Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah merupakan suatu lembaga yang didalamnya terdapat proses belajar
mengajar. Untuk menunjang kelancaran dalam proses belajar mengajar tentu harus ada
sarana prasarana pendidikan, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan
perpustakaan sekolah. Sebagaimana disebutkan dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 42
ayat (1) dan ayat (2) bahwa lingkungan pendidikan harus mempunyai sarana dan
prasarana yang diantaranya adalah pusat sumber belajar yang salah satunya yaitu
perpustakaan.
Perpustakaan merupakan salah satu pusat sumber belajar yang harus ada
dilingkungan sekolah. adapun pengertian perpustakaan menurut Menurut
Sulistiyo-Basuki dalam Suwarno (2011, hlm. 31) “perpustakaan adalah sebuah ruang, bagian
sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan
lainnya. Biasanya buku tersebut disimpan menurut tata susunan tertentu, untuk dibaca
dan bukan untuk dijual”. Sedangkan perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada pada suatu lingkungan pendidikan yang merupakan bagian penting dalam
penyelenggaraan pembelajaran disekolah. oleh karenanya, Perpustakaan dilingkungan
pendidikan, hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh siswa dalam menunjang
segala tugas yang diberikan dalam proses pembelajaran.
Tujuan dari perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan pemustaka
khususnya untuk murid dan guru disekolah. Oleh karena itu menurut Yusuf (2005, hlm.2)
“Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari penyelenggaraan program
pendidikan tingkat sekolah”, Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang
sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan
kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati
disekolah. Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar
keberhasilan fungsional dalam masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sepanjang hayat serta imajinasi, memungkinkan mereka hidup sebagai
warganegara yang bertanggungjawab. Syarat mutlak peserta didik untuk dapat
menggunakan perpustakaan adalah mereka harus bisa membaca dan mempunyai minat
baca.
Setelah melakukan survey awal, keadaan dilapangan masih sedikit siswa yang
memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar pada jam istirahat apalagi jika
waktu istirahat yang disediakan oleh pihak sekolah hanya sebentar. Keberadaan
perpustakaan disekolah masih dianggap sebagai tempat untuk mengerjakan tugas-tugas
saja sementara fungsi perpustakaan bukan hanya itu. Perpustakaan Sekolah menurut
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret
1981, mempunyai fungsi sebagai a) pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, b) pusat Penelitian
sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya,
c) pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan). Perpustakaan seharusnya tidak lagi dipandang sebelah mata dan hanya
menjadi tempat penumpukan buku.
Hakikat perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat sumber belajar dan sumber
informasi bagi pemakai. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa
dalam memahami materi pembelajaran tersebut. Menurut Hamalik (1994, hlm. 195)
sebagaimana dikutip dalam (Mudhofir, 1992) “sumber belajar adalah semua sumber
yang dapat dipakai oleh siswa baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lain
untuk memudahkan belajar. Dengan demikian perpustakaan sebagai pusat sumber belajar
seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.”
Sangat penting untuk memberi motivasi pada siswa agar memanfaatkan koleksi
yang ada di perpustakaan dan mendorong siswa untuk membiasakan belajar dengan
memberikan tugas-tugas agar diselesaikan dengan menggunakan sumber dari
perpustakaan dengan upaya meningkatkan minat baca guna menambah informasi dan
pengetahuan. Menurut Siagian (2002, hlm.102) sebagaimana dikutip dalam
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai
tujuannya”.
Pada hakikatnya perpustakaan sekolah merupakan lembaga yang memberikan
pelayanan terhadap semua pemustaka sekolah. Prinsip dari sebuah pelayanan
perpustakaan yaitu pemustaka merupakan awal dan akhir dari sebuah pelayanan
perpustakaan. Dalam upaya pemberian pelayanan prima bagi pemustaka maka diperlukan
kerjasama dengan berbagai pihak.
Adapun kerjasama yang dapat dilakukan menurut Sinaga (2011, hlm.35) yaitu
“kerjasama dengan kepala sekolah, guru-guru bidang studi, staf bimbingan dan
penyuluhan (BP) serta orang tua siswa”. Hal-hal yang menghambat kemajuan perpustakaan dan para petugasnya akan dapat dihindarkan dengan cara kerjasama yang
baik dan harmonis antara kepala sekolah, guru, para siswa, dan pustakawan. (R. Suryana,
1982).
Peran utama dari pustakawan adalah ikut aktif dalam mengisi tujuan, dan visi misi
sekolah termasuk prosedur evaluasi, guru berperan sebagai penyedia sumber informasi
yang lebih luas bagi dirinya guna memperluas pengetahuan dalam metodologi
pembelajaran sedangkan kepala sekolah berperan sebagai penanggung jawab dalam
segala bentuk kegiatan yang dilakukan disekolah (Suherman, 2009, hlm. 24). Kerjasama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh beberapa orang atau pihak untuk mencapai tujuan bersama.
Kerjasama diperpustakaan dapat dilakukan dengan upaya mengembangkan, dan
melatih keterampilan informasi murid, mempersiapkan dan melaksanakan proyek khusus
dilingkungan pembelajaran yang lebih luas termasuk diperpustakaan dan menjelaskan
kepada orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan disekolah. Dalam istilah
biologi kerjasama ini dikenal dengan Simbiosis Mutualisme dimana kerjasama yang
dilakukan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak yang terlibat dalam
kegiatan kerjasama.
Pustakawan maupun guru dalam hal ini dituntut untuk selalu positif, kreatif dan
inovatif. Seperti halnya dalam pelaksanaan program perpustakaan harus dapat menarik
minat pemustaka agar selalu berkunjung kedalam perpustakaan contohnya dengan
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memanfaatkan tekhnologi seperti komputer dan internet di dalam perpustakaan guna
memenuhi kebutuhan pemustaka, dan tentunya ada dukungan dari semua pihak baik
guru, petugas BP, kepala sekolah dan semua masyarakat perpustakaan di sekolah.
Menurut Suherman (2009. Hlm. 34) salah satu kualitas ketermpilan mendasar yang
diharapkan dari tenaga perpustakaan sekolah adalah kemampuan berkomunikasi secara
positif dan efektif dengan anak dan orang dewasa. Dalam kemampuan ini diharapkan
pustakawan dapat menguasai tenik komunikasi sederhana namun efektif yang akan
menimbulkan rasa saling pengertian dan saling menguntungkan (Simbiosis Mutualisme)
antara kedua belah pihak.
Selain dari itu kemampuan bekerjasama dengan perorangan, kelompok atau
dengan lembaga lainnya sangat diperlukan, karena diharapkan pustakawan dapat menjadi
jembatan kerjasama dalam melakukan pengembangan dengan mengadakan kerjasama
dengan kelompok atau perorangan. Formalitas hubungan kerjasama dapat dibedakan
menjadi hubungan yang bersifat informasi pribadi, yang semi formal, seperti kesepakatan
pada tingkat perpustakaan atau antar pustakawan dan yang formal yaitu kesepakatan pada
tingkat institusional antar lembaga induk dimana perpustakaan bernaung. Faktor tingkat
formalitas hubungan kerjasama yang bersifat semi formal yaitu hubungan kerjasama
antara guru dengan pustakawan disekolah. Adapun penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan yaitu:
Zahara (2003) mengemukakan, “pola layanan kerjasama yang dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan nasional propinsi, Perpustakaan Umum, Kecamatan maupun desa, perpustakaan keliling, guru bidang studi, organisasi masyarakat; OSIS, pramuka, PKS”.
Bagyoastuti (2015) mengemukakan, “pemberdayaan perpustakaan sekolah
dasar dimulai manakala terdapat dukungan kepala sekolah dan hadirnya pustakawan penuh waktu yang profesional. Kepala sekolah berperan sebagai manajer sekolah, pemimpin intruksional dan agen perubahan dan pustakawan berperan sebagai manajer perpustakaan, ahli informasi dan penggiat literasi informasi. Kolaborasi pemberdayaan perpustakaan dapat dilakukan dengan partisipasi warga sekolah dalam pengembangan koleksi pustaka, meningkatkan kolaborasi antara guru dengan pustakawan dalam pembelajaran dan
pengembangan literasi informasi yang terintegrasi kedalam pembelajaran”.
Baruroh (2013) mengemukakan, “Kerjasama antara guru dan pustakawan
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terbukti dengan nilai rata-rata 3,22. Ada hubungan yang signifikan antara guru dan pustakawan dalam pemanfaatan perpustakaan di SMAN 1 Kedung Reja Cilacap Jawa Tengah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang diketahui nilai koefesien korelasi sebesar 0,355. Artinya semakin banyak kerjasama antara guru dengan pustakawan maka semakin tinggi pula pemanfaatan perpustakaan di SMAN 1 Kedung Reja Cilacap Jawa Tengah. Bedanya dengan penelitian yang akan saya teliti yaitu kerjasama yang dilakukan antara guru dengan pustakawan berkaitan dengan layanan perpustakaan sekolah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
“Kerjasama Antara Guru Dengan Pustakawan Dalam Layanan Perpustakaan Sekolah”.
Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini yaitu 1). Ingin mengetahui kerjasama
yang dilakukan antara guru dengan pustakawan di perpustakaan sekolah. 2). Belum ada
penelitian yang sama dengan yang peneliti lakukan. 3). Peneliti ingin mengetahui
kerjasama yang dilakukan dalam layanan perpustakaan sekolah.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaimana kerjasama antara guru dengan pustakawan dalam memberikan
layanan perpustakaan sekolah?
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan antara guru dengan pustakawan di
sekolah?
b. Bagaimana kriteria layanan perpustakaan sekolah?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kerjasama antara guru dengan pustakawan dalam layanan
perpustakaan
2. Tujuan Khusus
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Untuk mengetahui kriteria layanan perpustakaan sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Ditinjau dari sisi teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan untuk
pengelola perpustakaan sekolah khususnya guru dengan pustakawan guna menambah
pengetahuan tentang kerjasama yang dilakukan antara guru dengan pustakawan
dalam layanan perpustakaan sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Dapat menambah pengetahuan tentang ilmu perpustakaan khususnya dalam
melakukan layanan perpustakaan sekolah.
b. Bagi Guru
Dapat dijadikan masukan dalam kegiatan kerjasama antara guru dan pustakawan
dalam melakukan layanan perpustakaan sekolah.
c. Bagi pustakawan
Dapat dijadikan masukan bagi pustakawan terhadap program perpustakaan dalam
layanan perpustakaan sekolah.
d. Peneliti selanjutnya
dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian berkaitan dengan kerjasama antara guru dengan pustakawan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan penelitian karya
tulis ilmiah (2015) yang telah ditentukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia dengan
uraian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam skripsi memaparkan konteks
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat rumusan masalah penelitian yang memuat identifikasi spesifik mengenai
permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah penelitian biasanya ditulis dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian. Selain itu dalam bab
ini dijelaskan pula tujuan penelitian yang diharapkan dapat mengidentifikasi dengan jelas
tujuan umum dan khusus dari penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat terlihat jelas
cakupan yang akan diteliti serta dibahas pula manfaat penelitian yang memberikan
gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian
yang dilakukan. Manfaat signifikan penelitian dapat dilihat dari manfaat teoritis,
mencantumkan apa yang belum atau kurang diteliti dalam kajian pustaka dan manfaat
praktis, memberikan gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan alternatif sudut
pandang atau solusi dalam memecahkan masalah spesifik tertentu. Selain dari itu dalam
bab I dicantumkan pula struktur organisasi skripsi yang memuat sistematika penulisan
skripsi, dengan memberikan gambaran kandungan dari setiap bab dengan bab lainnya
dalam membentuk kerangka utuh skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS. Bagian kajian pustaka atau
landasan teoritis dalam skripsi memberikan konteks yang jelas terhadap topik atau
permasalahan yang diangkan dalam penelitian. peneliti menyajikan kajian pustaka untuk
mengarahkan kepada masalah penelitian dalam bidang ilmu yang akan diteliti. Kajian
pustaka juga sebagai dasar dalam penyusunan pertanyaan penelitian dan tujuan. Pada
prinsip kajian pustaka berisikan konsep-konsep dan teori-teori, rumus-rumus serta
turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian dahulu yang relevan dengan bidang yang
diteliti termasuk prosedur, subjek dan temuannya, posisi teoritis peneliti yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini merupakan bagian yang bersifat
prosedural yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana
peneliti merancang alur penelitiannya. Bagian ini meliputi desain penelitian yang
menjelaskan jenis desain penelitian yang digunakan dengan menyebutkan label penelitian
seperti studi kasus atau etnografi, Partisipan dan tempat penelitian bagian ini terutama
dimunculkan untuk jenis penelitian yang melibatkan subjek manusia sebagai sumber
pengumpulan datanya, pengumpulan data yang menjelaskan secara rinci jenis data yang
Selly Setiani, 2016
KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN PUSTAKAWAN DALAM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data, analisis data yang menjelaskan secara rinci dan jelas langkah-langkah yang
ditempuh setelah data dihasilkan.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. membahas mengenai temuan penelitian
berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dengan berbagai kemungkinan sesuai
dengan urutan rumus permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Bagian ini berisi
kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan
pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan
hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Implikasi dan
rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat
kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti