Para pengurus meminta izin dan menginformasikan kepada

kepala Dusun/Desa setempat tentang pelaksanaan pembagian beasiswa Merapi

berupa ayam yang mereka yakini seagabi kearifan lokal. Agar pelaksanaan

pembagian beasiswa Merapi benar-benar sampai pada anak-anak dusun di lereng

Gunung Merapi, pengurus Komunitas Tlatah Bocah meminta untuk berkumpul

dalam satu tempat secara bersamaan. Proses pembagian beasiswa Merapi tersebut

juga disertai dengan proses pendataan masing-masing anak yang sudah menerima

beasiswa ayam. Hal ini dilakukan sebagai kontrol utama pengurus Komunitas

Tlatah Bocah dalam memantau perkembangan dari pembudidayaan ayam.

Selanjutnya bagi penerima beasiswa Merapi diharapkan untuk mau ikut serta dalam

proses pelestarian seni tradisi lokal Gunung Merapi melalui program kegiatan

Komunitas Tlatah Bocah yang mana hal tersebut menjadi tujuan utama yang ingin

dicapai oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah.

(11)

44

Melakukan pendekatan terhadap anak-anak lereng Gunung Merapi bukanlah hal

yang mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan strategi bagi para pengurus Komunitas

Tlatah Bocah agar dapat berinteraksi secara efektif dengan anak-anak lereng

Gunung Merapi. Peneliti melihat bahwa dalam upaya mengajak atau menjaring

anak-anak lereng Gunung Merapi bergabung menjadi anggota baru Komunitas

Tlatah Bocah, komunikator dalam hal ini pengurus Komunitas Tlatah Bocah

memiliki strategi penyampaian pesan yang mana didalamnya terdapat beberapa

langkah, yaitu :

a. Mengenali Sasaran Komunikasi

Mengenali sasaran komunikasi merupakan faktor penting yang harus

dilakukan bagi komunikator dalam usaha mencapai komunikasi yang

efektif. Dalam proses ini komunikator sama sekali tidak pasif namun

aktif sehingga bukan hanya memiliki hubungan tetapi dapat

memengaruhi komunikan. Dalam konteks ini pengurus Komunitas

Tlatah Bocah sebagai komunikator sangat mengenal kondisi sasaran

komunikasinya yaitu anak-anak lereng Gunung Merapi.

Lebih ke kenal masyarakat kampung itu. Oh ini warga Dusun Sumber, ini warga Dusun Tutup Ngisor. Ya kenal secara umum terutama sama beberapa kalangan dewasa. Misal Pak Kadus, warga dusun, pemuda, anak-anaknya beberapa tidak semuanya. Tapi kalo secara keadaan paham mbak, ya mudeng gitu lho. Óh dusun sini tu keadaannya begini latar belakangnya, yang dusun ini begini. Kan masing-masing dusun berbeda. Kalo kita sedang main ke Dusun gitu juga ndak cuma main aja tapi juga tanya soal keadaan dusun bagaimana masyarakatnya nah kira-kira cocok apa tidak anak-anaknya untuk diajak berkesenian seperti itu.Kita ndak menilai dari segi ekonomi mbak. Menilai perekonomian masing-masing kampung sekarang susah mbak. Dibilang kaya ya ndak, dibilang miskin juga berkecukupan. Jadi bukan faktor itu yang kita pertimbangkan. Yang kita pikirkan kemampuan anak-anak dusun untuk mau berkesenian sama kita. Mereka punya bakat dan itu perlu untuk dikembangkan.14

Para pengurus Komunitas Tlatah Bocah mengenali sasaran

komunikasinya dengan melakukan kunjungan atau main ke dusun di

sekitar lereng Gunung Merapi seperti dusun Sumber, dusun Tutup

(12)

45

Ngisor, dusun Gowok Pos, dan lain-lain sebagai langkah awal dalam

mencapai tujuan komunikasi dari Komunitas Tlatah Bocah. Dalam

upaya mencapai tujuannyapara pengurus Komunitas Tlatah Bocah

berusaha mengenali sasaran komunikasinya dengan mengumpulkan

informasi dari kepala desa setempat mengenai anak-anak dusun yang

memiliki kemauan dan bakat seni. Kemudian para pengurus Komunitas

Tlatah Bocah juga berusaha mendekatkan diri dengan anak-anak lereng

Gunung Merapi dengan mengajaknya bermain untuk melihat langsung

potensi dari anak-anak lereng Gunung Merapi.

b. Pemilihan Media Komunikasi

Komunikator dapat memilih salah satu atau menggabungkan

beberapa media, bergantung pada tujuan komunikasi yang akan dicapai,

pesan yang akan disampaikan dan teknik yang digunakan. Pengurus

Komunitas Tlatah Bocah memilih menyebarkan informasi atau

pengumuman dengan cara tatap muka (face to face). Dalam penyebaran

proses informasi, pengurus Komunitas Tlatah Bocah menginformasikan

terlebih dahulu kepada Kepala Dusun dusun yang dituju tentang adanya

kegiatan Komunitas Tlatah Bocah yang akan diselenggarakan. Menurut

pengurus Komunitas Tlatah Bocah, cara tersebut dinilai lebih efektif

digunakan untuk mempengaruhi sasaran komunikannya. Pernyataan dari

Sunantoro menjelaskan mengenai hal tesebut :

Ya biasanya kami pengurus inti gitu dateng ke rumah pak Kadus misal dusun Gowok Pos misalnya ya bilang “pak niki rencang -rencang Tlatah Bocah ajeng nganakke program beasiswa merapi teng dusun mriki kagem adik-adik kang saget lan mpun nderek kesenian teng mriki. Acaranipun rencanane tanggal sementen kanggonanne teng mriki, menowo bapak saget mbantuni woro-woro teng wargo

Gowok Pos” gitu mbak.”15

Proses penyebaran informasi dengan cara tatap muka sering

digunakan oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah di setiap dusun-dusun

yang dijadikan sebagai tempat penyelenggaran kegiatan komunitas.

(13)

46

Pemilihan bahasa yang digunakan juga sangat sederhana dan sangat

mudah untuk dipahami oleh kepala Dusun. Dalam penyampaiannya

Komunitas Tlatah Bocah juga langsung menyampaikan maksud

informasinya atau tidak bertele-tele dengan menggunakan bahasa

sehari-hari, yaitu bahasa jawa. Kalimat yang digunakan menggunakan bahasa jawa seperti “pak niki rencang-rencang Tlatah Bocah ajeng nganakke program beasiswa merapi teng dusun mriki kagem adik-adik kang saget

lan mpun nderek kesenian teng mriki. Acaranipun rencanane tanggal

sementen kanggonanne teng mriki, menowo bapak saget mbantuni

woro-woro teng wargo Gowok Pos.” Dengan maksud pesan yang singkat dan

mudah dipahami tersebut, memudahkan Pak Kadus untuk menyebarkan

informasi yang disampaikan oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah

bahwa akan ada kegiatan Komunitas Tlatah Bocah yang akan segera

dilaksanakan di dusunnya.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi berisikan tujuan yang ingin dicapai komunikator.

Pesan komunikasi (massage) mempunyai tujuan tertentu. Ini

menentukan teknik persuasive atau teknik informative. Pesan yang

diberikan oleh pengurus Komunitas Tlatah Bocah melalui Pak Kadus

memiliki tujuan di dalamnya yaitu mengajak dan memberikan informasi

kepada warga dusun untuk datang dalam kegiatan Komunitas Tlatah

Bocah. Pernyataan dari Sunantoro membuktikan hal tersebut :

Biasanya kalau di Dusun Sumber sini Pak Kadus keliling kampung bawa toa gitu mbak berenti digang-gang “yo cah, sesok sore podo kumpul neng bale warga, ono pitik grates sopo seng gelem, seng podo

pinter bocah sekolah ayoo melu kabeh”16

Dalam melancarkan komunikasi yang efektif, komunikator

memberikan pesan yang mempunyai tujuan atau maksud. Kalimat

(14)

47

pengumuman yang diutarakan semata-mata memiliki tujuan untuk

memengaruhi dan memberikan infomasi kepada warga dusun untuk

datang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Tlatah

Bocah.

d. Peran Komunikator

Faktor penting komunikator bila ingin melancarkan komunikasi yaitu

daya tarik dan kredibilitas sumber. Komunikator sangat berperan penting

dalam melaksanakan strategi komunikasi. Komunikator dikatakan

berhasil dalam komunikasi apabila ia mampu mengubah sikap, opini,

perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik yang dimiliki dan

kredibilitas yang meliputi kepercayaan komunikan terhadap

komunikator yang nantinya berpengaruh terhadap keberhasilan proses

komunikasi. Kredibilitas seseorang terbentuk dari persepsi yang muncul

dari komunikan yang bersumber dari pengalaman mereka terhadap

komunikator. Dalam penelitian ini, pengurus Komunitas Tlatah Bocah

membangun kredibilitasnya yang ditunjukkan oleh sifat-sifat yang ada

dalam dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa pernyataan

diantaranya sebagai berikut :

Memiliki jiwa sosial yang tinggi mbak. Untuk hal kecil begini dia selalu memberi perhatian lebih padahal sebenernya dia mampu dan bisa bekerja di ladang yang lain. Tapi dia merelakan banyak waktunya untu memikirkan anak-anak lereng Merapi. Dan kebetulan dia orangnya pandai menjalin relasi jadi banyak mbak jaringan kita keluar, dekat sekali dengan masyarakat juga iya. Dia itu senang sekali berkecimpung di kegiatan sosial. Bijaksana juga mbak dalam menyelesaikan kendala yang khususnya ada di Tlatah Bocah17

“Perannya pak Gun itu besar. Kadang kita kalo mau jalan juga tunggu aba-aba dari pak Gun. Segala perijinan karena relasi pak Gun

keluar itu banyak akses jadi mudah gitu mbak. ”ayo sesok sasi ngarep

lek dianakke acara go bocah-bocah ki ono dana lumayan, gawe seng apik yo ben bocah-bocah seneng” Kalo udah ada aba-aba dari pak

(15)

48

Gun tu pasti semua langsung ikut jalan. Pak Gun itu ya ndak nyuruh aja tapi ada prakteknya gt mbak.18

Ya perhatian mbak orange hmmm baik. Temen-temen yo betah ngobrol sama Pak Gun. Gakpernah marah terus sukae bercanda. Suka cerita apa seng akdewe ndak tahu.Seru mbak, lucu mesti nek do crito. Kadang ono seng bikin ngakak. Perhatian juga yoan mbak. Rela menolong haha19

Orange baik mbak terus tepat waktu kalo janjian mau rapat gitu mbak mesti dateng sebelum rapat. Bijaksana juga nek bagiku lho sama temen-temen yo ndak pilih kasih ora eman heheAsyik mbak. Suka ngasih makanan hehe gemati lah mbak tapi ya disiplin beberapa kalo ada kegiatan hahaha20

Kredibilitas komunikator dalam hal ini pengurus Komunitas Tlatah

Bocah sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh anak-anak lereng Gunung Merapi dalam proses

penerimaan pesan.

Setelah berhasil menjaring anak-anak lereng Gunung Merapi dengan Beasiswa

Merapi, pengurus Komunitas Tlatah Bocah mengajak anak-anak lereng Gunung

Merapi untuk ikut serta dalam setiap agenda Tlatah Bocah yang dapat menunjang

kemampuan masing-masing anak dalam mengembangkan bakat seni. Komunitas

Tlatah Bocah memiliki beberapa agenda yang menjadi program kegiatan komunitas

yaitu, berlatih kesenian yang dilaksanakan di masing-masing dusun, Srawung

Gunung dan Festival Tlatah Bocah yang menjadi acara puncak tahunan.

Sebagai langkah untuk mengenalkan seni kepada anak-anak lereng Gunung

Merapi, di masing-masing dusun yang menjadi anggota Komunitas Tlatah Bocah,

merancang program kegiatan belajar kesenian sebagai wadah anak-anak dalam

mengenal, belajar, berlatih dan mengembangkan bakat seninya. Sebagai contoh

dusun Sumber. Dusun Sumber merupakan anggota Komunitas Tlatah Bocah sejak

tahun 2008, anak-anak yang berada di dusun tersebut memiliki agenda rutin

18Wawancara dengan pengurus Komunitas Tlatah Bocah, Sunantoro pada 30 Mei 2017 pukul 12.10 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

19Wawancara dengan anggota Komunitas Tlatah Bocah dari Dusun Gowok Pos, Ibnu Sadewa pada 30 Mei 2017 pukul 16.25 WIB di Taman Gowok Pos

(16)

49

seminggu tiga kali untuk berlatih dan mengembangkan bakat seninya yang terpusat

di Sanggar Bangun Budhoyo. Melalui kegiatan ini, anak-anak di sekitar dusun

Sumber akan dikenalkan dan dilatih tentang seni tari-tarian, teater, dan gamelan

yang mana dusun Sumber memiliki ciri khas tersendiri dalam menampilkan seni,

yaitu seni yang dikemas dengan menceritakan kehidupan anak-anak dalam dunia

bermain. Setiap dusun yang tergabung dalam Komunitas Tlatah Bocah, dalam

mengemas seni disesuaikan dengan ciri khas dusunnya masing-masing. Melalui

kegiatan pelatihan di masing-masing dusun anak-anak dapat berperan aktif dalam

mengembangkan bakat seni yang dimiliki, secara perlahan anak-anak akan

mencintai seni sehingga anak-anak dapat terus berperan dalam berlatih seni tradisi

lokal yang mana nantinya hal tersebut dapat diwujudkan melalui penampilan atau

pertunjukan pada puncak acara komunitas Tlatah Bocah yaitu Festival Tlatah

Bocah.

Festival Tlatah Bocah merupakan acara tahunan yang rutin dilaksanakan oleh

Komunitas Tlatah Bocah. Acara ini diikuti oleh semua anggota Komunitas Tlatah

Bocah yang tergabung dalam kelompok seni dari masing-masing dusun. Setiap

tahunnya, acara ini dilaksanakan ditempat yang berbeda dengan suasana yang

berbeda pula, yang mana tema yang diusung dalam pagelaran ini juga berbeda.

Festival Tlatah Bocah ini diadakan sebagai bentuk apresiasi kepada anggota

Komunitas Tlatah Bocah yang mana sampai pada puncak acara ini para anggota

masih setia dengan ikut berkontribusi dalam pelestarian seni lokal khususnya

anak-anak. Di acara Festival Tlatah Bocah ini, anak-anak dalam kelompok seni

menampilkan kesenian-kesenian dari masing-masing dusun dengan ciri khas yang

berbeda-beda. Program kegiatan tahunan sudah ke-11 kalinya diadakan Komunitas

Tlatah Bocah rangkain acara pada program Festival Tlatah Bocah ini secara

terus-menerus digelar selama dua hari di setiap tahunnya. Selain menampilkan kesenian

dari masing-masing dusun yang memiliki kelompok seni, Festival Tlatah Bocah ini

juga dimeriahkan dengan tamu kesenian dari kota lain yang merupakan mitra dari

Komunitas Tlatah Bocah.

(17)

50

aja. Terhibur dan bisa kenal banyak kesenian. Temen-temen yang hadir juga gak cuma dari warga sekitar tapi dari luar kota dan mitra kerja juga kita undang mbak biar makin rame. Makin malam makin akrab jadi seru. Tiap tahun beda

tempat, beda tema, beda suasana.”21

Keberhasilan strategi Komunitas Tlatah Bocah dalam menjaring anak lereng

Gunung Merapi melalui Beasiswa Ayam dapat dilihat melalui program acara

Festival Tlatah Bocah ini dimana dusun-dusun yang menjadi anggota komunitas

menampilkan kemampuan seni yang dimiliki setelah mengikuti program

pengenalan dan pengembangan seni yang diwadahi oleh Komunitas Tlatah Bocah

di masing-masing dusun yang menjadi anggota komunitas. Di tahun 2017, Festival

Tlatah Bocah memasuki Festival ke XI yang akan diselenggarakan di Dusun

Ngandong pada tanggal 9 dan 10 Septermber 2017 dengan tema Tepa Slira,

sebanyak 28 kelompok seni lereng Gunung Merapi yang menjadi anggota

Komunitas Tlatah Bocah yang telah dibina dalam pengembangan seni di

masing-masing dusun akan memeriahkan acara Festival tersebut. Dibandingkan dengan

Festival Tlatah Bocah sebelumnya, penambahan kelompok seni lereng Gunung

Merapi di Festival 2017 ini ditandai dengan keikutsertaan kelompok seni dari dusun

Tontro, Dusun Sengi, Dusun Klangka dan Dusun Sambak yang mana pada tahun

2016 menjadi sasaran pengurus Komunitas Tlatah Bocah dalam melaksanakan

program Beasiswa Merapi yang bertujuan menjaring anak-anak untuk

berpartisipasi dalam pelestarian seni.

Dalam kegiatan Srawung Gunung, pelaksana program Komunitas Tlatah Bocah,

Setiyoko menjelaskan bahwa kegiatan ini hanya diikuti oleh pengurus komunitas

tanpa melibatkan anak-anak. Pengurus Komunitas Tlatah Bocah akan mengadakan

agenda rutin tiga bulanan dengan mengunjungi wilayah-wilayah yang berbatasan

dengan lereng Gunung Merapi, seperti Perbukitan Menoreh, Gunung Andong,

Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, dsb. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

mempererat tali persaudaraan antar wilayah serta menjaga rasa kekeluargaan yang

telah dibangun oleh masing-masing komunitas yang berada di wilayah berbeda

(18)

51

melalui diskusi-diskusi santai mengenai program komunitas masing-masing.

Melalui diskusi-diskusi program, masing-masing komunitas dapat menerapkan

program komunitas lain di komunitasnya yang tentunya disesuaikan dengan

keadaan wilayah mereka.22

1.3.

Model Perencanaan Komunikasi AIDDA dalam proses

penyampaian pesan dalam strategi komunikasi

Peneliti melihat dalam upaya mengajak anak-anak lereng Gunung Merapi untuk

menjadi anggota baru Tlatah Bocah melalui Beasiswa Merapi, pengurus Komunitas

Tlatah Bocah menerapkan sebuah langkah awal dimana langkah tersebut

merupakan perencanaan untuk menanamkan kesadaran akan kearifan lokal

tersebut. Peneliti menggunakan model perencanaan yang dikenal dengan model

perencanaan komunikasi AIDDA, dimana model ini memiliki 5 tahap yaitu

Attention (perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat), Decision (keputusan), dan

Action (kegiatan). Perencanaan ini digunakan oleh pengurus Komunitas Tlatah

Bocah dalam kegiatan mengajak anak-anak lereng Gunung Merapi untuk mau

menjadi anggota baru Komunitas Tlatah Bocah melalui Beasiswa Merapi dimana

langkah pertama yang harus dilakukan adalah :

1. Menanamkan perhatian (attention) dimana akan menimbulkan kesadaran

dalam diri anak-anak lereng Gunung Merapi, untuk mengetahui

pentingnya ikut serta melestarikan tradisi seni lokal Gunung Merapi, salah

satu upaya dalam hal ini melalui kearifan lokal yang ada disekitar Gunung

Merapi dengan adanya beasiswa berupa ayam. Hal tersebut patut disadari

oleh semua lapisan masyarakat termasuk anak-anak lereng Gunung

Merapi, yang mana ayam merupakan kearifan lokal yang masih dijaga

tradisinya sampai saat ini. Tentunya kesadaran tersebut dibentuk sejak dini

bahwa melalui pelestarian kearifan lokal tersebut mereka juga dapat turut

serta melestarikan seni yang ada di lereng Gunung Merapi. Menanamkan

(19)

52

kesadaran akan pentingnya pelestarian seni tradisi melalui kearifan lokal

adalah hal utama yang dilakukan pengurus Komunitas Tlatah Bocah,

melalui bapak Gunawan Julianto berikut adalah penyataan beliau

mengenai hal tersebut :

Ya ayam itu kan kalo untuk di daerah sini sangat penting mbak keberadaannya. Selain memang ayam itu bagus untuk kesehatan, tradisi lokal sini kan kalo ritual selalu ada ayam, ingkung itu to. Dan itu pasti. Lha daripada tuku pitik neng pasar aben meh ono acara nopo ora ngingu dewe nek butuh sewayah-wayah isi njuku kandang kan ngono. Lha mumpung iki ono pitik ayo rumaten, dikembangbiake ben dadi keh supoyone nek butuh kuwi golekanne gampang. Kan ayam neng pasar regone wes piro, lha nek butuh jukuk kandang e dewe kan ora usah bayar, ucul duit mbak. Ya itu juga jadi salah satu faktor kita kenapa beasiswa ini ayam, kenapa bukan uang, ya karena ayam itu sangat penting untuk lingkungan Merapi, terkhusus dari ayam kita juga bisa ikut melestarikan tradisi lokal selain dengan berkesenian23

2. Setelah menanamkan kesadaran kepada anak-anak lereng Gunung Merapi

tentang pentingnya melestarikan seni tradisi melalui kearifan lokal maka

akan muncul tahap dimana akan timbul ketertarikan. Anak-anak yang

tertarik akan memberikan perhatiannya untuk mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan pengurus Komunitas Tlatah Bocah. Rasa ketertarikan

tersebut diwujudkan dalam bentuk partisipasi saat kegiatan pembagian

beasiswa ayam tersebut berlangsung.

Ya banyak yang menanyakan mbak. Anakku kok raentuk (anakku

kok tidak dapat ayamnya). Selalu ada mbak pertanyaan semacam itu.24

“Kan pada antusias gitu ya mereka. “aku mas aku, aku gelem pitik e seng werno iki”25

23Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 30 Mei 2017 pukul 09.55 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

24Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 30 Mei 2017 pukul 09.55 WIB di Sanggar Bangun Budhaya, Dusun Sumber

(20)

53

Cara yang menarik minat warga yaitu melalui pengumuman yang disiarkan

di masing-masing dusun melalui masjid setempat. Selain itu suara orang

yang berteriak tentang adanya kegiatan tersebut juga mengundang

perhatian anak-anak lereng Gunung Merapi untuk berpartisipasi.

Biasanya kalo udah ada halo-halo lewat masjid langsung satu-satu dateng. Seng antusias dateng itu langsung teriak-teriak sendiri “woi

ayo neng bale warga njukuk pitikí” (woi ayo kita ke balai warga

ambil ayam) gitu mbak sambil mereka lari-lari.26

Iya to mbak. Kalo udah ada pengumuman lagi dari masjid langsung pada kumpul anak-anak. Biasane datenge yo mbek orang

tuane terus bengok-bengok “we wee rene kumpul ayo neng omah e

Bambang” termasuk ibuku hehehe”27

3. Tahap selanjutnya akan muncul keinginan (desire) dalam diri anak-anak

lereng Gunung Merapi dimana untuk sampai tahap ini mereka telah

memikirkan dan menimbang manfaat yang akan mereka dapatkan setelah

menerima beasiswa berupa ayam tersebut.

4. Selanjutnya setelah mereka memikirkan dan menimbang manfaat yang

mereka dapatkan, mereka akan mulai mengambil keputusan (decision)

untuk menerima beasiswa ayam tersebut dan setelahnya mengikuti atau

bergabung menjadi anggota baru Komunitas Tlatah Bocah guna mencapai

tujuannya dalam turut serta mengajak anak-anak lereng Gunung Merapi

melestarikan seni tradisi lokal yang ada di lereng Gunung Merapi.

5. Terdapat pertimbangan yang telah mereka pikirkan sehingga mereka

mengambil keputusan sampai pada akhirnya mereka akan melakukan

sebuah tindakan (action) yaitu dengan tetap terus merawat ayam yang

diberikan dan terus berlatih tentang kesenian tradisi lokal dimana mereka

merupakan anggota baru Komunitas Tlatah Bocah.

26Wawancara dengan pengurus Komunitas Tlatah Bocah, Setiyoko pada 30 Mei 2017 pukul 13.45 WIB di Sanggar Bangun Budhoyo, Dusun Sumber

(21)

54

Kelima tahapan dalam model perencanaan AIDDA dialami oleh beberapa nara

sumber yang mana mereka merupakan anggota Komunitas Tlatah Bocah yang

pernah mendapatkan Beasiswa Merapi. Salah satu nara sumber bernama Ibnu

Sadewa28 mengatakan bahwa awal mula dia tertarik dengan komunitas Tlatah

Bocah adalah dengan melihat orang tuanya terutama bapak dan rekan-rekannya

yang berkecimpung di komunitas untuk melakukan latihan atau menjalankan

kegiatan komunitas. Ia mulai mengetahui adanya komunitas Tlatah Bocah saat ia

berumur 6 tahun. Dari seringnya ia melihat orang tua dan rekan-rekannya

menyibukkan diri di komunitas, akhirnya ia tertarik untuk ikut. Tetapi ia merasa

sempat malas dan jenuh dan memilih untuk berdiam diri dirumah. Kebetulan

dusunnya saat itu dinilai sangat berkompeten untuk diajak bergabung menjadi

anggota Komunitas Tlatah Bocah akhirnya dusun Gowok Pos menjadi tempat yang

disasar oleh pengurus komunitas Tlatah Bocah dalam melakukan kegiatan

komunitas. Salah satu program komunitas yang memiliki peran penting dalam

mempengaruhi minat anak-anak Gowok Pos adalah dengan adanya Beasiswa

Merapi berupa ayam. Pada saat akan diselenggarakan kegiatan tersebut Ibnu tertarik

untuk datang dan Ibnu menerima ayam yang diberikan oleh pengurus Komunitas.

Ibnu merasa bahwa pada saat ia sudah menerima ayamnya, ibnu merasa sangat

senang dan semakin semangat untuk berkegiatan bersama di Komunitas Tlatah

Bocah. Rasa malas dan jenuh tidak lagi menghampiri Ibnu karena disana ia merasa

sangat nyaman dan memiliki banyak teman. Sampai akhirnya Ibnu mulai sering

mengikuti acara Festival sebanyak tujuh kali secara berturut-turut ia mendapatkan

penghargaan ayam lagi yang semakin membuat ia lebih giat, karena baginya

melalui ayam ia merasakan keuntungan untuk dirinya.

Narasumber yang lain yaitu Ari Setya,29 ia mengungkapkan hal yang sama

dengan Ibnu, dimana ia juga mendapat Beasiswa Ayam yang ia terima pada saat

komunitas Tlatah Bocah menggelar kegiatan dikampungnya. Ia mulai mengetahui

dan ikut komunitas melalui kakak kandungnya yang bernama Bima. Pada awalnya

28Wawancara dengan anggota Komunitas Tlatah Bocah, Ibnu Sadewa pada 30 Mei 2017 pukul 16.25 WIB di Taman Gowok Pos

(22)

55

ia hanya sering diajak tanpa melakukan kegiatan apapun, lama-kelamaan dia

tertarik dan dinilai memiliki bakat seni yang bisa diolah atau dikembangkan

bersama kelompok seni dusunnya. Sampai saat ini ia sudah mengikuti kelompok

seni dusunnya yang merupakan anggota Komunitas Tlatah Bocah dalam bidang

karawitan atau bermain gamelan, melihat bakat yang dimiliki pengurus Komunitas

memberikan dia Beasiswa Ayam untuknya, melalui pemberian tersebut ia merasa

semakin betah untuk tetap berkesenian dengan komunitas Tlatah Bocah dan

menurutnya ayam yang diberikan memiliki manfaat yang berarti untuk

keluarganya. Ari menjelaskan bahwa hasil dari ayam bisa ia jual kembali untuk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Argista dengan judul “ Mobilitas Sirkuler Penduduk Pulau Pisang Ke Kota Krui Di

Hari Marsongko 46 (2009) dengan judul Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SD Muhamadiyah Wonorejo. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk

4.2 The Mood structure contribution to the fulfillment of its social purpose of Recount text

The evidence from one trial in Honduras demonstrates poorer iron status in infants exclusively breastfed for 6 months, versus 4 months followed by partial breastfeed- ing to 6

POKJA VI Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2015 Pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin.. Jalan Kolonel Wahid

Seperti yang dijadikan semboyan kepolisian diseluruh dunia yaitu Serve and Protect atau tugas melayani dan melindungi yang didalamnya terkandung maksud ter- ciptanya ketertiban

Berdasarkan uraian di atas jika dikaitkan dengan kasus Kebun Sayur Ciracas dapat disimpulkan, walaupun berdasarkan Pasal 21 ayat (2) UUPA oleh pemerintah ditetapkan badan-badan

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana siswa mengungkapkan makna interpersonal mereka dalam teks-teks Recount dilihat dari struktur mood dan bagaimana