• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Motif Songket Palembang dengan Songket Batubara: Suatu Kajian Semiotik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Motif Songket Palembang dengan Songket Batubara: Suatu Kajian Semiotik"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Kepustakaan yang relevan ialah salah satu cara untuk mendapatkan

referensi yang lebih tepat dan sempurna tentang informasi atau data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, dan pendapat (sudah menyelidiki atau mempelajari). Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, primbon

(Alwi dkk, 2003: 912).

Untuk mencari referensi pendukung, teori, dan konsep, yang berhubungan

dengan tulisan ini, penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan kepustakaan untuk mencari data tambahan sebagai bahan acuan dan buku pedoman, yang dapat diperoleh dari contoh skripsi, buku-buku di perpustakaan, artikel di surat kabar,

serta informasi lewat internet.

Songket dan batik merupakan satu aktiviti kraf tradisional yang diwarisi

oleh orang Melayu sejak dahulu, bahwa songket dihasilkan berasaskan bahan mewah yang direka khusus untuk pakaian di istana berbanding dengan rakyat biasa. (Hussin 2006:57). Songket lebih dikategorikan sebagai kraf tradisional

karena teknik pembuatannya. (Balai Seni Lukis Negara (1993:31). Selain itu, rekaan motif pada tekstil juga boleh menentukan sesuatu tekstil itu dikatakan

(2)

Berkaitan dengan istilah tradisional, Abdullah (1990:81) menyatakan

bahwa ciri-ciri tradisional biasanya dapat mengekalkan motif atau susunan motif secara arabesque dari pada inspirasi tumbuh-tumbuhan. Ensikklopedia Malaysia

(1966:546) mentakrifkan motif sebagai dasar atau corak pada lukisan, ukiran, kraf dan seni.

Dalam seni atau kraf istilah ini dikaitkan dengan berbagai-bagai pengertian

seperti rangkai kata, idea,atau reka bentuk yang menonjol atau sesuatu subjek yang berkait dengan bentuk dan ukiran. Songket Palembang dari kata Songko

yaitu kain penutup kepala yang dihias benang emas. (Dian Rakyat:2006:52) seperti daerah lain, kain tenun adalah bagian dari tradisi sebuah etnis . Orang Palembang menempatkan kain songket sebagai bagian penting dalam tradisi

mereka. Dulu tak sembarang orang boleh mengenakan songket, karena kain tenun ini ditempatkan pada posisi yang tinggi.Songket begitu berharga dan sarat makna.

Motif adalah pola atau gambar yang menghias kain tenun. Berupa bunga, daun, buah, binatang atau bentuk-bentuk geometris. (Arifin:2006:12). Keindahan sehelai songket sangat ditentukan bentuk motifnya. Secara tradisi motif dibentuk dari

alam sekitar dan setiap motifnya mempunyai makna atau arti yang berkaitan dengan kehidupan. (Dian Rakyat, 2006:54).

Motif menurut kamus Dwibahasa (1979:231), adalah pattern (ragi atau bunga) yang diatur secara mengulang untuk menghasilkan corak pada kain, barang anyaman, tenunan. Selain itu , motif didefinisikan sebagai corak atau

lukisan dalam menghasilkan sesuatu hasil seni. Dalam kamus Inggris-Melayu (1995:115) mendefinisikan motif sebagai reka bentuk pada sesuatu bahan. Istilah

(3)

lakaran garis dan warna untuk menghasilkan reka bentuk pada tekstil dengan

menggunakan teknik resis atau tenun. Motif juga boleh dibuat pada kain dengan cara tenun dan membuat motif dengan benang gimpal (benang emas dan perak)

sebagai ragam hias yang dinamai songket. (Dewan Bahasa dan Pustaka:2006:58) Songket adalah kaedah dan proses menenun pabrik, pabrik atau kain ini berbeda daripada tenun biasa karena benang gimpal (emas dan perak digunakan

sebagai ragam hias motif sedangkan tenun adalah kaedah menghasilkan fabrik dengan menggunakan benang pakan (melintang) dan lungsin (memanjang).

2.2 Teori yang Digunakan

2.2.1 Teori Semiotik

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukan Morris (1946:3). “Semiotik adalah mengenai tanda , baik itu bersifat

manusiawi maupun hewani, berhubungan dengan suatu bahasa tertentu atau tidak, mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan , bersifat sesuai atau tidak sesuai , besifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat.”

Semiotik adalah suau ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda(Sobur, 2003:15). Charles Sanders Peirce (Littlejohn, 1994:64)

mendefinisikan semiosis sebagai, “ a relationship among a sign,” an object, and a meaning”( suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna). Pierce mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan , objek adalah

kekeduaan, dan penafsirannya, unsur pengantara adalah contoh dari keketigaan (Sobur 2003:41). Pierce memang berusaha untuk menemukan struktur terner di

(4)

tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas , selama suatu penafsir

(gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini

adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan penangkap[hipotesis] membentuk tiga jenis penafsiran yang penting). Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan

(berarti harus memiliki penafsir).

Secara etimologi, teori berasal dari bahasa yunani theoria yang berarti

kebetulan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar

untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang digarap, dengan landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam skripsi ini akan

terjawab. Penulis menggunakan teori semiotik dalam penulisan skripsi ini. Pokok perhatian semiotik adalah tanda. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harus bisa diamati, dalam arti

tanda itu harus dapat ditangkap/diwujudkan. Kedua, tanda harus merujuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili, dan menyajikan.

Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.

(5)

tertentu atau tidak mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan, bersifat sesuai

atau tidak sesuai, bersifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat.

Saussure (1916:2), mengatakan kita dapat menerima suatu ilmu yang

mempelajari tanda-tanda dalam kehidupan sosial. Kehidupan sosial tersebut merupakan bagian dari psikologi sosial dan sebagai akibat dari psikologi umum, yang kemudian kita sebut sebagai semiologi. Semiologi mengajarkan kita suatu

tanda terdiri dari apa saja dan kaidah-kaidah apa yang mengaturnya.

Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan

segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda (van Zoest, 1993:1).

Menurut Peirce (1978:1), tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi

seseorang. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Hal yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai

hal yang dapat melingkupi kehidupan di sekitar kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan, karya seni, sastra, lukisan, dan patung.

Sudjiman (1983:3), mengatakan semiotika mulanya dari konsep tanda,

istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti tanda-tanda terdapat dimana-mana, kata adalah tanda, demikian juga gerak, isyarat, bendera,

dan sebagainya.

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Sebelumnya Longmann Dictionary of Contemporary English (1978)

(6)

(Zulkifli. 2007, Jurnal seni rupa; edisi 2006:25). Hal ini diperkuat oleh Aart van

Zoest, Semiotika, berasal dari kata Yunani ‘Semeion’ yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan

dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda.

Dalam buku yang sama Aart van Zoest, menambahkan bahwa : Semiotika

adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, seperti sistem-sistem tanda dan perkembangan yang

terjadi sehubungan dengan pemakaian tanda-tanda tersebut. Dari beberapa tanggapan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa semiotika adalah ilmu pengetahuan tentang tanda yang mengarah pada perkembangan tanda, pemakaian

tanda dan gagasan sebagai teori filsafat umum yang secara sistematis mengkomunikasikan informasi atau pesan yang dikandungnya.

Dalam mengungkap makna tanda yang dihadirkan pada sebuah karya seni seorang pengamat yang memakai metode semiotika, dengan dapat memanfaatkan ranah yang berkembang dalam semiotika tersebut, yaitu komunikasi visual (Visual

Communications). Pada pemaparan ini, kajian yang dibahas dalam ranah komunikasi visual meliputi kajian seni rupa, sistem grafis, sistem warna,

tanda-tanda ikon, simbol, fenomena visual dalam komunikasi massa, iklan, komik, uang, kartu permainan, pakaian, arsitektur, peta geografi, film, dan sebagainya. Berkaitan dengan karya seni rupa dalam penelitian ini mengarahkan akan

penggunaan kajian semiotika yaitu komunikasi visual. (Agus Sachari 2005: 67) Wibowo menyatakan bahwa “semiotika yang biasanya didefenisikan

(7)

kode-kode yakni sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas

tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna”. (Wibowo 2011:3) Demikian pula dengan pernyataan Aart Van Zoest : ”Diantara

tanda dan hal yang ditunjukkan / diwakilinya ada suatu relasi; artinya tanda tersebut mempunyai sifat representatif. Tanda dan representasi tadi mengarahkan kepada suatu interpretasi. Jadi, representasi dan interpretasi merupakan suatu

karekteristik tanda”. (dalam Azmi.2002: 13). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tanda merupakan salah satu bagian dari semiotika yang

merupakan suatu bentuk bermakna. Serta tanda mewakili suatu maksud yang ada di dalam sebuah bentuk yang dihadirkan, antara bentuk simbol dan makna yang tersembunyi. Hal ini memiliki hubungan yang sangat erat, bentuk yang tampak

merupakan perwakilan yang jelas dari makna yang diwakili.

Jenis- jenis Tanda a. Icon (ikon)

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat

bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan . Misalnya :

potret peta. b. Index (indeks)

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara

penanda dan petanda yang bersifat kasual atau hubungan sebab akibat atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas

(8)

c. Symbol (simbol)

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau

semena-mena, hubungan berdasarkan konvensi(perjanjian) masyarakat.

Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi , oleh pierce disebut ground.

Kajian ini dilihat berdasarkan penandaan dan pemaknaan di mana penandaan (konsep Charles Sanders Pierce) dikaji lewat jenis ikon, indeks, dan simbol.

Sedangkan berdasarkan konsep Roland Barthes, pemaknaan tanda yang dikaji dengan menggunakan :

1) Aspek Denotatif

Kata denotatif berasal dari kata denotasi (denostation) yang berarti tanda,

petunjuk atau menunjukkan ataupun arti/makna yang langsung dari suatu tanda, yang telah disepakati bersama atau sudah menjadi pengertian yang sama. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda visual,

baik yang non-verbal (garis, bidang, warna, tekstur, dan lain-lain), maupun bersifat verbal atau sudah berwujud (menggambarkan manusia, binatang, dan

bentuk representatif lainnya). 2) Aspek Konotatif

Kata konotatif berasal dari kata konotasi (connotation) yang berarti

pengertian tambahan atau arti kedua yang tersirat diluar arti denotatif tadi. Serta konotasi adalah merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan

(9)

tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca (subjek) serta nilai-nilai

dari kebudayaannya.

Tanda yang dikaitkan dengan ground dibagi menjadi:

a) Qualisign

Qualisign adalah kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras meunjukkan kualitas tanda. Misalnya suaranya keras yang menunjukkan orang itu marah.

b) Sinsign

Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa pada tanda misalnya kata keruh, yang ada pada urutan air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan dihulu sungai.

c) Legisign

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan

oleh manusia.

Menurut (Sobur, 2003:41-42) interpretan tanda dibagi atas:

o Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan, misalnya orag yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa

orang itu baru saja menangis atau menderita penyakit mata.

o Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada

.suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu lalu

lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan.

(10)

Argument adalah tanda yang memberikan alasan tentang sesuatu. Menurut

Saussure , bahasa itu merupakan suatu system tanda(sign). Suara- suara, baik suara manusia, binatang atau bunyi-bunyian hanya bias dikatakan sebagai

bahasa atau berfungsi sebagai bahasa bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide- ide pengertian tertentu ( Sobur, 2003:46)

Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifer) dengan sebuah idea atau penanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang

bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa apa yang dikatakan dan apa yang didengar, dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep( Bertens,

2001:180).

Teori semiotik memahami bagaimana makna diciptakan dan

dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang ke dalam tiga kategori yaitu

ikon,indeks dan simbol.

Apabila lambang itu menunjukkan akan adanya sesuatu seperti timbulnya

asap akan diikuti api, disebut indeks. Jika lambang itu tidak menyerupai yang dilambangkan, seperti burung garuda melambangkan negara republik Indonesia, maka disebut dengan simbol. Dalam teori semiotik banyak juga mengungkapkan

(11)

Pernyataan itu tidaklah berlebihan karena hirarki sistem semiotik atau

sistem tanda meliputi unsur (1) sosial budaya, baik dalam konteks sosial maupun situasional, (2) manusia sebagai subyek yang berkreasi, (3) lambang sebagai dunia

simbolik yang menyertai proses dan mewujudkan kebudayaan, (4) dunia pragmatik atau pemakaian, (5) wilayah makna. Orientasi kebudayaan manusia sebagai anggota suatu masyarakat bahasa salah satunya tercermin dalam sistem

kebahasaan maupun sistem kode yang digunakannya.

Menurut Preminger (dalam Pradopo, 1999:76) tanda mempunyai dua

aspek, yaitu penanda dan petanda. Penanda adalah bentuk formal tanda itu, alam bahasa berupa satuan bunyi, atau huruf dalam sastra tulis. Sedangkan petanda adalah artinya, yaitu apa yang ditandai oleh penada itu .

Ahli sastra Teew (1984:6) mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakannya menjadi model sastra yang

mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat mana pun.

Teori semiotik adalah salah satu teori yang menjadi penghubung erat

antara ilmu linguistik dan sastra dengan ilmu-ilmu seni (Takari, 2009:50). 2.2.2 Teori Fungsi

Fungsi menurut Bascom ( dalam Danandjaja, 1991:19) ada tiga yaitu sebagai sistem proyeksi (projective system), yakni:

a. Sebagai alat pencermin angan-angan kolektif.

b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. c. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu

(12)

Teori fungsi ini berkaitan dengan makna dan bentuk motif songket

tersebut. Jenis dan bentuk motif songket juga berbeda-beda. Bentuk dan fungsi songket yang berbeda sesuai dengan kegunaan acara adat tertentu. Karena beda

upacara adat maka akan berbeda pula bentuk dan fungsinya. Mereka akan mematuhi adat sesuai dengan ciri khas mereka sendiri dan menjaganya agar dapat diwariskan secara turun temurun ke generasi selanjutnya.

Adat istiadat adalah sebuah ungkapan yang artinya segala aturan/ketentuan yang sudah ada sejak dahulu kala dan menjadi kebiasaan secara turun temurun.

Adat juga berarti gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudyaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan disuatu daerah. “Adat itu merupakan ketentuan hukum sehingga merupakan norma-norma

dengan ciri khas dari suatu suku atau tiap suku atau bangsa akan memupuknya menurut falsafah daerah atau negerinya masing-masing. (Admansyah 1994:53).

Dengan demikian berarti generasi demi generasi akan mewarisinya sebagai pusaka yang diamankan oleh para leluhurnya dahulu yang diteruskan turun-temurun secara sadar dan penuh tanggung jawab”.

Dengan ini maka kain tenun songket dapat menjadi alat pengesahan budaya dan menjadi salah satu perlengkapan adat masyarakat Melayu nusantara

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. ©Tiara Ramdan 2016

Guru memposisikan diri sebagai mentor dan mendampingi kelompok siswa kelas IX yang kesulitan membuat rancangan karya / desain / sketsa tentang seni lukis dengan

Jika ditilik konsep konstruktivisme dimana aktor (Indonesia) tidak hanya bertindak untuk merespon lingkungan material mereka; maka aktor juga memiliki keyakinan-keyakinan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Pembuatan Santan cream Dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dan Rotating Trio Exchange (RTE) pada siswa kelas VIII MTsN 5 Tulungagung. Manakah yang lebih

This฀ chapter฀ covers฀ the฀ process฀ of฀ creating฀ content฀ –฀ the฀ content฀ pipeline฀ –฀ from฀ concept฀ by฀ creators฀ to฀ consumption฀ by฀

• Jika model sistem control yang dipergunakan adalah closed loop system, dimana untuk itu diperlukan beberapa sensor posisi guna mengkoreksi gerakan stepping motor, maka akan

Kami berharap temuan ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Indonesia dalam upaya mencapai inklusi keuangan secara nasional, dan juga bagi institusi keuangan dalam