• Tidak ada hasil yang ditemukan

txNZO6k14ssddNvcGuRdoRwj5M6sMUqCRjbJmI41

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "txNZO6k14ssddNvcGuRdoRwj5M6sMUqCRjbJmI41"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

M O D U L E L E K T R O N I K A D A N M E K A T R O N I K A

(2)

MOD

AL PENGOPERASI

MODUL PENGOPERASIAN PLC

Untuk Sekolah Menengah Kejuruan

(3)

MOD

AL PENGOPERASI

MODUL PENGOPERASIAN PLC

Copyright © 2017, Direktorat Pembinaan SMK

All rights Reserved

Pengarah

Drs. H. Mustaghirin Amin, M.BA

Direktur Pembinaan SMK

Penanggung Jawab

Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak

Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK

Ketua Tim

Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A.

Kasi Evaluasi, Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK

Penyusun

Lingga Nurrahman, S.Pd (SMK Negeri 1 Cilegon)

Desain dan Tata Letak Rayi Citha Dwisendy, S.Ds

ISBN

Penerbit:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

(4)

MOD

AL PENGOPERASI

KATA PENGANTAR KASUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera,

Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dunia pendidikan khususnya SMK sangat terbantu karena akan terciptanya sinergi antar instansi dan lembaga terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dalam usaha mengangkat kualitas SMK. Kehadiran Buku Serial Revitalisasi SMK ini diharapkan dapat memudahkan penyebaran informasi bagaimana tentang Revitalisasi SMK yang baik dan benar kepada seluruh stakeholder sehingga bisa menghasilkan lulusan yang terampil, kreatif, inovatif, tangguh, dan sigap menghadapi tuntutan dunia global yang semakin pesat.

Buku Serial Revitalisasi SMK ini juga diharapkan dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi para penyelenggara pendidikan Kejuruan, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan untuk mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang sesuai tuntuan dunia usaha dan industri.

Tidak dapat dipungkuri bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran strategis dalam menghasilkan manusia Indonesia yang terampil dan berkeahlian dalam bidang-bidang yang sesuai dengan kebutuhan. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang terus memberikan kontribusi dan dedikasinya untuk meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan. Buku ini diharapkan dapat menjadi media informasi terkait upaya peningkatan kualitas lulusan dan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMK yang harus dilakukan secara sistematis dan terukur.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

(5)

MOD

AL PENGOPERASI

/%8%4)2+%28%6

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul manual untuk Bidang Ketenagalistrikan. Modul ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum SMK Tahun 2016 yang menggunakan pendekatan kompetensi.

Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan, tentu dengan banyaknya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang perlu diberikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Kami mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang psikologi, praktisi dunia usaha dan industri, dan pakar akademik sebagai bahan untuk melakukan peningkatan kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang pada azas keterlaksanaan, kesesuaian, dan fleksibilitas dengan mengacu pada perkembangan IPTEK pada dunia kerja dan potensi SMK serta dukungan kerja dalam rangka membekali kompetensi standar para peserta diklat.

Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta diklat SMK Bidang Ketenagalistrikan, atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Stuttgart, 09 April 2017

Lingga Nurrahman, S.Pd

(6)

MOD

AL PENGOPERASI

(%*8%6-7-Daftar Isi ………..iii

BAB I PENDAHULUAN ………1

A. Deskripsi……….. 1

B. Prasyarat………. 1

C. Petunjuk Penggunaan Modul………. 1

D. Tujuan Akhir………. 2

E. Kompetensi ………..2

F. Cek Kemampuan ……….3

BAB II PEMBELAJARAN……….. 6

Rencana Belajar Siswa……… 6

Kegiatan Belajar 1 : Sistem Kendali PLC……….7

A. Sistem Kendali ……….7

B. Sistem Kendali PLC………10

C. Komponen Unit PLC ……….…14

D. Spesifikasi ……….…20

E. Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet da PLC ……….….23

F. Keunggulan Sistem Kendali PLC ………...23

G. Penerapan Sistem Kendali PLC ………...24

H. Langkah-Langkah Desain Sistem Kendali PLC………. 25

Rangkuman 1 ……….25

Tes Formatif 1 ………..26

Kunci Jawaban Tes Formatif 1………... 27

Kegiatan Belajar 2 : Teknik Pemrograman PLC………....29

A. Unsur-Unsur Program ………..29

B. Bahasa Pemrograman ………...30

DAFTAR ISI

(7)

MOD

AL PENGOPERASI

C. Struktur Daerah Memori ………33

D. Instruksi Pemrograman ……….33

E. Peringatan Dalam Pemrograman ……….48

F. Eksekusi Program ………...49

G. Langkah-Langkah Pembuatan Program……….. .50

H. Program Kendali Motor ………..51

Tugas ………..57

Rangkuman 2 ………..58

Tes Formatif 2 ………...59

Jawaban Tes Formatif 2……… ..60

Kegiatan Belajar 3 : Memasukkan Program ke Dalam PLC……… ..62

A. Mode Operasi PLC ………..62

B. Jenis-Jenis Alat Pemrogram ………63

C. Sambungan Alat Pemrogram……….. ..63

D. Memasukkan Program Menggunakan CX-Programmer ………..65

E. Memasukkan Program Menggunakan Konsol Pemrogram ………..77

Rangkuman 3………. 83

Tes Formatif 3 ………..84

Jawaban Tes Formatif 3 ……….86

Lembar Kerja 3.1 ……….87

Lembar Kerja 3.2 ……….90

Lembar Kerja 3.3 ……….92

Kegiatan Belajar 4 : Pemasangan dan Pengawatan I/O ………..93

A. Keselamatan Kerja Pemasangan Unit PLC ………...95

B. Keselamatan Kerja Pengawatan I/O ………....95

C. Pengawatan I/O Program Kendali Motor………..99

D. Pengawatan Beban Sistem Kendali Motor ………..101

(8)

MOD

AL PENGOPERASI

Rangkuman 4 ………..……….105

Tes Formatif 4 ………..106

Jawaban Tes Formatif 4 ……….107

Lembar Kerja 4 ……….108

Kegiatan Belajar 5 : Mengoperasikan Sistem Kendali ………..110

A. Menguji coba Program Kendali PLC ………...110

B. Mengoperasikan Motor Dengan Kendali PLC ……….114

Rangkuman 5 ……….115

Tes Formatif 5...116

Jawaban Tes Formatif 5 ……….116

Lembar Kerja 5 ……….118

Kegiatan Belajar 6 : Melacak Kesalahan Sistem Kendali PLC ………..123

A. Macam-Macam Kesalahan Sistem Kendali PLC ……….123

B. Kesalahan Pemrograman ………..123

C. Kesalahan Komunikasi ……….128

D. Kesalahan Operasi ………...128

E. Pemeliharaan Preventif ………..…...130

F. Bagan Alir Lacak Kesalahan ………..132

Rangkuman 6 ………..135

Tes Formatif 6 ……….135

Jawaban Tes Formatif 6……….. 136

Lembar Kerja 6.1………137

Lembar Kerja 6.2 ……….138

BAB III Evaluasi ………139

Daftar Pustaka………. 142

(9)

MOD

AL PENGOPERASI

&%&-4)2(%,909%2

% (IWOVMTWM

& 4VEW]EVEX

   

(10)

MOD

AL PENGOPERASI

&%&-4)2(%,909%2

% (IWOVMTWM

Modul Pengoperasian PLC ini diproyeksikan bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada bidang keahlian ketenagalistrikan. Mengingat bahwa fungsi PLC sebagai alat kendali sangat luas, sementara jumlah jam pembelajaran yang dialokasikan terbatas, maka materi modul mencakup hanya kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk memenuhi kompetensi yang dimaksud.

Selain itu, meskipun secara prinsip penggunaan PLC sebagai alat kendali adalah sama apapun merknya, namun kenyataannya terdapat perbedaan dalam beberapa hal, misalnya dalam teknik pengalamatan. Oleh karena itu, demi kesinambungan paparan pemelajaran, maka dalam modul ini PLC yang dijelaskan hanya satu merk saja.

& 4VEW]EVEX

Agar mudah memahami modul ini diharapkan siswa telah menguasai kompetensi sebagai berikut :

 Gerbang logika dasar

 Sistem kendali elektromagnet

 Karakteristik operasi mesin listrik

 Pengoperasian komputer dengan sistem operasi Window. ' 4IXYRNYO4IRKKYREER1SHYP

Modul ini disusun sedemikian sehingga siswa dapat menguasai kompetensi secara mandiri. Oleh karena itu, modul ini dilengkapi dengan tes formatif dengan maksud agar siswa dapat mengukur kemampuannya sendiri. Kunci jawaban disediakan untuk dibaca setelah siswa mengerjakan soal tes formatif. Jika terdapat kesalahan jawaban, maka modul harus dipelajari ulang khusus pada bagian materi yang belum dikuasai.

BAB I

(11)

MOD

AL PENGOPERASI /SQTIXIRWM -RHMOEXSV4IRGETEMER/SQTIXIRWM

* 'IO/IQEQTYER

 Fungsi guru pembimbing, dalam hal ini sebagai fasilitator yang menyediakan

peralatan untuk sarana praktek dan memberikan penjelasan materi yang sulit dipahami siswa. Pemberian tugas-tugas tambahan sangat perlu untuk mengembangkan kemampuan siswa.

( 8YNYER%OLMV

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC. Kompetensi yang dimaksud mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang benar berkaitan dengan penggunaan PLC sebagai alat kendali. Aspek-aspek keselamatan kerja lebih diutamakan mengingat bahwa PLC merupakan peralatan yang riskan terhadap kesalahan penggunaan.

) /SQTIXIRWM

 Mata Pelajaran : Sistem Kontrol Terprogram

 Kelas : XI

 Jumlah Jam : 288 JP (8 JP x 36 minggu efektif)

/SQTIXIRWM -RHMOEXSV4IRGETEMER/SQTIXIRWM

1. Menganalisis dan memeriksa kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

 Menentukan dan menganalisis kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

 Mengkonstruksi dan memeriksa kondisi operasi sistem dan komponen perangkat keras PLC

2. Menganalisis dan

memeriksa hubungan

(12)

MOD

AL PENGOPERASI

/SQTIXIRWM -RHMOEXSV4IRGETEMER/SQTIXIRWM

digital I/O PLC dengan komponen eksternal

 Mengkonstruksi dan memeriksa hubungan digital I/O PLC dengan komponen eksternal

3. Menerapkan konfigurasi, set-up PLC dan mengatur PLC sesuai dengan buku manual dan fungsinya

 Menerangkan dan menerapkan konfigurasi dan set-up PLC

 Mengaktifkan dan mengatur PLC sesuai dengan buku manual dan fungsinya

4. Menentukan peta memori PLC dan pengalamatan I/O serta Menggunakan peta

memori* dan

pengalamatan I/O pada pemrograman PLC

 Menerangkan dan menentukan peta memori PLC dan pengalamatan I/O

 Menunjukkan dan menggunakan peta memori dan pengalamatan I/O pada pemrograman PLC

5. Menentukan bahasa

pemrograman PLC berdasarkan programming manual dan merancang pengontrolan dengan bahasa pemrograman PLC

 Menerangkan dan menentukan bahasa pemrograman PLC berdasarkan programming manual

 Mengkonstruksi dan merancang pengontrolan dengan bahasa pemrograman PLC

* 'IO/IQEQTYER

Tabel berikut menginventarisir kemampuan-kemampuan yang menunjukkan Anda telah menguasai kompetensi mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC. Berilah tanda  pada kolom 3 atau 4 sesuai kemampuan Anda.

(13)

MOD

AL PENGOPERASI

Kompetensi Kemampuan

Penguasaan Ya Tidak 1. Menganalisis dan

memeriksa kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

a. Menentukan kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

b. Menganalisis kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

c. Mengkonstruksi kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

d. Memeriksa kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

2. Menganalisis dan memeriksa

hubungan digital I/O

PLC dengan komponen eksternal

a. Menyelidiki hubungan digital I/O PLC dengan komponen eksternal.

b. Menganalisis hubungan digital I/O PLC dengan komponen eksternal.

c. Mengkonstruksi hubungan digital I/O PLC dengan komponen eksternal

d. Memeriksa hubungan digital I/O PLC dengan komponen eksternal

3. Menerapkan konfigurasi, set-up PLC dan mengatur PLC sesuai dengan buku manual dan fungsinya

a. Menerangkan konfigurasi dan set-up PLC b. Menerapkan konfigurasi dan set-up PLC

c. Mengaktifkan mengatur PLC sesuai dengan buku manual dan fungsinya

(14)

MOD

AL PENGOPERASI

4. Menentukan peta memori PLC dan pengalamatan I/O serta Menggunakan peta memori dan pengalamatan I/O pada pemrograman PLC

a. Menerangkan peta memori PLC dan pengalamatan I/O

b. Menentukan peta memori PLC dan pengalamatan I/O

c. Menunjukkan peta memori dan pengalamatan I/O pada pemrograman PLC

d. Menggunakan peta memori dan pengalamatan I/O pada pemrograman PLC

5. Menentukan bahasa pemrograman PLC berdasarkan programming manual dan merancang pengontrolan dengan bahasa pemrograman PLC

a. Menerangkan bahasa pemrograman PLC berdasarkan programming manual

b. Menentukan bahasa pemrograman PLC berdasarkan programming manual

c. Mengkonstruksi pengontrolan dengan bahasa pemrograman PLC

(15)

MOD

AL PENGOPERASI

/IKMEXER&IPENEV 7-78)1/)2(%0-40'

% 7MWXIQ/IRHEPM

&%&--4)1&)0%.%6%2

6IRGERE&IPENEV7MW[E

Mata Pelajaran : Sistem Kontrol Terprogram

Kompetensi : 1. Menganalisis dan memeriksa kondisi operasi sistem dan perangkat keras PLC berdasarkan operation manual

2. Menganalisis dan memeriksa hubungan digital I/O PLC dengan komponen eksternal

3. Menerapkan konfigurasi, set-up PLC dan mengatur PLC sesuai dengan buku manual dan fungsinya 4. Menentukan peta memori PLC dan pengalamatan I/O

serta Menggunakan peta memori dan pengalamatan I/O pada pemrograman PLC

5. Menentukan bahasa pemrograman PLC berdasarkan

programming manual dan merancang pengontrolan dengan bahasa pemrograman PLC

.IRMW/IKMEXER 8ERKKEP ;EOXY 4EVEJ+YVY

Kegiatan belajar 1 Kegiatan belajar 2 Kegiatan belajar 3 Kegiatan belajar 4 Kegiatan belajar 5 Kegiatan belajar 6

BAB II

(16)

MOD

AL PENGOPERASI

/IKMEXER&IPENEV 7-78)1/)2(%0-40'

Tujuan Pemelajaran

Setelah pemelajaran siswa dapat :

 Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC

 Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

 Menjelaskan keunggulan PLC

 Menyebutkan daerah penerapan PLC

 Mengidentifikasi struktur PLC

% 7MWXIQ/IRHEPM

Istilah sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu peralatan atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencakup antara lain menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan suatu proses kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan suatu kumpulan peralatan listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan peralatan lain yang menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses kerja.

Sistem kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.

Gambar 1 Unsur-unsur sistem kendali

PROSES

Input

Output

&%&--4)1&)0%.%6%2

6IRGERE&IPENEV7MW[E

(17)

MOD

AL PENGOPERASI

7MWXIQ/IRHEPM0SST8IVXYXYT Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat yang

dapat merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol tekan, saklar batas, termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan informasi mengenai besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses. Bagian proses dapat berupa rangkaian kendali yang menggunakan peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga berupa suatu sistem kendali yang dapat diprogram misalnya PLC.

Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang selanjutnya digunakan untuk mengaktifkan aktuator (peralatan output) yang dapat berupa motor listrik, kontaktor, katup selenoid, lampu, dan sebagainya. Dengan peralatan output, besaran listrik diubah kembali menjadi besaran fisik.

Sistem kendali dibedakan menjadi dua, yaitu sistem kendali loop terbuka dan sistem kendali loop tertutup.

7MWXIQ/IRHEPM0SST8IVFYOE

Sistem kendali loop terbuka adalah proses pengendalian di mana variabel input mempengaruhi output yang dihasilkan. Gambar 2 menunjukkan diagram blok sistem kendali loop terbuka.

Gambar 2 Diagram blok sistem kendali loop terbuka

Gangguan

Sistem yang

dikendalikan

Peralatan

Kendali

Output

(18)

MOD

AL PENGOPERASI

Dari gambar 2 di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang diberikan oleh peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak diketahui apakah hasil output sesuai dengan yang dikehendaki.

7MWXIQ/IRHEPM0SST8IVXYXYT

Sistem kendali loop tertutup adalah suatu proses pengendalian di mana variabel yang dikendalikan (output) disensor secara kontinyu, kemudian dibandingkan dengan besaran acuan.

Variabel yang dikendalikan dapat berupa hasil pengukuran temperatur, kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dan sebagainya. Hasil pengukuran tersebut diumpan-balikkan ke pembanding (komparator) yang dapat berupa peralatan mekanik, listrik, elektronik, atau pneumatik. Pembanding membandingkan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang dikendalikan dengan besaran acuan, dan hasilnya berupa sinyal kesalahan. Selanjutnya, sinyal kesalahan diumpankan kepada peralatan kendali dan diproses untuk memperbaiki kesalahan sehingga menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata lain, kesalahan sama dengan nol.

7MWXIQ/IRHEPM0SST8IVFYOE

n

n

(19)

MOD

AL PENGOPERASI

40'

Gambar 3 Sistem kendali loop tertutup & 7MWXIQ/IRHEPM40'

Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relai elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC (Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem.

Dalam sistem otomasi, PLC merupakan ‘jantung’ sistem kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar.

PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.

Setting

Gangguan

Sistem yang

dikendalikan

(Proses)

Peralatan

Kendali

Output

Error

Sensor

(20)

MOD

AL PENGOPERASI

Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram blok PLC

Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut :

40'

PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul

interface input dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program mengendalikan PLC sehingga saat sinyal input dari peralatan input on timbul respon yang sesuai. Respon ini umumnya menghidupkan (on) sinyal output pada peralatan output.

CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem PLC. ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/output, dan mengkomunikasikan dengan peralatan luar.

(21)

MOD

AL PENGOPERASI

4IVEPEXER3YXTYX

   

4IVEPEXER4IRYRNERK

 

'EXY(E]E

Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori pemakai.

Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program ulang menggunakan PROM Writer.

Interfis adalah modul rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interfis input menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interfis output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan output.

4IVEPEXER-RTYX

Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu antara lain :

 Berbagai jenis saklar, misalnya: tombol, saklar togel, saklar batas, saklar level, saklar tekan, saklar proximity.

 Berbagai jenis sensor, misalnya: sensor cahaya, sensor suhu, sensor level,

(22)

MOD

AL PENGOPERASI

4IVEPEXER3YXTYX

Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan. Peralatan output itu antara lain:

 Kontaktor

 Motor listrik

 Lampu

 Buzzer 4IVEPEXER4IRYRNERK

Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :

 berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.

 Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.

 Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.

 Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.

'EXY(E]E

PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada unit.

4IVEPEXER-RTYX

(23)

MOD

AL PENGOPERASI

8MTI6ERKOEMER3YXTYX ' /SQTSRIR9RMX40'

Unit PLC dibuat dalam banyak model/tipe. Pemilihan suatu tipe harus mempertimbangkan : yang dibedakan menurut

 jenis catu daya

 jumlah terminal input/output

 tipe rangkaian output .IRMW'EXY(E]E

PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.

.YQPEL-3

(24)

MOD

AL PENGOPERASI

Pada umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.

8MTI6ERKOEMER3YXTYX

PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian output yaitu : output relai, output transistor singking dan output transistor sourcing.

' /SQTSRIR9RMX40'

.IRMW'EXY(E]E

(25)

MOD

AL PENGOPERASI

Di bawah ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.

Penjelasan Komponen

1. Terminal input catu daya

Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke terminal ini 2. Terminal Ground Fungsional

(26)

MOD

AL PENGOPERASI

3. Terminal Ground Pengaman

Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi resiko kejutan listrik

4. Terminal catu daya luar

PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal output catu daya 24 VDC untuk mencatu daya peralatan input.

5. Terminal input

Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini. 6. Terminal Output

Sambunglah peralatan output luar ke terminal output ini. 7. Indikator status PLC

(27)

MOD

AL PENGOPERASI

8. Indikator input

Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input menyala selama refreshing input/ output.

Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai berikut :

/IWEPELERJEXEP -RHMOEXSVMRTYX

Kesalahan unit CPU, kesalahan bus I/O, atau terlalu banyak unit I/O

Padam

Kesalahan memori atau kesalahan FALS (sistem fatal)

Indikator akan berubah sesuai status sinyal input, tetapi status input tidak akan diubah pada memori.

-RHMOEXSV 7XEXYW %VXM

PWR (hijau)

ON Daya sedang dicatukan ke PLC OFF Daya tidak sedang dicatu ke PLC RUN

(hijau)

ON PLC beroperasi dalam mode RUN atau MONITOR OFF PLC beroperasi dalam mode PROGRAM, atau

terjadi kesalahan fatal COMM

(kuning)

Berkedip Data sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C

OFF Data tidak sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C

ERR/ALM (merah)

(28)

MOD

AL PENGOPERASI

9. Indikator output

Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on. 10. Analog Control

Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251. 11. Port peripheral

Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, atau komputer

12. Port RS 232C

Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, komputer, atau Programmable Terminal.

13. Saklar komunikasi

Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan menggunakan setting komunikasi pada PC Setup atau setting standar.

OFF

Port peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai dengan setting komunikasi pada PLC setup, kecuali untuk Konsol Pemrogram yang disambung ke port peripheral.

ON

Port peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai dengan setting komunikasi standar, kecuali untuk Konsol Pemrogram yang disambung ke port peripheral.

14. Batere

Batere ini memback-up memori pada unit PLC. 15. Konektor ekspansi

/IWEPELERJEXEP -RHMOEXSVMRTYX

(29)

MOD

AL PENGOPERASI

7TIWMJMOEWM-RTYX

&YXMV 7TIWMJMOEWM

Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O

analog, unit sensor suhu).

( 7TIWMJMOEWM

Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat (malfungsi).

Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi umum, spesifikasi input, dan spesifikasi output.

7TIWMJMOEWM9QYQ

&YXMV 7TIWMJMEWM

Tegangan catu AC 100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz

DC 24 VDC

Tegangan operasi

AC 85 s.d 264 VAC

DC 20,4 s.d 26,4 VDC Penggunaan

daya

AC 60 VA maks

DC 20 W maks

Catu daya luar Tegangan catu 24 VDC Kapasitas output 300 mA

Tahanan isolasi 20 M minimum

Kuat dielektrik 2300 VAC 50/60 Hz selama 1 menit

Suhu ruang 0o s.d 55o

(30)

MOD

AL PENGOPERASI

Berat AC 650 g

DC 550 g

7TIWMJMOEWM-RTYX

&YXMV 7TIWMJMOEWM

Tegangan input

24 VDC +10%/ -15%

Impedansi input

2,7 k

Arus input 8 mA Tegangan/

arus on

17 VDC input, 5 mA

Tegangan/ arus off

5 VDC maks, 1 mA

Tunda on 10 ms Tunda off 10 ms Konfigurasi

rangkaian input

( 7TIWMJMOEWM

7TIWMJMOEWM9QYQ

&YXMV 7TIWMJMEWM

(31)

MOD

AL PENGOPERASI

) 4IVFERHMRKER7MWXIQ/IRHEPM)PIOXVSQEKRIXHER40'

   

* /IYRKKYPER7MWXIQ/IRHEPM40'

7TIWMJMOEWM3YXTYX

&YXMV 7TIWMJMOEWM

Kapasitas switching maksimum

2 A, 250 VAC (cos  = 1) 2 A, 24 VDC

Kapasitas switching minimum

10 mA, 5 VDC

Usia kerja relai Listrik : 150.000 operasi (beban resistif 24 VDC) 100.000 operasi (beban induktif) Mekanik : 20.000.000 operasi

Tunda on 15 ms maks

Tunda off 15 ms maks

Konfigurasi rangkaian output

(32)

MOD

AL PENGOPERASI

) 4IVFERHMRKER7MWXIQ/IRHEPM)PIOXVSQEKRIXHER40'

Pada sistem kendali relai elektromagnetik (kontaktor), semua pengawatan ditempatkan dalam sebuah panel kendali. Dalam beberapa kasus panel kendali terlalu besar sehingga memakan banyak ruang (tempat). Tiap sambungan dalam logika relai harus disambung. Jika pengawatan tidak sempurna, maka akan terjadi kesalahan sistem kendali. Untuk melacak kesalahan ini, perlu waktu cukup lama. Pada umumnya, kontaktor memiliki jumlah kontak terbatas. Dan jika diperlukan modifikasi, mesin harus diistirahatkan, dan boleh jadi ruangan tidak tersedia serta pengawatan harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan. Jadi, panel kendali hanya cocok untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat dimodifikasi menjadi sistem yang baru dengan segera. Dengan kata lain, panel kendali elektromagnetik tidak fleksibel.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan adanya kelemahan sistem kendali relai elektromagnetik sebagai berikut :

 Terlalu banyak pengawatan panel.

 Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan.

 Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan.

 Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak kesalahan sistem.

Kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem kendali PLC.

* /IYRKKYPER7MWXIQ/IRHEPM40'

(33)

MOD

AL PENGOPERASI

  

, 0ERKOEL0ERKOEL(IWEMR7MWXIQ/IRHEPM40'

6ERKOYQER

 Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit.

 Modifikasi sistem kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan cara mengganti progam kendali tanpa merubah pengawatan sejauh tidak ada tambahan peralatan input/output.

 Tidak diperlukan komponen kendali seperti timer dan hanya diperlukan sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke sumber tenaga listrik.

 Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga produktivitas meningkat.

 Biaya pembangunan sistem kendali PLC lebih murah dalam kasus fungsi kendalinya sangat rumit dan jumlah peralatan input/outputnya sangat banyak.

 Sistem kendali PLC lebih andal.

 Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat.

+ 4IRIVETER7MWXIQ/IRHEPM40'

Sistem kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain untuk mengendalikan :

 Traffic light

 Lift

 Konveyor

 Sistem pengemasan barang

 Sistem perakitan peralatan elektronik

(34)

MOD

AL PENGOPERASI

 Sistem pembangkitan tenaga listrik

 Robot

 Pemrosesan makanan

, 0ERKOEL0ERKOEL(IWEMR7MWXIQ/IRHEPM40'

Pengendalian sistem kendali PLC harus dilakukan melalui langkah-langkah sistematik sebagai berikut :

1. Memilih PLC dengan spesifikasi yang sesuai dengan sistem kendali. 2. Memasang Sistem Komunikasi

3. Membuat program kendali

4. Mentransfer program ke dalam PLC 5. Memasang unit

6. Menyambung pengawatan I/O 7. Menguji coba program 8. Menjalankan program

6ERKOYQER

1)

PLC adalah kependekan dari Programmable Logic Controller yang berarti pengendali yang bekerja secara logika dan dapat diprogram.

2)

Peralatan sistem kendali PLC terdiri atas Unit PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.

3)

Pemilihan suatu unit PLC didasarkan atas pertimbangan jenis catu daya untuk PLC, jumlah I/O dan tipe rangkaian output.

 

 

+ 4IRIVETER7MWXIQ/IRHEPM40'

(35)

MOD

AL PENGOPERASI

/YRGM.E[EFER8IW*SVQEXMJ

4)

Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat (malfungsi).

5)

Dibandingkan sistem kendali elektromagnet, PLC lebih unggul dalam banyak hal, antara lain pengawatan sistem lebih sederhana, gambar sistem kendali mudah dicetak, lebih murah dalam kasus rangkaian kendali yang rumit, mempunyai fungsi self diagnostic, dll.

6)

PLC diterapkan dalam hampir segala lapangan industri sebagai pengendali mesin dan proses kerja alat.

8IW*SVQEXMJ

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali ?

2. Apakah perbedaan sistem kendali loop terbuka dan loop tertutup ? 3. Apakah sesungguhnya PLC itu ?

4. Sebutkan masing-masing tiga contoh : a. Alat input

b. Alat output c. Alat penunjang

5. Gambarkan diagram blok yang menunjukkan hubungan masing-masing peralatan sistem kendali PLC !

6. Sebutkan lima keunggulan PLC dibandingkan sistem kendali elektromagnet !

7. Jelaskan bahwa sistem kendali PLC lebih murah jika dibandingkan sistem kendali elektromagnet !

(36)

MOD

AL PENGOPERASI

/YRGM.E[EFER8IW*SVQEXMJ

1. Sistem kendali adalah suatu peralatan atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki.

2. Terletak pada umpan balik hasil pengendalian, yaitu pada sistem kendali loop terbuka variabel yang dikendalikan tidak memberikan umpan balik kepada bagian proses, sedangkan pada sistem kendali loop tertutup, variabel yang dikendalikan memberikan umpan balik kepada bagian proses untuk mengoreksi hasil pengendalian sehingga diperoleh hasil sesuai yang dikehendaki.

3. PLC adalah alat pengendali mesin atau suatu proses yang dapat diprogram. 4. (Periksa tiga jawaban diantara jawaban berikut ini) :

a) tombol, sensor, saklar proximity, rotary encoder, b) lampu, kontaktor/relai, buzer, motor,

c) konsol pemrogram, komputer, software ladder, disket, printer 5.Gambar diagram blok sistem kendali PLC

6. (Periksa lima jawaban diantara jawaban berikut ini) :

CPU

memori

interfis

input

interfis

output

P

er

al

at

an

inp

ut

P

er

al

at

an

o

ut

p

ut

(37)

MOD

AL PENGOPERASI

/IKMEXER&IPENEV

8IORMO4IQVSKVEQER40'

% 9RWYV9RWYV4VSKVEQ

a. Pengawatan sistem kendali menjadi berkurang sampai 80%

dibandingkan sistem kendali relai konvensional

b. Konsumsi daya berkurang karena PLC menggunakan daya sedikit. c. Fungsi self diagnostik PLC memungkinkan pelacakan kesalahan

sistem menjadi mudah dan cepat.

d. Modifikasi urutan kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan memprogram melalui konsol pemrogram atau software komputer tanpa merubah pengawatan I/O, asal tidak ada tambahan piranti input atau output.

e. Suku cadang sistem PLC untuk relai dan timer sangat berkurang dibandingkan panel kendali konvensional.

f. Waktu siklus mesin meningkat luar biasa karena kecepatan operasi PLC dalam orde mili-detik. Jadi, produktivitas meningkat.

g. Harganya lebih murah dibandingkan sistem konvensional dalam situasi saat jumlah I/O sangat banyak dan fungsi kendalinya rumit. h. Keandalan PLC lebih tinggi daripada relai dan timer mekanik. i. Pencetakan program PLC dapat dilakukan segera dalam bilangan

menit. Maka, salinan dokumentasi dapat menjadi lebih mudah. 7. Dalam kasus rangkaian kendali rumit dan memerlukan banyak timer dan

komponen kendali elektronik, maka PLC lebih murah karena di dalam PLC tersedia fasilitas yang dapat menggantikan kerja peralatan yang

dimaksud. 8. Penerapan PLC

a. Pengendali lampu lalu lintas b. Pengendali robot

(38)

MOD

AL PENGOPERASI

/IKMEXER&IPENEV

8IORMO4IQVSKVEQER40'

Tujuan Pembelajaran :

1. Merancang program kendali PLC sederhana 2. Memasukkan program ke dalam PLC 3. Mengecek kebenaran program

Uraian Materi

% 9RWYV9RWYV4VSKVEQ

Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu : alamat, instruksi, dan operand.

Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi, instruksi atau data dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam program.

Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh karena itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara penulisan instruksi.

(39)

MOD

AL PENGOPERASI

& &ELEWE4IQVSKVEQER

(40)

MOD

AL PENGOPERASI

1. Diagram Ladder

Digram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung. Sepanjang garis instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang mengendalikan/mengkondisikan instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi logika kontak-kontak ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi di sebelah kanan dieksekusi. Contoh diagram ladder ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

0.00

0.01

TIM0

10.01

10.01

10.01

10.00

10.00

10.00

10.01

10.02

10.00

10.02

10.03

END(01)

TIM0 #50

Gambar 6 Contoh Diagram Ladder

(41)

MOD

AL PENGOPERASI

' 7XVYOXYV(EIVEL1IQSVM

(EIVEL(EXE 'LERRIP;SVHW &MX

( -RWXVYOWM4IQVSKVEQER tanpa garis diagonal dan kontak NC (Normally Closed) yang digambar

dengan garis diagonal. Angka di atas kontak menunjukkan bit operand.

2. Kode Mneumonik

Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpan di dalam memori PLC dalam bentuk mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu sangat penting. Berikut ini contoh program mneumonik :

%PEQEX -RWXVYOWM 3TIVERH

00000 LD HR 01

00001 AND 0.01

00002 OR 0.02

00003 LD NOT 0.03

00004 OR 0.04

00005 AND LD 00006 MOV(21)

0.00 DM 00 00007 CMP(20)

(42)

MOD

AL PENGOPERASI

' 7XVYOXYV(EIVEL1IQSVM

Program pada dasarnya adalah pemrosesan data dengan berbagai instruksi pemrograman. Data disimpan dalam daerah memori PLC. Pemahaman daerah data, disamping pemahaman terhadap berbagai jenis instruksi merupakan hal yang sangat penting, karena dari segi inilah intisari pemahaman terhadap program. Data yang merupakan operand suatu instruksi dialokasikan sesuai dengan jenis datanya. Tabel di bawah ini ditunjukkan daerah memori PLC CPM2A sebagai berikut :

(EIVEL(EXE 'LERRIP;SVHW &MX

IR Daerah input IR 000 s.d IR 009 IR 000.00 s.d IR 009.15 Daerah output IR 010 s.d IR 019 IR 010.00 s.d IR 019.15 Daerah ‘kerja’ IR 020 s.d IR 049

IR 200 s.d IR 227

IR 020.00 s.d IR 049.15 IR 200.00 s.d IR 227.15 SR SR 228 s.d SR 255 SR 228.00 s.d SR 255.15

TR --- TR 0 s.d TR 7

HR HR 00 s.d HR 19 HR 00.00 s.d HR 19.15 AR AR 00 s.d AR 23 AR 00.00 s.d AR 23.15 LR LR 00 s.d LR 15 LR 00.00 s.d LR 15.15

TIM/ CNT TC 000 s.d TC 255

( -RWXVYOWM4IQVSKVEQER

Terdapat banyak instruksi untuk memprogram PLC, tetapi tidak semua instruksi dapat digunakan pada semua model PLC. Instruksi pemrograman dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(43)

MOD

AL PENGOPERASI

 Instruksi dasar  Instruksi khusus

Klasifikasi menurut kelompok fungsi  Instruksi sisi kiri (ladder)  Instruksi sisi kanan

Klasifikasi menurut kelompok fungsi  Instruksi ladder

 Instruksi kendali bit  Instruksi timer/ counter  Instruksi geser bit  Instruksi sub routine  Instruksi ekspansi

Pada dasarnya, tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa banyak instruksi yang telah dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut ini hanya dijelaskan beberapa instruksi saja. Untuk pendalaman lebih lanjut dapat mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh pemilik merk PLC.

-RWXVYOWM(MEKVEQ0EHHIV

Instruksi diagram ladder adalah instruksi sisi kiri yang mengkondisikan instruksi lain di sisi kanan. Pada program diagram ladder instruksi ini disimbolkan dengan kontak-kontak seperti pada rangkaian kendali elektromagnet.

(44)

MOD

AL PENGOPERASI

Instruksi diagram ladder terdiri atas enam instruksi ladder dan dua

instruksi blok logika. Instruksi blok logika adalah instruksi yang digunakan

untuk menghubungkan bagian yang lebih kompleks.

Instruksi LOAD dan LOAD NOT

Instruksi LOAD dan LOAD NOT menentukan kondisi eksekusi awal,

oleh karena itu, dalam diagram ladder disambung ke bus bar sisi kiri. Tiap

instruksi memerlukan satu baris kode mneumonik. Kata “instruksi” mewakili

sembarang instruksi lain yang dapat saja instruksi sisi kanan yang akan

dijelaskan kemudian.

Diagram Ladder

Mneumonik

Alamat

Instruksi

Operand

Instruksi

00000 LD

0.00

00001 Instruksi

Instruksi

00002 LD NOT

0.01

00003 Instruksi

0.00

0.01

Gambar 7 Penggunaan Instruksi LOAD dan LOAD NOT

Jika misalnya hanya ada satu kontak seperti contoh di atas, kondisi

eksekusi pada sisi kanan akan ON jika kontaknya ON. Untuk instruksi LD

yang kontaknya NO, kondisi eksekusinya akan ON jika IR 0.00 ON; dan untuk

instruksi LD NOT yang kontaknya NC, akan ON jika IR 0.01 OFF.

Instruksi AND dan AND NOT

Jika dua atau lebih kontak disambung seri pada garis yang sama,

kontak pertama berkait dengan instruksi LOAD atau LOAD NOT dan sisanya

adalah instruksi AND atau AND NOT. Contoh di bawah ini menunjukkan tiga 

(45)

MOD

AL PENGOPERASI

kontak yang masing-masing menunjukkan instruksi LOAD, AND NOT, dan

AND.

Diagram Ladder

Mneumonik

Alamat

Instruksi

Operand

Instruksi

00000 LD

0.00

00001 AND NOT 0.01

00002 AND

TIM 000

00003 Instruksi

0.00

0.01

TIM 000

Gambar 8 Penggunaan Instruksi AND dan AND NOT

Instruksi OR dan OR NOT

Jika dua atau lebih kontak terletak pada dua instruksi terpisah dan

disambung paralel, kontak pertama mewakili instruksi LOAD atau LOAD NOT

dan sisanya mewakili instruksi OR atau OR NOT. Contoh berikut

menunjukkan tiga kontak yang masing-masing mewakili instruksi LOAD, OR

NOT, dan OR.

Diagram Ladder

Mneumonik

Alamat

Instruksi

Operand

Instruksi

00000 LD

0.00

00001 OR NOT

0.01

00002 OR

TIM 000

00003 Instruksi

0.00

0.01

TIM 000

(46)

MOD

AL PENGOPERASI

Instruksi akan mempunyai kondisi eksekusi ON jika salah satu di

antara tiga kontak ON, yaitu saat IR 0.00 ON, saat IR 0.01 OFF, atau saat IR

0.03 ON.

Kombinasi Instruksi AND dan OR

Jika instruksi AND dan OR dikombinasikan pada diagram yang lebih

rumit, mereka dapat dipandang secara individual di mana tiap instruksi

menampilkan operasi logika pada kondisi eksekusi dan status bit operand.

Perhatikan contoh berikut ini hingga yakin bahwa kode mneumonik meliputi

alur logika yang sama dengan diagram ladder.

Gambar 10 Kombinasi Instruksi AND dan OR

Di sini AND terletak di antara statur IR 0.00 dan status IR 0.01

untuk menentukan kondisi eksekusi dengan meng-OR-kan status IR

0.02. Hasil operasi ini menentukan kondisi eksekusi dengan

meng-AND-kan status IR 0.03 yang selanjutnya menentukan kondisi

eksekusi dengan meng-AND-kan kebalikan status IR 0.04.

Diagram Ladder

Mneumonik

Alamat

Instruksi

Operand

Instruksi

00000 LD

0.00

00001 AND

0.01

00002 OR

0.02

00003 AND

0.03

00004 AND NOT

0.04

00005

Instruksi

0.00

0.03

0.04

(47)

MOD

AL PENGOPERASI

-RWXVYOWM&PSO0SKMOE -RWXVYOWM398HER398238

Cara paling sederhana untuk meng-OUTPUT-kan kombinasi kondisi eksekusi adalah dengan meng-OUTPUT-kan langsung menggunakan instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT. Instruksi ini digunakan untuk mengendalikan status bit operand sesuai dengan kondisi eksekusi. Dengan instruksi OUTPUT, bit operand akan ON selama kondisi eksekusinya ON dan akan OFF selama kondisi eksekusinya OFF. Dengan instruksi OUTPUT NOT, bit operand akan ON selama kondisi eksekusinya OFF dan akan OFF selama kondisi eksekusinya ON.

Alamat

Instruksi

Operand

00000

LD

0,00

00001

OUT

10,00

00002

LD

0,01

00003

OUT NOT

10,01

10,00

10,01

10.00

10.00

Gambar 11 Penggunaan Instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT

Pada contoh di atas, IR 10.00 akan ON jika IR 0.00 ON dan IR 10.01 akan OFF selama IR 0.01 ON. Di sini IR 0.00 dan IR 0.01 merupakan bit input dan IR 10.00 dan IR 10.01 merupakan bit output yang ditetapkan untuk peralatan yang dikendalikan PLC.

-RWXVYOWM)2(

(48)

MOD

AL PENGOPERASI

dan memulai eksekusi lagi. Meskipun instruksi END dapat ditempatkan sembarang titik dalam program, tetapi intruksi setelah instruksi END pertama tidak akan diekseksekusi.

Nomor yang mengikuti instruksi END dalam kode mneumonik adalah kode fungsinya, yang digunakan saat memasukkan instruksi ke dalam PLC menggunakan konsol pemrogram.

Instruksi END tidak memerlukan operand dan tidak boleh ada kontak ditempatkan pada garis instruksi yang sama. Jika dalam program tidak ada instruksi END, program tersebut tidak akan dieksekusi.

Diagram Ladder

Mneumonik

Alamat

Instruksi

Operand

Instruksi

00000 LD

0.00

00001 AND NOT

0.01

END(01)

00002 Instruksi

00003 END(01)

0.00

0.01

Gambar 12 Penggunaan Instruksi END(01)

-RWXVYOWM&PSO0SKMOE

Jika rangkaian logika tidak dapat diwujudkan dengan instruksi AND, AND NOT, OR, atau OR NOT saja, maka perlu menggunakan instruksi blok logika. Perbedaannya adalah bahwa instruksi AND, AND NOT, OR, dan OR NOT mengkombinasikan antar kondisi eksekusi dengan suatu bit operand, sedangkan instruksi blok logika yang terdiri dari instruksi AND LOAD dan OR LOAD mengkombinasikan kondisi eksekusi dengan kondisi eksekusi terakhir yang belum digunakan.

-RWXVYOWM398HER398238

00

01

00

00

(49)

MOD

AL PENGOPERASI

E 1IRKOSHI-RWXVYOWM7MWM/ERER+ERHE Instruksi blok logika tidak diperlukan dalam program diagram ladder,

tetapi diperlukan hanya pada program mneumonik.

Instruksi AND LOAD

Instruksi AND LOAD meng-AND-kan kondisi eksekusi yang dihasilkan oleh dua blok logika.

Diagram Ladder Mneumonik

Alamat Instruksi Operand

Instruksi 00000 LD 0.00

00001 OR 0.01

00002 LD NOT 0.02

00003 OR 0.03

00004 AND LD 00005 Instruksi

0.00 0,02

0,01 0,03

Gambar 13 Penggunaan Instruksi AND LOAD

Instruksi OR LOAD

Instruksi OR LOAD meng-OR-kan kondisi eksekusi yang dihasilkan oleh dua blok logika.

(50)

MOD

AL PENGOPERASI

Diagram Ladder Mneumonik

Alamat Instruksi Operand

Instruksi 00000 LD 0.00

00001 AND NOT 0.01

00002 LD 0.02

00003 ND 0.03

00004 OR LD 00005 Instruksi

0.00 0.01

0.02 0.03

Gambar 14 Penggunaan Instruksi OR LOAD

E 1IRKOSHI-RWXVYOWM7MWM/ERER+ERHE

Jika terdapat lebih dari satu instruksi sisi kanan dengan kondisi eksekusi yang sama, masing-masing dikode secara berurutan mengikuti kondisi eksekusi terakhir pada garis instruksi. Pada contoh di bawah ini, garis instruksi terakhir berisi satu kontak lagi yang merupakan instruksi AND terhadap IR 0.03.

Diagram Ladder

Mneumonik

Alamat

Instruksi

Operand

Instruksi

00000 LD

0.00

00001 OR NOT

0.01

Instruksi

00002 OR

0.02

00003 Instruksi 1

Instruksi

00004 Instruksi 2

00005

AND

00006

Instruksi 3

0.00

0.01

0.02

0.03

(51)

MOD

AL PENGOPERASI

4IRKKYREER&MX86

Bit TR (Temporarily Relay) digunakan untuk mempertahankan kondisi eksekusi pada garis instruksi bercabang. Hal ini dipertahankan karena garis instruksi dieksekusi menuju ke instruksi sisi kanan sebelum kembali ke titik cabang untuk mengeksekusi instruksi lainnya. Jika ada kontak pada garis instruksi setelah titik cabang, kondisi eksekusi untuk instruksi yang pertama tidak sama dengan kondisi pada titik cabang sehingga untuk mengeksekusi instruksi berikutnya menggunakan kondisi eksekusi titik cabang dan kontak lain setelah titik cabang tersebut.

Jika program dibuat dalam bentuk diagram ladder, tidak perlu memperhatikan bit TR karena bit TR hanya relevan pada pemrograman bentuk mneumonik.

(52)

MOD

AL PENGOPERASI

Alamat

Instruksi Operand

00000 LD NOT

0,00

00001 OUT

TR0

00002 AND

0.01

00003 OUT

10.00

00004 LD NOT

TR0

00005 AND

0.02

00006 OUT

10.01

10,01

0,00

10,00

0.02

0,01

Gambar 16 Penggunaan Bit TR

Contoh berikut ini menunjukkan penggunaan dua bit TR yaitu TR0 dan TR1 pada sebuah program.

Alamat Instruksi Operand

00000 LD NOT 0,00 00001 OUT TR0 00002 AND 0.01 00003 OUT TR1 00004 AND 0.02 00005 OUT 10.00 00006 LD NOT TR1 00007 AND 0.03 00008 OUT 10.01 00009 LD NOT TR0 00010 AND 0.04 00011 OUT 10.02 10,00

0.04 0,01 0.02

0.03 0,00

10,01

10.02

(53)

MOD

AL PENGOPERASI

-RWXVYOWM8MQIV 4IRKKYREER&MX/IVNE-RXIVREP6IPE]

Dalam pemrograman, mengkombinasikan kondisi untuk menghasilkan kondisi eksekusi secara langsung sering sangat sulit. Kesulitan ini dapat diatasi dengan mudah menggunakan bit kerja untuk men-trigger instruksi lain secara tidak langsung.

Bit kerja tidak ditransfer dari atau ke dalam PLC. Semua bit pada daerah IR yang tidak dialokasikan sebagai bit input/output dan bit pada daerah AR (Auxilary Relay) dapat digunakan sebagai bit kerja. Bit input/output dan bit yang dialokasikan untuk keperluan tertentu tidak dapat digunakan sebagai bit kerja.

Jika mengalami kesulitan pada pemrograman suatu program pengendalian pertimbangan pertama harus diberikan pada bit kerja untuk menyederhanakan program.

(54)

MOD

AL PENGOPERASI

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 0.00 00001 AND NOT 0.01 00002 OR 0.02 00003 OR NOT 0.03 00004 OUT 216.00 00005 LD 216.00 00006 AND 0.04 00007 AND NOT 0.05 00008 OUT 200.00 00009 LD 216.00 00010 OR NOT 0.04 00011 AND 0.06 00012 OUT 200.01 0.04 0.03 216.00 0.06 216.00 216.00 200.01 200.00 0.02 0.00 0.04 0.01 0.05

Gambar 18 Penggunaan Bit Kerja

-RWXVYOWM8MQIV

Instruksi Timer digunakan untuk operasi tunda waktu. Ia memerlukan dua operand yang terletak pada dua baris instruksi, yaitu baris pertama untuk nomor timer dan baris kedua untuk setting waktu (SV = Set Value). Meskipun demikian, instruksi Timer terletak dalam satu alamat.

Nomor Timer dipakai bersama untuk nomor Counter. Nomor Timer/Counter hanya boleh digunakan sekali. Maksudnya, sekali nomor Timer/Counter telah digunakan, ia tidak boleh digunakan untuk instruksi Timer/Counter yang lain. Tetapi, nomor timer sebagai operand suatu kontak dapat digunakan sebanyak yang diperlukan.

Banyaknya nomor Timer/Counter bergantung kepada tipe PLC. Misalnya, PLC OMRON CPM1A, terdapat 128 nomor, yaitu dari 000 sampai dengan 127. tidak diperlukan awalan apapun untuk menyatakan nomor timer. Tetapi, jika nomor timer sebagai operand suatu kontak harus diberi awalan TIM.

(55)

MOD

AL PENGOPERASI

SV dapat berupa konstanta atau alamat channel/words. Jika channel daerah IR sebagai unit input dimasukkan sebagai alamat channel, unit input ini harus disambung sedemikian sehingga SV dapat diset dari luar. Timer/Counter yang disambung dengan cara ini hanya dapat diset dari luar dalam mode MONITOR atau RUN. Semua SV, termasuk yang diset dari luar harus dalam BCD (Binary Coded Decimal), yaitu bilangan desimal yang dikode biner. Penulisan SV harus diawali dengan tanda #.

Simbol Timer TIM

N N : Nomor Timer/ Counter #SV SV : Set Value dalam BCD

Diagram Waktu

on kondisi eksekusi

off

SV SV

Gambar 19 Diagram Waktu Instruksi Timer

(56)

MOD

AL PENGOPERASI

SV mempunyai harga antara 0000 sampai dengan 9999 (BCD) dalam satuan detik-detik. Jadi, misalnya menghendaki 10 detik, maka nilai SV harus 100. Jika SV dinyatakan tidak dalam BCD, akan muncul pesan kesalahan.

Di bawah ini diberikan program-program penerapan timer.

a. Tunda on (1)

Alamat

Instruksi

Operand

00000 LD

0.00

00001 TIM

0.00

#050

TIM000

10.00

00002 LD

TIM 000

00003 OUT

10.00

0.00

TIM

000 #050

Gambar 20 Program Tunda On

Jika kondisi eksekusi timer (hanya ditentukan oleh kontak 0.00) on, maka timer aktif. Lima detik kemudian (completion flag timer on) kontak TIM 000 on hingga selanjutnya output 10.00 on. Jika lama kontak 0.00 on lebih pendek daripada SV, maka completion flag tetap off dan output 10.00 juga tetap off.

(57)

MOD

AL PENGOPERASI

* )OWIOYWMTVSKVEQ b. Tunda on (2)

200.00 Alamat Instruksi Operand

00000 LD 0.00

200.00 00001 OR 200.00

00002 OUT 200.00 00003 TIM 000

#050 TIM000 10.00 00004 LD TIM 000

00005 OUT 10.00 0.00

TIM 000 #050

Gambar 21 Program Tunda On (2) c. Tunda on dan off

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 0.00 00001 OR 200.00 00002 AND NOT TIM 002 00003 OUT 200.00 00004 TIM 001

#050 00005 LD NOT TIM 001 00006 OR 10.00 00007 AND NOT TIM 002 00008 OUT 10.00 00009 TIM 002

#050 0.00 TIM002 10.00 TIM002 200.00 10.00 TIM001 200.00 TIM 001 #050 TIM 002 #050

Gambar 22 Program Tunda On & Off

) 4IVMRKEXERHEPEQTIQVSKVEQER

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam merancang program kendali, perlu diingat hal-hal sebagai berikut :

(58)

MOD

AL PENGOPERASI

b. Diantara dua garis instruksi tidak boleh ada kondisi yang melintas secara vertikal.

c. Tiap garis instruksi harus memiliki sedikitnya satu kondisi yang menentukan eksekusi instruksi sisi kanan, kecuali untuk instruksi END(01), ILC(03) dan JME(05).

d. Dalam merancang diagram ladder harus memperhatikan kemungkinan instruksi yang diperlukan untuk memasukannya. Misalnya, pada gambar A di bawah ini diperlukan instruksi OR LOAD. Hal ini dapat dihindari dengan menggambar ulang diagram ladder seperti gambar B.

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 0,00 00001 LD 0.01 00002 AND 0.02 Diagram A 00003 OR LD

00004 OUT 10.00

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 0.01 00001 AND 0.02 00002 OR 0.00 Diagram B 00003 OUT 10.00 0,00

0.02 0.01

10,00

10,00 0,01 0.02

0,00

Gambar 23 Penyederhanaan Program Logika * )OWIOYWMTVSKVEQ

Saat eksekusi program, PLC men-scan program dari atas ke bawah, mengecek semua kondisi, dan mengeksekusi semua instruksi. Instruksi harus ditempatkan dengan tepat, misalnya data yang dikehendaki dipindahkan ke words sebelum words tersebut digunakan sebagai operand instruksi. Ingat bahwa garis instruksi berakhir pd instruksi terminal sisi kanan, setelah itu baru mengeksekusi garis instruksi bercabang ke instruksi terminal yang lain.

TIM

IM

IM

(59)

MOD

AL PENGOPERASI

G

, 4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV

Eksekusi program semata-mata merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh

PLC sebagai bagian dari waktu siklus. + 0ERKOELPERKOELTIQFYEXERTVSKVEQ

Untuk membuat program kendali PLC ditempuh melalui langkah-langkah sistematis sebagi berikut :

E Menguraikan urutan kendali

Pembuatan program diawali dengan penguraian urutan kendali. Ini dapat dibuat dengan menggunakan kalimat-kalimat logika, gambar-gambar, diagram waktu, atau bagan alir (flow chart).

F Menetapkan bit operand untuk peralatan input/output.

Bit operand untuk peralatan input/output mengacu pada daerah memori PLC yang digunakan. Bit operand dapat dipilih secara bebas sejauh berada pada jangkah daerah memori yang dalokasikan. Tetapi, penggunaan secara bebas sering menjadikan ketidak-konsistenan sehingga menjadikan program kendali keliru. Oleh sebab itulah penggunaan bit operand harus ditetapkan sebelum program dibuat. Inventarisir semua peralatan input dan output yang akan disambung ke PLC, kemudian tetapkan bit operandnya.

Jumlah bit operand yang tersedia bergantung kepada tipe PLC yang dispesifikasikan menurut jumlah input-outputnya. Perbandingan jumlah bit input dan output pada umumnya 3 : 2. Misalnya PLC dengan I/O 10 memiliki bit input sejumlah 6 dan bit output 4. Di bawah ini diberikan contoh daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA.

(EIVEL(EXE ;SVHW &MX

IR (Internal Relay)

Input 0 0.00 – 0.11

(60)

MOD

AL PENGOPERASI

Kerja (internal) 200 – 231 200.00 – 231.15

TR (Temporarilly Relay) TR0 – TR7

Timer/counter TC0 – TC7

G Membuat program kendali

Program kendali PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode mneumonik. Pemilihan tipe program sesuai dengan jenis alat pemrogram yang akan digunakan untuk memasukkan program ke dalam PLC. Jika menggunakan komputer pilihlah diagram ladder dan jika menggunakan konsol pemrogram gunakan kode mneumonik.

, 4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV

Terdapat berbagai macam operasi motor induksi, suatu motor yang paling banyak digunakan sebagai penggerak mesin industri. Tetapi, hanya ada beberapa prinsip operasi motor induksi yaitu :

Operasi motor satu arah putaran

Operasi motor dua arah putaran

Operasi motor dua kecepatan

Operasi motor start bintang segitiga

Operasi beberapa motor kendali kerja berurutan

+ 0ERKOELPERKOELTIQFYEXERTVSKVEQ

E

F

(61)

MOD

AL PENGOPERASI

4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV(YE%VEL4YXEVER

4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV7EXYEVEL4YXEVER

a. Urutan Kendali Motor

Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah jarum jam,

dan jika kemudian tombol Start dilepaskan1), motor tetap berputar

dalam arah yang sama. Jika tombol Stop ditekan, motor berhenti

berputar.

b. Penetapan Bit I/O

No Alat input/output Bit operand Fungsi

1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor

2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor

3 Kontaktor2) 10.00 Menghubungkan motor ke jaringan

Keterangan :

1) Kecuali untuk operasi yang sangat khusus, secara

umum operasi menjalankan motor adalah dengan menekan

tombol Start dan jika kemudian tombol ini dilepas motor

akan tetap berputar. Maka, selanjutnya untuk menjalankan

motor cukup disebutkan dengan menekan tombol Start saja.

2) Motor berdaya kecil dapat disambung langsung ke

PLC. Tetapi, untuk motor berdaya cukup dengan arus

nominal diatas kemampuan PLC harus menggunakan

(62)

MOD

AL PENGOPERASI

c. Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik

Alamat Instruksi Operand

00000 LD 0.01 00001 OR 10.00 00002 AND NOT 0.00 00003 END(01)

10.00 0.01

10.00 0.00

END(01)

Gambar 24 Program Kendali Motor Satu Arah Putaran

4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV(YE%VEL4YXEVER

a. Urutan Kendali Motor

Jika tombol Forward (FWD) ditekan, motor berputar searah jarum jam dan jika yang ditekan tombol Reverse (REV), motor berputar berlawanan arah jarum jam. Tombol STOP digunakan untuk menghentikan operasi motor setiap saat.

b. Penetapan Bit I/O

No Alat input/output Bit operand Fungsi 1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor 2 Tombol Fwd 0.01 Menjalankan motor searah jarum jam 3 Tombol Rev 0.02 Menjalankan motor berlawanan arah

jarum jam

4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor putaran searah jarum jam 5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor putaran berlawanan arah jarum

(63)

MOD

AL PENGOPERASI

4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV7MWXIQ7XEVX&MRXERK7IKMXMKE c. Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik

Alamat Instruksi Operand

00000 LD NOT 0,00 00001 OUT TR0 00002 LD 0,01 00003 OR 10,00 00004 AND LD

00005 AND NOT 10,01 00006 OUT 10 00007 LD TR0 00008 LD 0,02 00009 OR 10,01 00010 AND LD

00011 AND NOT 10,00 00012 OUT 10,01 00013 END(01)

10,00 10,00

0,01 10,01 0,00

0,02 10,00 10,01 10,01

END(01)

Gambar 25 Program Kendali Motor Dua Arah Putaran

4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV(YE/IGITEXER

a. Urutan Kendali Motor

Jika tombol LOW ditekan, motor berputar dalam kecepatan rendah, dan jika kemudian tombol High ditekan motor berputar dalam kecepatan tinggi. Motor tidak dapat di-start langsung pada kecepatan tinggi dan pada kecepatan tinggi motor tidak dapat dipindahkan ke kecepatan rendah. Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor.

b. Penetapan Bit I/O

No Alat input/output Bit operand Fungsi 1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor

2 Tombol Low

Speed

(64)

MOD

AL PENGOPERASI

3 Tombol High

Speed

0.02 Menjalankan motor kecepatan tinggi

4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor kecepatan rendah 5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor kecepatan tinggi 6 Kontaktor K3 10.00 Kontaktor kecepatan tinggi

c. Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik

Alamat Instruksi Operand 00000 LD NOT 0.00 00001 OUT TR0 00002 LD 0.01 00003 OR 10.01 00004 AND LD

00005 AND NOT 0.02 00006 AND NOT 10.01 00007 AND NOT 10.02 00008 OUT 10.00 00009 LD TR0 00010 LD 10.00 00011 OR 200.00 00012 AND LD

00013 OUT 200.00 00014 AND 0.02 00015 AND NOT 10.00 00016 OUT 10.01 00017 OUT 10.02 00018 END(01) 10.02

200.00

200.00 0.02 10.00 10.01 10.00 10.00 0.01 0.02 10.00 10.02 10.01 0.00 END(01)

Gambar 26 Program Kendali Motor Dua Kecepatan

4VSKVEQ/IRHEPM1SXSV7MWXIQ7XEVX&MRXERK7IKMXMKE

a. Urutan Kendali Motor

Jika tombol Start ditekan, motor berputar dalam sambungan bintang. Lima detik kemudian, motor berputar dalam sambungan

(65)

MOD

AL PENGOPERASI

8YKEW

segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor setiap

saat.

b. Penetapan Bit I/O

No Alat input/output Bit operand Fungsi 1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor 2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor

(66)

MOD

AL PENGOPERASI

c. Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik

Alamat Instruksi Operand

00000 LD NOT 0.00 00001 OUT TR0 00002 LD 0.01 00003 OR 10.01 00004 AND LD 00005 AND NOT 10.02 00006 AND NOT TIM000 00007 #050 00008 OUT 10.01 00009 LD TR0 00010 LD 10.01 00011 OR 10.00 00012 AND LD 00013 OUT 10.00 00014 LD TR0 00015 AND 10.00 00016 AND NOT 10.01 00017 OUT 10.02 00018 END(01) TIM000 10.01 10.01 0.01 10.02 0.00 10.01 10.01 10.00 10.02 10.00 10.00 END(01) TIM 000 #050

Gambar 27 Program Kendali Motor Start Bintang Segitiga 8YKEW

Buatlah program diagram ladder dan mneumonik untuk operasi motor bolak balik otomatis sebagai berikut : Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah jarum jam selama 1 menit, kemudian berhenti. Sepuluh detik kemudian, motor berputar berlawanan arah jarum jam selama 1 menit, kemudian berhenti. Selanjutnya, motor beroperasi seperti di atas secara otomatis tanpa melalui penekanan tombol Start. Tombol Off digunakan untuk menghentikan operasi motor setiap saat.

(67)

MOD

AL PENGOPERASI

8IW*SVQEXMJ 6ERKOYQER

1. Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu alamat, instruksi dan operand.

2. Program PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode mneumonik. Pemilihan tipe program ditentukan oleh alat pemrogram yang akan digunakan.

3. Untuk dapat membuat program kendali PLC, pemrogram harus memahami struktur daerah memori PLC yang akan digunakan. Daerah memori PLC berbeda-beda sesuai dengan tipe PLC.

4. Memahami instruksi pemrograman memegang peranan paling penting dalam pembuatan program kendali. Terdapat banyak sekali instruksi pemrograman, tetapi tidak semua instruksi dapat diterapkan pada semua tipe PLC.

5. Setiap program selalu diawali dengan instruksi LOAD dan diakhiri dengan instruksi END. Tanpa instruksi END program tidak dapat dieksekusi. 6. Program dieksekusi dengan men-scan mulai dari alamat terendah hingga ke

alamat tertinggi yaitu instruksi END. Pada diagram ladder ini berarti program dieksekusi mulai dari atas ke bawah bila garis instruksi bercabang, dan kemudian ke kanan hingga mengeksekusi instruksi sisi kanan.

7. Pembuatan program PLC harus dilakukan secara sistematis, yaitu mendeskripsikan sistem kendali, menetapkan operand untuk alat input/output, baru membuat program.

(68)

<

Gambar

Gambar 6 Contoh Diagram Ladder
Gambar 8 Penggunaan Instruksi AND dan AND NOT
Gambar 11 Penggunaan Instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT
Gambar 14 Penggunaan Instruksi OR LOAD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat masalah yang diteliti cukup luas yang tercantum dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini penulis membuat batasan masalah

Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui efektifitas enzim selulase dari Trichoderma reseei dan Aspergillus niger pada tahapan hidrolisis dan untuk mengetahui pengaruh

Deposit Debu tidak boleh mengumpul di permukaan, karena dapat membentuk campuran yang mudah meledak apabila terlepas ke udara dengan konsentrasi yang cukup.. Mungkin berlaku

[r]

Walaupun disudutkan secara tidak langsung oleh pihak lain, akan tetapi dengan kebesaran hati dan tidak terlepas dari rasa persatuan kebangsaan Muhammadiyah tetap

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dengan jarak tempuh yang sama tetapi untuk beban yang berbeda akan mempengaruhi pada kecepatan dan waktu tempuh,

Berdasarkan tabel di atas dari 35 orang mahasiswa yang mengikuti tes evaluasi dapat ketahuai bahwa pada siklus I terlihat bahwa nilai maksimum dan minimum

Tingginya kelimpahan pada tegakan agathis ini diduga oleh ketebalan serasah yang terdapat pada tegakan tersebut, dan diduga karena kondisi cuaca sehari sebelum