• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M USIA 22 TAHUN DAN BAYI NY.M DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN F KOTA TANJUNGPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M USIA 22 TAHUN DAN BAYI NY.M DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN F KOTA TANJUNGPINANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M USIA 22 TAHUN DAN BAYI NY.M DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN F KOTA TANJUNGPINANG

Nurul Syazwani, Ani Mulyandari Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

anishafeea2@gmail.com ABSTRAK

Latar Belakang: Di Kota Tanjungpinang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih besar sehingga perlu adanya peran bidan dalam asuhan kebidanan yang diberikan secara komprehensif dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. Tujuan studi kasus ini untuk mengetahui asuhan komprehensif pada Ny. M dan Bayi Ny. M di BPM Bd. F Kota Tanjungpinang.

Metode: Menggunakan pendekatan studi kasus kepada Ny.M dan By. Ny. M diobservasi dari kehamilan sampai dengan keluarga berencana. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi fisik dan studi dokumentasi. Pengumpulan data dibantu dengan format asuhan kebidanan dan alat-alat penunjang pemeriksaan. Analisis dokumentasi dengan pola fikir varney dan dituangkan dalam bentuk SOAP.

HasiL: tinjauan kasus Ny. M pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi berlangsung normal tanpa adanya penyulit, dan dilaksanakan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

Kesimpulan: Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M dan By. Ny. M dilaksanakan sesuai dengan standar asuhan.

Kata Kunci : asuhan, kebidanan, komprehensif, bidan, tanjungpinang

PENDAHULUAN

Indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia antara lain menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, serta meningkatkan status gizi masyarakat dan angka harapan hidup waktu lahir. Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir. Antara lain melakukan penyuluhan perawatan berkala pada ibu hamil, melakukan kelas ibu hamil, kunjungan atau perawatan rumah pada ibu hamil melaksanakan asuhan kebidanan secara

Komprehensif untuk meningkatkan kompetensi bagi calon bidan.

Menurut World Health Organization (WHO) 2016 Jumlah angka kematian ibu (AKI) sangat tinggi didunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013 lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kelahiran serta persalinan.(WHO, 2016).

Berdasarkan data di Kota Tanjungpinang AKI mengalami peningkatan di tahun 2012 sampai

(2)

2014, yaitu tahun 2012 mencapai 85,39 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2013 sebesar 126,46 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2014 sebesar 192,85 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 AKI mengalami penurunan yaitu 122,85 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2016 tidak ada AKI. Pada tahun 2017 (Januari - 19 Desember 2017) AKI mencapai 54,88 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB tahun 2017 3,84 per 1.000 kelahiran hidup. (Dinkes Kota Tanjungpinang, 2017).

Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga dan organisasi kemasyarakatanMaka dari itu, upaya pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan continuity care.

METODE PENELITIAN

Dalam pelaksanaan kasus ini penulis menggunakan metode penelitian observasi deskriptif. Tempat pelaksanaan dilakukan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bd. F Kota Tanjungpinang pada bulan Mei sampai dengan Juli 2018. Subjek penelitian dalam kasus ini adalah Ny. M dan bayi Ny. M. Jenis data primer

dan skunder sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara,observasi dan pemeriksaan penunjang.

HASIL Kehamilan

Kunjungan pertama ( 9 April 2018) Subyektif : Ny. M umur 22 tahun. Ny. M mengatakan tidak ada keluhan. Obyektif : keadaan umum baik, TD: 100/70 mmHg, nadi: 70x/menit, RR: 20x/ menit, suhu: 36,7oC pemeriksaan fisik

baik,pemeriksaaan leopold I: bagian teratas perut ibu teraba bulat, tidak melenting, lunak yaitu bokong janin. Leopold II: bagian kanan perut ibu teraba lurus, memanjang seperti papan yaitu punggung janin dan bagian kiri teraba kecil-kecil yaitu ekstremitas janin. Leopold III: bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin dan masih bisa digoyangkan. Leopold IV: bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul. TBJ: 2,170 gram, DJJ: 137 kali/menit.

Analisa: Ny. M umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 34-35 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, preskep, puka, ibu dan janin dalam keadaan normal. Penatalaksanaan: 4) Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi untuk hamil KEK mengkonsumsi

(3)

makanan yg banyak mengndung protein yaitu, telur, ikan, tempe, tahu, sayuran, buah-buahan dan susu untuk ibu hamil. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang seminggu lagi

Kunjungan kedua (20 April 2018). Subyektif: Ibu mengatakan saat ini nyeri di bagian perut bawah. Obyektif: keadaan umum baik, leopaold I: bagian teratas teraba bokong janin, leopold II: bagian kanan teraba punggung janin dan bagian kiri teraba ekstremitas janin, leopold III: bagin bawah teraba kepala janin masih bisa di goyangkan, leopold IV: tidak dilakukan, DJJ: 156x/menit TBJ:2,325 gr.

Analisa: Ny. M umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 36-37 minggu janin hidup tunggal, intrauterine, preskep, puka, dengan kehamilan KEK. Penatalaksanaan: Memberikan ibu terapi obat vitamin B12, Paracetamol dan Kalk 1x1 untuk menambah energy pembentukan tulang.

Kunjungan ketiga (27 April 2018) Data subyektif: ibu mengatakan keluhan nya BAB cair 3 kali dengan warna kuning selama 3 hari. Data obyektif: keadaan umum baik, Leopold I: bagian teratas teraba bokong janin, Leopold II: bagian kanan teraba punggung janin dan

bagian kiri teraba ekstremitas janin Leopold III: bagian terbawah teraba kepala janin dan sudah tidak bisa digoyangkan, Leopold IV: posisi tangan divergen 2/5 bagian, DJJ: 144x/menit, TBJ: 2,790 gram.

Analisa: Ny. M umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38-39 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, preskep dengan kehamilan KEK dan keadaan janin baik. Penatalaksanaan: Memberitahukan ibu jauhi makan tinggi lemak, makanan pedas dan banyak mengkonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi karena diare banyak membuang cairan tubuh. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang seminggu lagi.

Kunjungan keempat (13 mei 2018). Data subyektif: Ibu mengatakan keluar air beserta lendir. Data obyektif: keadaan umum baik, Leopold I: bagian teratas teraba bulat, tidak melenting, lunak yaitu bokong janin Leopold II: bagian kanan teraba lurus, memanjang seperti papan yaitu punggung janin dan bagian kiri teraba kecil-kecil yaitu ekstremitas janin, Leopold III : bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin dan tidak bisa digoyangkan, Leopold IV: divergen penurunan kepala 4/5, TBJ: 2,790 gram, DJJ: 142 x/ menit.

(4)

Analisa :Ny. M umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39-40 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, preskep, puka, dengan kehamilan KEK dan keadaan janin baik Penatalaksanaan: Menganjrukan ibu untuk jalan-jalan kecil untuk mempercepat proses pembukaan. Menganjurkan ibu tarik napas dlam-dalam keluarkan dari mulut ketika kontraksi.

Persalinan

Kala I (13 Mei 2018) jam 07:00 WIB. Subyektif: Ny. M usia 22 tahun, Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir (vagina) dan sakit pinggang (06:30) belum ada keluar lendir dan darah, mules sejak jam 21:05 WIB. Obyektif: keadaan umum baik, TD: 100/70 mmHg, nadi : 78x/ menit, RR: 20x/menit, suhu: 36,6◦C, Leopold I : bagian teratas teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong, Leopold II: bagian kanan teraba lurus memanjang seperti papan yaitu punggung dan bagian kiri teraba kecil-kecil yaitu ekstremitas janin, Leopold III: bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala dan tidak bisa digoyangkan lagi, Leopold IV: kepala sudah masuk PAP yaitu 2/5 bagian dan posisi tangan divergen. DJJ: 142x/menit HIS: 2x/10”25”, pemeriksaan dalam : pukul 07:00 WIB,

pembukaan: 3 cm, Effecement: tipis, KK: utuh, penurunan: hidge II, persentasi: kepala(uuk).

Assesment: Ny. M umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu, janin hidup tunggal, intra uterin, puka, preskep dalam kala I fase laten

Perkembangan kala II (13 mei 2018) jam 19.30 WIB. Subyektif: Ibu mengatakan rasa mules nya semakin kuat ada nya dorongan untuk meneran seperti BAB. Obyektif: keadaan umum baik, TD: 100/80 mmHg, Nadi: 80x/ menit, RR: 22x/menit, suhu: 36,5◦C, pembukaaan: 10 cm, penurunan: hodge IV, portio: tidak teraba, ketuban: sudah pecah, jernih persentasi: kepala (UUK).

Assasment: Ny. M umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu, janin hidup tunggal, preskep, intrauterine, puka, inpartu kala II dengan keadaan normal. Penatalaksanaan: Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah memasuki masa persalinan.

Perkembangan kala III (13 mei 2018) Jam: 22:30 WIB. Subyektif: Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya , tetapi ibu masih merasa mules di perut bagian bawah. Obyektif: keadaan umum; baik, TFU: setinggi pusat, kontraksi: baik.

(5)

Assessment: Ny. M umur 22 tahun P1A0 dengan impart kala III. Penatalaksanaan: Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya , tetapi ibu masih merasa mules di perut bagian bawah.

Perkembangan kala IV (13 mei 2018) jam 00:30 WIB. Subyektif: Ibu mengatakan lemas dan kepala nya pusing. Obyektif: keadaan umum: baik, tekanan darah: 100/80 mmHg, kontraksi uterus: baik, TFU: 2 jari dibawah pusat. Asessment: Ny. M umur 22 tahun P1A0 inpartu dengan kala IV. Penatalaksanaan: membersihkan dan memakaikan ibu pakaian, memberikan ibu terapi obat, menganjurkan ibu makan dan minum sebagai pengganti energi. Nifas

Nifas pertama ( 14 Mei 2018). Subyektif: Ny. M umur 22 tahun, Ibu mengatakan perut nya mules dan nyeri di jahitan perinium. Data obyektif: keadaan umum : baik, kesadaran: composmentis, status emosional: stabil TD:110/70 mmHg, nadi: 80x/menit, RR: 22x/ menit, suhu: 36,7◦C. Assesment: Ny. M umur 22 tahun P1A0 dengan 2 jam

postpartum normal.

Penatalaksanaan: Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi dini seperti miring kiri dan kanan.

Nifas ke dua( 15 mei 2018). Data subyektif: Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada masa nifas. Data obyektif: keadaan umum baik, Kesadaran: Composmentis, Status Emosional: Stabil, Tanda vital : 120/70 mmHg. Assasment: Ny. M umur 22 tahun P1A0H1 6 hari postpartum dengan keadaan ibu baik. Penatalaksanaan: Memberitahukan ibu untuk sering mengkonsumsi makanan yang bergizi, seperti sayuran hijau, lauk pauk yang mengandung protein dan buah-buahan serta banyak meminum air putih, Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan.

Nifas ke 3 (04 juni 2018). Data subyektif: Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Obyektif: Keadaan Umum :Baik Kesadaran: Composmentis Status Emosional : Stabil Tanda Vital : 120/70 mmHg. Assessment: Ny. M umur 22 tahun P1A0H1 2 minggu postpartum dengan keadaan ibu baik. Penatalaksanaan: menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerah genetalianya dengan selalu membersihkannya dengan menggunakan sabun saat mandi atau sehabis BAK/BAB, Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua minggu lagi dan jika ada keluhan maka ibu

(6)

dianjurkan untuk segera ke pelayanan kesehatan terdekat. BBL

Kunjungan pertama ( 13 Mei 2018). Subyektif: bayi Ny M berjenis kelamin laki-laki. Obyektif: keadaan umum baik, nadi: 139x/menit, suhu: 36,8◦C, RR: 46x/menit. Assessment: Bayi Ny. M usia 1 jam jenis kelamin laki-laki dengan keadaan normal. Penatalaksanaan: Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya: Nadi: 139x/ menit, Suhu: 36,8oC, RR: 46x/ menit, BB: 2700 gr, PB: 50 cm dan JK: Laki-laki.

Kunjungan ke 2 ( 15 Mei 2018). Subyektif: tidak ada keluhan. Data obyektif: Nadi: 139x/menit, suhu: 36,8◦C, RR: 44x/menit. Assessment: Bayi Ny. M usia 6 jam jenis kelamin laki-laki dengan keadaan normal. Penatalaksanaan: menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Kunjungan ke 3 (27 Mei 2018) Data subyektif: tidak ada keluhan. Data obyektif: keadaan baik, nadi: 138x/menit, suhu: 36,7 ◦C, RR: 46x/ menit. Assessment: Bayi Ny. M usia 14 hari jenis kelamin laki-laki dengan keadaan normal.

Penatalaksanaan: Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi di pagi hari untuk menghindari kuning terjadi pada bayi.

Imunisasi

Imunisasi HB 0 tanggal (14 mei 2018) Jam : 08:30 WIB. Data subyektif: bayi Ny. M berjenis kelamin laki-laki. Data obyektif: Nadi: 126x/menit, RR: 38x/menit, suhu: 36,7◦C. Assessment: By Ny M umur 1 hari jenis kelamin laki laki dengan imunisasi HB 0.. Penatalaksanaan: Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaan bayinya sehat dan akan diberikan imunisasi hepatitis B.

Imuisasi BCG dan polio-1(11 juni 2018). Subyektif: bayi Ny. M jenis kelamin laki-laki. Obyektif: keadaan umum baik, Nadi: 148x/menit, RR: 44x/menit, suhu: 36,8◦C. Assessment: Bayi Ny. M umur 3 minggu jenis kelamin Laki-laki dengan imunisasi BCG dan Polio-1 dengan keadaan bayi baik. Penatalaksanaan: Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya Keadaan umum : baik, Nadi : 148x/ menit, RR : 44x/ menit, Suhu : 36,8oC, BB : 2900 gram, PB : 50 cm.

Keluarga Berencana

Tanggal 11 Juni 2018 dilakukan pengkajian data subyektif: Ny. M umur 22 tahun, Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi 3 bulan. Data obyektif: keadaan umum baik, TD: 100/70 mmHg, Nadi: 83x/menit, RR: 22x/menit, suhu: 36,6◦C

(7)

BB:42kg PB:155cm. Assessment: Ny. M umur 22 tahun P1A0H1 akseptor baru KB suntik 3 bulan. Penatalaksanaan menjelaskan kepada ibu bahwa alat kontrasepsi yang aman untuk menyusui tanpa menggunakan pil adalah KB suntik 3 bulan yang hanya mengandung hormone progeteron saja dan tidak mempengaruhi proses laktasi karena ibu sedang menyusui. PEMBAHASAN

Kehamilan

Menurut Teori pemeriksaan antenatal care dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan minimal selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. Kunjungan dianjurkan tiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu .tiap 2 minggu sampai usia 36 minggu dan tiap 1 minggu setelah kehamilan 36 minggu (Rukiah dkk, 2009).

Ny. M G1P0A0 usia 22 tahun datang ke BPM F. Kota Tanjungpinang ingin memeriksakan kehamilannya. Kunjungan kehamilan yang dilakukan Ny. M bisa dilihat dari dokumentasi buku KIA Ny. M, didapatkan ibu sudah melakukan kunjungan ANC sebanyak 4 kali di BPM F. Tanjungpinang, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.

Dari hasil pemeriksaan, Ny. M mengatakan bahwa berat badan Ny. M sebelum hamil yaitu 43 kg. Setelah dilakukan pemeriksaan secara objektif pada kunjungan pertama BB Ny. M yaitu 45 kg, pada kujungan kedua 48 kg, pada kunjungan ketiga dan keempat BB Ny. M mengalami kenaikan yaitu 54 kg, Menurut Dewi (2010) peningkatan BB normal untuk ibu hamil dengan IMT Normal berkisar 11,5 – 16 kg dan Ny. M mengalami kenaikan BB yaitu sebanyak 12 kg dan hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada kehamilan ini Ny. M tidak mendapat kan imunisasi TT, dikarenakan status imunisasi TT Ny. M sudah lengkap. Ny. M mendapatkan imunisasi TT 1 pada saat masih bayi, status TT 2 Ny. M saat SD kelas 1, dan status TT 3 Ny. M saat SD kelas 3, status TT 4 Ny. M sebelum menikah, status TT 5 Ny. M pada saat kehamilan pertamanya. Karena status TT Ny. M Sudah lengkap (TT5), maka imunisasi TT tidak diperlu diberikan lagi. Dari analisa penulis, Ny. M peduli dengan dirinya, dia rutin mengikuti program imunisasi TT sehingga status imunisasinya baik baik yaitu TT 5. Hal ini sesuai dengan teori, jika status TT sudah mencapai TT

(8)

5, maka lama perlindungannya seumur hidup (Sulistyawati A, 2011). Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan lapangan.

Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsumg dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Mira, 2012).

Menjelang akhir kehamilan Ny. M telah mengalami proses tanda-tanda persalinan seperti mules yang frekuensinya semakin sering, durasinya semakin lama, keluar darah bercampur lendir yang berjalan dengan normal. Menurut teori tanda dan gejala inpartu yaitu Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur (Frekuensi min. 2 kali dalam 10 menit), keluar lendir bercampur darah karena robekan kecil pada serviks, terkadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada (Kuswanti dan Mira, 2009). Penulis melibatkan keluarga atau suami, dan memberikan berupa dukungan serta mengizinkankan pada suami untuk mendampingi

selama proses persalinan berlangsung.

Pada Pukul 19:30 WIB dilakukan pemeriksaan kembali karena his semakin kuat dan intens, dan pembukaan menjadi 10 cm dengan penurunan 0/5 bagian disertai dengan pecahnya ketuban secara spontan dan bewarna jernih. Pada kala II Ny. R dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi yaitu 30 menit. Hal ini dikatakan normal karena Ny R adalah multigravida.

Pada kala IV penulis melakukan pemantauan dengan hasil TTV ibu dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah pusat, jumlah perdarahan dalam batas normal, kandung kemih kosong serta kontraksi uterus bagus dan keras. Selama pemantauan kala IV ibu mengatakan tidak ada keluhan hanya saja perutnya masih terasa mules. Menurut teori lahirnya plasenta selama 1-2 jam dilakukan ovservasi terhadap pendarahan pascapersalinan, tinggi uterus, kontraksi uterus, dan mengevaluasi kondisi ibu secara umum (APN, 2011). Penulis telah memberikan asuhan pada kala IV sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

(9)

Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu menurut teori kemenkes (2013). Pada kunjungan nifas penulis melakukan kunjungan pada 6 jam post partum, pemeriksaan nifas pertama ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan fisik dan kontrasi baik (fundus teraba keras), TFU 2 jari di bawah pusat lochea rubra, terdapat bekas luka jaitan perineum yang terlihat basah. Semua hasil pemeriksaan tidak ada kelainan dan tidak ada pendarahan.

Ny. M diberikan obat bundavin, diminum 1 kali sehari, amoxcilin antibiotic diminum 3 kali sehari, asam mefenamat, diminum 3 kali sehari dan kapsul vitamin A 2 kapsul (kapsul pertama diminum setelahmelahirkan, kapsul kedua diminum setelah 24 jam minum kapsul pertama).

Namun pada kunjungan keempat puting payudara Ny. M mengalami lecet sehingga Ny. M terlihat malas untuk menyusui bayinya. Namun penulis memberikan Asuhan dan pendidikan kesehatan cara perawatan payudara, posisi Menyusui yang benar serta

menganjurkan untuk

mengistirahatkan putting yang lecet agar tidak disusui sebelum sembuh. Bayi baru lahir(BBL)

Kunjungan pertama BBL di lakukan pada usia 6 jam setelah bayi lahir. Menurut Kemenkes RI (2013), kunjungan neonatal I pada 6-28 jam setelah bayi lahir. Bayi Ny M dalam keadaan normal, bayi lahir spontan menangis, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3700 gram, panjang badan 50 cm, warna kulit kemerahan, pengerakan aktif, tidak ada cacat bawaan dan tidak terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Kunjungan kedua dilakukan bersamaan dengan kunjungan nifas pada hari ke 7, tali pusat sudah lepas pada hari ke lima , bayi tampak sehat dan kuat menyusu. Pada Kunjungan ketiga yaitu 10 hari setelah bayi lahir, penulis menganjurkan agar bayi disusui secara adekuat dan dijemur pada pagi hari sekitar 15 menit di jam 6-7 pagi. Ny. M mengerti dan bersedia melakukan nya. Pada kunjungan ke empat yaitu 21 hari tidak ditemukan masalah apapun pada bayi dan Ny. M mengatakan bayinya sangat sering menyusui. Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

(10)

penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tahan terhadap penyakit penyakit yang sedang mewadah atau berbahaya bagi seseorang.

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis berat. Misalnya TB paru berat, imunisasi ini sebaiknya di berikan sebelum bayi berusia 2-3 bulan. Dosis untuk bayi kurang setahun adalah 0.05 ml dan anak 0,10 ml. Disuntikkan secara intracutan di daerah lengan kanan atas pada insersio musculus deltoideus. Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu penyuntikan biasanya akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang akan berubah menjadi pustula dan akan pecah menjadi luka dan hal ini tidak perlu pengobatan dan akan sembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan jaringan parut (Yulianti, 2012).

Keluarga Berenca (KB)

KB adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa acara atau alternative untuk mencegah atau pun menunda kehamilan. Cara-car tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga (Sulistyawati, 2011)

Ibu mengatakan tidak ingin hamil lagi dan ingin mengatur jarak kehanilannya ,ibu mengatakan telah memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Kb suntik 3 bulan ini diberikan setiap 3 bulan sekali, suntikan kontrasepsi mengandung hormone progesterone yang menyerupai hormone progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi.

KESIMPULAN

Asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, Nifas dan KB pada Ny. M di BPM Bd.F Kota Tanjungpinang Tahun 2018 berlangsung baik tanpa maslah. Asuhan kebidanan neonatus pada bayi Ny. M berlangsung normal dan tidak ditemukan adanya tanda bahaya dan penatalaksanaan diberikan sesuai dengan asuhan kebidanan.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi terbaru dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengantisipasi kegawatdaruratan dalam asuhan kebidanan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan ilmu kebidanan terkini.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

APN, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Jakarta: ECG

Mira, 2010. Asuhan Kebidanan Pada kehamilan. Jakarta : ECG Dinas Kesehatan Kota

Tanjungpinang.Data Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang 2017. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang; 2018

Kemenkes RI.2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Rukiyah, A.Y, Yulianti, L. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media.

Sulistyawati, A. 2011 Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. World Health Organization.Maternal

Mortality.Jakarta : Departemen Kesehatan

(http://www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 20 Juli 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan kehamilan yang bermutu sesuai dengan standar agar dapat melewati masa kehamilan dengan sehat, asuhan persalinan

Secara umum tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu sejak masa kehamilan,

Latar Belakang: Asuhan komperensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan sampai ibu memutuskan untuk

Dari data subyektif dan obyektif kunjungan II ini pelaksanaan yang akan dilakukan pada Ny.A diantaranya memberitahu ibu hasil pemeriksaannya, memberitahu ibu untuk

Penatalaksanaan 1 Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah dalam proses persalinan dengan keadaan janin baik Hasil : ibu dan keluarga merespon baik

A : P3023 calon akseptor AKDR P : Jam Penatalaksanaan 17.30 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu saat ini dalam keadaan normal Evaluasi : Ibu

Trianggulasi melalui sumber artinya membandingkan hasil dari wawancara dengan hasil pengamatan, membandingkan apayang dikatakan orang atau informan tentang situasi penelitian dengan