• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP BAKTERI Shigella dysenteriae

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP BAKTERI Shigella dysenteriae"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1829.586X 1 (Morinda citrifolia) TERHADAP BAKTERI Shigella dysenteriae

Dewi Novianti

e-mail: dewinovianti1980@gmail.com

Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang

ABSTRACT

Shigella dysenteriae an intestinal microflora in the human body that can cause diarrheal disease shigellosis or dysentery . The purpose of this study was to determine the ability of inhibitory noni fruit extract on the growth of bacteria Shigella dysenterie performed in vitro. The research was conducted in March 2015. The experimental research has been conducted on the manufacture of noni fruit extract, the extract concentration manufacture, and testing of the extract of the test bacteria. The results showed that the noni fruit extract has inhibitory effect on the growth of bacteria Shigella dysenteriae. At a concentration of 10% noni fruit extract was able to inhibit the growth of

bacteria Shigella dysenteriae, and at a concentration of 80% obtained the

highest inhibition zone. The higher concentration of noni fruit extract is given the greater the inhibition zone is formed.

Keywords: inhibition, noni fruit extract, growth, Shigella dysenteriae

ABSTRAK

Shigella dysenteriae merupakan mikroflora pada usus tubuh manusia yang dapat menyebabkan penyakit shigelosis atau diare disentri.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya hambat ekstrak buah mengkudu terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenterie yang dilakukan secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2015. Penelitian eksperimental telah dilakukan meliputi pembuatan ekstrak buah mengkudu, pembuatan konsentrasi ekstrak, dan pengujian ekstrak terhadap bakteri uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu

memiliki kemampuan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Shigella

dysenteriae. Pada konsentrasi 10% ekstrak buah mengkudu sudah dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, dan pada konsentrasi

80% didapatkan zona hambat yang tertinggi. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah mengkudu yang diberikan maka semakin besar pula zona hambat yang terbentuk.

Kata Kunci: daya hambat, ekstrak buah mengkudu, pertumbuhan, Shigella dysenteriae.

(2)

ISSN 1829.586X 2 PENDAHULUAN

Bakteri Shigella dysenteriae

secara alamiah hidupnya di usus

tetapi jika jumlahnya lebih dari 103

sel/ml maka dapat menyebabkan penyakit shigelosis atau diare

disentri. S. dysenteriae termasuk

kelompok bakteri Gram negatif,

tidak berkapsul dan tidak

membentuk spora, anaerob

fakultatif, memfermentasi glukosa dengan membentuk asam tetapi jarang memproduksi gas (Madigan dkk., 2008).

Shigellosis timbul dengan

gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses

berdarah setelah 3–5 hari

kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3–4 minggu. Penderita mengalami dehidrasi dan jika tidak ditanggulangi maka

dapat menyebabkan kematian.

S.dysenteriae berpindah dari

penderita melalui fekal-oral seperti melalui makanan, tangan, air yang terkontaminasi feses penderita, dan

lalat. Invasi bakteri ini

mengakibatkan terjadinya infiltrasi

sel-sel polimorfonuklear dan

menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadilah tukak-tukak kecil di daerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus serta akhirnya ke luar bersama tinja. S.dysenteriae juga menghasilkan toksin yang bersifat nefrotoksik,

sitotoksik dan enterotoksik

(Rarasandy, 2014).

Penatalaksanaan Shigellosis

dengan pemberian antibiotik dapat membantu memperpendek masa sakit dan sekresi patogen serta meringankan penyakit. Obat-obat

antibakteri tersebut harus

digunakan pada situasi tertentu

dengan indikasi yang jelas.

Sekarang ini sudah banyak laporan

adanya resistensi S.dysenteriae

terhadap berbagai macam

antibiotik yang selama ini

digunakan.Resistensi S.dysenteriae

terhadap antibiotik terjadi akibat pemakaian antibiotika yang tidak rasional. Akibat sering terjadinya resistensi terhadap suatu antibakteri maka pemilihan antibakteri yang tepat perlu dilakukan, dimana pemilihan antibakteri tergantung kepada gambaran resistensi bakteri setempat sesuai prevalensi infeksi yang terjadi pada daerah tersebut (Jawetz, 2005).

Seiring dengan

perkembangan zaman perhatian masyarakat telah kembali ke bahan alami yang dikenal dengan istilah

“Back to Nature“ ini dianggap

sebagai hal yang sangat bermanfaat karena sejak dahulu masyarakat telah percaya bahwa bahan alami mampu mengobati segala jenis penyakit dan relatif aman bagi

tubuh. Mengkudu (Morinda

citrifolia) merupakan tanaman obat yang cukup dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Pada

masyarakat, buah mengkudu

banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk penyembuhan berbagai penyakit seperti diare

disentri. Hasil penelitian

Purwantiningsih dkk (2014)

membuktikan bahwa buah

mengkudu mengandung senyawa metabolit sekunder yang sangat

(3)

ISSN 1829.586X 3

mengkudu yang matang

mempunyai kandungan senyawa flavonoid dan fenol lebih banyak

dibandingkan dengan buah

mengkudu yang mentah dan

mengkal. Beberapa jenis senyawa fitokimia lainnya dalam buah mengkudu adalah terpen, acubin,

lasperuloside, alizarin, zat-zat

antrakuinon, asam askorbat, asam kaproat, asam kaprilat, zat-zat skopoletin, dan alkaloid.

Senyawa-senyawa tersebut bersifat

antibakteri terhadap beberapa

bakteri seperti Staphylococcus

aureus dan Escherichia coli.

Maserasi merupakan salah satu cara untuk mengekstraksi senyawa polar maupun non polar pada suatu zat/bahan (Usha dkk., 2010).

Menurut Pelczar dan Chan

(2005), untuk menentukan

efektivitas suatu bahan atau zat tersebut bersifat antimikroba atau tidak yaitu dengan melihat zona hambat yang dibentuk oleh zat

tersebut. Jika terbentuk zona

hambat berarti zat tersebut bersifat

antimikroba. Zona hambat

merupakan daerah bening yang tidak ditumbuhi oleh mikroba.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengekstrak senyawa antibakteri dari buah

mengkudu dan mengetahui

seberapa besar kemampuan daya hambat ekstrak buah mengkudu

terhadap bakteri Shigella

dysenteriae penyebab disentri yang dilakukan dalam skala in vitro.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

autoklaf, beker glass, kertas

cakram (diameter 6 mm), oven, water bath, hot plate, blender, dan jangka sorong. Sedangkan bahan

yang digunakan diantaranya

adalah: isolat murni bakteri

Shigella dysenteriae, aquabidest, buah mengkudu matang, metanol, bubuk media MHA. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium

dengan kondisi terkontrol,

homogen dan steril.

Rancangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 9 perlakuan dan 3 kali ulangan. Variabel bebas yaitu

konsentrasi ekstrak buah

mengkudu matang, sebagai kontrol

digunakan aquabidest steril

sedangkan variabel terikatnya

adalah luas zona hambat yang terbentuk. Pelaksanaan penelitian terdiri dari: Pembuatan ekstrak

buah mengkudu, pembuatan

konsentrasi ekstrak, dan pengujian ekstrak terhadap bakteri uji.

Ekstraksi buah mengkudu

dengan cara buah mengkudu

matang dipotong tipis lalu dioven dengan suhu 50°C selama 48 jam. Setelah kering, dihaluskan dengan

blender, serbuk mengkudu

dimaserasi dengan pelarut metanol 95% dengan perbandingan 1:7

(4)

ISSN 1829.586X 4 (setiap 1 gram serbuk mengkudu,

direndam dalam 7 ml etanol) selama 5 hari sambil diaduk-aduk. Hasil yang didapatkan

disaring dengan kain kasa

sehingga diperoleh hasil maserasi,

lalu diuapkan di atas waterbath

selama 3 hari atau sampai terbentuk gel dan etanol benar-benar menguap (DepKes RI, 2005).

Pembuatan konsentrasi

ekstrak buah mengkudu. Ekstrak buah mengkudu dibuat dengan

beberapa konsentrasi yaitu

konsentrasi 0%, 10%, 20%,

30%,40%, 50%, 60%, 70% dan

80% menggunakan pelarut

aquabidest steril. Pengujian

ekstrak buah mengkudu terhadap

bakteri Shigella dysenteriae

menggunakan media Mueller

Hinton Agar (MHA). Kekeruhan suspensi bakteri diukur dengan standar Mac Farland I. Suspensi bakteri dimasukkan ke media MHA lalu diletakkan paper dish yang telah dicelupkan ekstrak uji sesuai dengan perlakuan. Setelah 48 jam diamati dan diukur luas zona hambat yang terbentuk.

Kemampuan daya

hambat ekstrak buah mengkudu

terhadap bakteri Shigella

dysenteriae dianalisis dengan analisis varians dan selanjutnya

untuk mengetahui perbedaan

bermakna dari analisis maka dilakukan Post Hoc Only Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis varians (Tabel 1) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah

mengkudu berpengaruh sangat

signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Shigella dysentriae. Untuk

mengetahui perbedaan antar

perlakuan ekstrak uji maka

dilakukan uji lanjut. Hasil uji lanjut dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Luas Zona Hambat Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae Perlakuan Ekstrak Buah Mengkudu ( % ) Luas Zona Hambat (mm2) 0 0 ± 0 a 10 32,12± 0,18 b 20 48,76 ± 1,57 c 30 64,36 ± 1.22 d 40 98,50± 1,35 e 50 125,18 ± 1,88 f 60 152,98 ± 1,96 g 70 180,55 ± 1,45 h 80 228,57 ± 1,73 i BNT 0,01 = 5,9

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

sama artinya tidak

berbeda nyata pada uji

lanjut DMRT dengan α

(5)

ISSN 1829.586X 5 Mengkudu Terhadap Pertumbuhan Shigella dysenteriae

Dependent Variable: luas zona hambat

R Square=.998 (Adjusted R Squared= . 995)

Kemampuan ekstrak buah mengkudu dalam menghambat pertumbuhan bakteri ditunjukkan

dengan terbentuknya zona

hambat di sekitar kertas cakram. Zona hambat merupakan daerah bening di sekitar kertas cakram yang tidak ditumbuhi bakteri uji

karena pada kertas cakram

terkandung senyawa antibakteri. Semakin besar zona hambat yang terbentuk berarti kemampuannya sebagai antibakteri juga besar. Pada Tabel 2 terlihat adanya perbedaan nyata antar perlakuan ekstrak buah mengkudu terhadap

luas zona hambat yang

terbentuk. Pada konsentrasi 10% ekstrak buah mengkudu sudah dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Shigella dysenteriae.

Semakin tinggi konsentrasi

ekstrak buah mengkudu yang diberikan maka semakin besar

pula zona hambat yang

terbentuk. Pada perlakuan

konsentrasi 0% (kontrol negatif; hanya menggunakan aquabidest steril) tidak terbentuk zona

hambat. Aquabidest tidak

bersifat sebagai antibakteri.

Hasil dari penelitian

Purwantiningsih dkk (2014)

bahwa ekstrak buah mengkudu mengandung senyawa antibakteri yaitu flavonoid dan fenol. Kedua

senyawa tersebut efektif

menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli. Senyawa fenol dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara koagulasi protein dan lisis membran sel bakteri. Terjadinya lisis pada

membran sel mengakibatkan

kebocoran pada sel sehingga

metabolit esensial yang

dibutuhkan oleh mikroba keluar dari sel dan kemudian fenol di dalam sel akan merusak sistem kerja sel, merusak membran sitoplasma yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel

atau matinya sel,

mendenaturasikan protein dan asam-asam nukleat, menghambat sintesis asam nukleat dan protein. Senyawa fenol telah dipelajari

secara ekstensif sebagai

desinfektan yang mempunyai

aktivitas antibakteri berspektrum luas terhadap bakteri Gram positif Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model Intercept Perlakuan Error Total Corrected Total 4671.213(a) 3810.133 2041.092 .015 10529.457 2511.928 8 1 8 19 36 35 583.901 3810.133 255.136 .789 78.700 518.266 78.710 .000 .000 .000

(6)

ISSN 1829.586X 6

dan Gram negatif (Oliver dkk.,

2010). Menurut Rohman dkk

(2006), senyawa fenol yang

terdapat pada buah mengkudu

berkisar antara 5,94 sampai 36,52

gram setara asam galat/100 g bahan kering.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ekstrak buah mengkudu

memiliki kemampuan daya

hambat terhadap

pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.

2. Pada konsentrasi 10%

ekstrak buah mengkudu

sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella

dysenteriae, dan pada

konsentrasi 80% didapatkan zona hambat yang tertinggi.

3. Semakin tinggi konsentrasi

ekstrak buah mengkudu yang diberikan maka semakin besar pula zona hambat yang terbentuk.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa murni dan penelitian lanjutan secara in vivo

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2005.

Petunjuk Pemeriksaan

Mikrobiologi. Jakarta.

(http://www.depkes.go.id, diakses 10 Juni 2010).

Jawetz, E. 1995, Mikrobiologi

untuk Profesi Kesehatan. Edisi 20. EGC. Jakarta. Madigan MT., JM, Martinko.,

PV, Dunlap., dan Clark.

2008. Biology of

Microorganisms. 12th

edition. Pearson. San Francisco.

Oliver, SP., BE. Gillespie., MJ. Lewis., S. J. Ivey., R. A. Almeida., D. A. Luther., DL. Johnson., K. C. Lamar., HD. Moorehead and HH.Dowlen. 2010. Efficacy of a new Premilking Teat Disinfectant Containing a Phenolic Combination for the Prevention of Mastitis. J. Dairy Sci. 84: 1545-1549. Rarasandy, L. 2014. Bakteri Shigella dysenteriae Penyebab Penyakit Disentri. (http://www.biologiedukasi .com/2014/11/bakteri- shigella-dysenteriae-penyebab.html, diakses 10 Mei 2015).

(7)

ISSN 1829.586X 7 Rohman, A., S. Riyanto, dan D.

Utari. 2006. Aktivitas

Antioksidan, Kandungan

Fenol Total dan

Kandungan Flavonoid

Total Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu Serta Fraksi-fraksinya. Majalah Farmasi Indonesia 17: 136-142.

Usha, R., S. Sangeetha and P.

Palaniswamy. 2010.

Antimicrobial activity of

rarely known Species,

Morinda citrifolia, L.

Ethnobotanical Leaflet 14: 306-311.

Pelczar, MJ dan ECS, Chan.

2005. Dasar– Dasar

Mikrobiologi. Jilid II.

Penerjemah: Hadioetomo, RS., Tjitrosomo, SS., SL,

Angka,dan T, Imas.

Penerbit UI Press. Jakarta. Purwaningsih,TI., .Suranindyah.,

dan Widodo. 2014.

Aktivitas Senyawa Fenol Dalam Buah Mengkudu

(Morinda citrifolia)

Sebagai Antibakteri Alami

untuk Penghambatan

Bakteri Penyebab Mastitis. Buletin Peternakan Vol.

38(1): 59-64, Februari

Gambar

Tabel  2.  Luas Zona Hambat Ekstrak  Buah  Mengkudu  Terhadap  Pertumbuhan  Bakteri  Shigella dysenteriae  Perlakuan  Ekstrak Buah  Mengkudu   ( % )  Luas  Zona Hambat (mm 2 )  0          0 ± 0        a  10    32,12± 0,18   b   20    48,76 ± 1,57  c   30

Referensi

Dokumen terkait

Data kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan diperoleh dari hasil intersect , salah satu fitur analisis dalam arcGIS 9.3, antara polygon tutupan lahan dan

pemahaman konsep fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang dicapai peserta didik setelah memperoleh pengalaman belajar fisika melalui metode penemuan

bahawa setiap murid adalah unik dan belajar dengan cara yang berlainan. TKP membantu guru memahami motivasi murid dan kepentingan menggunakan pelbagai cara murid dapat

12 jenis tumbuhan yang dipilih baik oleh kijang dan tapir sebagai sumber pakannya, dan hanya 1 jenis tumbuhan yang dimakan kijang, 6 jenis tumbuhan yang dimakan

pendidikan, dan politik), dan pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, geografi, pendidikan, politik, dll. melalui kegiatan presentasi di depan kelas, tulisan

Jumlah Saham yang ditawarkan 412.981.464 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.

Melakukan estimasi parameter model regresi poisson bivariat dengan menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE) di mana nilai λ 0 merupakan fungsi dari

tidak semata-mata antroposentris, namun berupaya memahami individualitas dalam kerangka konteks hidupnya