• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1: Permohonan Menjadi Informan

PERMOHONAN MENJADI INFORMAN Kepada Yth.

Bapak selaku informan Di tempat.

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,

Nama : Priska Sri Indrayani

NIM : 121000398

Akan mengadakan penelitian tentang “Penerapan Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak untuk berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Apabila Bapak bersedia menjadi informan, maka saya bermohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang tersedia. Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(2)

Lampiran 2: Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Jabatan :

Pendidikan Terakhir :

Masa Kerja :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dari pengumpulan data untuk penellitian tentang “Penerapan Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas

Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016”. Untuk itu, secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi informan penelitian tersebut.

Adapun bentuk kesediaan saya adalah:

1. Bersedia ditemui dan memberi keterangan yang di perlukan untuk keperluan penelitian

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Kuala Tanjung, 2016 Informan

(3)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

PENERAPAN SAFETY INSPECTION SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN

KUALA TANJUNG TAHUN 2016

Petunjuk umum wawancara mengenai “Safety Inspection”.

1. Ucapan terimakasih kepada informan karena telah bersedia diwawancara. 2. Melakukan perkenalan dua arah, baik peneliti ataupun informan.

3. Menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan wawancara.

4. Menjelaskan bahwa pendapat atau saran dan pengalaman informan sangat berharga.

5. Menjawab pertanyaan wawancara dengan jelas dan jujur sangat diharapkan oleh peneliti.

(4)

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Usia :

Jabatan :

Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja :

PEDOMAN WAWANCARA

I. Apa tujuan dan manfaat dilaksanakannya safety inspection bagi perusahaan? II. Jenis Safety inspection

Jenis inspeksi apa yang dilakukan di PT. MNA ini? III. Pelaksana Safety inspection

1. Siapa yang melakukan safety inspection? Apa jabatannya? 2. Berapa orang? Apa saja tugas dan tanggung jawabnya?

3. Apakah orang yang bertanggung jawab melakukan safety inspection telah mendapatkan pelatihan mengenai safety inspection?

IV. Waktu dan Frekuensi

1. Kapan safety inspection dilakukan?

2. Berapa sering safety inspection dilakukan?

3. Apakah ada area kerja dengan frekuensi inspeksi paling sering dilakukan berdasarkan potensi bahaya?

V. Hal Yang Diinspeksi

1. Apa saja yang diinspeksi?

2. Apakah terdapat form/checklist mengenai hal apa saja yang akan diinspeksi?

VI. Prosedur Pelaksanaan Safety inspection

(5)

b. Pelaksanaan

(6)

Lampiran 4. Hasil Wawancara Penerapan Safety inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Tabel Matriks 1. Penerapan Safety inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Informan 1 HoD EHS

Safety inspection diterapkan sejak tahun 2008. Safety inspection salah satu tools untuk prevention accident untuk dapat menilai sejauh mana gap atau ketidaksesuaian K3 di masing-masing tempat kerja sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan segera agar tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman pelaksanaan safety inspection di perusahaan ini adalah SOP yang berlaku di Wilmar dan MNA Kuala Tanjung. Kita melakukan Safety inspection karena kebutuhan. Memang ada UU No. 1 tahun 1970 dan Requirement Quality Management System OHSAS 18001 yang mengharuskan kita melakukan safety inspection. Jadi karena kita sudah mempunyai manual prosedur untuk K3 makanya kita harus punya safety inspection. Dengan adanya tindakan perbaikan unsafe action, unsafe condition maka dapat kita lakukan controlling sehingga akan sangat berdampak terhadap pencegahan kecelakaan kerja.

Informan 2 EHS Supervisor

(Sekretaris P2K3)

Safety inspection merupakan salah satu tools bagaimana kita bisa melihat jalannya pelaksanaan K3 di perusahaan apakah memenuhi peraturan atau ketentuan yang telah digariskan sehingga kita bisa membandingkan implementasi yang dilapangan terhadap yang ditetapkan apakah sesuai , kurang sesuai atau bahkan tidak tepat sama sekali.

Kalau berdasarakan peraturan, MNA telah menerapkan klausul-klausul yang telah disebutkan dalam audit OHSAS 18001, turunan-turunan dari UU No. 1 tahun 1970 tentang Menajemen K3, tapi induknya UU No. 1 tahun 1970, jadi wajib melakukan inspeksi K3 dalam rangka upaya-upaya untuk mencegah kecelakaan.

(7)

mencegah kecelakaan dengan konsep berperilaku aman dalam bekerja. Jika kita berperilaku aman maka peluang kondisi tidak aman sangat kecil.

Informan 3 EHS Officer

Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan sudah diterapkan sejak tahun 2008. Safety inspection menjadi salah satu standar untuk melakukan pengontrolan sarana produksi untuk melihat ketidaksesuaian yang mencakup salah satunya mesin, lingkungan kerja, proses kerja. Menyangkut standar control produksi dan operasional. Salah satu Pedoman safety inspection adalah UU No. 1 Tahun 1970, Wilwar Sustainable Control (WSC) dan juga yang di SOP masih Permen 1996, SOP kami banyak yang belum direvisi. Informan 4

Seksi Patrol

Safety inspection ini dilakukan di semua departemen yag ada di MNA dan sudah ada pihak yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Safety inspection itu sangat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Safety inspection ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi hal-hal yang tidak sesuai dengan K3.

Informan 5 Assistant Supervisor

Setiap proses kerja kritikal dan non-kritikal perlu dilakukan inspeksi untuk mengetahui apakah telah dilakukan sesuai dengan peraturan K3. Safety inspection ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya kondisi-kondisi tidak aman sehingga kecelakaan kerja dapat ditekan.

Informan 6 Anggota P2K3

Safety inspection sebagai upaya pendukung untuk mencapai target perusahaan yaitu zero accident.

Tabel Matriks 2. Waktu dan Frekuensi Safety inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Informan 1 HoD EHS

(8)

Infroman 2 departemen sendiri, kemudian gabungan seluruh MNA untuk saling crosscheck. Masalahnya adalah jadwal dalam pelaksanaan yang gabungan dari beberapa deparetemen sulit mempertemukan secara kesatuan waktu. Sering kita melakukan penjadwalan ulang karena personilnya memiliki kesibukan, ada pekerjaan darurat, kegiatan lain yang membuat jadwal bergeser.

Informan 3 EHS Officer

Jadwal tetapnya minggu pertama sampai minggu kedua paling lama. Karena kalau dibuat minggu ketiga nanti pada saat perbaikan dalam bulan itu waktu untuk closed nya terlalu cepat. Jadi kalau minggu pertama kan masih ada waktunya 3 minggu lagi untuk perbaikan, karena bagaimanapun laporannya harus di closed dalam bulan itu juga. Jangan melewati bulan tersebut.

Informan 4 Seksi Patrol

Safety ispeksi ada yang dilakukan setiap hari ada juga bulanan. Safety inspection harian yang dilakukan mulai dari pagi hari pukul 08.00 setelah briefing sambil meriksa work permit sampai dengan selesai jam kerja office yaitu pukul 16.45. Untuk shift malam juga ada yang bertugas untuk inspeksi dari masing-masing departemen. Safety inspection perbulannya diadakan minggu pertama atau kedua.

Informan 5 Assisten Supervisor

Inspeksi secara data memang ada formnya tapi tidak harian. Minimal 3 kali sebulan mengisi form yang menandakan bahwasannya kita telah melakukan inspeksi lalu laporannya diberikan ke EHS, yang membuat laporannya kita sendiri (user plant). Kalau inspeksi tanpa data kita lakukan setiap hari.

Informan 6 Anggota P2K3

(9)

Tabel Matriks 3. Jenis Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Informan 1 HoD EHS

Untuk jenis inspeksi yang kita lakukan ada rutin dan tidak rutin. Kalau yang rutin kita lakukan sebulan sekali kalau yang tidak rutin itu contohnya pada saat petugas sedang safety patrol ada temuan itu bisa dilakukan inspeksi.

Informan 2 EHS Supervisor (Sekretaris P2K3)

Jenisnya Berdasarkan pelaksana inspeksi kita ada 3 pihak, yaitu yang pertama inspeksi yang dilakukan oleh kita (EHS), pihak user plant, dan gabungan. Kalau yang dari EHS inspeksi semua departemen, kalau user plant inspeksi departemen masing-masing, gabungan itu dilakukan setiap satu kali bulan. unsafe action, unsafe condition, kondisi lingkungan, dan lain-lain

Informan 5 Assisten Supervisor

Ada yang terjadwal dan ada yang tidak terjadwal. Kalau yang terjadawal sebulan sekali dan seminggu sekali itu pakai form kalau yang tidak terjadwal atau tidak pakai form kita lakukan setiap hari

Informan 6 Anggota P2K3

Ada 2 jenis, yaitu inspeksi dilakukan oleh tim EHS dan yang yang kita lakukan sehari-hari di departemen

Tabel Matriks 4. Pelaksana Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Informan 1 HoD EHS

Petugas safety inspection itu semua departemen perwakilannya ada minimal level supervisor sebagai inspektor. Pihak yang diinspeksi bisa bermacam-macam, ada PiC penanggungjawab masing-masing area. Jadi level supervisor sebagai inspektor melakukan safety inspection di area tempat kerja. Disebut juga dengan Cross audit. Misalnya orang PKS menginspeksi di concumer pack, consumer pack menginspeksi di operation, dan seterusnya. Supervisor dan orang-orang yang ada di struktur P2K3 adalah orang- orang yang berkompeten karena sudah ditraining.

Informan 2 EHS

(10)

Supervisor (Sekretaris

P2K3)

serendah-rendahnya Head of Depertemen karena mereka wajib terlibat di dalamnya. Perbedaannya adalah kalau departemen melakukan untuk departemennya masing-masing sedangkan yang dilakukan EHS untuk keseluruhan departemen. Kemudian ada satu lagi yang baru-baru ini dibuat dan ditegaskan oleh pimpinan, yaitu dengan membentuk suatu kelompok tim inspeksi kemudian menginspeksi departemen lain. Jadi ada 3 pihak yaitu, kami sendiri (EHS), departemen sendiri, kemudian gabungan seluruh MNA untuk saling crosscheck. Mereka sudah melakukan pelatihan, ada namanya struktur P2K3 departemen, sejak mereka kita angkat jadi anggota P2K3 otomatis mereka mendapat pelatihan yang cukup terkait K3. Dalam matriks training kita, inspeksi dan observasi adalah matrik training yang wajib baik departemen maupun EHS dan seluruh karyawan. Kalau personil saya kira semua auditornya sudah mempunyai kemampuan yang cukuplah secara pesonilnya. Pemahaman tentang kondisi dan perilaku yang tidak aman sudah mempunyai pengetahuan yang sama.

Informan 3 EHS Officer

Awalnya yang bertugas melakukan safety inspection hanya dari departemen EHS tapi mulai 2016 petugas yang melakukan safety inspection sudah merupakan gabungan dari beberapa dapartemen dan dibuat dalam bentuk tim. Safety inspection yang dilakukan oleh masing-masing departemen juga ada. Dulunya EHS ada sekitar 5 orang setiap bulan yang melakukan, sekarang kita bagi satu orang satu untuk mendampingi setiap tim dari berbagai departemen yang telah diunjuk oleh HoDnya. Jumlah totalnya 5-7 oranglah 1 tim, ada juga ketua timnya kita buat. Tugasnya tim itu pada saat melaksanakan safety inspection mereka harus mencatat hasil temuan inspeksi yang ada, ngasih rekomendasilah sama pihak plant, baru nanti form yang udah diisi dilaporkan sama kita saya selaku safety officer.

(11)

Informan 4 Seksi Patrol

Petugas yang melakukan safety inspection kalau untuk harian setiap departemen sudah ada dibentuk PPIK (Petugas Pemberi Izin Kerja) jadi kita kerjasama dengan departemen, EHS hanya memantau. Untuk safety inspection bulanan yang bertugas tidak saya sendiri tapi bergabung dengan HoD dari beberapa departemen dan seksi patrol yaitu pak Darwis, pak Haryanto, dan pak Budi. Dari departemen juga wajib melakukan inspeksi dan wajib membuat laporan bernama laporan P2K3L yang terdiri dari laporan ketersediaan P3K, observasi perilaku dan lingkungan kemudian laporan diserahkan kepada departemen EHS. Seksi Patrol juga wajib melaporkan minimal 10 temuan setiap bulan baik temuan positif atau negatif. Temuannya tentang perilaku pekerja. Kalau temuan negatif itu misalnya supir truk ada yang berkeliaran tidak istirahat di tempat yang sudah disediakan, kalau temaun positif itu pekerja yang sudah menggunakan APD lengkap dan bekerja sesuai prosedur.

Informan 5 Assisten Supervisor

Petugas yang mengingatkan pekerja adalah tugas beberapa pihak, pihak plant dimana mereka bekerja, seksi patrol dari Departemen EHS, dan pihak pemborongnya. Pekerja mengajukan work permit ke kita izinnya. Orang EHS setiap hari meginspeksi dan mengecek Work Permit, mengecek bagaimana kondisi lapangan. Kita dan pihak pemborongnya juga memastikan dan mengecek bahwa fasilitas safety digunakan oleh setiap anggotanya. Setiap plant masing-masing juga ada orang-orangnya yang melakukan inspeksi, kalau di plant ini yang melakukan komisaris P2K3.

(12)

Informan 6 Anggota P2K3

Safety inspection adalah tugas semua personil yang ada di masing-masing departemen hanya saja untuk melaporkannya ke EHS ada perwakilannya. Kalau untuk setiap harinya setiap personil wajib melakukan action terhadap safety yang ada di plant apabila terdapat kondisi tidak aman langsung bertindak. Untuk inspeksi Kita menunjuk salah satu komisaris P2K3 yang ada di plant, beliau bersama dengan shift leader akan melakukan safety inspection mingguan. Petugas inspeksi sudah dapat pelatihan. Fasilitatornya kita buat orang EHS. Petugas inspeksi memantau setiap kontraktor yang tidak ada work permit, pekerja yang tidak memakai APD wajib stop.

Safety inspection dilakukan di semua departemen. Hal yang diinspeksi tentu peralatan, sikap orang, tidak ada dilistkan, tidak mungkin masing-masing didetailkan kondisi, sifat orang bekerja, sarana fasilitasnya. Tidak ada patokannya, apa saja yang nampak bisa kita inspeksi. Hal-hal yang kita inspeksi adalah hal-hal yang berpotensi menyebabkan bahaya kecelakaan, seperti mesin atau peralatan prosuksi yang rusak atau tidak layak, instalasi listrik, saluran limbah cair lancer atau tersumbat, housekeeping jugalah termasuk dan masih banyak lagi.

Kendala hampir tidak ada, uang tidak jadi masalah. Tapi budaya manusia Indonesia harus sering-sering diingatkan, bukan hanya reward tapi penalty juga. Denda akan diberlakukan, masih dalam tahap sosialisasi.

Informan 2 tidak pernah diinspeksi. Inspeksi meliputi semua peralatan, kondisi, keadaan, observasi ditambahkan lagi perilaku orang. Semua hal yang terkait dengan kegiatan dari pekerjaan merupakan hal yang diinspeksi. Kalau di setiap departemen ada inspeksi, misalnya di EHS ada form inspeksi, inspeksi APAR mulai dari penempatan, penomoran di lokasi, saluran keluar, pressure-nya seperti apa, jadwal inspeksi, dan kertas inspeksinya.

Informan 3 EHS Officer

(13)

dipantau. Kalau observasi ke orangnya kalau safety inspection kita mengarah ke peralatan dan mesin, Kalau untuk bulanan sebetulnya sama, inspeksi dan observasi. Tapi observasi ini bisa juga kita lakukan secara individu, pribadi, per orang boleh kapan saja tidak harus dischedulekan. Ada juga form ketidaksesuaian. Tapi kembali ke orangnya apakah dia mau menulisnya atau tidak. Sebenarnya ada peraturan yang mewajibkan untuk menulis tapi kalau dilihat kebanyakan temuannya positif semua. Kita itu ada tool inspeksi, observasi, form ketidakpatuhan kontraktor, supir, karyawan. Tool itulah yang seharusnya dibawa ke lapangan, pada saat inspeski tinggal diisi. Atau katakanlah mereka tidak membawa form, harusnya mereka bawa ke kantor untuk diproses.

Informan 4 Seksi Patrol

Untuk safety inspection harian departemen yang saya tanggungjawabi ada 5. Setiap hari dikunjungi. Ada Warehouse Fg, Texturing, Power Plant, Texturing 4, dan Laboratorium. Hal yang diinspeksi adalah Work Permit baik pekerjaan kritikal maupun non-kritikal.

Biasanya pagi memeriksa work permit apakah sudah sesuai kemudian siangnya mengawasi kembali. Contoh pekerjaan kritikal adalah pekerjaan sandblasting dan coating. Yang diinspesksi adalah penggunaan APD, Isolate pipe line, isolate electrical source, pemasangan tag out dan lock out, bahan-bahan mudah terbakar, bahan-bahan pencemar, penempatan/peletakan peralatan dan material, peralatan kerja yang akan digunakan, temperatur udara, kadar oksigen, gas-gas berbahaya dan beracun, gas mudah terbakar dan meledak. Kalau untuk pekerjaan non kritikal yang diperiksa lebih sedikit. Contoh pekerjaan non-kritkal adalah Service AC, hal yang diinspeksi dalam proses kerja ini, ialah penggunaan APD, penempatan/peletakan peralatan, material kerja, dan peralatan kerja yang layak pakai.

unsafe condition dan unsafe action bisa dilakukan setiap hari, mingguan juga bisa tergantung temuan di lapangan.

Untuk yang bulanan semua temuan tentang ketidaksesuaian diperiksa, seperti sarang laba-laba, temuan-temuan yang sifatnya untuk perbaikanlah. Apakah dia yang rusak, tidak baik, kotor, dan lain sebagainya. Tidak ada daftar apa-apa saja yang mau diinspeksi, kita secara visual saja di lapangan. Selain itu

(14)

diperiksa ada di Work Permit yang tercantum di papan nama mereka.

Informan 6 Anggota P2K3

Petugas inspeksi memantau setiap kontraktor yang tidak ada work permit, pekerja yang tidak memakai APD wajib stop. Karena kalau tidak ada Work Permit mereka tetap kita izinkan bekerja, bisa diberi SP (Surat Peringatan) semua.

Kalau untuk yang migguan mencakup inspeksi alat pemadam kebakaran, inspeksi lingkungan, safety patrol, inspeksi keselamatan dan kesehatan. Contohnya bisa lihat di laporan kegiatan kerja P2K3L.

Tabel Matriks 6. Prosedur Pelaksanaan Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Informan 1 HoD EHS

Tahap perancanaan dilakukan dengan menyusun jadwal rutin. Bukan hanya tanggal tapi orangnya juga ditunjuk, di area mana dilakukan safety inspection, dan form apa yang digunakan. Pelaksanaan safety inspection dilakukan secara bersama. Jadi sistemnya seperti audit internal ada PiC ada auditor. Auditor pihak yang mengaudit PiC.

Pada saat melakukan safety inspection auditor melakukan penilaian terhadap potensi bahaya dan berhak memberhentikan pekerjaan/shut down daripada celaka. Kita peringkatkan semua faktor risiko di masing-masing area sehingga mereka harus membuat program kerja untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap apapun faktor risiko atau bahaya. Karena setiap tindakan perbaikan memerlukan biaya, sementara temuannya banyak tentu harus dikritikalkan dulu atau dipoinkan mana yang lebih mudah dulu, mana yang lebih murah dulu, mana yang lebih kritis, urgent, dan penting untuk segera dilakukan perbaikan. Pelaporan dan tindak lanjut dibuat itu jadi sebuah laporan dan sejauh mana setiap PIC/PiC di masing-masing tempat kerja itu harus segera menindaklanjuti rekomendasi yang ada sehingga dapat segera di close temuannya.

(15)

Informan 2 EHS Supervisor (Sekretaris

P2K3)

Kalau untuk tahapannya awalnya membuat jadwal, baru diinfokan kepada pihak-pihak terkait. H-3 disebarkan informasi dengan mekanisme e-mail bahwasannya akan dilakukan inspeksi. Pada awal setiap bulan, sebelum tanggal 5 jadwal inspeksi itu sudah keluar. Jadi sudah disebarkan, pada hari H diingatkan juga. Jadi schedulenya dibuat setiap bulan. Kemudian pada hari yang telah ditetapkan sesuai jadwal dimana safety inspection akan dilakukan, berkumpul pada satu titik kemudian menuju lokasi yang dijadwalkan. Kemudian melakukan safety inspection atau observasi atau audit, Pada saat pelaksanaan safety inspection tidak dilakukan penilaian potensi bahaya. Jauh sebelum melakukan inspeksi kita sudah melakukan pemetaan dan penilaian bahaya melalui identifikasi aspek dampak kemudian perwujudannya kita buatkan safety sign untuk memperingatkan orang apa saja bahaya yang ada. Sesuai dengan prosedurnya hasil temuan akan ditinjau kembali tindakan perbaikan yang diusulkan atau yang direkomendasikan. Lalu akan dilakukan crosscheck. Setelah itu apabila dinyatakan telah dilaksankan maka dinyatakan inspeksi selesai dengan peryataan rekomendasi telah dilaksanakan dengan baik.

(16)

Yang dari departemen dilaporkan ke EHS karena kan itu formnya pake form kita, jadi diserahkan kepada pak muda (safety officer), atau ke setiap inspektor.

Hasil temuan dikomunikasikan pada semua level, dapat dilihat dari bentuk formnya disitu ada tertulis mulai dari inspektor/observer/auditor kemudian diteruskan sampai pimpinan tertinggi kemudian dikomunikasikan melalui meeting P2K3, papan informasi, e-mail, dan papan informasi pusat diinspeksi dan siapa saja pekerja yang bertugas. Inspeksi bulan ini tidak mempertimbangkan inspeksi bulan sebelumnya karena dia secara regular, misalnya bulan ini departemen ABCDE bulan depan EFGHI jadi begitu siklusnya sampe 20 departemen. 1 departemen kena 1 kali dalam 4 bulan. Tidak ada daftar apa saja yang akan diinspeksi jadi mata kitalah yang harus jeli melihat.

sesudah itu petugas melakukan inspeksi ke lapangan lalu menyampaikan permasalahannya, kemudian wawancara dengan pihak departemen kapan batas waktu yang ditentukan untuk perbaikannya, kemudian pada saat meeting P2K3 bulanan diangkat dan disampaikan selaku laporan kita. Itu tanggung jawab user plant masing-masing kalau ada temuan seperti itu. Nanti kita sampaikan hasil temuannya, lalu dalam keterangan mereka akan buat due datenya kapan mereka akan sanggupi mereka akan tulis misalnya 1 minggu, 2 minggu atau 3 hari melihat dari keadaan temuannya inspeksi tadi. Kita juga melihat dari sisi temuannya kalau temuannya harus shut down maka harus menunggu perbaikan dari produksi untuk bisa diperbaiki. Misalnya 3 minggu lagi baru bisa shut down, maka harus dapat dimaklumi tapi kalau hasil temuan yang bisa dibersihkan saat itu juga seperti sarang lawa-lawa, itu harusnya langsung dibersihkan atau keramiknya pecah-pecah saya rasa 2 minggu tidak sampai. Hasil laporan dari temuan dikomunikasikan tidak semua personil hanya cukup melalui e-mail, meeting P2K3, apakah dari e-mail itu mereka komunikasikan lagi secara mading itu tergantung pada mereka. Informan 4

Seksi Patrol

(17)

apa-apa saja temuan. Semua temuan tentang ketidaksesuaian, seperti sarang laba-laba, temuan-temuan yang sifatnya untuk perbaikanlah. Tidak ada daftar apa-apa saja yang mau diinspeksi, kita secara visual saja di lapangan. Apakah dia yang rusak, tidak baik, kotor, dan lain sebagainya.

Pada pelaksanaan safety inspection kita ikutsertakan HoDnya supaya mereka melihat buktinya. Lalu kita komunikasikan kepada HoD tersebut bahwasannya ada temuan jadi dia tidak bisa mengelak. Apabila ditemukan suatu masalah maka due date harus diisi di form yang ada. Setelah diberi rekomendasi maka diberi tenggang waktu. Mereka yang tentukan waktunya. Misalnya 1 minggu kemudian setelah 1 minggu dikunjungi lagi dan diinspeksi lagi. Kalau belum diperbaiki diingatkan lagi ke mereka, kalau belum diperbaiki juga nanti kita kirim e-mail ke pimpinan perusahaan dan dibawakan ke rapat P2K3 yang dilakukan setiap bulan.

Laporan safety inspection dimasukkan ke form, di kasih ke pak Daud (sekretaris P2K3), setelah di tanda tangani kemudian direkap, lalu masuk dalam laporan P2K3. Kalau untuk pekerja yang melakukan pelanggaran kita kasih BAP (Berita Acara Pelanggaran) dengan materai 6000 tanpa ada sanksi atau denda hanya diingatkan. Biasanya badge name mereka kita bolongi kalau sudah 3 kali melanggar tidak diizinkan bekerja lagi.

Informan 5 Assisten Supervisor

Jika ditemukan kondisi tidak aman, sudah ada dibuat dalam form itu bahwasanya ada corrective action apa yang harus dilakukan disitu kita tuliskan due date/tenggang waktunya berapa lama bisa diclearkan masalah itu.

Pada saat pelaksanaan safety inspection tidak ada penilaian potensi bahaya.

Informan 6 Anggota P2K3

(18)

Lampiran 5. Lembar Observasi

No Hal yang Diobservasi Kesesuaian Keterangan Ya Tidak

1. Jenis safety inspection a. Informal 3. Hal yang diinspeksi

(19)
(20)

e. Melakukan tindakan korektif sementara f. Diskusi mengenai

tindakan korektif permanen dan waktu perbaikan

4. Laporan inspeksi d. Laporan Hasil

temuan dilaporkan kepada departemen EHS

e. Laporan dibuat dalam bentuk tulisan dan diarsipkan. f. Hasil dari analisis

laporan inspeksi umum

(21)

Lampiran 6. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja

7. Standar Pemantauan 7.1 Pemeriksaan Bahaya

7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.

7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya.

7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa.

7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi.

7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan.

7.1.6 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi. 7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi dipantau

(22)

Lampiran 7. OHSAS 18001 Tahun 2007 4.3 Perencanaan

4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan. Prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko harus memperhatikan:

a) aktivitas rutin dan tidak rutin;

b) aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk kontraktor dan tamu);

c) perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya;

d) bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali organsisasi di lingkungan tempat kerja;

e) bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang terkait di dalam kendali organisasi;

CATATAN 1 akan lebih sesuai penilaian bahaya-bahaya dinilai seperti aspek

lingkungan.

f) Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yang disediakan baik oleh organisasi ataupun pihak lain.

g) Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam organisasi, aktivitasaktivitas

(23)

h) modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara, dan dampaknya kepada operasional, proses-proses dan aktivitasaktivitas;

i) adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan (lihat juga CATATAN 3.12) j) rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesin/peralatan,

prosedur operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada kemampuan manusia.

Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus:

a) ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan metodenya proaktif; dan

b) menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risikorisiko, dan penerapan

pengendalian, sesuai keperluan. Untuk mengelola perubahan, organisasi harus mengidentifkasi bahaya-bahaya K3 dan risiko-risiko K3 terkait dengan perubahan di dalam organisasi, sistem manajemen K3, atau aktivitas-aktivitasnya, sebelum menerapkan perubahan tersebut. Organisasi harus memastikan hasil dari penilaian ini dipertimbangkan dalam menetapkan pengendalian. Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan risiko berdasarkan hirarki berikut:

(24)

c) pengendalian teknik;

d) rambu/peringatan dan/atau pengendalian administrasi; e) alat pelindung diri.

Organisasi harus mendokumentasikan dan memelihara hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendaian selalu terbaru. Organisasi harus memastikan bahwa risikorisiko K3 dan penetapan pengendalian dipertimbangkan saat membuat, menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3 perusahaan.

4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur harus menetapkan persyaratan-persyaratan untuk:

a) mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuan dan mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi dampak K3;

b) menyelidiki ketidaksesuaian, menetapkan penyebab-penyebab dan mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah terjadi lagi;

c) evaluasi kebutuhan untuk melakukan tindakan pencegahan dan menerapkan tindakan yang dirancang untuk mencegah agar tidak terjadi;

d) mencatat dan mengkomunikasikan hasil hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang dilakukan;

(25)

Bila tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan menimbulkan adanya bahaya-bahaya baru atau yang berubah atau perlu adanya pengendalian baru atau diperbaiki, prosedur ini harus mensyaratkan bahwa tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan sudah melalui penilaian risiko sebelum diterapkan.

Setiap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diambil untuk menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian yang aktual dan potensial harus sesuai dengan besarnya masalah dan seimbang dengan risiko-risiko K3 yang dihadapi.

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

Lampiran 14. Hasil Dokumentasi

Pelaksanaan safety inspection bulanan pada Departemen Power Plant, inspektor menemukan sebuah alat di tangga yang dapat menghalangi jalan

(34)

Inspektor memeriksa kondisi dan kelengkapan sarana K3

(35)

Peneliti melakukan wawancara dengan Head of Departement EHS

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakanpun berlanjut pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar dribble bola basket melalui media metode tugas pada siklus I, dimana pada

Pengembangan dilakukan bertujuan memberikan nilai-nilai yang positif bagi masyarakat dari yang tidak baik menuju ke arah yang lebih baik. Mengetahui alasan masyarakat membuka

Jika massa terdiri atas banyak komponen dan ada perubahan suatu komponen menjadi komponen lain, maka bentuk persamaan neraca massa total tetap seperti Persamaan (2.1) atau (2.2),

Dibawah kondisi normal untuk penggunaan yang dimaksud, bahan ini diharapkan tidak berbahaya bagi

Sumber energi yang digunakan untuk melakukan proses penekanan berasal dari kompresor dengan kapasitas 6 bar yang dihubungkan dengan system pneumatk yang menggunakan

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas

Other than entering the metadata by hand, we support two strategies for photos annotations: (1) Existing information items such as persons in address book, event entries in

PENGEMBANGAN DI SCBD (1987 – Sekarang) The Capital Residence SCBD Suites One Pacific Place Kusuma Candra Apartment 18 PARC PLACE Energy Building Equity Tower Alila Buva