69
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan mejelaskan mengenai kesimpulan yang didapat dari analisis dan pembahasan data penelitian pada bab sebelumnya.
5.1Kesimpulan
Selama melakukan penelitian di Surakarta peneliti berusaha untuk menyimpulkan tentang strategi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh orang tua agar nantinya anak mereka yang difabel dapat memiliki rasa percaya diri untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dimana ada 3 strategi yang dapat dilakukan oleh orang tua. 1) mengenal Khalayak, orangtua harus mampu mengenal bagaimana pribadi anak mereka yaitu dengan cara selalu diajak untuk berbicara, dengan seringnya berbicara maka dapat melatih anak untuk berani dalam memberikan pedapat atau menyampaikan gagasan kepada oranglain.
2) menyusun Pesan, cara penyampaian pesan agar anak dapat tertarik dan memperhatikan pesan yang disampaikan oleh orangtua. 3) menetapkan Metode,
adalah bagian dimana orangtua mengajarkan anak dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dilakukan dengan cara memberi teguran atau hukuman. Namun pada kenyataan dilapangan ada perbedaan dalam penetapan metode yang dilakukan oleh Ibu Sri dengan keluarga dari Bapak Wahlimin. Dimana ibu Sri lebih sering menggunakan teguran dan tidak memberikan hukuman kepada anak, sedangkan bapak Wahlimin memberikan hukuman kepada anak ketika sedang berbuat salah supaya anak tidak mengulangi kesalahannya.
70 menerima kondisi anak, juga ditambah dengan pengetahuan yang minim tentang disabilitas khususnya Celebral Palsy yang di derita anaknya.
5.2Saran
Orang Tua
Orang tua hendaknya mampu menerima kondisi anak dengan segala keterbatasannya, serta memperluas pengetahuan tentang kondisi anak dan hal apa yang harus dilakukan. Banyak-banyak mencari informasi-informasi yang terkait dengan disabilitas khususnya untuk golongan tertentu sesuai dengan yang dialami anak mereka. Informasi tersebut bisa didapat melalui artikel-artikel di internet atau melalui dokter atau bisa juga melalui orang-orang yang ahli dibidangnya. Selain itu motivasi dan semangat dari orang tua sangat diperlukan oleh anak-anak disabilitas.
Anak Tuna Daksa
Anak harus memiliki kemauan untuk nantinya dapat beraktivitas layaknya anak normal seumurannya. Anak juga diharapkan untuk mampu melakukan aktivitas secara mandiri sesuai dengan kemampuannya. Percaya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Peneliti