• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Anak Jalanan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Anak Jalanan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol T1 BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Remaja

Menurut psikologi remaja adalah anak-anak yang berusia

12 tahun sampai dengan 18 tahun dan biasanya remaja

bersekolah tingkat SMP dan SMA (Hurlock, 1992).

2.1.1 Pengertian

Undang-undang RI No 4 Tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak, remaja adalah anak dengan usia antara

13-18 tahun dan belum menikah. Masa remaja adalah sebuah

proses peralihan antara masa anak dengan masa dewasa

yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi

untuk memasuki masa dewasa (Sudarsono, 2008).

2.1.2 Ciri-Ciri Remaja

Terdapat perubahan atau ciri-ciri remaja sebagai berikut:

a. Masa remaja sebagai masa yang paling penting

Pada periode ini terjadi perubahan fisik dan psikologis

yang keduanya sama-sama penting bagi remaja.

Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai

dengan cepatnya perkembangan mental cepat, terutama

pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu

(2)

8

perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru

(Sudarsono, 2008).

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan bagi remaja adalah apa yang terjadi

sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang

terjadi sekarang dan yang akan datang. Struktur psikis

pada remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan

banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas

masa remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak

(Mulyono, 2007).

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal.

Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya

bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis

yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran

yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk

dipesankan, menimbulkan masalah baru. Ketiga, dengan

berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga

berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersikap

emosional terhadap setiap perubahan. Remaja

menginginkan kebebasan dan menuntut

mendapatkannya, tetapi remaja ketakutan untuk

(3)

9

dapat mengatasi tanggung jawab tersebut (Mulyono,

2007).

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk

menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam

masyarakat (Desmita, 2008). Dalam usaha pencarian

identitas diri ini mempengaruhi perilaku remaja. Salah

satu bentuknya dengan meniru perilaku orang dewasa

yang minum minuman keras di sekitarnya. Hal ini

menjadikan remaja merasa sudah menjadi orang

dewasa yang tangguh dan matang. Konsumsi rokok juga

dipengaruhi oleh kebutuhan remaja memperoleh status

dan dapat mengisyaratkan perasaan seseorang tentang

dirinya dan mengenai siapa dirinya (Mulyono, 2007).

Dari masa ke masa itulah remaja akan mengalami

perubahan fisik dan psikologis yang keduanya

sama-sama penting bagi remaja, tetapi perubahan yang terjadi

akan meninggalkan bekas yang akan datang, dalam

stuktur spikis pada remaja itulah yang berasal dari masa

kanak-kanak, dan ciri umumnya dianggap sebagai cirri

khas masa remaja sudah ada akhir masa kanak-kanak.

Remaja juga akan mencari identitasnya sendiri dengan

(4)

10

perilaku orang dewasa yang minum minuman keras

disekitarnya, perilaku remaja tersebut merasa dirinya

sudah menjadi orang yang tangguh dan dewasa.

2.2 Perkembangan Remaja

Ketika jaman berubah dengan cepat, remaja adalah salah

satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus, tak lain

karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik:

labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa

transisi dari remaja menuju status dewasa dan sebagainya.

Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan

terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Proses pencarian jati

diri itu, remaja mudah sekali terombang-ambing dan masih

merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Remaja juga

mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di

sekitarnya. Kondisi kejiwaan remaja yang labil juga mudah

terpengaruh. Remaja cenderung mengambil jalan pintas dan

tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya

(Suyatno, 2007).

2.3 Minuman Keras

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung

etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang

mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi

(5)

11

Diproses fermentasi dan destilasi itulah yang menjadi

minuman mengandung etanol.

2.3.1 Pengertian Minuman Keras

Minuman keras atau minuman beralkohol adalah

minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan

psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan

kesadaran dan menyebabkan gangguan berupa rusaknya

jaringan otak, gangguan daya ingat, gangguan jiwa, mudah

tersinggung, menurunnya koordinasi otot (jalan jadi

sempoyongan), reaksi reflex menurun, kelumpuhan bahkan

menyebabkan kematian (Meliono, 2007).

Hawari (2007), mengungkapkan bahwa miras atau

minuman keras adalah jenis narkoba dalam bentuk minuman

yang mengandung alkohol tidak peduli berapa alkohol

didalamnya. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut

dapat menimbulkan adiksi (adiktion) yaitu ketagihan dan

dependensi.

Minuman keras atau minuman beralkohol jenis narkoba

berbentuk minuman yang didalamnya mengandung etanol,

etanol bisa menyebabkan penurunan kesadaran, rusaknya

jaringan otak, membuat jalan jadi sempoyongan dan

menyebabkan kematian karena dalam alkohol juga terdapat zat

(6)

12

2.3.2 Jenis dan Kandungan Minuman Beralkohol

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun

2013 tentang pengendalian dan pengawasan minuman

beralkohol ditetapkan bahwa kategori minuman beralkohol

dikelompokkan dalam golongan-golongan sebagai berikut:

a. Minuman beralkohol golongan A, adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan

kadar sampai dengan 5%.

b. Minuman beralkohol golongan B, adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan

kadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20%.

c. Minuman beralkohol golongan C, adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan

kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan

55%.

Pengelompokan dalam golongan-golongan tersebut

paling rendah minuman beralkohol yang mengandung

etanol yaitu golongan A kadar hanya 5%, dan yang

paling tinggi minuman yang mengandung etanol yaitu

(7)

13

2.3.3 Tahapan Mengenai Perilaku Minum-minuman Beralkohol

Tahapan mengenai perilaku minum-minuman keras

dikemukakan oleh Darmono (2009), yang membedakan

menjadi tiga yaitu, eksperimen, kebiasaan, dan

ketergantungan.

a. Tahap eksperimen, biasanya seseorang menggunakan

alkohol maupun obat-obatan hanya pada saat-saat

tertentu dan umumnya digunakan bila seseorang berada

di tengah-tengah kelompoknya. Toleransi terhadap

obat-obatan maupun minuman keras pada tahap ini masih

rendah.

b. Tahap kebiasaan akan terjadi jika pada tahap

eksperimen penggunaannya makin meningkat. Individu

akan berusaha mencari teman sebaya yang juga

menggunakan obat-obatan. Pada tahap ini sudah

muncul gejala-gejala peningkatan toleransi untuk

mendapatkan efek seperti yang didapatkan sebelumnya.

c. Tahap ketergantungan terjadi jika keinginan untuk

menggunakan secara teratur sudah makin meningkat.

Muncul gangguan yang bersifat fisik maupun psikologis,

(8)

14

menurun drastis, suka memberontak, melawan orang

tua dan tidak mampu bekerja dengan baik.

Ketiga tahapan tersebut saling berkaitan, jika tahap

eksperimen seseorang menggunakan alkohol hanya

disaat tertentu, hal itu masih tahap rendah. Tetapi jika

teman sebayanya juga menggunakan alkohol atau

obat-obatan itu sudah termasuk tahap kebiasaan, dari

kebiasaan menjadi ketergantungan yang mengakibatkan

muncullah gangguan fisik maupun psikologis, misalnya

kehilangan kesadaran, berat badan menurun, suka

memberontak, bisa juga sama orang tua berani melawan

dan tidak bisa bekerja dengan baik.

2.3.4 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Minuman Keras

1) Faktor internal, yang meliputi faktor internal dalam

penyebab penyalahgunaan minuman keras antara lain:

perasaan tertekan, kebudayaan dan latar belakang

kehidupan, kepribadian seseorang, bakat jasmani,

keadaan rohani.

2) Faktor eksternal, yang meliputi faktor eksternal

dalam penyebab penyalahgunaan minuman keras

(9)

15

sekolah dan komunitas, keadaan keluarga (Collins,

2006)

2.3.5 Dampak Penyalahgunaan Minuman Keras

Dampak dari penyalahguanan minuman keras

meliputi:

a. Aspek medis (kesehatan): memicu kegemukan

(obesitas) akibat tingginya kalori dalam alkohol,

menimbulkan kerusakan hati (cirrhosis) hati

mempunyai fungsi untuk membuang racun dalam

tubuh jika kebanyakan mengkonsumsi alkohol hati

akan rusak dan tubuh tidak mampu lagi memproses

sari makanan dan obat-obatan, menurunnya

produksi hormon testosteron karena terjadi

peningkatan hormon estrogen dan peningkatan

persentase testosteron yang terikat ke protein

sehingga testosteron bebas aktif menjadi berkurang

pada pria sehingga terjadi gangguan proses

pembentukan spermatozoa, menambah peluang

kelahiran bayi dengan berat badan kurang dan juga

kelahiran bayi dengan mental terbelakang, wanita

hamil bila mengkonsumsi alkohol sama saja

meracuni bayinya sendiri, pemakaian alkohol dalam

(10)

16

pusat, kecanduan dengan beserta masalah sosial

yang ditimbulkan akibat kecanduan tersebut (Hawari,

2005).

b. Aspek mental: merubah sikap dan perilaku secara

drastis, karena gangguan persepsi daya pikir, kreasi

dan emosi sehingga perilaku menjadi menyimpang

dan tidak mampu hidup secara wajar (Hawari, 2005).

c. Aspek sosial:

1) Terhadap kehidupan sosial: berbuat tidak

senonoh (jahil,tidak sopan) terhadap orang lain, tidak

segan mengambil milik tetangga untuk tujuan yang

sama, mengganggu ketertiban umum seperti

mengganggu lalu lintas, menimbulakan bahaya bagi

ketentraman dan keselamatan umum misalnya tidak

menyesal bila melakukan kesalahan.

2) Terhadap kehidupan spiritual: yang pasti

bahwa alkohol bukan dosa, tetapi tindakan

penyalahgunaan alkohol adalah dosa, Allah

menciptakan manusia bukan untuk diracuni, dalam

pandangan islam dampak kerusakan dalam

kehidupan manusia jauh lebih besar dari manfaat

(11)

17

3) Terhadap pribadi: merubah kepribadian

secara drastis, pemurung, pemarah, dan tidak takut

dengan siapapun, timbul sikap masa bodoh,

semangat belajar atau bekerja turun bahkan dapat

seperti orang gila, tidak ragu melakukan sex bebas

karena lupa dengan norma-norma, pemalas bahkan

hidup santai.

4) Terhadap keluarga: tidak segan mencuri

uang atau menjual barang di rumah untuk membeli

minuman keras, tidak menghargai barang milik

rumah seperti memakai kendaraan tidak hati-hati

sehingga merusak bahkan hancur, mengecewakan

harapan keluarga, keluarga merasa malu di

masyarkat (Kayleen’s, 2008).

2.3.6 Pencegahan

Pencegahan agar tidak terjerumus kedalam minuman

keras dapat dilakukan dengan cara: Menjauhkan diri dari teman

yang senang mengkonsumsi alkohol, jangan sekali-kali

mencoba untuk mencicipi minuman keras, selalu mengisi

hari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat, jangan terpengaruh

dengan “iming-iming” dan ajakan teman yang mengajak

berpesta miras, mempertebal keimanan dan selalu

(12)

18

prinsip penanggulangan penyalahgunaan minuman keras akan

lebih baik dan efektif jika dilakukan sejak dini (upaya preventif)

secara simultan dan holistik, yaitu sinergi peran keluarga dan

orang tua, masyarakat termasuk pemuda, aparat kepolisian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keadaan tersebut, maka dimungkinkan masih banyak masyarakat Pekuncen yang menggunakan tumbuhan sebagai bahan tambahan pangan.Masyarakat Pekuncen dalam

Penelitian memiliki beberapa tahapan seperti, melakukan identifikasi permasalahan yang terjadi pada proses perontokan padi, identifikasi masalah untuk mencari permasalahan yang

[r]

4 The Result of Reliability Test on Students' Responses toward Teacher Written Indirect Feedback in Writing Recount Text Questionnaire...33.

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua Peraturan Perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

Informasi yang didapat dalam penelitian ini untuk waktu tanak beras dengan perlakuan waktu dan temperature yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 6... Waktu juga berefek

 Perencanaan tapak juga dapat diartikan sebagai pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak.Perencanaan tapak dilakukan

Penelitian kuantitatif digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan antara tiga variabel dalam penelitian ini yaitu variabel model pembelajaran problem posing,