BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul Proyek
Pengertian tentang terminologi dari judul proyek “Pusat Transportasi Belawan”, adalah sebagai berikut :
Pusat
Tempat yg letaknya di bagian tengah; titik yg di tengah-tengah (di bulatan bola, lingkaran, dsb); pusar; pokok pangkal atau yg menjadi pimpinan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb)1.
Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara2.
Belawan
Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
Jadi, berdasarkan jabaran terminologi pengertian di atas, maka “Pusat
Transportasi Belawan” dapat diartikan sebagai suatu tempat atau daerah yang berfungsi
untuk mewadahi dan melayani kebutuhan penumpang dan pengunjung yang menggunakan jasa transportasi di Kecamatan Medan Belawan.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
II.2. Tinjauan Umum
Berdasarkan judul “Pusat Transportasi Belawan”, dapat diartikan bahwa terdapat
lebih dari satu fasilitas atau moda transportasi yang terdapat di dalam proyek. Fasilitas-fasilitas transportasi yang terdapat di Pusat Transportasi Belawan adalah:
II.2.1. Pelabuhan Penumpang Kapal Laut
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik,dan turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antara moda transportasi3.
Sedangkan menurut Wiwoho Sedjono, SH, pelabuhan adalah tempat yang dengan peraturan pemerintah ditunjuk sebagai demikian di Indonesia yang dapat dikunjungi oleh kapal-kapal laut4.
Maka yang dimaksud dengan pelabuhan adalah daerah atau tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi dan pemerintahan.
a. Peran Pelabuhan
Peran penting pelabuhan dalam sistem transportasi nasional:
o Titik perubahan moda transportasi, dari darat ke laut, dan sebaliknya. o Pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara.
o Tempat penampungan, penyimpanan, dan distribusi barang.
3
b. Fungsi Pelabuhan
Adapun fungsi pelabuhan yaitu:
o Interface
Pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk memindahkan barang dari kapal ke darat dan sebaliknya.
o Link
Pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem transportasi.
o Gateways
Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bagi suatu daerah atau negara.
c. Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengklasifikasian, yaitu:
1. Klasifikasi dari segi teknis
o Pelabuhan alam
Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk).
o Pelabuhan buatan
Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut.
2. Klasifikasi dari segi pelayanan jasa
o Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya.
o Pelabuhan otonom
Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
o Pelabuhan yang tak diusahakan
3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan
o Pelabuhan laut
Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri.
o Pelabuhan pantai
Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri.
4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya
o Pelabuhan utama
Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar.
o Pelabuhan cabang (feeder)
Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapal-kapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri.
o Pelabuhan ferry
Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas cargo tradisonal5.
d. Komponen Pelabuhan Penumpang
1. Area Dermaga
Dermaga digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu:
o Memanjang: dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal olah gerak (manuevering ship).
o Wharf: dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan manuevering ship.
o Pier: antara dermaga dsn pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.
2. Bangunan Terminal
Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Aktivitas pokok adalah pelayanan kepada masyaraka pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi:
o Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang o Pelayanan informasi dan penjualan tiket
o Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan
o Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang.
3. Area Parkir Kendaraan Penumpang
Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang pelabuhan penumpang, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, parkir penumpang/pengantar/penjemput, dan parkir pegawai.
Guna memenuhi sasaran dan fungsinya, sebuah pelabuhan dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu6:
1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi:
o Perairan tempat labuh o Kolam labuh
o Alih muat antar kapal o Dermaga
o Terminal penumpang o Pergudangan
o Lapangan penumpukan o Terminal peti kemas
o Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa o Fasilitas bunker
o Instalasi air, listrik dan telekomunikasi o Jaringan jalan dan rel kereta api o Fasilitas pemadam kebakaran o Tempat tunggu kenderaan bermotor
2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi:
o Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan o Sarana umum
o Tempat penampungan limbah
o Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi o Fasilitas perhotelan dan restoran
o Areal pengembangan pelabuhan o Kawasan perdagangan
o Kawasan industri
Berdasarkan SNI 10-4838-1998 mengenai Persyaratan Terminal Penumpang di Pelabuhan Laut, pelabuhan penumpang terdiri dari terminal penumpang domestik. Gedung terminal penumpang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut7:
1. Tata ruang yang menjamin kelancaran arus naik turun penumpang, 2. Sirkulasi udara dan cahaya yang cukup,
3. Kemudahan perpindahan penumpang antarmoda,
4. Dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk dan tanda-tanda grafis,
5. Perbandingan yang digunakan untuk luas gedung terminal ialah 1,2 m2/orang, 6. Secara umum dengan mempertimbangkan efisiensi perencanaan, pembangunan
dan pengoperasiannya, ukuran luas terminal dibedakan menjadi:
o Terminal besar ukuran 2000 m2 dan 4000 m2 o Terminal sedang ukuran 500 m2 dan 1000 m2 o Terminal kecil ukuran 300 m2
7. Luas gedung terminal dan luas lapangan parkir diatur dengan perbandingan 1:2 8. Kegiatan angkutan penumpang dengan kendaraan darat sedapat mungkin
langsung ke jalan akses yang ada.
II.2.2. Stasiun Kereta Api
Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian mengenai stasiun adalah:
Stasiun adalah kumpulan jalan kereta, gedung, dan peralatan lainnya yang merupakan kesatuan yang diperlukan buat melakukan dinas perjalanan kereta api8.
Stasiun adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya9.
Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya karena masih diperlukan moda angkutan lainya untuk sampai ke tujuan akhir10.
Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah (1981), memiliki jenisnya masing-masing, dengan rincian sebagai beriut:
a. Menurut bentuknya
1. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.
Gambar 2.1. Stasiun Siku-siku
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan.
8
Ir. J. Honing Ilmu Bangunan Jalan Kereta Api, Pradnya Paramita, Jakarta, 1975, hal 68 9
Subarkah, Imam, 1981
Gambar 2.2. Stasiun Paralel
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah antara sepur.
Gambar 2.3. Stasiun Pulau
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.
Gambar 2.4. Stasiun Semenanjung Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
b. Menurut jangkauuan pelayanan
1. Stasiun jarak dekat (Commuter Stasion).
2. Stasiun jarak sedang (Medium Distance Stasion). 3. Stasiun jarak jauh (Long Distance Stasion).
c. Menurut letak
1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan. 2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan.
d. Menurut ukuran
1. Stasiun kecil, di sini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api.
Gambar 2.5. Stasiun Kecil
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh.
Gambar 2.6. Stasiun Sedang
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks.
Gambar 2.7. Stasiun Besar
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
e. Menurut posisi
1. Ground level station, bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan
Gambar 2.8. Ground level station Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Over track station, letak bangunan stasiunnya diatas platform/peron.
Gambar 2.9. Over track station
Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron.
Gambar 2.10. Under track station Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus
Point Method yang terdiri dari 10 faktor penilaian/klasifikasi, yaitu:
1. Jumlah personel,
2. Jumlah kereta api yang dilayani, 3. Jumlah kereta api yang berhenti, 4. Jumlah kereta api yang dilangsir, 5. Daerah tingkat kedudukan stasiun, 6. UPT lain disekitarnya,
7. Potensi angkutan, 8. Volume penumpang, 9. Volume barang, 10. Pendapatan stasiun.
Dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi empat kelas stasiun, yaitu:
1. Stasiun kelas besar 2. Stasiun kelas 1 3. Stasiun kelas 2 4. Stasiun kelas 3
Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api (Persero) dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatikan usulan-usulan yang disampaikan oleh pengelola stasiun serta wilayah dimana stasiun itu berada.
Fasilitas stasiun kereta api umumnya terdiri atas: Pelataran parkir stasiun;
Tempat penjualan tiket dan loket informasi; Peron atau ruang tunggu;
Ruang Kepala Stasiun dan Wakil Kepala Stasiun;
Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf, dan lain sebagainya;
Ruang administrasi;
Balai Pengobatan; Ruang Istirahat Masinis; Toilet dan Musholla.
Sistem organisasi di Stasiun Kereta Api Belawan terbagi menjadi beberapa unit/bidang. Berikut merupakan rinciannya :
a. Unit Operasional
Unit ini merupakan unit yang bertanggung jawab terhadap kegiatan operasioanl yang terjadi Stasiun Kereta Api Belawan. Sistem organisasinya adalah :
Kepala Stasiun (KS) bertugas mengatur kelancaran operasional kereta api dan segala yang terjadi di stasiun.
Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) bertugas mengatur sinyal, keluar-masuk kereta api, keberangkatan kereta api, dan langsiran di pelabuhan ujung baru.
Pengawas Peron (PAP) bertugas untuk urusan administrasi kereta api barang, pengecekan surat-surat, pembayaran, dan membantu proses langsiran kereta api.
b. Unit Sarana
Unit ini bertugas untuk segala urusan yang menyangkut tangki dan lokomotif kereta api barang. Memastikan semua dalam kondisi baik.
Diagram 2.2. Sistem Organisasi Unit Sarana Stasiun Belawan
c. Unit Jalan dan Jembatan (JJ)
Unit ini bertugas untuk segala urusan yang menyangkut jalan rel. Segala kerusakan ditangani oleh unit ini dan pengecekan keadaan rel.
d. Unit Administrasi
Unit ini bertugas dalam urusan keuangan dan laporan-laporan di stasiun.
e. Unit Sinyal dan Telekomunikasi (Sintelis)
f. Unit Keamanan
Pengamanan di Stasiun dipegang oleh Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska), bekerja sama dengan kepolisian dan TNI.
g. Unit Balai Pengobatan
Sebagai sarana untuk pengobatan pekerja maupun pengunjung yang menggunakan fasilitas.
II.2.3. Terminal Angkutan Umum
Beberapa pengertian mengenai stasiun adalah:
a. Terminal merupakan suatu sarana untuk kepentingan angkutan jalan raya, guna pengatur kedatangan, pemberangkatan, dan berpangkalnya kendaraan bermotor umum serta memuat dan menurunkan orang atau barang11.
b. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan12.
Jadi terminal adalah merupakan komponen transportasi sebagai tempat pemberhentian bus dan angkutan umum dimana terjadi aktifitas masuk dan keluarnya penumpang atau barang menuju tujuannya.
1. Fungsi Terminal
Adapun secara terperinci fungsi terminal bus adalah sebagai berikut:
Sebagai wadah untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang ke dan dari kendaraan angkutan umum.
11
Sebagai tempat mempertemukan berbagai jenis sarana angkutan di jalan raya untuk mempermudah perpindahan atau pergantian dari satu jenis moda ke moda lain.
Sebagai tempat untuk menampung penumpang dan atau barang dari waktu tiba sampai saat pemberangkatan.
Sebagai tempat istirahat dan pergantian awak kendaraan yang menurut ukuran waktu dan jarak diharuskan berganti dalam rangka memelihara kesegaran jasmani demi keamanan dan kesekamatan keamanan dan keselamatan dijalan raya.
Sebagai tempat pengumpulan data dan monitoring dalam rangka perencanaan jalan raya, sebagai tempat pemeriksaan insedental terhadap kendaraan yang diragukan kondisi teknisnya.
2. Klasifikasi Terminal
Terminal dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe, beikut adalah penjabarannya13:
a. Terminal Tipe A
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan/atau agkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan.
b. Terminal Tipe B
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota, dan/atau angkutan pedesaan.
c. Terminal Tipe C
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
Beberapa klasifikasi lain menurut tujuan pelayanan adalah :
a. Terminal Sub Kota, klasifikasinya:
Terminal yang terletak disekeliling atau pinggiran kota. Dirancang untuk menghindari kemacetan.
Berlokasi berdekatan dengan jaringan jalan.
Melayani angkutan ulang alik, menampung kegiatan angkutan dari daerah sub kota ke pusat kota.
b. Terminal Kota, klasifikasinya:
Berlokasi dalam pusat keramaian kota, karena fungsinya sebagai pusat pengumpulan dan simpul distribusi penumpang dari dan kebagian-bagian wilayah kota.
Dapat berlokasi pada sekeliling pusat kota, sebagai penghubung dengan lalu lintas transit cepat.
Dicirikan oleh struktur rute bus kota yang berjenis-jenis, pengoperasian angkutan pulang-pergi.
Aksesbilitas angkuan adalah yang terpenting.
c. Terminal Airport, klasifikasinya:
Untuk melayani transportasi penumpang pesawat udara dari pusat kota ke airport dan sebaliknya.
Mempunyai akses dengan sistem transit lokal, taksi, dan angkutan ota lainnya.
Berorientasi pada keberangkatan/kedatangan pesawat udara airport, informasi jadwal penerbangan.
Penjualan tiket dan check-in. Biasanya berlokasi di pusat kota.
d. Terminal Antar Kota, klasifikasinya:
Untuk menampung kegiatan angkutan antar kota jarak jauh dan dekat. Berakses langsung dengan transit lokal, taksi, dan mobil.
Mengurusi lebih banyak jumlah pergerakan angkutan.
Memiliki banyak ruang yang disewakan sebagai pemasukan/pendapatan terminal.
Biasanya berlokasi di pinggiran kota.
Terminal juga dapat dikelompokkan menurut:
a. Scope pelayanan
Terminal besar
Berfungsi melayani angkutan umum baik antar/dalam kota dengan trayek-trayek jauh dan dekat, biasanya disediakan fasilitas pelengkap seperti bensin, bengkel, tempat istirahat kendaraan, tempat cuci, dan lain-lain.
Terminal kecil
Berfungsi melayani angkutan dalam kota saja.
b. Terminal pelayanan
Terminal pusat
Merupakan terminal gabungan dari segala jenis angkutan jalan raya dan angkutan rel.
Terminal cabang
Merupakan terminal yang hanya menaikkan dan menurunkan penumpang dengan cepat dan biasanya terletak di pinggiran kota.
c. Sifat lalulintas yang dilaluinya
Terminal transit
Merupakan terminal yang terdapat diantara dua terminal akhir dan mempunyai jarak yang cukup jauh antara satu dengan lainnya.
Terminal akhir
d. Pelayanan dan jenis angkutan
Terminal penumang
Sebagai tempat pergantian moda angkutan penumpang serta barang bawaan atau tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Terminal barang
Memberikan fasilitas untuk pergantian moda angkutan barang atau tempat memuat dan membongkar barang.
3. Sistem Pemuatan Dalam Terminal
a. Pemuatan paralel
Membutuhkan banyak ruang.
Bila akan berangkat harus menunggu yang berada di depannya berangkat.
Dibutuhkan ruang sirkulasi tersendiri untuk menghubungkan. Cocok untuk angkutan dengan frekuensi yang tinggi.
b. Pemuatan tegak lurus
Manuver angkutan mudah.
Penumpang dapat langsung menuju koridor penghubung.
Penumpang dapat langsung melihat angkutan yang dituju dari koridor.
c. Pemuatan gergaji lurus
Manuver angkutan mudah.
Penumpang dapat langsung menuju koridor penghubung. Penumpang melihat angkutan yang dituju dari koridor.
d. Pemuatan gergaji melingkar
Lebih efisien, angkutan bergerak sepanjang bola melingkar.
Ruang yang dibutuhkan sedikit pada muka, ruang belakang mempermudah pergerakan.
4. Sistem Peron
a. Sistem peron keliling
Sirkulasi manusia dan kendaraan sudah terpisah dan gerak angkutan terbatas di tengah.
Pada jam sibuk mudah terjadi kekacauan sirkulasi angkutan. Pengembangan parkir angkutan sulit dilakukan.
b. Sistem peron tengah
Sirkulasi manusia dan kendaraan terpisah. Jarak pencapaian lebih pendek.
Angkutan dapat bergerak leluasa di sekitar peron. Pengembangan areal terminal kearah dalam.
c. Sistem peron paralel
Membutuhkan ruang tersendiri untuk sirkulasi antar peron (di atas/di bawah emplasment).
Pencapaian ke peron lebih pendek. Gerakan angkutan terbatas pada jalurnya. Pengembangan lebih sulit dilakukan.
Banyak terjadi perpotongan sirkulasi antara penumpang dengan angkutan.
5. Fasilitas Termial
Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utaama dan fasilitas pendukung, semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan.
a. Fasilitas utamaa
Jalur pemberangkatan kendaraan umum. Jalur kedatangan kendaraan umum.
Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.
Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar. Menara pengawas.
Loket penjualan karcis.
Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan.
Pelataran arkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
b. Fasilitas penunjang
Kamar kecil/toilet. Musholla.
Kios/kantin
Ruang engobatan.
Ruang informasi dan pengaduan. Wartel
II.3. Lokasi Proyek
Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Marelan dan Medan Labuhan di selatan, dan Selat Malaka di utara.
Gambar 2.11. Lokasi Proyek
1. Judul Proyek : Pusat Transportasi Belawan 2. Tema Proyek : Arsitektur HighTech
3. Lokasi Proyek : Jln. Sumatera, Belawan 4. Batas Site
Utara : Daerah Pelabuhan
Selatan : Gedung Polisi Perairan dan Rumah penduduk Timur : Rumah penduduk
Barat : Sungai Belawan 5. Luas Site : ± 2.9 hektar 6. Status Proyek : Fiktif
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) Medan, kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang diperuntukan sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan regional, pusat pelayanan transportasi, pusat kegiatan sosial-budaya, pusat kegiatan industri, dan pusat kegiatan perikanan.
Tabel 2.1. Rencana Pusat Pelayanan Kota Medan 2030
NO PUSAT
PELAYANAN
FUNGSI WILAYAH PELAYANAN
A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis; Pusat kegiatan jasa dan
kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;
Pusat pelayanan ekonomi
Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;
Provinsi Sumatera Utara Internasional
B Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional
Pusat pelayanan transportasi; Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan industri
Kota Medan Bagian Utara;
Provinsi Sumatera Utara Regional
1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan
pusat pelayanan transportasi laut,
pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,
pusat kegiatan industri, dan
pusat kegiatan perikanan
Kec. Medan Belawan
2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan
Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan kesehatan
Kec. Medan Labuhan
3 Subpusat
Pelayanan kota
Medan Maimun
Pusat kegiatan Jasa dan perdagangan
Pusat pemerintahan Pusat perekonomian Pusat pendidikan Pusat kesehatan
Kec. Medan Maimun
4 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan
Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); Pusat kegiatan rekreasi dan
wisata
5 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis
Pusat pelayanan olahraga
Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan
Tembung
6 Subpusat pelayanan kota Medan Area
Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi
Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas
7 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia
Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi
wilayah bagian Barat
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal
8 Subpusat pelayanan kota Medan Selayang
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis
Pusat Pendidikan
Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor
9 Subpusat pelayanan
kotaMedan Timur
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis
Pusat pelayanan transportasi (TOD);
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat
Gambar 2.12. Peta Kota Medan
II.4. Studi Banding Fungsi Sejenis
Berikut beberapa studi banding bangunan dengan fungsi sejenis. Proyek-proyek sejenis ini dapat diambil sebagai bahan pembelajaran, baik dari segi tipologi maupun penerapan konsep-konsep arsitekturnya.
1. Yokohama International Passenger Terminal, Yokohama, Jepang
Yokohama International Passenger Terminal terletak di sebelah ujung Barat Laut dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini bernama Osanbashi Pier, kemudian pada tahun 1994 diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain ulang terminal ini. Akhirnya kompetisi dimenangkan oleh tim arsitek muda dari London, yaitu Foreign Offoce Architects.
Pembangunan terminal ini mendapat cukup banyak hambatan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun 1990-an, namun terpilihnya Jepang bersama Korea untuk menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2001 yang babak finalnya diselenggarakan di Kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini.
Akhirnya pada tahun 2002 terminal ini selesai dibangun dan hingga saat ini
Yokohama International Passenger Terminal dikenal sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut. Posisi terminal terletak pada dermaga yang menjorok ke laut, dermaga seperti ini biasanya diterapkan pada dermaga yang kedalaman kolamnya dangkal.
Gambar 2.14. Yokohama International Terminal
Gambar 2.15. Tampak Atas Terminal Gambar 2.16. Tampak Atas Terminal
Ruang luar terminal yang menyediakan akses yang sangat bebas kepada pejalan kaki, juga tersedia akses langsung ke atap terminal yang berfungsi sebagai Roof Plaza
dan Dek Pengantar.
Langit-langit interior Lobby Utama Terminal menerapkan konsep kertas origami yang merupakan seni kerajinan tangan yang berasal dari Jepang. Koridor yang merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dari ruang luar ke dalam terminal dan sebaliknya di buat senada dengan jalur pejalan kaki ruang luar terminal.
Gambar 2.18. Langit-langit Pelabuhan Gambar 2.19. Jalur Pejalan Kaki
Kesimpulan:
Penggabungan unsur air dan tanah menghasilkan desain pelabuhan yang unik. Pada dasarnya pelabuhan terletak di pinggir laut namun didesain menyerupai daratan. Penggunaan warna kayu juga menciptakan suasana darat. Adanya aksen origami pada langit-langit menambah keunikan dari pelabuhan ini.
2. Spandau Railway Station, Berlin, Jerman
Stasiun Kereta Api Spandau di Berlin, Jerman, adalah salah satu stasiun kereta api yang paling modern. Berlin berjarak ± 236 km dari tengah Kota Rostock. Stasiun kereta ini bermaterialkan baja dan kaca, garis-garis yang jelas dan memiliki sentuhan bangunan berteknologi tinggi (HighTech).
Spandau railway station yang bersejarah yang terletak di sebelah timur dari sungai Havel, yang sekarang disebut Stresow dan hanya dilayani oleh S-Bahn kereta metro.
Gambar 2.20. Spandu Railway Station
Kesimpulan:
3. Terminal AKAP Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau
Terminal AKAP Payung Sekaki atau Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (disingkat TBRPS) adalah terminal besar yang terletak di Pekanbaru, Riau. Terminal ini dubangun untuk menggantikan Terminal Mayang Terurai yang terletak di Jalan Nangka (Tuanku Tambusai) tepat di pusat kota. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki melayani trayek dari Riau menuju Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Pulau Jawa, dan daerah lain di Pulau Sumatera.
Gambar 2.21. Atap Terminal Bandar Raya Payung Sekaki
Gambar 2.22. Interior Dalam Terminal
Sistem pencatatan kendaraan yang masuk dan keluar di Terminal ini menggunakan sistem komputerisasi. Disediakan penginapan bagi penumpang yang kemalaman. Kapasitasnya sekitar 50 orang, terdiri atas kamar VIP dan kelas ekonomi.
Gambar 2.23. Area Terminal
Kesimpulan: