Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 264
BAB XV
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 265
A. IMUNOGLOBULIN
Sistem Imun tubuh terdiri dari dua komponen utama, limfosit B dan limfosit T. limfosit B terutama berasal dari sel sumsum tulang dan limfosit T berasal dari timus. Sel B bertanggungjawab membentuk antibodi humoral dalam darah yang disebut immunoglobulin. Sel T berperan dalam berbagai respons imunologis seluler (cell-mediated immunologic response).
Imunoglobulin mengandung minimal 2 rantai ringan (L) identik dan 2 rantai berat (H) identik, yang disatukan menjadi tetramer (L2H2) oleh ikatan disulfida.
Digesti suatu immunoglobulin oleh enzim papain menghasilkan 2 fragmen pengikat-antigen (Fab) dan satu fragmen yang dapat dikristalisasi (Fc), fragmen ini yang menentukan fungsi immunoglobulin selain fungsi mengikat antigen.
Bagian antigen tempat suatu antibodi melekat disebut determinan antigen atau epitop. Bagian molekul imonoglobulin yang diputus oleh papain yaitu region antara CH1 dan CH2 yang disebut region engsel (hinge region). Terdapat lima kelas
imunoglobulin yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE.
Regio konstan molekul imunoglobulin, terutama CH2 dan CH3 dan CH4 pada
IgM dan IgE) yang membentuk fragmen Fc, menentukan fungsi efektor yang spesifik untuk kelas berbagai molekul imunoglobulin.
Setiap rantai ringan imoglobulin adalah produk dari paling sedikit tiga gen struktural yang berbeda, gen regio variabel (VL), gen regio penghubung (joining
region, J; tidak ada hubungannya dengan rantai J pada IgA atau IgM), dan gen regio konstan (CL). Rantai berat adalah produk dari paling sedikit empat gen yang
berbeda : gen regiovariabel (VH), gen regio keragaman (diversity region D), gen
regio penghubung (J) dan gen regio konstan (CH).
Setiap orang mampu menghasilkan antibodi yang ditujukan pada mungkin 1 juta antigen yang berbeda.
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 266
Kohler dan Milstein, menemukan sejumlah besar antibodi monoklonal tunggal yang spesifik terhadap satu epitop disebut Fusi sel dan turunan sel permanen yang dihasilkan disebut hibridoma. Sel B dicampur dengan sel mieloma menyebabkan sel-sel fusi.