INVENTARISASI JAMUR PADA BAWANG MERAH
(Allium ascalonicum L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR DI KOTA PADANG
JURNAL
YENNI WIRDAWATI NIM. 09010237
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2014
INVENTARISASI JAMUR PADA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
YANG DIJUAL DIBEBERAPA PASAR DI KOTA PADANG
Oleh
Yenni Wirdawati1, Periadnadi2 dan Megahati1 1
Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah (STKIP) PGRI Sumatera Barat 2
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Andalas Padang e-mail: Jenni.Wirdayenti@ymail.com
ABSTRACT
Red Onion is annual crops. The plants is chacaterized with shaped clumps, fiber roots, very short trunk barely visible, and the leaves are elongated cylindrical shape. Red Onion contain vitamin C, potassium, fiber, and folic acid. Beside of that, red onion also contain calcium and iron. Red onion is very easily contaminated by fungi. Red onions damage are caused by fungi that occurs in post-harvest which is influenced by environmental and storage condition were not as good as that seen in traditional markets and dirty and also wet market’s condition, can cause red onions are contaminated by fungi. Red onions which are contaminated by fungi causing rot of onion and no longer in demand by consumers, and can cause substantial losses to traders. This study aims to inventory the types of fungi found in red onions.This research was conducted at the Laboratory of Microbiology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Andalas University Padang. The research was conducted in February and March 2014. This study used a descriptive survey method, namely by direct observation in the field using contaminated onions and mushrooms cultured in the laboratory to obtain pure cultures and identified macroscopically and microscopically. Research results indicate that the fungus is present in onion (Allium ascalonicum L.) which are sold in several markets in Padang, including Aspergillus niger, Aspergillus ochraceus, Aspergillus parasiticus, Penicillium spand Penicillium expansum.
Keywords: Onion, Aspergillus, Penicillium
PENDAHULUAN
Di Indonesia, bawang merah menjadi komoditas cukup penting sebagai sumber penghasilan petani dan pendapatan negara. Selama beberapa tahun terakhir ini, bawang merah termasuk enam besar komoditas sayuran komersial yang di ekspor Indonesia bersama-sama dengan kubis, blumkol (kubis bunga), cabai, tomat, dan kentang. Bahkan bawang merah ini tidahanyadiekspor bentuk sayuran.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat bakterisida (Nopialdi, 2013).
Di Indonesia, tanaman bawang merah telah lama diusahakan oleh petani sebagai usaha tani yang bersifat komersil, dimana seluruh hasilnya ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar. Bawang merah
merupakan salah satu komoditas sayuran yang arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari segi ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan gizinya (Pangestiningsih, 2011).
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Selatan, yaitu daerah sekitar India, Pakistan sampai Palestina (Rahayu, Berlian, dan Sundaya, 2005). Bawang merah sangat banyak manfaatnya, baik digunakan sebagai sayuran rempah, juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena mengandung asam amino Alliin yang berfungsi sebagai antibiotik (Nopialdi, 2013).
Bawang merah merupakan tanaman semusim atau tahunan. Tanamannya berbentuk rumpun, akarnya serabut, batangnya pendek sekali hampir tidak tampak, daunnya memanjang berbentuk silindris. Bawang merah termasuk kedalam golongan Spermatophyta, kelas Monocotiledonae, ordo Liliales, famili Liliaceae, genus Allium dan spesies Allium ascalonicum L. (Rukmana, 1994).
Bawang merah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat konsumen Indonesia. Petani memulai membudidayakan bawang merah dengan membuka tanah, Proses penanaman,
perawatan, hingga panen. Setelah panen, bawang merah siap dibawa kepasar.
Tujuan dari penelitian ini untuk menginventarisasi jenis-jenis jamur yang ditemukan pada bawangmerah (Allium ascalonicum L.).
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas (UNAND) Padang dan pengambilan sampel dilakukan di 5 Pasar di Kota Padang yaitu Pasar Alai, Pasar Raya Padang, Pasar Belimbing, Pasar Lubuk Buaya dan Pasar Siteba. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif yaitu dengan cara pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan bawang merah yang terkontaminasi.
Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)
Pembuatan media PDA dengan cara memasukan 9,75 gram PDA instan ke dalam erlemeyer dan tambahkan aquadest hingga mencapai volume 250 ml, kemudian dipanaskan sampai mendidih dan disterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 15 Psi atau 2 atm selama 20 menit. Dinginkan sampai suhu 45o-50o C lalu tuangkan dalam cawan petri.
Pengambilan Sampel
Sampel bawangmerahdiambil dengan cara membeli pada pedagang eceran secara acak di 5 pasar di Kota Padang dan setiap sampel yang sudah dibeli padapedagang diberi label selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium.
Pembiakan Sampel Uji
Ambil bagian bawang yang terinfeksi sebanyak 10 gram lalu dihaluskan menggunakan mortar dan pastle (penumbuk) kemudian masukkan ke dalam aquades steril sampai mencapai volume 100 ml dan dibuat suspensi dengan konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6 (1 ml suspensi ditambahkan ke dalam 9 ml aquades lalu masukan ke dalam tes tube dan lanjutkan sampai pengenceran yang terakhir atau 10-6). Ambil 1 ml dari pengenceran yang terakhir semaikan ke dalam cawan petri kemudian tambahkan PDA (medium PDA sebelumnya ditambahkan kloramfenikol sebanyak 100 mg/ml) kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 3 hari atau lebih.
Biakan Murni
Untuk memperoleh biakan murni jamur yang tumbuh dalam cawan petri ditanam pada media PDA yang baru dan diinkubasi pada suhu kamar selama 3 hari.
Identifikasi Jamur
Koloni jamur yang tumbuh setelah diinkubasi dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.
Secara Makroskopis
Koloni jamur yang tumbuh pada media PDA diamati dengan melihat morfologi koloni yaitu bentuk koloni, warna koloni dan permukaan koloni.
Secara Mikroskopis
Koloni yang tumbuh pada media PDA diambil dengan menggunakan jarum ose kemudian diletakkan di atas objek glass yang bersih dan kering lalu ditutup dengan cover glass dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 atau 10 x 40 sehingga dapat melihat bentuk hifa dan bagian-bagian lainnya, kemudian hasil pengamatan difoto dengan kameracanon zoom lens 5x.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi jamur pada bawangmerahsecara makroskopis dan mikroskopis dari beberapa Pasar di Kota Padang dengan menggunakan buku identifikasi Samson dan Van Reenen-Hoekstra (1998) setelah sampel diinkubasi selama 3 hari pada me dia PDA didapatkan 5 jenis jamur yang berbeda seperti yang terdapat pada tabel berikut:
No Nama Pasar Warna Jamur yang ditemukan 1 Pasar Alai Hitam Aspergillus
niger 2 Pasar Raya Padang Hijau Abu-abu Hitam Hitam Penicillium sp Penicillium expansum Aspergillus niger Aspergillus parasiticus 3 Pasar Belimbing Abu-abu Hitam Aspergillus ochraceus Aspergillus niger 4 Pasar Lubuk Buaya Hitam Aspergillus niger 5 Pasar Siteba Hitam
Hitam Aspergillus parasiticus Aspergillus niger 1. Aspergillus niger
Aspergillus niger secara makros kopis memiliki ciri-ciri , koloni jamur yang tumbuh bewarna hitam, bentuk koloni tidak beraturan,warna hitam. secara mikroskopisAspergillus niger memiliki ciri-ciri bentuk konidia bulat dan bewarna
hitam, konidifor tunggal tegaklurus hampir sama besar dari bawah sampai atas vesicle berbentuk bulat. a b c d A B
Gambar. 1. Aspergillus nigerA: Kolonipada media PDA selama 3 hari. B: Mikroskopik pada perbesaran 10x40. (a) , konidia (b), vesikel (c), fialid (d), konidiofor
Aspergillus niger jamur ini ditemukan disetiap pasar karena jamur Aspergillus niger ini penyebarannya dapat berlangsung secara luas di mana-mana dan dapat diisolasi dari berbagai macam substrat, termasuk biji-bijian (cosmopolitan). Jamur ini umumnya terdapat pada bermacam-macam tanah terutama di daerah tropis dan subtropis (Suriawiria, 2005). Jamur inijugadigunakan dalam pembuatan asam sitrat.
2. Aspergillus parasiticus
Secara makroskopis Aspergillus parasiticus memiliki ciri-ciri ciri koloni bewarna hitam, bentuk koloni bulat dan permukaan koloni tidak merata.
Secara mikroskopis biasanya, konidiofor sebagian besar bewarna hijau. Konidiofor memiliki panjang 300-700 mm. hyaline berdinding asar. Konidia berbentuk bulat dengan diameter 3,5-5,5 mm, mempunyai warna kuning kehijauan.
a
b d
c A B
Gambar 2.Aspergillus parasiticus. A:Kolonipada media PDA selama 3 hari. B: Mikroskopikpadaperbesaran 10x40. (a), konidia (b), vesikel (c), konidiofor (d), fialid.
Jamur Aspergillus parasiticus terdapat dimana-mana dan dapat mencemari bahan makanan pokok seperti beras, jagung, ubi kayu, kacang-kacangan, kacang tanah, cabe dan rempah-rempah. Pencemaran oleh jamur pada proses penyimpanan, proses pengeringan hasil panen dapat terjadi di
daerah yang letaknya terbentang antara 400o Lintang Utara dan 400o Lintang Selatan garis katulistiwa.
3. Aspergillus ochraceus
secara mikroskopis Aspergillus ochraceus koloni yang tumbuh adalah bewarna abu-abu dan berbentukbulat.
.
a
b A B
Gambar 3.Aspergillus ochraceus A: Kolonipada media PDA selama 3 hari. B: Mikroskopikpadaperbesaran 10x40. (a), konidia (b), konidiofor.
Secaramikroskopis Aspergillus ochraceus memiliki konidia bewarna kuning, kepala konidia bulat ketika muda, conidiophora stipe hingga 1,5mm, berwarna kuning pucat cokelat.Konidioformemilikipanjang 1,5 mm.
Aspergillus ochraceus jamur ini dikenal sebagai jamur penghasil ohratoksin yang bersifat hepatoksin dan juga dapat mang menghasilkan aflatoksin B1. Jamur Aspergillus ochraceus pada umumnya ditemukan pada serealia (Hidayat, 2006).
4. Penicillium sp
Penicillium sp memiliki ciri-ciri. Koloni yang tumbuh bewarna hijau , bentuk koloni tidak beraturan dan permukaan koloni beludru.
4ggv
a b c
Gambar 4. . Penicilliumsp. A: Kolonipada media PDA selama 3 hari. B: Mikroskopikpadaperbesaran 10x40. (a), konidia (b), fialid (c), stipe.
Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotic yang disebut penicillin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. (Hidayat, 2006).
5. Penicilliumexpansum
Secara makroskopis Penicillium expansum Koloni yang tumbuh bewarna abu-abu dan ditepinya bewarna putih, bentuk koloni bulat.
a
b
A B Gambar 5. Penicillium expansum.A. Kolonipada
media PDA selama 3 hari. B. Mikroskopikpadaperbesaran 10x40. (a), konidia (b), konidiofor.
Secara mikroskopis tampak hifa yang bersekat dengan sel kaki dan konidiofor tegak.Konidia bewarna kuning dan kuning kehijauan.
Spora dari penicillium expansum bewarna biru-hijau dan sering menyebabkan busuk lunak pada buah-buahan (Waluyo, 2004). Jamur ini merupakan jamur yang bersifat saprofit, memiliki konidiofor tunggal dengan percabangan satu tingkat, konidiofor ini memproduksi konidia (Indria,2013). Dekripsi pasar :
Pasar Alai adalah salah satu pasar yang banyak dikunjungi pembeli, karena pasar Alai juga disebut dengan pasar sayur, pasar Alai ini letaknya sangat strategis karena terletak di tengah kota. Tetapi pasar ini tidak tertata dengan rapi, hal ini tentu mengganggu perdagangan. Tempat pengambilan sampel bawang merah yang telah dilakukan pada pasar ini, pedagang yang menjual barang dagangannya belum menggunakan tempat yang layak untuk meletakkan barang dagangannya. Pedagang hanya menggunakan karung dan kardus ditambah lagi dengan keadaan pasar yang kotor karena banyaknya sampah yang beserakkan dan banjir ketika hari hujan.
Pasar Raya Padang adalah pasar terbesar di kota Padang, tetapi kenapa pemerintah tidak memperhatikan keadaan pasar ini, terutama tempat penjualan bahan masakan yang dibutuhkan setiap hari oleh masyarakat. Tempat pengambilan sampel bawang merah tidak beraturan dan semberaut, para pedagangnya masih meletakkan barang dagangan dibawah plastik dan karung, keadaan lingkungan pasar tempat pengambilan sampel sangat kotor sekali dan becek, ditambah lagi dengan bau yang busuk.
Sedangkan tempat pengambilan sampel bawang merah di pasar Belimbing, tidak jauh
berbeda dengan pasar Raya Padang yang letaknya tidak beraturan, becek, dan kotor dengan sampah. Para pedagang tempat pengambilan sampel ini juga tidak menggunakan tempat yang layak untuk meletakkan barang dagangannya, para pedagang meletakkan dagangannya di dalam niru dan kardus.
Disaat pengambilan sampel bawang merah dipasar Lubuak Buaya sangat sulit karena untuk menuju kedalam pasar banyak sampah yang berserakkan, bahkan tempat pengambilan sampel bawang merah para pedagangnya meletakkan bahan dagangannya dalam keranjang-keranjang kecil. Lain halnya pada pasar Siteba . Pasar Siteba merupakan salah satu pasar yang cukup ramai dikunjungi oleh pembeli, walaupun pasarnya cukup kecil tetapi pasarnya cukup rapi dan bersih dibandingkan pasar lainnya, karena tata ruang tempat berdagang sudah diatur dengan rapi, para pedagang sudah bisa berjalan ditempat yang layak dan sudah disediakan dengan khusus, bahkan tempat pengambilan sampel bawang merah sudah menggunakan tempat dagangan dengan menggunakan wadah yang khusus.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bawang merah (Allium ascalonicumL.) yang dijual di 5pasar di kota Padang didapatkan 5 jenis jamur yaitu : Aspergillus niger, Aspergillus parasiticus, Aspergillus ochraceus, Penicillium sp, dan Penicillium expansum. Jamur yang paling banyak ditemukan adalah Aspergillus niger yang ditemukan disetiap pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, N, C. Padaga M, dan Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Nopialdi, R. (2013). Laporan Jamur.
(http://rickykingstone.blogspot.com/2013/
03/laporan-jamur.html,diakses 25 Januari 2014). Pangestiningsih,Y.(2011).UjiEfektifitasBeberapa
Jamur Entomopato dan Insektisida
Botani terhadap. Jurnal
IlmuPertanian KULTIVAR .Hlm.91.
Rahmat,R.(1995).Bawang merah Budidaya
Pengolahan Pascapanen. Jakarta:
Kanisius.
Samson, A.R & E.S Van Reenen-Hoekstra 1988. Introduction To food-Borne Fungi. Centralburea Voor Schimme Culture Baarn : Delft
Suriawiria,U. 1995. Pengamatan Mikrobiologi Umum. Bandung
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti
Waluyo, L. 2004. Mirobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang