• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Teknik Paralleling Untuk Penilaian Resorpsi Akar Pada Pasien Pemakai Piranti Ortodonti Cekat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Teknik Paralleling Untuk Penilaian Resorpsi Akar Pada Pasien Pemakai Piranti Ortodonti Cekat"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemendekan akar karena terjadinya resorpsi akar merupakan akibat yang tidak diinginkan pada setiap perawatan ortodonti. Pemeriksaan radiografi menunjukkan bahwa 56% pasien yang dirawat dengan piranti ortodonti cekat mengalami resorpsi akar.1

Beberapa penelitian klinis telah dilakukan untuk membandingkan gambaran radiografi periapikal sebelum dan setelah perawatan ortodonti untuk mengetahui insidensi resorpsi akar akibat perawatan ortodonti. Namun demikian, penilaian yang lebih akurat hanya bisa diperoleh dari pemeriksaan histologis pada permukaan akar setelah terjadi pergerakan ortodonti. Hasilnya, resorpsi akar terjadi pada lebih dari 90% kasus ketika akar gigi mendapat tekanan terhadap soket alveolar. Itulah sebabnya resorpsi akar merupakan kelanjutan yang tak terhindarkan dari pergerakan ortodonti.2

Smale et al (2005) dalam penelitiannya mengenai resorpsi akar akibat perawatan ortodonti dengan menggunakan radiografi periapikal yang terstandardisasi dan terdigitasi menyatakan bahwa resorpsi akar dapat terjadi pada masa awal perawatan ortodonti. Sekitar 4,1% pasien mengalami resorpsi sebesar 1,5 mm atau lebih dan 15,5% pasien mengalami resorpsi akar sebesar 2 mm atau lebih, dengan lama perawatan tiga sampai sembilan bulan sejak awal pemasangan piranti ortodonti cekat.3

Penelitian yang dilakukan oleh Sameshima dan Sinclair (2001) dengan menggunakan radiografi periapikal full-mouth menunjukkan bahwa lebih banyak pasien dewasa yang mengalami resorpsi akar hanya pada segmen anterior mandibula bila dibandingkan dengan pasien anak-anak. Ditinjau dari kebangsaannya, lebih banyak pasien kulit putih atau Hispanik yang mengalami resorpsi akar dibanding

(2)

2

pasien Asia. Overjet yang semakin besar juga akan menyebabkan resorpsi akar yang semakin besar. Sementara pada masing-masing jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, cenderung tidak ada perbedaan pada insidensi maupun tingkat keparahan resorpsi akarnya.4

Resorpsi akar dapat disebabkan oleh inflamasi kronis pada pulpa akibat iritasi atau trauma, kista, tumor, gigi yang impaksi maupun pergerakan ortodonti yang merupakan etiologi yang paling sering ditemui.5

Sebagian besar penelitian mengenai resorpsi akar yang terjadi sebagai akibat langsung dari pergerakan gigi secara ortodonti menunjukkan bahwa bentuk dan panjang akar berhubungan dengan meningkatnya resorpsi yang terjadi. Gigi dengan bentuk akar yang abnormal ternyata lebih berisiko mengalami resorpsi akar dibandingkan gigi dengan bentuk akar yang normal.6

Selain faktor risiko tersebut, didapatkan hasil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nishioka et al (2006) dengan menggunakan rekam medik pasien, di antaranya adalah hasil foto panoramik, bahwa pada orang Jepang, salah satu faktor risiko tinggi untuk terjadinya resorpsi akar yang berlebihan selama perawatan ortodonti adalah alergi dan penyakit asma.7

Sebagian besar penelitian mengenai resorpsi akar lebih terfokus pada gigi insisivus maksila karena dianggap lebih mudah mengalami resorpsi akar bila dibandingkan dengan gigi lainnya.1 Secara lebih spesifik, resorpsi akar sering terjadi pada gigi insisivus maksila dan gigi-gigi lain dengan bentuk akar abnormal, misalnya yang berbentuk seperti pipet, tumpul atau dilaserasi.1,4 Insisivus lateralis maksila adalah gigi yang paling sering mengalami resorpsi akar, diikuti oleh insisivus sentralis maksila.6

Penelitian yang dilakukan oleh Apajalahti dan Peltola (2007) dengan menggunakan radiografi panoramik Orthopantomograph OP 2, Orthopantomograph

OP 3 dan Orthopantomograph Cranex DC yang memiliki pembesaran yang sama,

menunjukkan bahwa insisivus maksila adalah gigi yang paling sering mengalami resorpsi, diikuti oleh insisivus mandibula. Resorpsi akar ini sangat berkaitan dengan perawatan menggunakan piranti ortodonti cekat. Selain itu, lama perawatan juga turut

(3)

3

mempengaruhi, di mana rerata lama perawatan pada pasien yang tidak mengalami resorpsi akar adalah 1,5 tahun, sementara pada pasien dengan lama perawatan mencapai 2,3 tahun akan mengalami resorpsi akar. Penelitian ini juga menyatakan bahwa insisivus dan premolar maksila adalah gigi yang mengalami resorpsi paling parah.1

Sameshima dan Asgarifar (2001) dalam penelitiannya menyatakan bahwa radiografi periapikal lebih akurat dalam menggambarkan bentuk akar gigi yang abnormal, sementara pada radiografi panoramik bentuk akar gigi yang sama terlihat normal. Selain itu, juga disarankan untuk pasien dengan risiko resorpsi akar dan kehilangan tulang yang lebih tinggi digunakan radiografi periapikal.6

Dudic et al (2009) melakukan penelitian mengenai resorpsi akar yang ditinjau secara radiografi panoramik dan CBCT atau cone-beam computed tomography. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 41,5% gigi mengalami resorpsi bila dilihat dari pemeriksaan panoramik dan 68% gigi mengalami resorpsi bila pemeriksaan yang digunakan adalah CBCT.8

Resorpsi akar, apapun jenisnya, merupakan proses destruktif yang dapat mengakibatkan kehilangan gigi bila tidak segera dirawat. Pada sebagian kasus, tidak ada perawatan yang mungkin dilakukan sehingga tanggalnya gigi tidak dapat dihindari.5

Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa resorpsi akar merupakan akibat yang tidak dapat terhindarkan dari perawatan ortodonti. Selain itu, banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa gigi insisivus memiliki frekuensi paling tinggi mengalami resorpsi akar. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian mengenai resorpsi akar eksternal yang terjadi pada akar gigi insisivus kanan maksila pada pasien yang menggunakan piranti ortodonti cekat dengan menggunakan radiografi periapikal, di mana pada penelitian ini digunakan sampel, pesawat radiografi dan teknik radiografi yang berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

(4)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah: 1. Apakah terjadi resorpsi akar gigi insisivus kanan maksila pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat menggunakan teknik paralleling.

2. Bagaimana gambaran resorpsi akar gigi insisivus kanan maksila pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat menggunakan teknik paralleling.

3. Bagaimana gambaran resorpsi akar gigi insisivus kanan maksila berdasarkan jenis kelamin pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat menggunakan teknik paralleling.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resorpsi akar gigi insisivus kanan maksila pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat menggunakan teknik paralleling secara umum dan berdasarkan jenis kelamin.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah diketahui bahwa terjadi resorpsi akar pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat, maka secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada dokter gigi mengenai gambaran resorpsi akar gigi insisivus kanan maksila yang terjadi pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat menggunakan teknik paralleling untuk mendapatkan gambaran foto ronsen dengan distorsi yang sangat kecil.

Secara aplikatif hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi dokter gigi, terutama dokter gigi spesialis ortodonti, untuk dapat meminimalisasi resorpsi akar yang terjadi pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat serta mendeteksi sedini mungkin resorpsi akar yang terjadi dengan melakukan pemeriksaan radiografi secara rutin dan berkala.

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan dalam perang Riddah, ancaman dari dalam Jazirah Arab, dapat dikatakan teratasi. Namun ancaman dari luar sedang bergerak. Kekuasaan yang dijalankan pada masa Kholifah

Pendidikan Nasional Indonesia, ialah Pendidikan yang baik materiil maupun spiritual membina Manusia dan Bangsa Sosialis Indonesia yang berjiwa

Remote Access merupakan suatu cara untuk melakukan akses ke suatu sistem secara jarak jauh atau remote. Remote access berguna apabila kita menghendaki akses ke

Penentuan sejumlah kemampuan (CP) wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang berkaitan dengan unsur ketrampilan khusus (kemampuan kerja) dan

mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional... Schools,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Self-Regulated Learning yang layak digunakan dalam pembelajaran Biologi SMA

[r]

Jika diambil secara acak sebuah kelereng dari kaleng tersebut, maka peluang kelereng yang terambil berwarna putih adalah .... Sebuah dadu dilambungkan