BAB II
KERANGKA TEORI 2.1Strategi Bisnis
Setiap perusahaan pasti membutuhkan strategi bisnis apabila usaha atau perusahaan mereka ingin bertumbuh dan maju dalam situasi persaingan dunia global yang semakin hebat seperti saat ini. Strategi bisnis yang diciptakan suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan. Perusahaan menggunakan strategi bisnis untuk menggarisbawahi langkah pokok yang mereka rencanakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Grant dan Owen (2010:19) Strategi Bisnis adalah kebijakan-kebijakan dan garis-garis pedoman yang menentukan cara sebuah perusahaa bersaing dalam sebuah industri dan khususnya cara perusahaan untuk membentuk keunggulan bersaing Strategi bisnis sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen,misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,strategi distribusi dan sebagainya.
Menurut Wheelen dan Hunger (2003:21) strategi level unit bisnis, lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatandan operasi suatu bisnis tertentu.Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari posisi kompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industri yang spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh bisnis tersebut.
Strategi Bisnis berada pada tigkat dua berdasarkan tingkat agregasi (level of aggregation) tingkat nya berada setelah strategi korporat dan setelah strategi
dijumpai dalam literatur manajemen strategik. Strategi fungsional mencakup aspek-aspek fungsional spesifik dalam sebuah perusahaan (contohnya: strategi pemasaran, strategi oprasional, dan seterusnya). Strategi pada level bisnis membutuhkan pengintegrasian strategi-strategi level fungsional untuk serangkaian produk dan/atau jasa tertentu yang ditujukan bagi segmen pelanggan spesifik. Banyak perusahaan yang hanya mempunyai satu unit bisnis atau produk.
Dalam hal ini tingkat agregasi tertinggi adalah strategi level bisnis. Sementara bagi perusahaan-perusahaan yang beroprasi pada lebih dari satu bidang bisnis (memiliki lebih dari satu unit bisnis), strategi level korporat (multi-business strategies) dibutuhkan untuk menyelaraskan berbagai strategi level bisninya.
Fokus Strategi Bisnis diantara lain adalah Portofolio produk/pasar, Alokasi sumber daya, Produk/pasar, Budaya bisnis, Manajemen biaya strategic, dll yang tidak lain adalah nilai dari suatu bisnis (business value).
Gambar 2.1 Fokus Strategi Bisnis
Sumber : Fandi Tjiptono & Gregorius Chandra (2012) Business
Value FOKUS
STRATEGI BISNIS
Kompetisi unik
Pengembangan
posisi kompetitif
Keunggulan Economic
2.1.1 Jenis-Jenis Strategi pada unit bisnis
Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas persaingan dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012) menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu:
a. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan (competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha mencapai biaya paling rendah dibanding perusahaan lain yang berada dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaann dapat berasal dari penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan baku yang lebih menguntungkan dibanding pesaing, dan sebagainya. Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah menghambat masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama.
b. Diferensiasi (Differentiation)
c. Fokus (Focus)
Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam suatu industri kemudian mereka mengembangkan strategi yang sesuai untuk segmen tersebut. Dan juga memilih segmen yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki cakupan pasar yang lebih luas. Strategi fokus terbagi dua jenis yaitu focus pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi (differentiation focus). Perusahan yang
Gambar 2.2
Letak Level Strategi Bisnis Pada Level Strategi
STRATEGI KORPORAT
STRATEGI BISNIS
STRATEGI LEVEL FUNGSIONAL
Sumber : Fandi Tjiptono & Gregorius Chandra (2012)
2.2 Strategi Bersaing
Menurut Micheal E. Porter yang dikutip dalam buku Hariadi, Bambang (2003) pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkanlima kekuatan yang masing – masing saling menekan untuk memperolehkeuntungan yang maksimal. Kekuatan – kekuatan tersebut berasal dari 5kekuatan persaingan dalam industri :
a. Ancaman Pendatang Baru ( The Threat of New Entrants )
Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitasi yang baru,keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada, yangpendatang baru dapat perkirakan. Apabila hambatan untuk masukadalah tinggi dan pendatang baru mendapatkan pembalasan yang tajam dari pesaing yang telah berurat akar, sudah jelas pendatangbaru tersebut tidak mengajukan suatu ancaman masuk yang serius. b. Daya Tawar Pelanggan ( The Bargaining Power of Costumers )
Pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota industri. c. Daya Tawar Pemasok ( The Bargaining Power of Suppliers )
d. Ancaman Produk atau Jasa Subtitusi ( The Threat of SubstitutesProducts or Services )
Produk/jasa perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan produk/jas dari industri lain yang dapat menjadi alternative bagi konsumen untuk memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusiatau pengganti bagi produk lain jika konsumen menganggap produk– produk atau jasa tersebut mempunyai fungsi yang serupa. Tekanan persaingan dari produk atau jasa substitusi akan mendorong suatu perusahaan menjalankan strategi guna meyakinkan pelanggan bahwa produkmereka berbeda daripada produk substitusi dengan melalui berbagai bentuk strategi diferensiasi seperti harga yang bersaing, kualitas yang berbeda, pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen atau kombinasi.
e. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada ( The Jockeying AmongCurrent Contestants or Rivalry Among Existing Firms )
Persaingan diantara pesaing yang ada dengan mengambil bentuk yang sama dalam memperebutkan posisi dengan menggunakan strategi – strategi seperti, kompetisi harga, pengenalan produk, dan persaingan advertensi.
2.2.1 Posisi Kompetitif
Pada umumnya posisi kompetitif dinilai berdasarkan sejumlah dimensi yang berpengaruh terhadap kinerja pasar (market performance) dan kinerja laba (profit performance).Kinerja pasar dan kinerja laba ini harus dievaluasi dan dibandingkan dengan para pesaing utama. Dimensi-dimensi tersebut dapat diklasifikasi ke dalam empat kategori (Brown, 1997): structural position, strategic position, market position, dan resources position. Gambar 2.3 merangkum model
posisi kompetitif general yang dikembangkan oleh Brown (1997).
Gambar 2.3 Model Posisi Kompetitif
Sumber: Brown (1997)
Struktur Pangsa Pasar
Struktur Industri Posisi Pangsa
Bisnis
Competitive
Stance Structural
Position Benefit/Pric
lan Market Position
Market Coverage
Resources
Position Posisi perceived
Customer Value
1. Structual Posision
Posisi ini mencakup evaluasi terhadap struktur industri, struktur pangsa pasar, dan posisi pangsa pasar perusahaan. Ketiga faktor ini memberikan gambaran posisi structural perusahaan dan menunjukkan peluang dan ancaman di masa depan. Struktur industri berkenaan dengan five forces model Porter, yaitu: kekuatan tawar menawar konsumen,kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman pendatang baru, dan ancaman produk pengganti atau substitusi (lihat gambar 2.4). Sejumlah upaya bisa dilakukan untuk menyeimbangkan 5 kekuatan yang berpengaruh terhadap intensitas kompetitif industri tersebut, diantarannya: inovasi, perubahan teknologi, pembentukan aliansi strategic, akuisisi, dan strategi bersaing langsung.
Gambar 2.4
Five Forces Model Porter
Sumber : Porter (1980)
Pendatang Baru
PERSAINGAN INDUSTRI INTENSITAS PERSAINGAN
Pemasok Konsumen
2. Strategic Position
Strategic Positionperusahaan tercermin dari caranya menghadapi
kekuatan-kekuatan persaingan dan menciptakan keunggulan kompetitif. Posisi strategicperusahaan terbentuk oleh tiga elemen: competitive stance,
competitiveadvantage, dan market coverage. Competitive stance mencerminkan
pernan perusahaan dalam pasar yang dilayani yaitu sebagai pemimpin (leader),
penantang(challenger), pengikut(follower), atau penceruk pasar(nicher).Keunggulan Kompetitif meliputi tiga disiplin nilai: product
leadership, operational excellence, dan customer intimacy.Market coverge
berkenaan dengan segmen pasar yang dilayani. Perusahaan bisa memilih untuk melayani satu segmen, beberapa segmen atau pasar secara keseluruhan. Dalam prakteknya pilihan ini bisa berubah seiring dengan perjalanan waktu.
3. Market Position
Market position mengacu pada pengakuan dan persepsi pasar releven
terhadap posisi perusahaan di pasar yang dimasuki, menyangkut keberadaan produk dan produk perusahaan dibandingkan para pesaing. Pengakuan persepsi ini biasanya di dasarkan pada penilian terhadap kualitas, rentang produk, ketersediaan, citra dan dimensi relevan lainnya.
4. Resources Position
Elemen Profitabilitas dan sumber daya dalam posisi kompetitif merupakan
2.3 Hotel
Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tampa adanya perjanjian khusus.
Pengertian hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW. 340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (2011:6), adalah "Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial
Menurut Rumekso (2001:2), Hotel adalah bangunan yang meyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan, dan minuman serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola secara professional untuk mendapatkan keuntungan.
Dari pengertian hotel diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Hotel adalah suatu usaha komersial.
2. Hotel diperuntukkan untuk umum. 3. Hotel mempunyai sistem pelayanan.
4. Hotel menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada. Selama tamu tinggal dihotel, tentu memerlukan berbagai fasilitas seperti telepon, TV, kolam renang, dan lain-lain.
2.3.1 Kategori Hotel
Sangat sulit untuk menempatkan hotel-hotel ke dalam kategori terpisah secara jelas. Karena jumlah dan keragaman hotel sangat banyak, peneliti telah membuat klasifikasi yang berbeda beda untuk tujuan penjelasan. Kategori hotel berdasarkan lokasi, harga, tingkat pelayanan, dan fasilitas yang tersedia. Sebuah bangunan tertentu mungkin mencakup kategori-kategori yang dicari para tamu ketika mereka pertama kali masuk hotel atau saat check in di hotel tersebut.
1. Commercial Hotel
Sebuah commercial hotel mengacu pada bangunan hotel yang khususnya melayai tamu binis. commercial hotel biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah bisnis dan mungkin ukurannya kecil, sedang, atau besar. Meskipun tujuan utama dari commercial hotel adalah untuk melayani para tamu bisnis; kelompok tur, turis, turis individu, dan kelompok konfrensi kecil juga mengganggap hotel ini menarik.
2. Airport Hotel
Hotel semacam ini terletak di sekitar wilayah airport. Letaknya itul yang menjadi daya tarik utama para tamu. Ukuran dari airport hotel dapat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai yang berukkuran besar. Semua fasilitas dari hotel - hotel termewah mungkin ada atau tidak ada di airport hotel.
3. Economy Hotel
Economy hotel telah tersebar di seluruh negara untuk tamu dengan biaya
tidak akan mendapatkan fasilitas seperti yang ditemukan di hotel-hotel yang lebih mahal.
4. Suite Hotel
Jenis hotel ini ditandai dengan ruang tamu yang memiliki kamar tidur dan ruang tamu terpisah. Namun kadang-kadang suite merupakan suatu ruangan kecil tertentu. Dan beberapa suite hotel, perlengkapan dapur mungkin disediakan, sedangkan di tempat lain, sebuah lemari es dan dapur basah adalah bagian dari suite.
5. Residential Hotel
Gambaran residential hotel hampir sama dengan suite hotel. Ruang tamu biasanya termasuk ruang duduk , kamar tidur, dan dapur kecil. Orang-orang yang tinggal di residential hotel dalam jangka waktu yang lama, diaanggap sebagai penyewa.
6. Casino Hotel
Hotel-hotel ini menarik para tamu ke usaha judi mereka dan keruang pertunjukan mereka untuk hiburan ternama. Meskipun ruang tamunya cukup mewah, hotel ini berfungsi lebih pada peran penunjangnya seperti fasilitas kasino dan judi.
7. Resorts
Resort hotel dibedakan dari hotel lainnya karna Resort merupakan tujuan
Atmosfer yang lebih menyenangkan dan memuat rileks membedakan resort ini dari rekan usaha yang lain yang lebih komersial.
2.3.2 Jenis Hotel Berdasarkan Kamar Hotel
Menurut Agustinus Darsono (2001:2)Berdasarkan jumlah kamar, hotel dibagi menjadi:
1. Hotel kecil, memiliki kamar di bawah 25 kamar.
2. Hotel menengah, memiliki kamar 25 sampai 100 kamar. 3. Hotel sedang, memiliki kamar 100 sampai 300 kamar. 4. Hotel besar, memiliki lebih dari 300 kamar.
Menurut Rumekso (2001) berdasarkan tarif kamar, hotel dibedakan menjadi:
1. American Plan Hotel, dimana harga kamar sudah termaksuk harga
makanan yang telah ditentukan, terdiri dari:
a. Full American Plan (FAP), harga kamar sudah termasuk makan tiga
kali, yaitu breakfast, lunch, dan dinner.
b. Modified American Plan (MAP), yaitu harga kamar sudah termasuk
makan dua kali, yaitu breakfast dan lunch atau breakfast dan dinner.
c. Bermuda Plan, yaitu sewa kamar sudah termasuk American breakfast.
2. Continental Plan (CP), yaitu sewa kamar sudah termaksud Continental
breakfast.
3. European Plan (EP), yaitu sewa kamar tidak termasuk harga makan dan
2.3.3 Klasifikasi Hotel Bintang
Pengklasifikasian hotel di Indonesia dilakukan dengan melakukan peninjauan setiap 3 tahun sekali yang dilakukan oleh PHRI dengan mempertimbangkan beberapa aspek. mulai dari jumlah kamar, fasilitas dan perlatan yang disediakan, model sistem pengelolaan, bermotto pelayanan. dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut maka hotel dibagi menjadi 5 tingkatan. Berikut
1. Hotel Bintang Satu (*)
Hotel Bintang satu merupakan jenis hotel yang tergolong kecil karena dikelola oleh pemiliknya langsung. biasanya terletak di kawasan yang ramai dan memiliki transportasi umum yang dekat serta hiburan dengan harga yang masuk akal. adapun kriterianya antara lain:
1. Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar 2. Kamar mandi di dalam
3. Luas kamar standar, minimum 20 m persegi 2. Hotel Bintang Dua (**)
Hotel bintang dua biasanya terletak dilokasi yang mudah dicapai dan akses menuju lokasi sangat mudah. Bangunannya terawat, bersih, dan rapi serta lokasinya bebas polusi. Adapun kriterianya :
1. Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar 2. Kamar suite minimum 1 kamar
3. Kamar mandi di dalam
6. Luas kamar suite, min 44 m2 7. Pintu kamar dilengkapi pengaman 8. Harus ada Lobby
9. Tata udara dengan AC/ ventilasi 10.Kapasitas Penerangan min 150 lux 11.Terdapat sarana olahraga
12.Ruang dilengkapi dengan tata pengaturan udara 13.Memiliki bar
3. Hotel Bintang Tiga (***)
Sementara itu untuk hotel bintang tiga biasanya lokasinya dekat tol, pusat bisnis, dan daerah perbelanjaan. Dengan menawarkan pelayanan terbaik. Kamar yang luas dan lobi yang penuh dekorasi. Berikut kriteria lebih lengkapnya:
1. Jumlah kamar standar min 30 kamar 2. Terdapa minimum dua kamar suite 3. Luas kamar standar min 24 m2 4. Luas kamar suite, min 48 m2 5. Kamar memiliki toilet sendiri 6. Terdapat sarana olahraga 7. Kamar dilengkapi AC
8. Tersedia restoran yang menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat sarapan, makan siang, dan makan malam
4. Hotel Bintang Empat (****)
Hotel bintang empat sudah termasuk hotel yang cukup berkelas dengan para karyawan dan staff yang lebih professional. Mereka juga dibekali informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup besar dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran, dan hiburan. Berikut kriterianya:
1. Jumlah kamar standar min 50 kamar 2. Terdapa min 3 kamar suite
3. Luas kamar standar min 24 m2 4. Luas kamar suite, min 48 m2 5. Kamar memiliki toilet sendiri
6. Memiliki lobby dengan luas min 100 m2 7. Memiliki Bar
8. Memiliki sarana rekreasi dan olahraga 9. Memiliki toilet umum
10.Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin 5. Hotel Bintng Lima (*****)
Hotel ini merupakan hotel termewah dengan berbagai fasilitas tambahan serta pelayanan multibahasa yang tersedia. Hotel bintang lima memegang prinsip bahwa tamu nomor satu sehingga ketika tamu datang disambut di pintu masuk hotel, diberikan welcome drink dan ketika dikamar diberikan daftar anggur yang bisa dipilih. Adapun kriteria hotel ini, yaitu:
2. Terdapat min 4 kamar suite
3. Kamar mandi pribadi dalam kamar 4. Luas kamar standart min 26 m2 5. Luas kamar suite, min 52 m2
6. Tempat tidur dan perabot di dalam kamar merupakan kualitas terbaik 7. Memiliki Restoran dengan layanan ke kamar selama 24 jam dalam
seminggu
8. Memiliki sarana rekreasi, olahraga, valet parking, service dari karyawan yang berpengalaman
9. Memiliki toilet umum
10.Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin 2.3.4 Fasilitas Hotel
Untuk menunjang kelancaran operasional hotel, di setiap departemen harus dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk mendukung departemen untuk menjalankan oprasionalnya. Tiap departemen mempunyai fasilitas yang bebeda-beda, sesuai dengan fungsinya ataupun tugasnya. Fasilitas ini harus ditata letaknya sesuai dengan kepentingan tiap-tiap department.
1. Fasilitas Penunjang Operasional Hotel
a. Function
1. Function Room lebih dari 400
2. Pre Function
6. Meeting Room lebih dari 100 7. Pantry
8. WC Pria 9. WC Wanita b. Fitness Center
1. Ruang Fitness 2. Ruang senam 3. Ruang Sauna Pria 4. Ruang Sauna Wanita
5. Counter
6. Loker Pria 7. Loker Wanita 8. WC Pria 9. WC Wanita
c. Swimming Pool
1. Pool Deck sekeliling kolam 2. Locker dengan kunci untuk Pria 3. Locker dengan kunci untuk Wanita 4. Toilet/WC Pria
5. Toilet/WC Wanita 6. Tempat cuci bilas
7. Petunjuk tentang kedalaman air dan pengumuman atau alat penanda lainnya.
1. Poliklinik 2. Mushola
3. Driver Room
4. Massage
5. Salon
6. Drug Store
7. Travel Agent
8. Business Center 9. Florist
10.Money Changer
11.Coffee Shop 12.Lounge Bar 13.Restaurant
2. Fasilitas Penunjang Oprasional Departmen
a. General Manager dan Secretary Office
b. Front Office Department
1. Lobby
2. Concierge
3. Front Desk
4. Back Office
5. Front Office Manager
9. Toilet/WC Wanita
c. Housekeeping Department
1. Housekeeping Office
2. Gudang linen 3. Gudang ameities 4. Gudang alat-alat kerja 5. Ruang pakaian bersih 6. Ruang seragam
7. Gudang barang-barang bekas 8. Ruang Lost and Found 9. Gudang Chemical
10.Roomboy Station di tiap kamar
d. Laundry
1. Office
2. Ruang pakaian kotor 3. Ruang cuci
4. Ruang setrika
5. Ruang pakaian bersih
e. Engineering Department
1. Chief Engineering Office 2. Ruang Kontrol
3. Workshop
6. Ruang Genset 7. Ruang Boiler 8. Ruang pompa 9. Ruang trafo 10.Ruang PLN 11.Ruang Chiller 12.WC karyawan
f. Food and Beverage Department
1. F&B Manager Office 2. Gudang bahan kering 3. Gudang minuman
4. Cold Storage
5. Kulkas sayuran
6. Gudang Ice Carping, Butter Carping 7. Gudang perabot pecah belah
8. Gudang botol kosong
9. Pantry
10.Toilet/WC Pria 11.Toilet/WC Wanita
g. Main Kitchen
1. Kitchen
2. Chef Office
3. Room Service
1. Manager Office 2. Ruang Staff 3. Ruang Pelatihan
4. Ruang Rapat Departmen Hotel
5. Employee Dining Room
6. Locker Karyawan wanita 7. Locker Karyawan pria 8. WC karyawan
i. Accounting Department
1. Accounting Manager
2. Cashier
3. Ruang Staff 4. Ruang Arsip
j. Purchasing
1. Office 2. Reseiving
3. General Storage
4. Gudang Stasioner
k. Marketing Department
1. Marketing Manager Office
2.3.5 Ciri- Ciri Transaksi Industri Perhotelan
Industri Perhotelan merupakan industri jasa. Dikatakan Industri jasa karena produk yang ditawarkan adalah jasa. Misalnya jasa pelayanan kamar, jasa pencucian pakaian, dan lain sebagainya. Sebagai industri jasa, industri perhotelan memiliki beberapa ciri, diantaranya:
1. Penjualan
Frekuensi penjualan relatif tinggi. Industri perhotelan dalam sehari beroprasi selama 24 jam. Penjualan terjadi di restoran, cafe, bar, dan fasilitas lain terjadi dengan cepat. Terhadap frekuensi penjualan yang relatif tinggi itu harus dilakukan pengendalian oleh manajemen agar hasil penjualan dapat terkendali.
Bisnis bersifat musiman. Untuk di kawasan bisnis (business hotel), tingkat hunian kamar yang tinggi di antara Senin sampai dengan Kamis. Sebaliknya pada hotel kawasan wisata, tingkat hunian relatif stabil dan akan menjadi tinggi pada musim libur.
2. Sifat Produk
Sifat produk pada industri perhotelan antar lain mutu produk dan layanan yang dihasilkan oleh industri perhotelan bersifat fluktuatif, tamu terlibat langsung dalam aktivitas poduksi, produk yang ditawarkan tidak dapat dijadikan sample, dan pengendalian mutu produk dilaksanakan dengan ketat.
3. Kalkulasi Harga Pokok Makanan dan Minuman
pokok makanan dan minuman hanya biaya bahan baku makanan dan minuman yang di bebankan sebagai harga pokok setiap produk. Biaya tenaga kerja dan overhead tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok makanan tetapi akan diperhitungkan pada akhir priode akuntansi sebagai beban restoran.
4. Pelaporan Aktivitas Operasional Hotel
Karena aktivitas hotel yang tinggi maka laporan dikerjakan setiap hari. Aktivitas operasional hotel dimulai dari jadwal kerja/shift pagi (Shift A) kemudian ditutup pada shift C. Laporan penjulan dan biaya yang terjadi diperiksa dan di audit setiap hari oleh auditor internal hotel.
5. Pemasaran Hotel
Hotel dipasarkan dengan berbagai saluran distribusi. Untuk mengenalkan mutu layanan dan fasilitas hotel, hotel bisa menggunakan agen agen promosi bekerja sama dengan travel agen, atau membuat event-event kreatif sebagai ajang promosi. Kemajuan teknologi juga membantu
hotel melakukan kegiatan pemasaran, dengan hadirnya internet. Hotel bisa membuat website dan melukan kerja sama dengan situs-situs pencarian hotel online yang sekarang sedang booming untuk menarik konsumen. 6. Investasi
7. Sistem Akuntansi
Waktu pelaporan yang dilakukan relatif cepat untuk mendeteksi jika terjadi kesalahan ataupun penyimpangan terutama dalam penjualan. Agar manajemen dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan cepat maka diperlukan sistem akuntansi khusus dan aktivasi hotel.Frekuensi transksi di hotel terjadi dengan cepat namun dengan nilai transaksi kas per unit yang relatif kecil memerlukan penanganan khusus, misalnya laporan penjualan kas setiap waktu kerja (shift) ataupun jurnal khusus penerimaan kas untuk mengendalikan kas hotel.
8. Struktur pendapatan biaya hotel
Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan, minuman, dan pendapatan lain. Sedangkan biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan yang habis di pakai di setiap bagian hotel, harga pokok makanan dan minuman, biaya adminitrasi dan umum, biaya administrasi dan pemasaran, biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, biaya sumber daya manusia,biaya pemeliharaan sarana fisik, biaya energi dan laba/rugi yang dihasilkan.
2.4 Analisis SWOT
2.4.1 Pengertian Analisis SWOT
perusahaan`lebih mudah tercapai sehingga setiap perusahaan dapat mempergunakan teknik analisis SWOT.
Proses pengambilan keputusan strategi ini selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT, dimana analisis SWOT merupakan analisis untuk membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
2.4.2 Tujuan Penerapan SWOT
Menurut Hunger (2003:22) analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategi untuk menemukan kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.
2.4.3 Pengamatan Lingkungan
Menurut Hunger (2003:23) sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strategi, manajemen harus mengamati lingkungan eksternal untuk mengindentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan lingkungan adalah pemantauan, pengevaluasian, dan penyebaran informasi dari lingkungan eksternal kepada orang orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan lingkungan adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategi dan memastikan kesehatan manajemen jangka panjang. Penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara pengamatan lingkungan dengan laba.
2.4.3.1 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Jatmiko (2004:30), analisis lingkungan eksternal disebut juga analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan, analisis kapabilitas dan budaya organisasi, atau kadang juga disebut analisis jati diri organisasi/perusahaan merupakan analisis mengenai sumberdaya perusahaan, dan peluang-peluang industri. Adapun indentifikasi faktor yang terdapat dalam lingkungan internal perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah proses penentuan, pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dalam kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa.
2. Aspek Keuangan dan Akuntansi
organisasi/perusahaan merupakan hal yang penting dalam formulasi strategi secara efektif.
3. Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor lingkungan internal dalam perusahaan yang menjalankan seluruh aktivitas-aktivitas didalam perusahaan. Perusahaan dapat bekerja dengan baik apabila memilki sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, keahlian dalam bersaing dan manajemen yang baik.
4. Aspek Produksi/Operasi dan Penelitian Pengembangan
Aktivitas-aktivitas produksi merupakan gambaran bagian terbesar dari sumber daya manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan pengembangan secara spesifik juga mempengaruhi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
5. Aspek Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan istilah yang berhubungan dengan mekanisme formal dimana setiap organisasi sebaiknya menggunakan sistem informasi untuk memperoleh informasi tentang lingkungan eksternal yang relevan dan tentang kapabilitas internal organisasi itu sendiri.
2.4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal
komponen-komponen tersebut. Komponen itu cenderung diperlukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana
organisasi berkompromi atau menyiasati komponen-komponen tersebut (Dirgantoro,2004:40).
Menurut Jatmiko (2004:39), analisis lingkungan eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Lingkungan Eksternal Makro, terdiri dari: a. Faktor Fisik
Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit atau surflus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestik bruto. c. Faktor Sosial
Faktor sosial mencakup angkatan kerja, variasi dalam angkatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan dalam persepsi mengenai karakteristik produk dan jasa.
d. Faktor Politik dan Hukum
e. Faktor Teknologi
Faktor teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta dan teknologi komunikasi baru.
f. Faktor Demografi
Faktor demografi mencakup besarnya populasi, struktur usia, distribusi geografi, komposisi etnis dan distribusi pendapatan.
2. Lingkungan Eksternal Mikro
Menurut Jatmiko (2004:44) lingkungan industri disebut juga dengan lingkungan kompetitif yang merupakan lingkungan eksternal yang paling penting bagi kebanyakan manajer dan perumusan manajemen stratejik suatu perusahaan untuk dianalisis secara mendalam.
Kekuatan persaingan industri terdapat beberapa unsur, antara lain: a. Ancaman Pendatang Baru
b. Kekuatan Pemasok
Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan. Apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang industri tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar menjadi kuat.
c. Kekuatan Pembeli/Pelanggan
Dalam pembelian terdapat dua jenis pelanggan yang dimaksud, yaitu yang terdiri dari pelanggan individu dan pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa perantara antara industri atau pemakai akhir atau konsumen akhir, namun juga ada industri atau perusahaan yang menjual secara langsung kepada konsumen akhir.
d. Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan.
e. Pesaing Dalam Industri
Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses didalam atau pasar yang memberikan peluang-peluang keuntungan.
2.4.4 Tahapan Perencanaan Strategi Melalui Analisis SWOT
1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklarifikasian data dan pra analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional dan laporan kegiatan pemasaran. Metode yang dipakai dalam tahap ini adalah matriks IFAS dan matriks EFAS.
2. Tahapan Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS + EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan akan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar - benar tekait dengan permasalahan yang terjadi.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian Nurhalimah
Nasution
2014 Analisis Strategi Bisnis Jasa Transportasi CV. Simpati Taxi Medan
Lingkungan eksternal dan internal CV Simpati Taxi
sangat berpegaruh. Lingkungan eksternalnya adalah merekrut pengemudi
yang professional. Lingkungan internal pengembangan pasar dan
memperbanyak rute dan tujuan trayek.
CV Simpati Taxi lebih memprioritaskan strategi pengembangan pasar dalam meningkatkan kualitas pelayanan jasa yang diberikan
kepada para penumpang dan penetrasi strategi yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar produk yang dihasilkan oleh
perusahaan dalam menghadapi persainan bisnis
jasa transportasi.
Astuti Pengembangan Usaha Kecil (Studi pada Usaha Mak Atik)
yang tepat untuk usaha Mak Atik berdasarkan analisis SWOT adalah Menciptakan produk kreasi baru dengan harga yang dijangkau konsumen, memperthankan
pelayanan untuk mempertahankan loyalitas
konsumen, menjalin hubungan baik dengan peemasok untuk selalu mendapat produk berkualitas. Desy Erika
Permatasari
2015 Penentuan Strategi Bisnis Manajemen
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi yaitu peluang berjumlah 5 faktor dengan peluang utama adalah adanya kesan positif dari tamu yang pernah menginap dengan skor bobot 0,3366. Ancaman juga berjumlah 5 faktor dengan ancaman utama dalah persaingan industri hotel Surabaya semakin ketat dengan skor bobot 0,3041. Faktor internal hotel yang
dengan skor 0,3554. Sedangkan kelemahan sebanyak 6 faktor dengan
kelemahan utama adalah kurang luasnya lahan parkir dengan skor 0,1133.
Strategi yang sebaiknya digunakan oleh hotel Quds Royal dalam menghadapi persaingan berdasarkan hasil analisis matriks QSPM ialah menjalin kerja sama dengan berbagai travel agent yang menjual paket wisata religi dalam menarik minat rombongan peziarah Sunan Ampel untuk menginap di Quds Royal.
Iin Sri Karina
Sebayang
2013 Strategi Bersaing Dalam Pemasaran Melalui Analisis SWOT Pada Toko
Kaban Di Perumnas
Simalingkar
SIANTAR HOTEL
ANALISIS LINGKUNGAN
INTERNAL EKSTERNAL
IFAS EFAS
ANALISIS SWOT
EVALUASI STRATEGI EVALUASI
2.6 Kerangka Pemikiran
Pada skripsi ini penulis menggunakan analisis SWOT sebagai formulasi terhadap strategi bisnis Siantar Hotel. Untuk melakukan analisi SWOT penulis terlebih dahulu melalukan analisis lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah analisis lingkungan dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal) perusahaan (hotel).
Setelah analisis Lingkungan dilakukan maka akan didapat gambaran perusahaan (hotel) tersebut. Dengan gambaran tersebut penulis membuat analisis SWOT dari perusahaan (hotel) tersebut. Setelah di dapat hasil dari analisis SWOT maka akan diketahui letak perusahaan (hotel). Setelah diketahui letak perusahaan (hotel) pada suatu kuadran maka strategi bisa ditentukan.
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir