• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Pengecualian Penggunaan Mata Uang Rupiah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Pengecualian Penggunaan Mata Uang Rupiah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGECUALIAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG Erick M P Kaban

Mahmul Siregar. Windha.

Dengan adanya peningkatan frekuensi transaksi bisnis maka uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Dan ada pula yang berpendapat bahwa “uang” merupakan “darah”nya perekonomian, karena di dalam masyarakat modern dewasa ini, dimana mekanisme perekonomian berdasarkan lalu lintas barang dan jasa semua kegiatan – kegiatan ekonomi tadi akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai tujuanya.Namun masalah yang muncul dalam penggunaan uang adalah penggunaan mata uang asing dalam wilayah Negara Republik Indonesia.Sehingga kedaulatan suatu Negara mendapati ntervensi akibat penggunaan uang asing tersebut.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normative dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research),yaitu dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder berbentuk bahan hukum primer yakni peraturan-peraturan yang terkait, bahan hokum sekunder yaitu dokumen-dokumen yang terkait dan hokum tersier yang merupakan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Data sekunder yang telah disusun tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh kesimpulan.

Pengecualian penggunaan Mata Uang Rupiah diatur dalam Pasal 21 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang adalah transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran dan pendapatan dan belanja negara, penerimaan atau pemberian hibah dari atau keluar negeri, transaksi perdagangani nternasional, simpanan di bank dalam bentuk valuta asing, dan transaksi pembiayaan internasional.Terkait dengan penggunaan Mata Uang Rupiah diatur dalam Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 adalah alat untuk tujuan pembayaran, penyelesaian kewajiban lainnya yang dilakukan di Wilayah Negara Republik Indonesia. Dan pelanggaran penggunaan mata uang Rupiah diatur dalam Pasal 23 hingga Pasal 27 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang antara lain penolakan, pemalsuan, merusak, dan memproduksi Rupiah. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 pengecualian penggunaan Mata Uang Rupiah diatur secara limitatif sehingga wilayah perbatasan, daerah wisata, dan pembayaran dengan uang giral dapat dilakukan dengan menggunakan mata uang asing walaupun tidak termasuk kedalam pengecualian yang diatur di dalamUndang-Undang Nomor 7 Tahun 2011.

Kata Kunci: Mata Uang Rupiah, Pengecualian, Penggunaan

Mahasiswa

Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II

Referensi

Dokumen terkait

Pada teknik ini peneliti terlibat langsung, yaitu dengan melihat maupun mendengarkan video ceramah ustad Hanan Attaki untuk mengamati sekaligus mencari data penelitian

Efesiensi dan efektivitas kearsipan dalam suatu organisasi atau instansi sangat dipengaruhi oleh kinerja yang baik dari pegawai pada unit kearsipan, sarana atau fasilitas

Permasalahan banjir yang terjadi akibat kurang optimalnya fungsi dari Polder Tawang antara lain juga dikarenakan karena masih terdapat saluran sub sistem drainase lain yang

Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 50 dokter spesialis anestesi (96%) di wilayah Jawa barat menggunakan bupivakain sebagai obat anestesi lokal untuk blokade epidural, dari

Pada nilai koefisien suku bunga luar negeri dalam hal ini adalah Sibor paling besar mempe- ngaruhi kondisi dari tingkat suku bunga pasar uang antar bank (PUAB)

a) Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan ke- adaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya. b) Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan

Terhadap anggota kepolisian yang melanggar Kode Etik Profesi Polri tersebut, dari data yang tersaji dapat diketahui bahwa hukuman yang paling banyak dijatuhkan

Implementasi penegakan kode etik bagi notaris yang dilakukan oleh Majelis Pengawas Notaris diantaranya pemberian wewenang dan penjatuhan sanksi bagi pelanggar, sebagai